Anda di halaman 1dari 28

PEMBIASAN PADA PRISMA

A. Dasar Teori
Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elektromagnetik
yang bisa dilihat dengan mata. Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter: 1
meter adalah jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299,792,458
detik. Kecepatan cahaya adalah 299,792,458 meter per detik. Frekuensi
gelombang cahaya ditentukan oleh periode osilasi yang merupakan panjang
gelombang tersebut, seyogyanya tidak berubah saat merambat melalui berbagai
medium, hanya kecepatan gelombang yang bergantung pada jenis mediumnya.
Persamaan yang digunakan:dimana: v adalah kecepatan gelombang,  adalah
panjang gelombang , f adalah frekuensi.1
Cahaya mempunyai beberapa sifat, di antaranya dapat dibiaskan jika
melalui dua medium yang berbeda. Pembiasan atau pembelokan terjadi ketika
suatu benda terdapat pada medium dengan kerapatan yang berbeda, misalnya
medium udara dan air. Istilah pembiasan tentu tidak lepas dari sudut datang,
sudut bias, dan garis normal. Sudut datang adalah sudut yang dibentuk suatu
cahaya yang datang terhadap garis normal suatu medium. Sudut bias adalah
sudut yang dibentuk dari pembiasan cahaya datang (cahaya pantul) terhadap
garis normal. Pembiasan cahaya dapat terjadi pada prisma, antara lain
diterapkan pada prinsip kerja dari suatu alat yaitu spektrometer berupa alat optik
yang digunakan untuk mengamati dan mengukur sudut deviasi cahaya datang
karena pembiasan dan dispersi. Dengan menggunakan hukum Snellius, indeks
bias dari kaca prisma untuk panjang gelombang tertentu atau warna tertentu
dapat ditentukan. Prisma yang berada di tengah spektrometer berfungsi untuk
menyebarkan cahaya karena peristiwa pembiasan cahaya.
Prisma adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati dan mengukur
sudut deviasi cahaya datang karena pembiasan dan dispersi. Ketika cahaya ini
jatuh pada sisi prisma, panjang gelombang yang berbeda ini dibelokkan dengan

1
Iwan Permana, S. 2010. Optik. Bogor : Duta Grafika. Hal 7-8

1
derajat yang berbeda pula sesuai dengan Hukum Snellius. Pada pembiasan
cahaya tersebut pada sudut datang tertentu, akan dihasilkan sudut deviasi
minimum. Untuk sudut pembias, atau yang sering disebut, sudut puncak prisma
dengan bahan prisma atau indeks bias berbeda akan dihasilkan sudut deviasi
minimum yang berbeda.2
Jika seberkas sinar masuk pada prisma yang memiliki sudut pembias
() dengan sudut sinar data (𝜃1 ) seperti pada Gambar 5.1, maka sinar yang
keluar dengan sudut refraksi (𝜃4 ) akan membentuk sudut deviasi ( 𝜎 ) terhadap
sinar datang. Hubungan antara variabel 𝜃4 , , 𝜃2 , 𝜃3 , 𝜃4 dan 𝜎
dibuktikan 𝜎 = 𝜃1 + 𝜃4 − .3

Gambar 3.5.1 Sinar datang menuju sisi prisma dan keluar pada sisi lain

Apabila seberkas sinar datang pada salah satu bidang prisma yang
kemudian disebut sebagai bidang pembias I, berkas sinar akan dibiaskan
mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar tersebut
akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pada bidang pembias I, sinar dibiaskan
mendekati garis normal sebab sinar datang dari zat optik yang kurang rapat ke
zat optik lebih rapat yaitu dari udara ke kaca. Sebaliknya pada bidang pembias
II, sinar dibiaskan menjahui garis normal sebab sinar datang dari zat optik rapat

2
Kunlestiowati,dkk. 2016. Penetuan Sudut Deviasi Minimum Prisma Melalui Peristiwa Pembiasan
Cahaya Berbantuan Kompute. Jurnal Sigma-Mu. Vol.8 No.1. Hal 2
3
Riskan,Zeni,Mulyati.2019. Optika. Samarinda: Universitas Mulawarman. Hal 45

2
ke zat optik kurang rapat yaitu dari kaca ke udara. Akibatnya, seberkas sinar
yang melewati sebuah prisma akan mengalami pembelokan arah dari arah
semula. Fenomena yang terjadi jika seberkas cahaya melewati sebuah prisma
seperti terjadinya sudut deviasi seperti gambar 3.5.2. 4
Cahaya melintas dari suatu medium ke medium lain dengan sudut i1
sebelum masuk ke permukaan medium 1 lalu akan dibelokkan sebesar r1 ketika
masuk ke medium 2. Peristiwa ini disebut pembiasan atau refraksi. Sudut bias
bergantung pada laju cahaya kedua media pada saat sudut datang, hubungan i1
dan r1 dijabarkan dalam Hukum Snellius bahwa
𝑛1 sin 𝑖1 = 𝑛2 sin 𝑖2 ...............................................................(persamaan 3.5.1)

Gambar 3.5.2 Pembiasan Cahaya Pada Prisma


Pada gambar 3.5.2 diperlihatkan apabila seberkas sinar datang dengan sudut 𝑖1
dari medium kurang rapat (udara) dengan indeks bias 𝑛1 menuju medium lebih
rapat indeks bias 𝑛2 (permukaan prisma), cahaya akan dibiaskan mendekati
garis normal dengan sudut 𝑟1. Selanjutnya, pada bidang 2 prisma, berkas sinar
yang datang dari medium lebih rapat (prisma) dengan sudut datang 𝑖2 menuju
medium kurang rapat (udara), akan dibiaskan menjauhi garis normal dengan
sudut bias 𝑟2 . 5

4
H., Kunlestiowati,Yuningsig,N., Martono, W. 2016. Penetuan Sudut Deviasi Minimum Prisma
Melalui Peristiwa Pembiasan Cahaya Berbantuan Kompute. Jurnal Sigma-Mu. Vol.8 No.1. Hal 2-
3
5
IBID

3
Gelombang cahaya yang menumbuk suatu permukaan medium transparan
pada umumnya akan dipantulkan (direfleksikan) sebagian dan sebagian lagi
direfraksikan (ditransmisikan) ke material kedua. Peristiwa pemantulan cahaya
pada medium sering menimbulkan gangguan kenyamanan bagi mata. Dengan
mengetahui bahwa cahaya tak terpolarisasi dapat terpolarisasi sebagian atau
seluruhnya oleh pemantulan, maka perkembangan teknologi optik menjawab
masalah ini dengan diciptakannya alat-alat optik seperti kacamata, kamera, dan
kaca mobil dengan lapisan pemolarisasi yang dapat mereduksi jumlah sinar
pantul yang masuk. Dengan menganalisa intensitas cahaya yang dipantulkan,
dapat diktehui parameter sifat optik dari medium seperti indeks bias.6

6
Hermawati. 2014. Optika. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin. Hal 49

4
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengaruh sudut sinar datang terhadap sudut deviasi?
2. Bagaimana pengaruh sudut sinar datang terhadap sudut sinar bias?

C. Hipotesis
1. Semakin besar sudut sinar datang, maka sudut deviasi semakin besar
2. Semakin besar sudut sinar datang, maka sudut deviasi semakin besar pula

D. Uji Hipotesis
1. Variabel
a. Variabel bebas : sudut sinar datang
b. Variabel kontrol : bentuk prisma,indeks bias prisma
c. Variabel terikat : sudut sinar bias dan sudut deviasi
2. Definisi Operasional
a. Sudut sinar datang adalah sudut arah kotak cahaya terhadap prisma
b. Sudut sinar bias adalah sudut bias yang ada di dalam prisma
c. Sudut deviasi adalah sudut yang merupakan hasil dari pembiasan yang
keluar dari prisma terhadap perpanjangan sinar datang.
3. Definisi Konsepsional
a. Sudut sinar datang adalah berkas cahaya yang menyentuh permukaan
yang sudut antara sinar ini dan garis tegak lurus dengan permukaan (garis
normal)
b. Sudut sinar bias adalah sudut yang dibentuk dari pembiasan cahaya
datang (cahaya pantul) terhadap garis normal
c. Sudut deviasi adalah sudut yang dibentuk antara sinar datang dengan arah
sinar yang meninggalkan prisma

5
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Busur derajat 1 unit
b. Catu daya 1 unit
c. Diafragma 1 dan 3 celah 1 unit
d. Kabel penghubung 2 unit
e. Kotak cahaya 1 unit
f. Penggaris 1 unit
g. Prisma,segitiga siku-siku 1 unit
2. Bahan
a. Kertas A4 5 lembar

6
F. Prosedur Percobaan
1. Siapkan peralatan sesuai daftar dan susunlah peralatan seperti tampak pada
gambar 3.5.3

Gambar 3.5.3
2. Gunakan sisi depan kotak cahaya untuk menghasilkan sinar sejajar.
3. Masukkan diafragma 1 celah pada celah pemegang diafragma depan kotak
cahaya.
4. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan PLN. Pastikan bahwa catu daya
dalam keadaan mati. Pilih tegangan keluaran catu daya 12 V. Kemudian
hubungkan kotak cahaya ke catu daya.
5. Buatlah garis dengan sudut kemiringan 20º, 30º, dst sampai 60º terhadap PQ
sebagai sumbu utama (gambar 3.5.4).

Gambar 3.5.4
6. Letakkan prisma di atas kertas dengan kedudukan seperti pada gambar 5.3.
Buatlah salah satu sisi tegak prisma menghadap sumber cahaya.
7. Ubahlah kedudukan kotak cahaya dengan memutarnya sampai didapatkan
sudut datang berimpit dengan garis yang memiliki sudut kemiringan 20º.
8. Buatlah garis normal pada sisi prisma kemudian beri tanda dengan huruf
“n”. Kemudian buatlah dua tanda pada sinar bias di luar prisma.
9. Pindahkan prisma kemudian gambar garis pada titik-titik yang telah ditandai
tadi. Garis ini menunjukkan jalannya sinar yang keluar dari prisma. Sudut

7
antara garis normal dan sinar bias pertama adalah r. Perpanjangan sinar
datang dan sinar bias membentuk sudut deviasi D. (Gambar 3.5.5). Ukurlah
sudut r dan D, kemudian salinlah pada tabel di bagian pengamatan.

Gambar 3.5.5
10. Ulangi langkah di atas untuk sudut yang berbeda.

8
G. Tabel Pengamatan
No Sudut datang i Sudut bias r Sudut deviasi D
1. 20° 15° 28°
2. 30° 23° 25°
3. 40° 26° 25°
4. 50° 30° 26°
5. 60° 37° 29°

Sudut datang 20°

Sudut datang 30°

9
Sudut datang 40°

Sudut datang 50°

Sudut datang 60°

10
H. Hasil Pengamatan
1. Buatlah grafik yang menggambarkan hubungan antara D (sudut deviasi)
dan sudut i (sudut datang)!
Jawab

Keterangan Tabel :
Sumbu Y = Sudut datang (°)
Sumbu X = Sudut deviasi (°)

2. Dari grafik di atas tentukan nilai D minimum!


Jawab :
Nilai D minimum terdapat pada saat besar sudut datang 30° dan 40°
dengan besar sudut deviasinya (D) adalah 25°.
3. Bagaimana hubungan nilai i dan r saat mencapai D minimum?
Jawab :
Hubungan nilai i dan r saat mencapai D minimum adalah sama besar.

11
I. Pemabahasan
Judul praktikum ini adalah “Pembiasan Pada Prisma”. Tujuan dari
kegiatan praktikum ini adalah agar praktikan memahami sifat-sifat pembiasan
pada prisma. Sebelum melakukan kegiatan praktikum, praktikan membuat
rumusan masalah terlebih dahulu beserta hipotesisnya. Rumusan masalah
pertama praktikan menanyakan mengenai pengaruh sudut sinar datang terhadap
sudut deviasi. Hipotesis yang diajukan untuk rumusan masalah tersebut adalah
semakin besar sudut sinar datang, maka semakin besar pula sudut deviasinya.
Rumusan masalah ke-dua yang diajukan oleh praktikan adalah mengenai
pengaruh sudut sinar datang terhadap sudut sinar bias. Hipotesis yang diajukan
praktikan untuk rumusan masalh ke-dua adalah semakin besar sudut sinar
datang, maka sudut sinar bias akan semakin besar pula.
Setelah praktikan membuat rumusan masalah beserta hipotesisinya,
praktikan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
melakukan kegiatan praktikum. Alat yang diperlukan oleh praktikan adalah 1
unit busur derajat, 1 unit catu daya, 1 unit diafragma 1 dan 3 celah, 2 unit kabel
penghubung, 1 unit kotak cahaya, 1 unit penggaris, 1 unit prisma segitiga siku-
siku. Setelah praktikan menyiapkan alat yang akan digunakan dalam melakukan
kegiatan praktikum, praktikan kemudian menyiapkan alat yang diperlukan yaitu
5 lembar kertas HVS A4.
Selanjutnya praktikan melakukan kegiatan praktikum sesuai dengan
instruksi pada prosedur percobaan. Langkah pertama praktikan menyiapkan
peralatan sesuai daftar dan praktikan menyusun peralatan seperti gambar yang
ada pada prosedur. Setelah itu praktikan menggunakan sisi depan kotak cahaya
untuk menghasilkan sinar sejajar. Selanjutnya praktikan memasukkan
diafragma 1 celah pada celah pemegang diafragma depan kotak cahaya.
Selanjutnya praktikan menghubungkan catu daya ke sumber tegangan PLN.
Praktikan harus memaastikan bahwa catu daya dalam keadaan mati. Kemudian
praktikan memilih tegangan keluaran catu daya 12 V. Kemudian praktikan
menghubungkan kotak cahaya ke catu daya Setelah itu praktikan membuat
garis dengan sudut kemiringan 20º, 30º, dst sampai 60º terhadap PQ sebagai

12
sumbu utama dengan masing-amsing sudut menggunakan kertas HVS A4 yang
berbeda-beda. Kemudian praktikan meletakkan prisma di atas kertas dengan
kedudukan seperti gambar yang disediakan.Kemudian praktikan membuat salah
satu sisi tegak prisma menghadap ke sumber cahaya. Kemudian praktikan
mengubah kedudukan kotak cahaya dengan memutarnya sampai praktikan
mendapatkan sudut datang berimpit dengan garis yang memiliki sudut
kemiringan 20º. Selanjutnya praktikan membuat garis normal pada sisi prisma
kemudian praktikan memberi tanda dengan huruf “n”. Kemudian praktikan
membuat dua tanda pada sinar bias di luar prisma. Kemudian praktikan
memindahkan prisma lalu praktikan menggambar garis pada titik-titik yang
telah ditandai tadi. Garis ini menunjukkan jalannya sinar yang keluar dari 8
prisma. Sudut antara garis normal dan sinar bias pertama adalah r. Perpanjangan
sinar datang dan sinar bias membentuk sudut deviasi D. Kemudian praktikan
mengykur sudut r dan D, kemudian praktikan menyalin pada tabel di bagian
pengamatan. Setelah itu praktikan mengulangi langkah di atas untuk sudut
datang yang berbeda dengan menggunakan kertas yang berbeda.
Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa
saat sudut datangnya 20° maka sudut biasnya 15° dan sudut deviasinya 28°.
Kemudian ketika praktikan mengubah sudut datangnya menjadi 30° maka
sudut biasnya 23° dan sudut deviasinya 25°. Kemudian ketika praktikan
mengubah sudut datangnya menjadi 40° maka sudut biasnya 26° dan sudut
deviasinya 25°. Kemudian ketika praktikan mengubah sudut datangnya menjadi
50° maka sudut biasnya 30° dan sudut deviasinya 26°. Kemudian ketika
praktikan mengubah sudut datangnya menjadi 60° maka sudut biasnya 37° dan
sudut deviasinya 29°.
Selama kegiatan praktikum, praktikan mengalami kendala untuk
menggambarkan garis normal terhadap prisma. Untuk kendala yang lain tidak
terlalu membingungkan karena praktikan dapat mengatasi dengan cepat seperti
menyesuaikan posisi prisma agar sesuai dengan gambar yang telah disediakan.

13
J. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
hipotesis kami yang berbunyi;
1. “Semakin besar sudut sinar datang, maka sudut deviasi semakin besar “tidak
dapat diterima karena tidak sesuai dengan hasil percobaan yang telah kami
lakukan
2. “Semakin besar sudut sinar datang, maka sudut deviasi semakin besar”
dapat diterima karena sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilaukan

14
DAFTAR PUSTAKA

H., Kunlestiowati,Yuningsig,N., Martono, W. 2016. Penetuan Sudut Deviasi Minimum


Prisma Melalui Peristiwa Pembiasan Cahaya Berbantuan Kompute. Jurnal
Sigma-Mu. Vol.8 No.1. Hal 2-3.

Hermawati. 2014. Optika. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin. Hal 49

Qadar,Riskan dkk. 2019. Optika. Samarinda: Universitas Mulawarman. Hal 45.

Suwarna, Iwan Permana. 2010. Optik. Bogor : Duta Grafika. Hal 7-8.
LAMPIRAN PERCOBAAN
LAMPIRAN PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai