PENDAHULUAN
pertumbuhan teknologi, bisnis dan sistem perekonomian yang begitu pesat. Saat ini
berbagai bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, salah satu
pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses
pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan
(Nasution,2004:15).
yang sangat besar menuntut sebagian masyarakat melakukan mobilitas yang sangat
untuk menggunakan produk dan atau jasa yang ditawarkan dari sebuah perusahaan
transportasi. Kepuasan kosumen akan tercapai apabila kualitas produk atau jasa yang
diberikan oleh perusahaan sesuai dengan keinginan konsumen. Hal ini disebabkan
kualitas jasa sangat tergantung dari siapa dan bagaimana jasa itu diberikan
(Widyaningtyas, 2010).
1
Jasa transportasi pada saat ini merupakan suatu sarana yang tidak dipisahkan
untuk beraktivitas. Sedangkan alat transportasi itu dibedakan menjadi tiga yaitu alat
transportasi darat, alat transportasi laut, alat transportasi udara. Setiap jasa
memadai bagi konsumennya agar mereka puas terhadap jasa yang mereka rasakan
dan mereka mau menjadi pelanggan. Kualitas pelayanan juga memiliki hubungan
saja, tetapi perlu kita ketahui bersama ada juga yang berlangsung di Kota kendari
Sebagai Alat Transportasi Laut yaitu Kapal Muatan Penumpang (KMP) Rute
umum yang hadir sebagai akses untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya
pilihan Kapal Muatan Penumpang (KMP) dengan tarif yang sama, berbagai fasilitas
Transportasi laut yaitu suatu sistem pemindahan manusia atau barang yang
beroperasi dilaut dengan menggunakan alat sebagai kendaraan dengan bantuan tenaga
angkutan.
Kasus Pada Pengguna Kapal Muatan Penumpang Rute Laonti – Kendari dan
Kendari – Laonti).”
terhadap pengguaan jasa transportasi Laut (KMP) Rute Laonti – Kendari dan
Kendari – Laonti?”.
1.3. Tujuan Penelitian
pengguna jasa trasportasi laut (KMP) Rute Laonti – Kendari dan Kendari –
Laonti
pengguna jasa transportasi laut (KMP) Rute Laonti – Kendari dan Kendari
– Laonti
1. Manfaat praktis
disamping itu hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
2. Manfaat Teoritis
pengetahuan atau sebagai bahan kajian rujukan bagi penelitian lebih lanjut
transportasi laut.
3. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi suatu pengalaman berharga bagi peneliti
dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh peneliti selama mengikuti
Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, maka tulisan ini dibatasi dengan
3. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
berikut:
BAB I. Pendahuluan
Metode penelitian yang tersusun mulai teknik pengumpulan data dan dari segi
Pada bab ini menguraikan analisis dan perhitungan pengolahan data dari hasil
Pada bab ini adalah merupakan penutup dari sub-sub bab sebelumnya yang
membahas tentang kesimpulan dari hasil analisa data, dan memberikan saran-
TINJAUAN PUSTAKA
tentang pengkuruan kepuasan dalam buku-buku pemasaran pun pada umumnya juga
Melalui survei, pihak penyedia produk jasa akan memperoleh tanggapan dan umpan
balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga memberi tanda positif
bahwa penyedia produk jasa telah memberikan perhatian kepada para pelanggan.
(harapan) tentang produk dan performance (kinerja) dari produk maka ada dua hal
yang harus dibahas yaitu expected quality (mutu yang diharapkan) dan perceived
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
10
pelanggan terhadap apa yang akan terjadi atau harapan konsumen akan kinerja sebuah
angkutan umum sebagai pengganti angkutan pribadi. Pengguna jasa yang puas akan
(Santoso,2010).
tergantung pada relatif kinerja produk bagi harapan pembeli. Seorang konsumen
mungkin mengalami berbagai tingkat kepuasan. Bila kinerja produk sesuai dengan
harapan, maka konsumen akan amat puas.Kinerja transportasi angkutan umum rendah
prioritas dari ekspektasi atau keinginan masyarakat pengguna jasa transportasi adalah
teman dan rekan, pemasar harus berhati-hati menetapkan tingkat harapan yang tepat,
bila mereka menetapkan harapan yang terlalu rendah, mereka akan memuaskan orang
yang membeli tetapi gagal menarik pembeli dalam jumlah besar. Sebaliknya, bila
mereka menaikkan harapan terlalu tinggi, kemungkinan besar pembeli merasa tidak
puas.
Kotler yang dikutip oleh Tjiptono (2011:40) lebih lanjut mendefinisikan bahwa
kepuasan konsumenadalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari
perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan. Lebih
lanjut Rangkuti (2012: 29) mendefinisikan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan
konsumen mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil
yang dirasakan. Pengertian ini dapat diterapkan dalam penilaian kepuasan atau
kepuasan merupakan prediksi harapan atau kepercayaan pelanggan terhadap apa yang
akan terjadi atau harapan konsumen akan kinerja sebuah produk dan kenyataannya
1. Kualitas produk
conformance, durability, dan consistency. Konsumen akan merasa puas bila hasil
2. Kualitas pelayanan
Pelanggan akan merasa puas apabila pelayanan yang baik yang sesuai dengan
3. Faktor emosional
Kepuasan konsumen yang diperoleh pada saat menggunakan suatu produk yang
berhubungan dengan gaya hidup. Kepuasan pelanggan didasari atas rasa bangga,
yang relatif besar. Harga yang murah akan memberikan kepuasan bagi pelanggan
yang sensitif terhadap harga karena mereka akan mendapat value for money yang
tinggi.
5. Kemudahan
Komponen ini berhubungan dengan biaya untuk memperoleh produk atau jasa.
Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam
yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk menilai kepuasan terdiri dari :
eksistensinya kepada pihak eksternal yang meliputi fasilitas fisik (gedung, dan
penampilan pegawainya.
pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja yang harus
sesuai dengan harga pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang
sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan
memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan dengan
penjualan jasa :
digunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan konsumen dan
pelanggan, yaitu:
menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para
Media yang digunakan bisa berupa kotak saran yang ditempatkan di lokasi-lokasi
strategis (yang mudah dijangkau atau sering dilewati pelanggan), kartu komentar
(yang diisi langsung maupun yang dikirim via pos kepada peruahaan), saluran
perusahan.
membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu
terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan
selanjutnya.
survei, baik survei melalui pos, telepon, e-mail, website, maupun wawancara
langsung.
Menurut Cronin J. Josep Jr. dan Steven A. Taylor dalam penelitian Wahju
layanan yang dirasakan (percieved service) dan variabel layanan yang diharapkan
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan landasan faktor
materi melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi
menyediakan segala sesuatu yang diperlukan orang lain. Ahli lain yaitu Batinggi
(2010:73) mengatakan bahwa pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai
Pengertian konsumen yang lebih luas akan tercipta apabila pelayanan berkualitas
pelanggan adalah vital. Ini berarti bahwa tidak hanya harus menarik klien atau
bahwa dengan adanya pelayanan yang berkualitas akan diperoleh suatu keuntungan
yang kompetitif dan bisa mempertahankan apa yang telah diperoleh sebelumnya.
Jasa adalah salah satu jenis produk yang mempunyai ciri khas yaitu tidak
cara atau pemberian servis untuk memberikan kemudahan bagi konsumen dalam
psikologi.
mengemukakan bahwa jasa adalah aktivitas dan manfaat yang ditawarkan oleh satu
pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tanpa wujud dan tidak menghasilkan
kepemilikan apapun.
kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada
dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi
jasa tersebut.
memenuhi kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan produk atau jasa lain.
adalah suatu jenis produk yang ditawarkan oleh produsen (pemasar) kepada
konsumen, dimana produk tersebut tidak berwujud, dan tidak dapat dimiliki, namun
Jasa tidak berbeda dari jenis produk lainnya yaitu barang, jasapun mempunyai
1. Tak berwujud
Sifat jasa tak berwujud (service intangibility) artinya jasa tidak dapat dilihat,
dikecap, dirasakan, didengar atau dicium sebelum dibeli. Misalnya, orang yang
akan menjalani bedah plastik tidak dapat melihat hasilnya sebelum melakukan
kecuali tiket dan janji untuk menerbangkan dengan selamat ke tujuan mereka.
Untuk mengurangi ketidak pastian, pembeli mencari tanda dari kualitas jasa.
2. Tak terpisahkan
Jasa tak perpisahkan (service inseprability) berarti bahwa jasa tidak dapat
dipisahkan dari penyedia, entah penyedia itu manusia atau mesin. Bila karyawan
jasa menyediakan jasa karyawan, maka karyawan adalah bagian dari jasa.
Karena pelanggan juga hadir ketika jasa itu diproduksi, interaksi penyedia jasa.
3. Keanekaragaman
Keanekaragaman jasa (service variability) berarti kualitas jasa tergantung pada
disediakan.
Jasa tak tahan lama (service perishability) artinya jasa tidak dapat disimpan untuk
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia
aktivitas sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan
transportasi lainnya.
atau kendaraan dari dan ke tempat-tempat yang terpisah secara geografis. Menurut
mengangkut sesuatu dari suatu tempat ketempat lain. Sedangkan menurut Bowersox
(2011), transportasi adalah perpindahan barang atau penumpang dari suatu tempat ke
tempat lain, dimana produk dipindahkan ke tempat tujuan dibutuhkan. Dan secara
umum transportasi adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu (barang dan/ atau
barang) dari suatu tempat ke tempat lain, baik dengan atau tanpa sarana. Penyediaan
fasilitas yang mendukung pergerakan yang cepat, aman, nyaman dan sesuai
kebutuhan akan kapasitas angkut dengan menyesuaikan dengan jenis moda yang
digunakan.
transportasi adalah perpindahan orang dan barang dari satu tempat asal ke tempat
tujuan Kondisi geogarfis yang beragam, serta teknologi transportasi yang terus
berkembang, maka jenis-jenis sarana dan prasarana tertentu akan sesuai untuk suatu
atau memindahkan muatan (barang dan orang) dari suatu tempat ke tempat lain, atau
dari tempat asal ke tempat tujuan. Tempat asal dapat merupakan daerah produksi, dan
tempat tujuan adalah daerah konsumen (atau pasar). Tempat asal dapat pula
tempat bekerja, kantor, sekolah, kampus, rumah sakit, pasar, toko, pusat perbelanjaan,
hotel, pelabuhan, bandara udara, dan masih banyak sekali yang lainnya, ataupun
dalam arah sebaliknya, yaitu tempat tujuan merupakan tempat asal dan tempat asal
daerah produksi dan pasar, atau dapat dikatakan mendekatkan daerah produksi dan
perekonomian, ada yang mengatakan bahwa (1) transportasi itu merupakan urat nadi
penghematan waktu perjalanan yang sangat signifikan. Ada pula slogan yang
sejak dari dahulu, mulai dari masyarakat primitif hingga menyusuri sungati
menggunakana rakit atau sampah, tetapi dalam zaman modern sekarang ini manusia
dan kecepatan tinggi. Pada permulaan abad ke-19 telah diketemukan sarana angkutan
mobil (kendaraan bermotor), dan pada abad ke-20 telah digunakan pesawat udara
yang berkecepatan tinggi dan berdaya muat besar, menghubungkan kota-kota besar
antar benua.
mempunyai peranan penting dan semakin bertambah penting, sejak zaman primitif
sampai zaman modern sekarang ini, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
transportasi itu setua peradaban manusia, setua dengan keberadaan manusia didunia
(L.A Scumen,1986).
Menurut Undang Undang No.22 tahun 2009, yang disebut kendaraan adalah
suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas Kendaraan Bermotor dan Kendaraan
Tidak Bermotor. Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel
oleh tenaga manusia dan/atau hewan. Kendaraan merupakan sarana angkutan yang
penting dalam kehidupan modern ini karena dapat membantu manusia melaksanakan
cepat, selamat dan hemat sekaligus menunjang nilai aman dan nyaman (Soesantiyo,
2015).
2.4.3. Moda Transportasi
Definisi dari moda adalah jenis-jenis sarana transportasi yang tersedia untuk
melakukan perjalanan. Pemakai jalan adalah semua bentuk moda angkutan, baik yang
berupa kendaraan bermotor seperti: mobil, mikrolet, bis, truk, truk gandengan, semi
trailer dan trailer maupun tidak bermotor seperti: kereta dorong, dokar, sepeda, becak
a. Perencanaan Transportasi
barang dapat bergerak atau berpindah tempat dengan aman dan murah. Pada
kenyataannya, ada juga unsur “cepat” sehingga, dituntut harus murah, aman
dan cepat. Bahkan untuk memindahkan manusia harus pula nyaman, oleh
2. Pemodelan Transportasi
jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan
jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu zona atau tata guna lahan.
interaksi antara tata guna lahan, jaringan transportasi dan arus lalu lintas.
Dalam interaksi antara dua tata guna lahan atau lebih di suatu wilayah,
perjalanan, baik antar tata guna lahan ataupun inter tata guna lahan.
yang digunakan. Jika terdapat lebih dari satu moda, maka moda yang
atau teraman, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Selain itu, faktor
model dapat digunakan untuk meramalkan pemilihan moda dengan nilai berubah
hanya dua buah moda yang digunakan (umum atau pribadi). Ini disebabkan oleh
keandalan atau ketersediaan mobil pada saat diperlukan. Pemilihan moda juga
merupakan bagian yang terlemah dan tersulit dimodelkan dari keempat tahapan
Faktor berikut ini diyakini akan sangat mempengaruhi pemilihan moda yaitu:
4) Pendapatan
b. Ciri pergerakan:
1) Tujuan pergerakan
3) Jarak perjalanan
a) Waktu perjalanan
b) Biaya transportasi (tarif, biaya bahan bakar, dan lainnya)
Beberapa ciri yang dapat mempengaruhi pemilihan moda adalah jarak daripusat
kota dan kepadatan penduduk. Model pemilihan moda yang baik harus
2) Tujuan pergerakan
penduduk yang semakin banyak, semakin banyak jenis dan macam kebutuhannya.
Bukan saja kebutuhan dasar (pangan, sandang dan papan), tetapi meliputi berbagai
kebutuhan yang bersifat non dasar tetapi sangat penting, seperti pelayanan
jaminan sosial. Masih ada kebutuhan non dasar yang bersifat kurang penting
penduduk perkotaan dang angkutan barang, yang merupakan unsur penting dalam
terselenggara secara efektif dan efisien meliputi karakteristik, yaitu : (1) lancar atau
cepat (speed), (2) aman atau selamat (safety), (3) berkapasitas (capacity), (4)
dilaksanakan dalam frekuensi yang memadai (frequensy), (5) teratur (regularity), (6)
murah (reasonabel cost) atau harga terjangkau (affordable price), untuk angkutan
barang. Sedangkan untuk angkutan penumpang, karakteristik (1) sampai (8) harus
ditambah satu yaitu karakteristik ke (9) kenyamanaan (comfort). (Rahardjo dan Sakti,
25-26, 2011)
pada kasus yang memunyai lebih banyak peubah bebas dan parameter b. Hal ini
sangat diperlukan dalam realita yang menunjukkan bahwa beberapa peubah tata guna
(1.69) memperlihatkan bentuk umum metode analisis regresi linear berganda. (Ofyar
Z. Tamin, 25,2003)
Y= A + B1 X1 + B2 X2 + BZ XZ (1.69)
merupakan nilai yang didapat dari haisl survei tanpa kesalahan berarti.
2. Perubah tidak bebas (Y) harus mempunyai hubungan korelasi linear dengan
peubah bebas (X). Jika hubungan tersebut tidak linear, transformasi linear harus
dilakukan, meskipun batas ini akan mempunyai implikasi lain dalam analisis
residual.
3. Afek peubah bebas ada peubah tidak bebas merupakan penjumlahan, dan harus
4. Variasi peubah tidak bebas terhadap garis regresi harus sama untuk semua nilai
peubah bebas.
5. Nilai peubah tidak bebas harus tersebar normal atau minimal mendekati normal
6. Nilai peubah bebas sebaiknya merupakan besaran yang relatif mudah
diproyeksikan
BAB III
METODE PENELITIAN
Kota Kendari.
3.2.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah masyarakat pengguna angkutan umum di Kota
Kendari dengan jumlah yang belum diketahui secara pasti (bersifat infinitive).
3.2.2. Sampel
populasi bersifat homogen, yaitu setiap populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk menjadi sample, pengambilan sample dilakukan secara acak dan kebetulan
Jumlah sampel yang gunakan untuk pengguna Taksi karena tidak diketahui
besarnya pengguna Taksi yang bersifat Infinitife Population ( Populasi yang tidak
(𝑍α/2)2 𝑝𝑞
𝑛 ≥ …………………………………………………(3.1)
𝑑2
Dengan :
q : 1-p
1,962 𝑥0,5𝑥0,5
𝑛 ≥ = 384,16 = 384
0,052
Sehingga sampel yang akan digunakan untuk pengguna Taksi yaitu sebanyak
384 sampel.
sifat atau nilai, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada
indikator tingkat kepuasan konsumen dalam hal ini adalah pengguna Taksi yang
1. Tangibles
2. Reliability
3. Responsiveness
4. Assurance
5. Emphaty
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner. Langkah
disusun dengan menggunakan skala likert. Pertanyaan jawaban di dalam skala likert
Dimana :
Sumbu mendatar (X) diisi oleh skor tingkat pelaksanaan, sedangkan sumbu
tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan, dalam penyederhanaan rumus,
maka setiap faktor yang mempengaruhi kinerja parkir ditunjukan pada persamaan 3.3
dan 3.4
∑ 𝑥𝑖
𝑋̅ = ..........................................................................................................3.3
𝑛
∑ 𝑌𝑖
𝑌̅ = ..........................................................................................................3.4
𝑛
Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian
yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X,Y),
simbol X merupakan rata-rata dari skor tingkat pelaksanaan atau kepuasan pengguna
seluruh faktor atau atribut, dan Y adalah rata-rata dari skor tingkat kepentingan
∑𝑛 ̅̅̅̅
𝑖=1𝑋𝑖
Q= 𝑘
........................................................................................................3.5
∑𝑛 ̅̅̅
𝑖=1𝑌𝑖
Q= ........................................................................................................3.6
𝑘
Dimana:
Kuadran I Kuadran II
(Pertahankan
Kepentingan (Y)
(Prioritas Utama)
Prestasi)
Merupakan yang memuat faktor yang dianggap penting oleh pengguna namun
pada kenyataannya belum sesuai seperti yang diharapkan pengguna jasa. Atribut
Merupakan wilayah yang memuat faktor yang dianggap penting oleh pengguna
dan sudah sesuai dengan yang dirasakan sehingga tingkat kepuasan lebih relatif
pertahankan.
Merupakan wilayah yang memuat faktor yang dianggap krang penting dan
kinerja pelayanan. Untuk mengetahui besarnya CSI, maka dapat dilakukan langkah-
Pertama, menentukan Mean Importance Score (MIS). Nilai ini berasal dari rata-
Dimana:
n = Jumlah konsumen
Yi = Nilai kepentingan produk layanan Y ke-i
Kedua, membuat Weight Factors (WF). Bobot ini merupakan persentase nilaiMIS
Ketiga, membuat Weight Score (WS). Bobot ini merupakan perkalian antara WF
Di mana:
Pada umumnya, bila nilai CSI di atas 50 persen dapat dikatakan bahwa
pengguna sudah merasa puas sebaliknya bila nilai CSI di bawah 50 persen pengguna
belum dikatakan puas. Nilai CSI dalam penelitian ini dibagi ke dalam lima kriteria
mulai dari tidak puas sampai dengan sangat puas. Kriteria ini mengikuti modifikasi
kriteria yang dilakukan oleh PT. Sucofindo dalam melakukan Survei Kepuasan
Pelanggan.
0,66-0,80 Puas
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variabel yang
Office Excel 2013 dan analisis statistik dengan menggunakan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution) for windows dengan analisis sebagai
berikut:
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
berikut:
a. Menentukan nilai r tabel Nilai r tabel dapat ditentukan dari tabel r
b. Menentukan r hasil r hasil untuk tiap variabel bisa dilihat pada kolom
2) Jika r hasil tidak positif, r hasil <r tabel, maka variabel tersebut tidak
valid.
berikut:
b. Menentukan hasil r
1) Jika r ALPHA positif dan r ALPHA >r tabel, maka variabel tersebut
reliabel.
2) Jika r ALPHA tidak positif dan r ALPHA >r tabel, maka variabel
Uji asumsi klasik merupakan uji prasyarat jika menggunakan analisis regresi
a. Uji Normalitas
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik parametris
karena data yang akan diuji berbentuk rasio. Karena akan menggukanakan
statistik parametris, maka setiap data pada setiap variabel harus diuji dulu
normalitasnya. Bila data setiap variabel tidak normal, maka pengujian tidak
jika signifikansi lebih dari pada 0,05 maka residual terdistribusi secara
normal.
b. Uji Multikolinearitas
independen.
lain dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance.
Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1, maka
c. Uji Autokorelasi
waktu (Time Series Data) atau dalam rangkaian ruang (cross section).
dalam suatu model regresi adalah varian sampel tidak dapat digunakan
DW).
d. Uji Heteroskedastisitas
dari residu observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika varian
signifikasi antara variabel independen dengan residual leih dari 0,05, maka
e. Koefisien Determinasi
Sirafin, L,2015).
variabel tidak bebas dengan dua atau lebih variabel bebas. Keuntungan menggunakan
keandalannya.
sebagai berikut:
𝑌 = 𝑎 + b1 X1 + b2 X2 + . . . . +bnXn … … … … … … … … … … …3.12
Keterangan:
Y : intensitas pergerakan
a : nilai konstanta
sebagai berikut:
terhadap variabel terikat dari unsur logika, sehingga model persamaan yang
Bilai nilai t hitung > t tabel atau nilai signifikan < α = 0,05 berarti variabel
Sebaliknya bila nilai t hitung < 1 tabel atau nilai signifikan >α = 0,05 berarti
terikat.
Bila nilai F hitung > F tabel atau nilai signifikan <α = 0,05 berarti variabel
Sebaliknya bilai Nilai F hitung < F tabel atau nilai signifikan <α = 0,05 berarti
variabel bebas tidak mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel
terikat.
4. Uji Korelasi
ini dapat diketahui tingkat hubungan sesama variabel bebas dann hubungan
antara variabel tak bebas dengan variabel bebas yang mana sangat berguna
variabel bebas tidak boleh ada korelasi atau harus memiliki nilai korelasi
dan variabel tak bebas harus memiliki korelasi yang kuat dalam suatu
Analisis Data
A B C
Analisis Regresi
Linear Berganda
Model Persamaan
tingkat kepuasan
Uji Regresi
Berganda:
Aljabar tanda, Uji t,
Uji F, Uji Kolerasi
Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian
yang dirasakan atas pelayanan jasa angkutan Taksi yang diamati dari indikator :
sopir Taksi.
perjalanan
6. Empathy persepsi kepusan responden terhadap sikap empati sopir Taksi pada
penumpang.
BAB IV
jasa taksi di wilayah Kota Kendari. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa dari seluruh penduduk yang berada di Kota Kendari yang menggunakan taksi
tersebut maka jumlah pengguna taksi yang menjadi sampel pada penelitian ini yaitu
Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk
berikut ini, diketahui 37 responden dari 384 responden secara keseluruhan yang
berada pada rentang umur 13-17 tahun, dapat dilihat pada tabulasi data pada
lampiran 2.
37
= 384 × 100 %
= 9,64%
51
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
oleh umur 23-27 tahun sebanyak 88 responden (22,92%), umur 18-22 tahun sebanyak
Tingkat pendidikan merupakan salah satu merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pola pikir dan tindakan. Pendidikan merupakan salah satu indeks
tidak bersifat langgsung artinya, pendidikan lebih berkaitan erat dengan pendapatan
otomatis dan berlaku absolut tapi dapat dianggap mewakili kondisi nyata.
terakhir dapat dijabarkan sebagai berikut ini, diketahui 13 responden dari 384
13
= 384 x 100%
= 3,39%
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa pengguna taksi di Kota Kendari pada umumnya
umum taksi.
hasil penelitian mata pencaharian pengguna taksi bervariasi antara satu dengan yang
dijabarkan sebagai berikut ini, diketahui 45 responden dari 384 responden secara
keseluruhan yang memiliki mata pencaharian pegawai swasta dapat dilihat pada
45
= 384 x 100%
= 11,72%
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3. Karakteristik Pengguna Taxi Menurut Pekerjaan
No Pekerjaan Responden Persentase
(Orang) (%)
1. Pegawai Swasta 45 11,72
2. Dosen 12 3,13
3. Honorer 16 4,17
4. Ibu Rumah Tangga 22 5,73
5. Mahasiswa 76 19,79
6. PNS 78 20,31
7. Wiraswasta 73 19,01
8. Wirausaha 24 6,25
9. Pelajar 30 7,81
10. TNI/POLRI 5 1,30
11. Pengusaha 3 0,78
Jumlah 384 100,00
Sumber : Hasil Analisa Data, 2016
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa pengguna taksi terbanyak adalah PNS yaitu
adalah menggunakan taksi adalah pengusaha. Hal ini disebabkan para pengusaha
taksi.
mempengaruhi kepuasan pengguna taksi, dalam penelitian ini terdapat dua penilaian
yang diwakili oleh huruf X dan Y, huruf X merupakan skor tingakat kinerja
taksi.
berikut :
Xi = 1,152 merupakan jumlah dari seluruh nilai pada Tangibles (Xi) untuk
𝑋𝑖
Tki = 𝑌𝑖 𝑥 100%
1152
= 1293 𝑥 100%
= 89,10%
kepuasan pengguna jasa parkir yaitu indikator kondisi fisik taksi sebesar 89,10% dan
terendah indikator biaya/tarif yang sesuai pelayanan yaitu sebesar 72,89%. Tingkat
pengguna kesesuaian harapan atau kepuasan pengguna taksi secara keseluruhan rata-
rata 82,46% tingkat kesesuaian kurang dari 100% menunjukkan bahwa kinerja taksi
Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang
dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y), simbol X
pengelompokan kinerja sopir taksi yang dibagi ke dalam empat kuadran yaitu
kuadran I (prioritas utama), kuadran II (pertahanan prestasi), kuadran III berlebih dan
(Xi) untuk kinerja (Yi) kemudian dibagi 384 responden, yang datanya
𝑌𝑖
𝑋̅ =
384
1152
𝑋̅ =
384
= 3,00
𝑌̅ = 3,37, merupakan nilai rata-rata dari jumlah seluruh nilai pada Tangibles
𝑌𝑖
𝑌̅ =
384
1293
𝑌̅ =
384
= 3,37
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel kerikut :
Tabel 4.5. Posisi Indikator IPA
Rata-rata Rata-rata
KUADRAN
No. Indikator Kinerja Kepentingan
𝑿̅ 𝒀̅ I II III IV
A B C D F F H
1. Persepsi tentang kondisi 3.00 3.37
fisik taksi √
2. Persepsi tentang 2.81 3.36
pembacaan meter/argo √
3. Kemampuan memberikan 3.00 3.67
pelayanan terbaik √
4. Persepsi tentang tingkat 3.06 3.59
kepercayaan dari
pengguna terhadap sopir √
taksi
5. Kecekatan dan ketepatan 2.68 3.61
waktu sopir taksi dalam
√
menjemput pengguna
setelah pembookingan
6. Kecekatan dan ketepatan 2.99 3.73
waktu menuju tempat √
tujuan pengguna
7. Keamanan penumpang 3.12 3.70
√
pada saat perjalanan
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa posisi indikator dalam empat kuadran diagaram
kartesius dengan garis pembagi adalah rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja, rata-
rata tingkat kepentingan pengguna taksi 2,97 dan rata-rata kinerja sopir taksi sebesar
3,60. Penilaian tingkat kepentingan dan kinerja dalam hal ini pengguna taksi akan
memiliki perspktif yang berbeda-beda dengan apa yang dirasakan, dalam penelitian
ini pengguna taksi melakukan penilaian terhadap indikator kinerja pelayanan taksi,
sehingga yang akan diambil dalam merupakan suatu keinginan atau harapan
dari nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja pelayanan taksi dengan tujuan
Kecekatan dan ketepatan waktu sopir taksi dalam menjemput pengguna setelah
pembookingan
Pembacaan meter/argo
Gambar 4.1.
berikut:
Indikator yang terletak pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai dengan
harapan indikator yang anggap penting oleh pengguna taksi adalah kecekatan dan
ketepatan waktu menuju tempat tujuan pengguna. Beberapa hal yang perlu
sehingga tercipta efisiensi waktu dan biaya bagi sopir disatu disisi dan disisi lain
Indikator yang terletak pada kuadran ini dianggap telah sesuai dengan kenyataan
yang dirasakan oleh pengguna taksi sehingga tingkat kepuasan tinggi. Indikator
yang termasuk kedalam kuadran ini harus tetap dipertahankan kerena indikator
taksi yang dapat dipertahankan persepsi tentang kondisi fisik taksi, persepsi
pembookingan dan biaya tarif yang sesuai pelayanan. Beberapa hal yang perlu
kinerja pelayanan sopir taksi yang dapat dilakukan untuk indikator yang termasuk
dan keselamatan perjalanan. Taksi yang kondisi fisik kelihatan tua dan kurang
setelah penumpang memesan taksi harus tepat waktu sehingga pengguna taksi
e. Penentuan tarif sesuai dengan ketentuan perjalanan kilometer. Dalam hal ini
agar tidak melakukan rekayasa atau mengubah setelah argo taksi sehingga
Indikator yang termasuk dalam kuadran ini yaitu keamanan penumpang pada saat
terhadap indikator yang termasuk dalam kategori berlebihan kuaran III yaitu:
Indikator yang terletak pada kuadran ini dianggap kurang penting oleh pengguna
taksi dan kenyataanya tidak terlalu istimewa. Indikator dalam kuadran ini yaitu
persepsi tentang tingkat kepercayaan dari pengguna terhadap sopir taksi dan
kejujuran dan kesabaran sopir taksi dalam proses pelayanan. Beberapa hal yang
kuadran IV yaitu:
a. Menjaga kepercayaan dari pengguna taksi terhadap sopir taksi oleh karena itu
seorang sopir harus menjaga etika dan sopan santun dalam meperlakukan
diperhatikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh penumpang.
4.4. Analisis Kepuasan Pengguna Taksi
berikut :
𝑋̅ = 3,00 merupakan nilai rata-rata dari jumlah seluruh nilai pada Tangibles
𝑌̅ = 3,37, merupakan nilai rata-rata dari jumlah seluruh nilai pada Tangibles
3,00
= 29,70
= 0,10
WF
WS =
x
0,10
=
36,02
= 3,64
Menentukan CSI :
3,64
= x 100%
5
= 72,77
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa nilai CSI adalah 72,04% atau 0,72 berdasarkan
kriteria nilai CSI berada pada rentang nilai 0,66-0,80 (puas) hal ini berarti indeks
kepuasan pengguna taksi terhadap kinerja pelayanan taksi puas atas pelayanan taksi
ditingkatkan, agar pelayanan yang diberikan kepada pengguna taksi akan semakin
meningkat.
alat ukur penelitian untuk membuktikan apakah alat ukur yang digunakakn dalam
untuk mengukur apa yang seharusnya menjadi fungsih ukuranya, yaitu untuk menguji
item- Total Statistik kolom Corrected Item-Total Correlation. Apabila r hasil < r tabel
apakah instrumen yang dipakai dapat digunakan berulang kali pada waktu yang
(α). Instrumen dianggap memiliki tingkat keandalan yang dapat diterima, jika nilai
koefisien Cronbach Alpha ≥ 50. Hasil output pengujian validitas dan reliabilitas
Hasil dari nilai uji validitas dan reliabilitas berdasarkan uji statistik
Tabel 4.7. Rekapituasi Hasil Uji Validitas dan Relialitas Pengguna Taksi
Variabel Item r r Ket Koefisien Cut Off Ket
Pertanyaan Hasil Tabel Alpha
Tangibel X1 0,504 Valid Reliabel
Reliability X2 0,659 Valid Reliabel
Responsiveeness X3 0,576 Valid Reliabel
Assurance X4 0,498 0,30 Valid 0,818 0,60 Reliabel
Emphaty X5 0,573 Valid Reliabel
Kepuasan Y 0,702 Valid Reliabel
Pengguna
Sumber : Hasil Analisa Data, 2016
Hasil uji reliabilitas menunjukan nilai kofisien alpha dari seluruh item
pertanyaan dijadikan sebagai instrumen dalam peneitian ini masih berada diatas cut of
value ≥ 0,60 yang berarti semua item pertanyaan yang dijadikan sebagai instrumen
adalah reliabel. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen adalah reliabel. Hasil uji
validitas dan reliabitas instrumen penelitian ini dapat disimpulkan bahwa seluruh item
pertanyaan adalah valid dan reliabel, sehingga untuk digunakan sebagai instrumen
(keeratan) suatu hubungan antar variabel. Sehubungan dengan jumlah samel yang
lebih dari 30 (sampel besar) yaitu sebanyak 384 sampel maka metode yang digunakan
adalah korelasi Pearson. Koefisien korelasi memiliki nilai antara 0 hingga 1. Sifat
nilai koefisien korelasi adalah (+) atau (-). Hal ini menunjukkan arah korelasi.
diabaikan)
Tabel 4.8. menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara sesama variabel bebas
memiliki keeratan kuat antara sesama variabel dan variabel terikat secara berturut-
turut Tangibles (X1) = 0,404, Reliability (X2) = 0,549, Responseveness (X3)= 0,617,
Assurance (X4) = 0,434 dan Emphaty (X5) =0,506 berada di antara rentang nilai
Emphaty (X5).
Inflating Factor (VIF) dalam Coeffcients pada kolom Colinearity Statistics yang
Berdasarkan Tabel 4.9. dapat dilihat bahwa semua variabel bebas (Tangibles,
Inflating Factor (VIF) lebih kecil dari 10, secara berturut-turut yaitu sebesar (1.405),
(1.711), (1.411), (1.353) dan (1.470). sedangkan nilai Tolerance lebih besar dari 0.10
yaitu sebesar berturut-turut (0.712), (0.584), (0.709), (0.739) dan (0.680). Hal ini
pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan jika nilai DW > Du pada tabel
Durbin Watson maka tidak terdaat autokorelasi positif. Berdasarkan hasil uji dengan
SPSS diperoleh nilai Durbin- Watson (DW) dalam tabel Model Summaryb yang dapat
Tabel 4.10. Nilai Durbin Watson untuk Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R. Adjusted Std. Eror of Durbin-
Square R. Square the Estimate Watson
1 0.733 0.537 0.531 0.49425 1.805
Sumber : Hasil Analisa Data, 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson (DW) sebesar
1.805 dan dan nilai dU pada tabel adalah 4-1.820= 2.180 berarti nilai DW berada
diantara nilai dU hingga (4-dU) berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi terpenuhi.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar 4.2. dibawah ini :
mempunyai distribusi data yang normal atau tidak melalui pengujian metode grafis,
dimana bila data menyebar disekitar dan mengikuti garis diagonal maka model
memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai
distribusi data yang normal atau mendekati normal. Berdasarkan gambar 4.2. terlihat
bahwa titik-titik datar terbesar disekitar garis diagonal sehingga asumsi kenormalan
dipenuhi.
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda ditampilkan melalui tabel berikut :
Penentuan nilai konstant (a) dan nilai koefisien regresi (b1,b2,b3,b3, b4 dan
b5) dari hasil SPSS yang tersaji pada lampiran. Berdasarkan tabel dari hasil program
1. Nilai konstanta regresi pada penelitian ini sebesar 0.263 yang berarti jika tidak
dan emphaty, maka tingkat kepuasan pengguna taksi adalah 26.3% jika diukur
2. Koefisien X2 sebesar 0.238 yang berarti bahwa jika terjadi kenaikan pada
3. Koefisen X3 sebesar 0.367 yang berati bahwa jika terjadi kenaikkan variabel pada
4. Koefisien X4 sebesar 0.120 yang berarti bahwa jika terjadi kenaikkan variabel
5. Koefisien X5 sebesar 0.165 yang berarti bahwa jika terjadi kenaikkan variabel
pada Assurance sebanyak satu satuan akan menyebabkan naiknya variabel tingkat
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada tabel 4.9. bahwa tidak ada
variabel bebas yang bertanda negatif, artinya bahwa semua variabel yang secara
variabel bebas dalam penelitian ini tidak ada yang dikeluarkan dari model.
dependen (Y) maka dilakukan suatu pengujian hipotesis, dengan demikian dapat
Assurance dan Emphaty baik secara sumultan maupun secara parsial berpengaruh
statistiknya, yaitu :
H0 = βi tidak signifikan
H1 = βi signifikan
0.05.
Apabila t-sig < α = 0.05. maka terima H1 dan tolak H0 Sebaliknya, apabila
t-sig > α, maka tolak H1 dan terima H0. Untuk t-sig ditentukan berdasarkan output
regresi pada lampiran 5. Berdasarkan output pada lampiran 5 maka dapat dilakukan
a. Tangibles (X1) (t-sig) = 0.229 > α = 0.05, maka H1 ditolak artinya Tangibles (
taksi.
b. Reliability (X2) (t-sig) = 0.000 < α = 0.05, maka H1 terima. Artinya Reliability
d. Assurance (X4) (t-sig) = 0.001 > α = 0.05, maka H1 terima. Artinya Assurance
e. Emphaty (X5 (t-sig) = 0.000 < α = 0.05, maka H1 terima. Artinya Emphaty
Berdasarkan hasil uji hipotesis hasil persamaan diatas dapat dinyatakan bahwa
ada 4 variabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepuasan yaitu
variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Dalam output SPSS,
koefisien korelasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulus R bersama-sama
dengan nilai R-Square. Nilai koefisien korelasi yang dihasilkan dari model regresi
antara 0.71-0.90 yang menjelaskan hubungan kuat. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel bebas secara linear mempengaruhi variabel terikat dalam hal ini tingkat
koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis R-Square.
Berdasarkan tabel 4.9. diketahui besarnya nilai R2 (R-Square) adalah 0.537. Hal
ini menunjukkan bahwa 53.7% variabel dependen tingkat kepuasan diterangkan oleh
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh variabel lain yang kemungkinan berpengaruh namun
tidak dipergunakan sebagai variabel pengamatan atau disebabkan oleh faktor lainnya
seperti dalam pengisian kuisioner yang dilakukan oleh responden tingkat keseriusan
Kota Kendari sebagai ibu kota provinsi Sulawesi Tenggara dengan jumlah
industri, jasa, dan lain-lain selalu mengoperasikan angkutan umum yang dikelola oleh
dengan armada cukup untuk kota Kendari ini merupakan salah satu perusahaan Taksi
Selain itu para masyarakat pengguna disajikan dengan beberapa fasilitas yang
ada pada taksi beserta pelayanan dari driver Taksi tersebut, yakni argo, kursi yang
Penelitian ini diawali dengan survey data jumlah armada Agung taksi. Setelah
yang kira-kira terdapat pengguna Taksi, seperti Tempat perbelanjaan, tempat hiburan
jika dilihat dari usianya produktif dan yang terbanyak adalah usia 23-27 tahun yaitu
88 orang atau 22,92%. Selanjutnya dari sisi pendidikan yang tebanyak menggunakan
taksi adalah yang berpendidikan SMA sebanyak 132 orang atau 34.38% kemudian S1
108 orang atau 28.31%. Jika dilihat dari segi mata pencahrian yang paling banyak
menggunakan taksi adalah PNS yaitu sebanyak 78 orang atau 20.31% dan yang
paling sedikit adalah pengusaha yaitu 3 orang atau 0.78% karena mereka umumnya
kepuasan pengguna taksi belum sepenuhnya sesuai degan harapan atau kepuasan
pengguna taksi bila diamati dari indikator persepsi tentang kondisi fisik taksi,
persepsi tentang tingkat kepercayaan dari pengguna terhadap sopir taksi, kecekatan
dan ketepatan waktu sopir taksi dalam menjemput pengguna setelah pembookingan
dan kesabaran sopir taksi dalam proses pelayanan dan biaya tarif yang sesuai
pelayanan. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil analisa tingkat harapan atau kepuasan
pengguna, yaitu hanya mencapai nilai 82.46% atau kurang dari 100% Namun
demikian secara umum kondisi fisik taksi dipersepsi paling memuaskan sedangkan
pengguna taksi adalah kepercayaan dari pengguna terhadap sopir taksi dengan nilai
74.22%. Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan dan menjadi pertimbangan
dalam upaya perbaikan kinerja pelayanan taksi adalah menjaga kepercayaan dari
pengguna taksi terhadap sopir taksi oleh karena itu seorang sopir harus menjaga etika
dan sopan santun dalam meperlakukan penumpang sampai pada tujuannya. Hal ini
terbaik terhadap pengguna, yang ditandai dengan nilai CSI sebesar 72.77. maka dari
itu upaya perbaikan kinerja yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pelayanan
dipertahankan yaitu kondisi fisik taksi, kecekatan dan ketepatan waktu menuju tempat
sopir taksi dalam proses pelayanan. Sehubungan hal tersebut maka hal yang perlu
pelayanan sopir taksi adalah menjaga kondisi fisik taksi karena pengguna taksi
biasanya sangat memperhatikan kondisi fisik taksi. Ini terkait dengan persepsi
kenyamanan dan keselamatan perjalanan. Taksi yang kondisi fisik kelihatan tua dan
dan ketepatan waktu menuju tempat tujuan harus diperhatikan sehingga tercipta
efisiensi waktu dan biaya bagi sopir disatu disisi dan disisi lain agar tidak
kejujuran dan kesabaran sopir taksi dalam proses pelayanan harus diperhatikan agar
pelayanan terbaik. Dengan demikian maka upaya perbaikan kinerja yang dapat
Aspek lain yang dianggap kurang penting oleh pengguna taksi dan kenyataanya
tidak terlalu istimewa adalah pembacaan meter/argo yaitu 68.16% , kecekatan dan
ketepatan waktu sopir taksi dalam menjemput pengguna setelah pembookingan yaitu
65.01%, keamanan penumpang pada saat perjalanan dan biaya tarif yang sesuai
pelayanan 63.31%. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dapat menjadi
meter/argo. Oleh karena itu maka penempatan argo harus mudah dilihat oleh
pengguna taksi. Disamping itu kecepatan dan ketepatan waktu sopir taksi dalam
menjemput pengguna setelah penumpang memesan taksi harus tepat waktu sehingga
pengguna taksi tidak lama menunggu serta menjamin keamanan penumpang pada
saat perjalanan diutamakan pada perjalanan jauh dan malam hari. Penentuan tarif
sesuai dengan ketentuan perjalanan kilometer. Dalam hal ini agar tidak melakukan
rekayasa atau mengubah setelah argo taksi sehingga akan merugikan penumpang.
bahwa indeks kepuasan pengguna taksi terhadap kinerja pelayanan taksi puas atas
tingkat kinerja taksi 3.05. penilaian tingkat kepentingan dan kinerja dalam hal ini
pengguna taksi akan memiliki perspektif yang berbeda-beda sesuai dengan perasaan
mengenai kecekatan dan ketepatan waktu menuju tempat tujuan pengguna. Pada
waktu dalam menjemput, dan biaya tarif yang sesuai. Pada kuadran III berisi
pengguna terhadap sopir dan kejujuran dan kesabaran sopir taksi dalam proses
pelayanan.
adalah tingkat kepuasan. Masing-masing terdiri dari dua indikator yang dijadikan
sebagai pernyataan dalam kuesioner yang disajikan dengan menggunakan skala likert.
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada data hasil penelitian, diperoleh
kesimpulan bahwa semua item kuesioner memenuhi syarat dalam uji validitas dan
penentuan model regresi terlebih dahulu dilakukan analisis korelasi untuk mengukur
kekuatan (keeratan) hubungan antara sesama variabel bebas dan variabel terikat, hasil
yang diperoleh adalah hubungan korelasi antara sesama variabel bebas sangat rendah,
dengan variabel terikat terdapat 1 variabel yang berkorelasi lemah terhadap tingkat
kepuasan yaitu Tangibles (X1). sehingga variabel tersebut dikeluarkan dan hanya 4
variabel bebas saja yang digunakan untuk tahap analisis regresi yaitu Reliability (X2),
Dari hasil model regresi tersebut yang terbentuk kemudian dilakukan uji
Asumsi Klasik yang merupakan persyaratan dari uji regresi linier berganda, dan
penelitian maka dilakukan uji Hipotesis yaitu Uji t (individu). Dan di peroleh hasil
bahwa ada 4 variabel yang berperngaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
(16,5%). Dengan demikian berdasarkan uji statistik dari hasil analisis dengan
program SPSS maka model persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:
5.1. Kesimpulan
kinerja pada Agung Taksi sudah sangat baik dengan beberapa indikator yang
bahwa secara umum keberadaan taksi sudah memberikan pelayanan dengan baik.
2. Dari 5 faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pada Agung taksi yaitu,
Emphaty (12%).
5.2. Saran
Dilihat dari tingkat kepuasan pengguna parkir terhadap kinerja Taksi Agung
Abdul Hakim, 2010, Analisa Kepuasan Pelaku Transportasi Terhadap Kinerja Mobil
Penumpang Umum Jurusan Bojonegoro-Babat, Teknik Sipil FTSP-ITS.
Kotler Philip dan Kevin Lane Keller, 2008, Manajemen Pemasaran, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Lustriana dan Hera Widyastuti, 2010, Analisa Kepuasan Penumpang Angkutan Kota
Terhadap Sistem Pelayanan Angkutan Kota Yang Tidak Mengikuti Trayek
(Studi Kasus: Kota Palu), Institut Teknologi Sepuluh November
Surabaya, Surabaya.
Marnita Aprilyani dan anita silvianita, 2010, Analisis Kepuasan atas Kualitas
Pelayanan Angkutan Umum Bus Damri di Kota Bandung (Studi pada
Trayek Leuwipanjang – Dipatiukur Non AC), Universitas Telkom.
Rudi CC Napitupulu dkk, 2012, Kajian Kepuasan Masyarakat Kota Malang terhadap
Kualitas Layanan Angkutan Umum Dengan Menggunakan Metode
Structural Equation Modeling (SEM), Jurnal rekayasa sipil/ Volume 6,
No.2- 2012.
Santoso, Singgih, 2010, Menggunakan SPSS dan Excel utntuk mengukur Sikap dan
Kepuasan Konsumen, Alex Media Komputindo, Jakarta.
Siti Marwa, 2015, Tingkat Kepuasan Pengguna parkir Mall Mandonga Kota
Kendari, Universitas Halu Oleo, Kendari.