Anda di halaman 1dari 8

OPTIK 2 (DIFRAKSI & REFRAKSI)

A. Tujuan Percobaan
1. Memahami difraksi pada celah kisi difraksi menggunakan sinar monokramatik
dan polikromatik
2. Menghitung panjang gelombang sinar monokromatik dan polikromatik
3. Memahami sifat-sifat pembiasan pada prisma
4. Menentukan sudut deviasi pada prisma dengan sudut yang berbeda
5. Membandingkan hasil perhitungan sudut deviasi dengan hasil eksperimen

B. Alat dan Bahan

1. Meja optik 1 buah 9. Styrofoam 1 buah


2. Layar 1 buah 10. Catu daya 1 buah
3. Box cahaya 1 buah 11. Rel presisi 1 buah
4. Mistar 1 buah 12. Prisma siku-siku 1 buah
5. Laser 1 buah 13. Lensa cembung 1 buah
6. Kisi difraksi 1 buah 14. Diafragma 1 celah 1 buah
7. Kertas HVS 2 buah 15. Jarum secukupnya
8. Busur derajat 1 buah

C. Dasar Teori
Difraksi merupakan peristiwa pelenturan cahaya, karena adanya penghalang
misalnya celah kisi. Difraksi juga bisa dijelaskan sebagai "pembelokkan cahaya
disekitar sebuah rintangan". Jadi,difraksi cahaya atau pelenturan cahaya dapat terjadi
karena pembelokan arah rambat cahaya oleh suatu penghalang. Penghalang yang
dipergunakan biasanya berupa kisi atau celah sempit.
Kisi adalah piranti untuk menghasilkan spectrum dengan menggunakan
difraksi interferensi yang tersusun oleh celah sejajar dalam jumlah sangat banyak dan
jarak yang sama. Sebuah kisi memiliki konstanta yang menyatakan banyaknya
goresan tiap satu satuan panjang, yang dilambangkan dengan d, yang juga sering
dikatakan menjadi lebar celah. Dalam sebuah kisi, lebar celah dengan jarak antara
dua celah sama apabila banyaknya goresan tiap satuan panjang dinyatakan dengan N.
Jika berkas cahaya monokhromatis dijatuhkan pada sebuah kisi, sebagian akan
diteruskan. sedangkan sebagian lagi akan dibelokkan. Akibat pelenturan tersebut,
apabila kita melihat suatu sumber cahaya monokromatis dengan perantaraan sebuah
kisi, akan tampak suatu pola difraksi berupa pita-pita terang. Intensitas pita-pita
terang mencapai maksimun pada pita pusat dan pita-pita lainnya yang terletak dikiri
dan kanan pita pusat. Intensitas pita berkurang untuk warna yang sama bila pitanya
jauh dari pita pusat.
Jika berkas cahaya monokromatis dijatuhkan pada sebuah kisi, sebagian akan
diteruskan sedangkan sebagian lagi akan dibelokkan. Akibat pelenturan tersebut,
apabila kita melihat suatu sumber cahaya monokhromatis dengan perantaraan sebuah
kisi, akan tampak suatu pola difraksi berupa pita-pita terang.

Gambar 6.1 Skema percobaan difraksi pada kisi

Telah diketahui bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang


terdiri dari beberapa warna (spectrum warna) seperti : warna merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila dan ungu. Di dalam ruang hampa, warna-warna cahaya tersebut
mempunyai kecepatan perambatan yang sama. Tetapi frekuensi dan panjang
gelombang masing-masing warna cahaya berbeda-beda. Cahaya warna merah
mempunyai frekuensi terkecil tetapi panjang gelombangnya terbesar. Panjang
gelombang cahaya monokromatis yang melewati sebuat kisi dapat dihitung dengan
persamaan :

(6.1)

(6.2)

Keterangan
P : Jarak dari terang ke-n dari terang pusat (m)
d : Jarak antara kedua celah (m)
L : Jarak antara celah dengan layar (m)
n : Bilangan (1,2,3…dst)
λ : Panjang gelombang (m)
N : Banyak celah dalam kisi (garis/mm)
Cahaya polikromatik merupakan cahaya putih yang terdiri atas banyak cahaya
dan panjang gelombang. Pada cahaya polikromatik kita bisa melihat spektrum warna
dimana spektrum warna memiliki orde dan dimulai dari orde pertama (n=1).

Peristiwa pembiasan pada prisma sinar yang masuk akan dibiaskan sebanyak
dua kali. Penyebab terjadinya pembiasan pada prisma adalah sebagai berikut.

1. Sinar yang masuk akan dibiaskan mendekati garis normal sebab sinar
datang dari udara menuju kaca prisma dimana indeks bias udara lebih kecil
dibandingkan dengan indeks bias kaca prisma.

2. Sinar yang keluar akan dibiaskan juga akan tetapi menjauhi garis normal
hal ini disebabkan indeks bias kaca lebih besar dibandingkan udara
sehingga pembiasaan akan menjauhi garis normal.

Sinar yang datang dengan arah sinar yang meninggalkan prisma disebut
dengan sudut deviasi dan dilambangkan dengan D. Berikut merupakan gambar dari
pembiasan cahaya pada prisma.

Gambar 6.1. Skema pembiasan cahaya pada prisma

(Kusairi, 2019)

Gambar 6.1 menunjukan bahwa cahaya yang datang melewati sebuah


prisma akan mengalami pembiasan. Menurut (Ryantono Eka Saputra dan dkk,
2015) gambar tersebut memperlihatkan sinar yang masuk kedalam prisma
dibiaskan mengalami dua kali pembiasan sehingga antara berkas sinar yang masuk
ke prisma dan berkas sinar keluar dari prisma tidak lagi sejajar. Pada gambar di atas
menunjukan beberapa komponen dianataranya 𝑖1 menunjukan sudut datang pada
prisma, 𝑟1 menunjukan sudut bias yang datang pada prisma, 𝑖2 menunjukan sudut
yang keluar prisma dan 𝑟2 menyatakan sudut bias yang keluar dari prisma,
sedangka komponen (𝛽) merupakan sudut puncak pembias prisma. Sudut puncak
pembias (𝛽) memiliki pengaruh terhadap proses pembiasan. Persamaan dari sudut
puncak pembias (𝛽) yaitu sebagai berikut.
(6.3)

Selain sudut puncak pembias hal yang paling penting dalam pembiasan
pada prisma yaitu sudut deviasi dilambangkan dengan D. Pada gambar diatas sudut
deviasi terbentuk antara perpanjangan arah sinar yang datang pada prisma dengan
perpanjangan arah sinar yang meninggalkan prisma tersebut. Besar sudut deviasi
dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut.

(6.4)

Keterangan
= Sudut deviasi
= Sudut datang pada prisma
= Sudut yang keluar dari prisma
= Sudut bias yang masuk pada prisma
= sudut bias yang keluar dari prisma

D. Prosedur Percobaan
Percobaan I Difraksi
Mencari panjang gelombang pada kisi difraksi dengan penggunaan cahaya
monokromatik
1. Susun rangkaian sebagai berikut : laser, kisi difraksi, dan layar

Layar

Laser

Kisi difraksi
Meja optik

Rel presisi
2. Atur jarak antar kisi dengan layar sejauh 10 cm
3. Arahkan laser pada celah kisi pertama (100/mm)
4. Catat lebar bayangan pada layar dari titik pusat ke orde pertama, kedua, dan
ketiga
5. Lakukan pengambilan data sebanyak 3 kali pengulangan
6. Ubah celah kisi menjadi 300/mm dan jarak kisi ke layar sejauh 5 cm
7. Arahkan laser pada celah kisi kedua (300/mm)
8. Catat lebar bayangan pada layar dari titik pusat ke orde pertama, kedua, dan
ketiga
9. Lakukan pengambilan data sebanyak 3 kali pengulangan

Mencari panjang gelombang pada kisi difraksi dengan penggunaan cahaya


polikromatik
1. Susun rangkaian sebagai berikut : Box cahaya, celah tunggal. Kisi difraksi,
dan layar

Box cahaya Layar

Catu daya

Bangku optik
Rel presisi Kisi difraksi
2. Atur jarak antara kisi dengan layar sejauh 15 cm
3. Arahkan laser pada celah kisi pertama (100/mm)
4.Catat lebar bayangan pada layar antara titik pusat dengan orde pertama, kedua
dan ketiga
5.Ulangi langkah 1-4 sebanyak tiga kali pengulangan, kemudian ubah celah kisi
menjadi 300/mm

Percobaan II Pembiasan pada prisma


1. Susunlah rangkaian sebagai berikut:

Diafragma 1 celah Prisma


Lensa cembung

Meja optik

Rel Presisi

Bola lampu

2. Buatlah garis bersudut pada kertas HVS dari sudut 10 0, 200 dan 300.terhadap garis
PO seperti gambar berikut.

10° o
20°
30°

3. Letakkan prisma segitiga sesuai dengan gambar di atas. Usahakan pertengahan


sisi kaca prisma terletak pada titik O.

4. Hubungkan bola lampu ke catu daya dengan menggunakan tegangan 9 volt


5. Putarlah kertas HVS agar sinar datang berhimpit dengan garis 10 0 yang bersudut
terhadap garis PO. Oleh karena itu, sudut sinar datang (sudut d) akan sama
dengan 100.
6. Tarik garis tepat pada sisi miring prisma, kemudian buatlah tanda mengunakan
jarum pentul tepat pada sinar datang dan sinar keluar prisma.
7. Ambilah kaca prisma dan gambarlah garis normal 𝒏 untuk mengetahui 𝐫𝟏 dan
𝒓𝟐. Perpanjangan antara kedua garis tersebut akan berpotongan. Ukurlah besar
sudut 𝒊𝟏, 𝐢𝟐, 𝐫𝟏, 𝒓𝟐 dan sudut deviasi (D) dengan menggunakan busur dan catat
pada tabel hasil pengamatan.
8. Ulangi langkah 2-6 dengan menggunakan sudut sinar datang 200 dan 300.

E. Tugas
Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan apa yang terjadi apabila gelombang permukaan air melalui celah
yang sempit?
2. Jelaskan yang dengan garis normal dan indeks bias?
3. Jelaskan proses pembiasan pada prisma!
4. Sebutkan dan jelaskan fenomena difraksi cahaya dalam kehidupan sehari-
hari!
5. Cahaya monokromatik melewati sebuah celah tunggal yang lebarnya 0,5 mm
dan jarak terang pusat ke gelap kedua adalah 1,5 mm dan panjang gelombang
cahaya 6000 Ả. Hitunglah jarak celah ke layar!

TugasAkhir

1. Hitunglah panjang gelombang yang digunakan dalam percobaan difraksi


cahaya mengunakkan cahaya monokromatik?

2. Hitunglah panjang gelombang yang digunakan dalam percobaan difraksi


cahaya mengunakkan cahaya polikromatik!

3. Hitunglah sudut puncak (𝜷) dan sudut deviasi (D) dengan menggunakan
rumus sudut puncak dan sudut deviasi!

4. Bandingkan nilai sudut deviasi dari hasil perhitungan dengan nilai sudut
deviasi yang didapat dari hasil eksperimen!

F. Daftar Pustaka
Halliday & Resnick. 1978. FISIKA Edisi ketiga Jilid 1(Terjemah Pantur Silaban
Ph.D). Jakarta: Erlangga
Sutrisno, 1983, Seri Fisika Dasar, Gelombang dan Optik, ITB, Bandung.
M. Nelkon & P.Parker,1975, Advanced Level Physics pp 174-176 thrid edition,
Heinemann Educational Books, London.
Adnan, Yulinar dan Supardi. 2013. Perhitungan Sudut Deviasi Sprektrum Sinar
Matahari dalam Air Dan Cermin Datar. Lampung: Prosiding Semirata FMIPA
Universitas Lampung .
Kusairi dan Tim Fisika. 2019. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II. Malang : Fakultas
Sains dan Teknolgi Universitas Islam Negari Maulana Malik Ibrahim Malang.
Saputra, Ryantono Eka, Imam Sucahyo. 2015. Perancangan KIT Percobaan untuk
Pengukuran Sudut Deviasi dan Indeks Bias Prisma. Jurnal Inovasi Fisika
Indonesia Volume 04 Nomor 03 Tahun 2015, Hal 77-83.
Tim Dosen Fisika Laboratorium Fisika Teknik. 2020. Modul Praktikum Fisika Dasar
II. Bangka Belitung : Universitas Bangka Belitung

Anda mungkin juga menyukai