Anda di halaman 1dari 13

PENETUAN KETEBALAN RAMBUT DENGAN MENGGUNAKAN

DIFRAKSI SINAR LASER

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala


pada benda-benda di alam. Fisika memiliki ruang lingkup pembahasan
yang sangat luas. Salah satunya yaitu mengenai gelombang dan optik.
Gelombang merupakan getaran yang merambat melalui suatu medium.
Gelombang cahaya adalah energi berbentuk kasat mata dengan panjang
gelombang sekitar 380-750nm. Dimana salah satu sifat cahaya adalah
dengan mengalami suatu pembelokan arah pada saat melewati celah
sempit yang disebut dengan difraksi. Menurut Giancoli (2001), untuk
memahami timbulnya pola difraksi yaitu mengenelisis kasus penting dari
cahaya mono kromatik yang melewati celah sempit. Celah sempit
sejumlah besar celah paralel yang berjarak sama disebut kisi difraksi. Kisi
dapat dibuat dengan mesin presisi berupa garis-garis paralel yang sangat
halus dan teliti diatas pelat kaca. Jarak yang tidak tergores diantara garis-
garis tersebut berfungsi sebagai celah. Difraksi adalah peristiwa pelenturan
cahaya ke belakang penghalang, seperti misalnya sisi dari celah. Kita dapat
melihat difraksi cahaya melalui sela-sela jari yang dirapatkan dan
diarahkan pada sumber cahaya yang jatuh, misalnya pada lampu neon.
Biasanya efek difraksi ini sangat kecil, sehingga untuk melihatnya perlu
pengamatan yang cermat. Disamping itu kebanyakan sumber cahaya
berukuran agak lebar sehingga pola difraksi yang dihasilkan oleh satu titik
pada sumber lain saling bertindihan dengan yang dihasilkan oleh titik lain.
Sumber cahaya pada umumnya tidak monokromatik, pola difraksi dari
berbagai panjang gelombang akan saling bertumpangan sehingga efek
difraksinya semakin tidak jelas (Hastiani,2014). Selain itu, penelitian yang
dilakukan oleh (Kholifudin, 2017) dengan judul Sinar Laser Mainan

1
Sebagai Alternatif Sumber Cahaya Monokromatik Praktikum Kisi Difraksi
Cahaya menyatakan bahwa Semakin besar diperoleh jarak pola interferensi
maksimum pada layar sudut difraksinya semakin besar dan panjang
gelombang sinar laser sama. Ini menunjukan bahwa percobaan kisi difraksi
dapat menentukan besar panjang gelombang cahaya tampak misalnya sinar
laser mainan cahaya warna merah.
Berdasarkan uraian diatas, meskipun sudah dilakukan penelitian
tentang difraksi akan tetapi belum menjelaskan mengenai cara
menentukan ketebalan rambut dengan menggunakan difraksi dan
pengaruh besar sudut serta celah pada ketebalan rambut. Oleh karena itu
maka perlu dilakukan percobaan tentang Penetuan Ketebalan Rambut
dengan Menggunakan Difraksi Sinar Laser.

2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan Penetuan Ketebalan


Rambut dengan Menggunakan Difraksi Sinar Laser adalah untuk.
a. Untuk menentukan ketebalan rambut menggunakan sinar laser yang
ditembakan kerambut.
b. Untuk mengetehui cara pengukuran ketebalan rambut dengan
menggunakan sinar laser yang ditembakan ke rambut.

2
B. KAJIAN TEORI

Difraksi mengacu pada penyimpangan (defiasi) dari perambatan garis


lurus yang terjadi ketika suatu gelombang bergerak.ini biasanya sesuai
dengan pembelokan atau penyebaran gelpmbang pada tepi-tepi lubang dan
penghalang. Bentuk paling sederhana dari difraksi cahaya adalah fraunhofer
atau far-field. Difraksi ini diamati pada sebuah layar yang sangat jauh dari
lubang atau penghalang yang menggunakan arus gelombang-gelombang datar
yang datang (Bueche,2006).
Kisi difraksi digunakan untuk menentukan panjang gelombang
cahaya.Umumnya kisi difraksi yang digunakan dalam eksperimen siswa
adalah kisi difraksi standar. Penggunaan kisi difraksi standar dalam
menentukan panjang gelombang tampak. Kisi difraksi merupakan alat yang di
gunakan untuk mengukur panjang yang terdiri atas banyak celah sempit
dengan jarak yang sama pada permukaan datar (Prabawani,2017).
Gelombang yang membentuk pembatas mempunyai celah yang
ukurannya mendekati panjang gelpmbangnya, bagian dari gelombang yang
melintasi celah tersebut akan memancar keluar sehingga berdifraksi dan
masuk kesisi satunya melintasi batasan tersebut seperti Gambar 8.1 berikut.

Gambar 8.1 Cahaya Monokromatis Datang Difraksui


oleh Celah so

Gambar 8.1 menunjukan bahwa cahaya dari suatu sumber monokromatis

pada suatu jarak menerangi


s o pada layar A. Cahaya yang muncul

3
kemudian memancar melalui difraksi menyinari dua celah
s 1 dan s 2
pada layar B. Difraksi oleh cahaya kedua celah ini mengirim gelombang
dimana gelombang dan celah yang satunya pada layar C. Titik-titik pada layar
C membentuk barisan-barisan celah yang dapat dilihat pada pita cerah rumbai
(fringe) cerah dan memanjang melintasi layar. Wilayah gelap disebut pita
gelap, rumbai gelap dapat terlihat diantara pasangan-pasangan dari rumbai
cerah yang berdampingan (Hallyday,2010).
Interferensi konstruktif atau interferensi yang saling menguatkan
ditandai dengan garis terang pusat layar. Interferensi deskruktif atau
interferensi yang melemahkan ditandai dengan tanda gelap pada
layar.Interferensi kedua jenis ini dilukiskan dengan Gambar8.2 berikut.

Gambar 8.2 Interferensi Konstruktif dan Interferensi


Deskruktif

Interferensi konstruktif dirumuskan dengan persamaan


d sin θ = mλ ,m = 0, 1, 2, ..., ..............................................8.1
Interferensi deskruktif dirumuskan dengan persamaan
1
d sin θ = m+( ) 2
λ , m = 0 , 1 , 2 , .. . ,
.................................8.2
Nilai m disebut orde garis interferensi. Garis terang merupakan puncak atau
nilai maksimum dari intensitas cahaya, Sedangkan garis gelap merupakan
milai minimumnya. Untuk lebih jelasnya gelombang berjalan yang
mengalami interferensi konstruktif sama fase dan interferensi deskruktif beda
fase gelombang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 8.2 berikut.

4
Gambar 8.2 Dua Gelombeng Berjalan Yang
Mengalami Interferensi Konstruktif
dan Deskruktif
(Giancoli,2014)
Laser merupakan rwknologi baru dalam optic non linear yang
berperan penting dalam perkembangan teknologi pada zaman ini. Kepanjanga
dari laser itu sendiri adalah Light Amplification By Stimulate Emossion Of
Radiation. Laser menjelaskan proses penguatan cahaya oleh emisi radiasi
yang terstimulasi. Kelebihan berkas sinar yang dihasilkan memiliki sifat
koheren, monokromatik, terarah dan kecemerlangan tinggi. Sehingga banyak
diminsti dalam berbagai aplikasi. Komponen laser yang terpenting adalah
resonator, gelombang yang dihasilkan laser dibangkitkan dalam resonator
(Maghfiroh,2016).

C. METODE PRAKTIKUM

5
1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan Penetuan


Ketebalan Rambut dengan Menggunakan Difraksi Sinar Laser dapat
dilihat pada Tabel 8.1 berikut.
Tabel 8.1 Alat dan Bahan pada Percobaan Penetuan Ketebalan Rambut
dengan Menggunakan Difraksi Sinar Laser
No Alat dan Bahan Fungsi
1 Rel Presisi Sebagai tempat duduk dan mengatur jarak
Untuk mengukur jarak atau panjang dari terang
2 Mistar
pusat kepola terang dan pola gelap
3 Diafragma Untuk menempatkan rambut
4 Rambut Sebagai objek pengamatan
5 Statif Sebagai penyangga atau penjepit laser
6 Laser Sebagai sumber cahaya
Sebagai wadah untuk menangkap sinar yang
7 Layar
terdifraksi

2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan Penetuan Ketebalan


Rambut dengan Menggunakan Difraksi Sinar Laser adalah sebagai berikut.
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Merangkai alat dan bahan seperti pada Gambar 8.4 berikut

Gambar 8.4  Rangkaian Alat dan Bahan


Percobaan Penentuan Ketebalan
Rambut dengan Menggunakan
Difraksi Sinar Laser

c. Meletakan diafragma sehelai rambut dengan layar pada jarak 1 m


d. Mengektifkan laser dan menembakan sinar laser tepat mengenai
rambut sehingga sinar yang terdifraksi tampak jelas.

6
e. Menandai letak pusat terang,pola terang dan pola gelap pada orde
kelima dengan spidol pada layar.
f. Mengukur jarak antara pusat terang dengan pola terang dan pola gelap
dengan menggunakan mistar.
g. Mencatat hasil pengamatan pada tabel data pengamatan
h. Mengulang langkah c sampai g dengan jarak diafragma sehelai rambut
dan layar 0,8 m dan 0,5 m.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

7
1. Hasil

a. Data pengamatan
Data pengamatan yang diperoleh pada percobaan Penetuan
Ketebalan Rambut dengan Menggunakan Difraksi Sinar Laser dapat
dilihat pada Tabel 8.2 berikut.
Tabel 8.2 Data Pengamatan Percobaan Penetuan Ketebalan Rambut
dengan Menggunakan Difraksi Sinar Laser
No L (m) N(orde) 𝛌 (m) yTerang (m) yGelap (m)
1 1 5 532 × 10-9 0,032 0,028
2 0,8 5 532 × 10-9 0,025 0,022
3 0,5 5 532 × 10-9 0,018 0,016

b. Analisis data

Analisis data pada percobaan Penentuan Ketebalan Rambut dengan


Menggunakan Difraksi Sinar Laser adalah sebagai berikut
1) Mengukur sudut difraksi
a) Pola Gelap
y gelap
θ = Arc tan
ℓ( )
0,032
¿ Arc tan
01( )
¿ 1,833 °
b) Pola Terang
y gelap
θ = Arc tan
ℓ ( )
0,032
¿ Arc tan
1 ( )
¿ 1,604 °

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat


pada Tabel 8.3 berikut.

Tabel 8.3 Data Analisis Penentuan Besar Sudut θ pada Pola

8
Gelap dan Pola Terang
No L (m) n (orde) ygelap (m) yterang (m) gelap (°) terang (°)
1. 0,8 5 0,025 0,022 1,789 1,575
2. 0,5 5 0,018 0,016 2,062 1,832

2) Menentukan Ketebalan Rambut dengan Interferensi


a. Interferensi Minimum
1
( )
d sin θ = n+
2
λ

1
d=
( n+ ) λ
2
sin θ
1
d=
( )
5+ 532×10−9
2
sin 1 , 8330
2926×10− 9
d=
319 ,9×10−5
d = 9 , 147×10−4 m
b. Interferensi Maksimum
d sin θ=n⋅λ
n⋅λ
d=
sin θ
5 ( 532×10−9 )
=
sin ( 1,604 ∘ )
-9
266×10
¿
27,99×10 -5
¿ 9,503×10 -5 m

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat


pada Tabel 8.4 berikut.
Tabel 8.4 Data Analisis Ketebalan Rambut dengen Interferensi
No L (m) n ygelap (m) yterang gelap (°) terang (°) d min d max

9
(orde) (m) (m) (m)
-9 9,3752 9,676×
1 0,8 5 532 × 10 1,789 1,575 1,575
× 10-5 10-5
8,1322 8,322×
2 0,5 5 532 × 10-9 2,062 1,832 1,832
× 10-5 10-5

2. Pembahasan

Gelombang merupakan getaran yang merambat dengan membawa


energi. Dimana salah satu sifat gelombang adalah mengalami pembelokan
atau yang dinamakan difraksi. Difraksi adalah peristiwa pembelokan atau
pelenturan cahaya kebelakang penghalang atau celah sempit. Selain dapat
di belokkan, gelombang juga dapat di padukan atau digabungkan yang
dinamakan dengan interferensi. Interferensi adalah peristiwa
penggabungan atau perpaduan dua atau lebih gelombang yang koheren,
dengan menghasilkan gelombang baru. Interferensi terbagi menjadi dua
yaitu interferensi konstruktif (saling menguatkan) yang ditunjukan pola
terang dan interferensi destruktif (saling melemahkan) yang ditujukan
dengan pola gelap.
Percobaan penentuan ketebalan rambut dengan menggunakan
difraksi sinar laser dilakukan dengan memfariasikan jarak rambut ke layar
yaitu sebesar 1 m, 0,8 m, dan 0,5 m, dengan panjang gelombang

532×10−9 m dan terang gelap ke-5. Sehingga diperoleh nilai ygelap


berturut-turut sebesar 0,023 m, 0,025 m dan 0,018 m. Sedangkan untuk
nilai yterang sebesar 0,028 m, 0,022 m, dan 0,016 m. Dari hasil data
pengamatan diketahui bahwa jarak celah ke layar diperoleh semakin besar
jarak rambut ke layar maka semakin besar pula jarak dari terang pusat ke
garis gelap ke-5 maupun ke garis terang ke-5. Dan begitu pun sebaliknya.
Hasil analisis data yang di peroleh untuk pola gelap dan pola
terang untuk menentukan sudut difraksi yaitu pada pola gelap

berturut-turut sebesar 1,833 0 , 1,7890 , dan 2,062 0 sedangkan untuk

pola terang diperoleh 1,604 0 , 1,5750 , dan 1,8320 . Hasil ini

10
menunjukan bahwa semakin kecil jarak rambut ke layar maka semakin
besar sudut difraksi yang di peroleh. Begitupun sebaliknya semakin besar
jarak rambut ke layar maka semakin kecil sudut difraksi yang diperoleh.
Selain itu, penentuan ketebalan rambut ditentukan dengan interferensi.
Dimana hasil anali`sis data untuk interferensi minimum sebesar
9,1476×10-5 m, 9,3752×10-5 m, dan 8,1322×10-5 m. Sedangkan nilai
interferensi maksimum sebesar 9,9503×10-5 m, 9,676×10-5 m, dan
8,322×10-5 m. Hal ini menunjukan bahwa ketebalan rambut terdapat
sedikit perbedaan. Hasil ini dikarenakan semakin kecil jarak rambut
kelayar maka sinar laser akan mengalami penyimpangan yang semakin
besar.
Berdasarkan data pengamatan dan analisis data diketahui bahwa
pola gelap terang tertentu dari sifat difraksi gelombang yang ditembakan
pada sehelai rambut, sehingga mengakibatkan pembelokan arah rambat
gelombang. Pola gelap pada layar terbentuk akibat interfernsi destruktif
sedangkan pola terang dari interferensi konstruktif. Besar sudut
penyimpangan pola terang dan pola gelap hamper sama meskipun terdapat
sedikit perbedaan. Hal ini dapat di pengaruhi kekurang telitian penentuan
pola terang dan gelap orde ke-5. Secara teori penyimpangan pada pola
terang dan pola gelap adalah konstan walaupan jarak lintasan divariasikan
karena sifat laser yang koheren. Selain itu, penentuan ketebalan rambut
menggunakan sifat interferensi maksimum dan minimum telah sesuai
dengan teori ketebalan rambut dengan menggunakan difraksi sinar laser.
Penelitian yang dilakukan Oktavianus, dkk menyatakan bahwa ketebalan
rambut menggunakan laser berada diantara 0,11433 m ± 0,001584 mm.

11
E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperleh pada percobaan Penentuan Ketebalan


Rambut dengan Meggunakan Difraksi Sinar Laser adalah sebagai berikut.
a. Laser dapat digunakan untuk mengetahui ketebalan rambut hal ini
dilakukan dengan menggunakan difraksi sinar laser yang ditembakan
pada rambut, sehingga terbentuk garis atau pola gelap terang. Dengan
demikian persamaan difraksi interferensi maksimum dan minimum
diperoleh nilai tebal rambut berkisaran antara 0,00008322 ±
0,0000081322 m.
b. Cara mengukur ketebalan rambut menggunakan sinar laser yaitu
dengan menghitung nilai dari interferensi maximum dan interferensi
minimum.
2. Saran

Saran yang dapat diberikan pada percobaan Penentuan Keteballan Rambut


dengan Menggunakan Difraksi Sinar Laser adalah sebagai berikut.
a. Untuk laboratorium, agar melengkapi alat-alat praktikum yang masih
kurang agar praktikum berjalan dengan lancar.
b. Untuk asisten, agar tetap mempertahankan cara membawakan materi
yaitu tidak terlalu cepat sehingga praktikan bisa memahami materi yang
disampaikan.
c. Untuk praktikan, agar tetap menjaga kekompakan saat praktikum.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bueche, Frederick J dan Eugene Hecht. 2016. Fisika Universitas Edisi kesepuluh.
Jakarta: Erlangga.
Giancoli, Doglas C. 2014. Fisika Aplikasi dan Prinsip Edisi ketujuh Jilid Dua.
Jakarta: Erlangga.
Halliday, dkk. 2010. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid Satu. Jakarta: Erlangga.
Hastiani, Moh. Toifur. 2014.Pengukuran Indeks Bias Air Melalui Eksperimen
Kisi Difraksi Kping Compact Disc (CD). Jurnal Materi dan Pembelajaran
Fisika (JMPF). Vol. 4. No. 1. ISSN: 2089-6158.
Kholifudin, M. Y. 2017. Sinar Laser Mainan Sebagain Alternatif Sumber Cahaya
Monokromatik Praktikum Kisi Difraksi Cahaya. Jurnal Penelitian
Pembelajaran Fisika. vol. 8. No. 2. ISSN: 2086-2407, e-ISSN 2549-886X.
Maghfiroh, Nur Fitriatul, dkk. 2016. Analisis Karakteristik Ragam Gelombang
yang Dihasilkan Resonator Laser (Light Amplication by Stimulated
Emission of Rediation) dengan Hermit Gaussian Mode. Jurnal Fisika dan
Aplikasinya. Vol. 1. No. 1. ISSN: 2541-3384.
Wahyuni, Sri dan Arum Prabawani. 2017. Kisi Difraksi dengan Menggunakan
Batang Talas (Colocasia Esculenta). Journal of Creatifity Student. Vol. 2.
No. 1. ISSN: 2502-1958.

13

Anda mungkin juga menyukai