Anda di halaman 1dari 26

PEMBENTUKAN BAYANGAN

YANG DIBENTUK OLEH LENSA CEKUNG

A. Dasar Teori
Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat
cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Pada awalnya cahaya dianggap
sebagai sesuatu yang memancar dari mata. Namun selanjutnya diyakini bahwa
cahaya berasal dari suatu objek yang terlihat oleh mata dan masuk ke mata
sehingga dapat melihat. Dalam sejarah perkembangan teori tentang cahaya,
maka tokoh yang sangat berpengaruh adalah Newton, ia adalah tokoh yang
mengemukakan teori partikel cahaya. Newton sendiri menjelaskan tentang sifat
cahaya yang dikenal dengan pemantulan dan pembiasan. Selain itu teori
Newton juga disebut teori emisi Newton. Menurut Newton, cahaya dianggap
terdiri dari partikel-partikel yang sangat kecil dan ringan (korpuskul) yang
dipancarkan ke segala arah dari sumbernya membentuk garis lurus dengan
kecepatan yang sangat tinggi.1
Ciri utama lensa cekung adalah bagian tengahnya lebih tipis daripada
bagian pinggirnya. Lensa cekung sering disebut lensa konkaf atau lensa negatif.
Jenis-jenis lensa cekung berdasarkan bentuk lengkung permukaannya adalah
sebagai berikut:2
a. Lensa bikonkaf adalah lensa yang memiliki dua permukaan cekung.
b. Lensa plan-konkaf adalah lensa yang memiliki satu permukaan cekung dan
satu permukaan datar.
c. Lensa konkaf-konveks adalah lensa dengan satu permukaan cembung dan
satu permukaan cekung. Dalam hal ini, permukaan yang cekung lebih
dominan daripada permukaan yang cembung.

1
Hermawati. 2014. Optika. Makassar: Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin. Hal. 11
2
Nirsal. 2012. Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan Pada Cermin dan Lensa. Jurnal ilmiah
d’Computare. Palopo: Fakultas Teknik Komputer Universitas Cokroaminoto Palopo. Vol. 2. Hal.
31

1
Gambar 3.12. 1 memperlihatkan sebuah lensa divergen (diverging lens),
berkas sinar paralel yang masuk pada lensa ini berpencar setelah refraksi.
Panjang fokus dari sebuah lensa divergen adalah sebuah kuantitas negatif dan
lensa itu dinamakan juga lensa negatif.

(a) (b)

Gambar 3.12.1. Titik fokus kedua dan titik fokus pertama dari sebuah lensa divergen
tipis. Nilai numerik f adalah negatif.

Titik-titik fokus sebuah lensa positif dibuat berlawanan, relatif terhadap titik-
titik fokus sebuah lensa positif. Titik fokus kedua, F2, dari sebuah lensa negatif
adalah titik di mana sinar-sinar yang pada mulanya paralel dengan sumber
muncul berpencar setelah refraksi, seperti dalam Gambar 3.12.1a. Sinar-sinar
yang masuk yang mengumpul menuju titik fokus pertama F1, seperti dalam
Gambar 3.12.1b, muncul keluar dari lensa itu paralel dengan sumbunya.3
Para ahli optometri dan opthalmologi tidak menggunakan panjang fokus,
melainkan menggunakan kebalikan dari panjang fokus untuk menentukan
kekuatan lensa kacamata (atau kontak). Besaran ini disebut kuat lensa, P,
1
P = 𝑓......................................................................................(persamaan 3.12.1)

Dengan menggambarkan ketiga berkas yang sama, dapat ditentukan posisi


bayangan untuk lensa divergen seperti pada gambar 3.12.2. Pada berkas 1
digambarkan paralel dengan sumbu, tetapi tidak melewati titik fokus F’
dibelakang lensa, melainkan tampak datang dari titik fokus F di depan lensa

3
Young, Hugh, D., Freedman, Roger, A. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta:
Erlangga. Hal. 549-550.

2
(garis terputus-putus). Berkas 2 diarahkan menuju F’ dan dibiaskan paralel oleh
lensa. Berkas 3 lewat langsung melalui pusat lensa. Ketiga berkas bias tampak
muncul dari satu titik di kiri lensa. Inilah bayangan I. Karena berkas-berkas
tersebut tidak melewati bayangan, bayangan ini merupakan bayangan maya.
Perhatikan bahwa mata tidak membedakan antara bayangan nyata dan maya-
keduanya bisa tampak.4

Gambar 3.12.2 Menemukan bayangan dengan penelusuran berkas untuk lensa


divergen
Sinar-sinar pembentuk bayangan pada lensa cekung adalah:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama direfraksikan seolah-olah dari fokus
kedua
2. Sinar datang menuju pusat lensa akan ditransmisikan tanpa refraksi
3. Sinar datang menuju titik fokus pertama akan direfraksikan sejajar sumbu
utama

Benda yang terletak di depan lensa cekung akan selalu membentuk bayangan
maya seperti pada gambar 3.12.3.5

Gambar 3.12.3 Pembentukan bayangan dari lensa cekung

4
Giancoli. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hal 267-268
5
Riskan,Zeni,Mulyati. 2019. Optika. Samarinda: Mulawarman University Press. Hal.93

3
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh perpotongan tiga sinar terhadap pembentukan bayangan
pada lensa cekung?

C. Hipotesis
Perpotongan tiga sinar utama pada lensa cekung tidak akan membentuk
bayangan.

D. Uji Hipotesis
1. Variabel
a. Variabel bebas : tiga sinar utama
b. Variabel kontrol : indeks bias lensa
c. Variabel terikat : bayangan
2. Definisi Operasional
a. Tiga sinar utama adalah sinar-sinar yang dihasilkan oleh kotak cahaya
b. Bayangan adalah hasil perpotongan tiga sinar utama
3. Definisi Konsepsional
a. Tiga sinar utama adalah sinar yang digunakan untuk memodelkan
pemancaran cahaya melalui sebuah sistem optik.
b. Bayangan adalah gambar yang dibentuk oleh pantulan cahaya dari
cermin atau pembiasan pada lensa

4
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Catu daya 1 unit
b. Diafragma 1 dan 3 celah 1 Unit
c. Kabel penghubung 2 unit
d. Kotak cahaya 1 unit
e. Model lensa plan konkaf 1 unit
f. Penggaris 1 unit
2. Bahan
a. Kertas HVS A4 3 lembar

5
F. Prosedur Percobaan
1. Sehelai kertas diletakkan didepan kotak cahaya.
2. Dua buah ruas garis digambar saling tegak lurus ditengah kertas.
3. Lensa plan-konkaf diletakkan diatas kertas dengan permukaan datar
menghadap sumber cahaya.
4. Bagian depan kotak cahaya digunakan untuk menghasilkan sinar sejajar.
5. Diafragma 3 celah diletakkan pada celah pemegang diafragma depan kotak
cahaya.
6. Kedudukan lensa ditandai.
7. Catu daya dihubungkan ke sumber tegangan PLN. Catu daya dipastikan
dalam keadaan mati.
8. Catu daya dinyalakan.
9. Sinar pada lensa diarahkan sedemikian sehingga sinar sejajar dengan sumbu
utama dan sinar tengah berimpit dengan sumbu utama.
10. Berkas sinar bias ditandai menggunakan tanda silang yang akan digunakan
untuk melukis berkas sinar nanti
11. Lensa plan-konkaf dipindahkan kemudian berkas sinar yang meninggalkan
lensa digambar.
12. Sinar bias diperpanjang kemudian tandai titik potong sinar-sinar tadi.
13. Titik fokus pasif dibuat dengan jarak yang sama dengan titik perpotongan
sinar tadi.
14. Diafragma 3 celah diganti dengan diafragma 1 celah.
15. Kedudukan kotak cahaya diatus seperti pada gambar 3.12.4

Gambar 3.12.4
16. Sinar biasnya ditandai dengan dua tanda titik

6
17. Lensa plan-konkaf dipindahkan dan berkas sinar yang keluar dari lensa
digambar. Gambar tadi disalin pada kolom yang disediakan di bagian Hasil
Pengamatan.
18. Langkah 15 dan 16 diulangi dengan kedudukan kotak cahaya yang berbeda
seperti pada Gambar 3.12.5 dan Gambar 3.12.6

Gambar 3.12.5

Gambar 3.12.6

7
G. Tabel Pengamatan
Sinar sejajar sumbu
utama

Sinar menuju fokus

Sinar menuju pusat


optik lensa

8
H. Pembahasan
Judul kegiatan praktikum kali ini adalah “Pembentukan Bayangan Oleh
Lensa Cekung”. Tujuan dari kegiatan praktikum kali ini adalah agar praktikan
dapat memahami pembentukan bayangan oleh 3 sinar utama pada lensa cekung.
Sebelum melakukan kegiatan praktikum praktikan membuat rumusan masalah
dan hipotesisnya terlebih dahulu. Rumusan masalah yang diajukan oleh
praktikan adalah menanyakan pengaruh perpotongan tiga sinar utama terhadap
pembentukan bayangan pada lensa cekung. Hipotesis yang diajukan untuk
menjawab pertanyaan tersebut adalah perpotongan tiga sinar utama pada lensa
cekung tidak akan membentuk bayangan.
Setelah praktikan selesai membuat rumusan masalah dan hipotesinya,
praktikan mempersiapkan alat dan bahan untuk kegiatan percobaan yang akan
dilakukan. Alat yang diperlukan yaitu 1 unit catu daya, 1 unit diafragma 1 dan
3 celah, 2 unit kabel penghubung, 1 unit kotak cahaya, 1 unit model lensa plan
konkaf, dan 1 unit penggaris serta bahan berupa kertas HVS A4 sebanyak 3
lembar.
Selanjutnya praktikan melakukan kegiatan praktikum sesuai dengan
prosedu yang telah disediakan pada modul praktikum. Langkah pertama
praktikan meletatkkan sehelai kertas di depan kotak cahaya. Kemudian
praktikan menggambar dua buah garis yang saling tegak lurus di tengah kertas.
Kemudian praktikan meletakkan lensa plan-konkaf di atas kertas dengan sisi
datar menghadap sumber cahaya. Kemudian praktikan menggunakan bagian
depan kotak cahaya untuk menghasilkan sinar sejajar. Kemudian praktikan
meletakkan diafragma 3 celah pada pemegang diafragma depan kotak cahaya.
Kemudian praktikan menandai kedudukan lensa.
Kemudian praktikan menghubungkan catu daya ke sumber tegangan
PLN. Praktikan memastikan catu daya dalam keadaan mati. Kemudian
praktikan menyalakan catu daya. Kemudian praktikan mengarahkan sinar pada
lensa sedemikian sehingga sinar sejajar dengan sumbu utama dan sinar tengah
berimpit dengan sumbu utama. Kemudian praktikan menandai berkas sinar
menggunakan tanda silang yang akan digunakan untul melukis berkas sinar

9
nanti. Kemudian praktikan memindahkan lensa plan-konkaf kemudian
praktikan menggambar sinar yang mengginlakan lensa. Kemudian praktikan
memperpanjang sinar bias kemudian praktikan menandai titik potong sinar-
sinar tadi. Kemudian praktikan membuat titik fokus pasif dibuat dengan jarak
yang sama dengan titik perpotongan sinar tadi.
Kemudian praktikan mengganti diafragma 3 celah diganti dengan
diafragma 1 celah. Kemudian praktikan mengatur kedudukan kotak cahaya agar
sesuai dengan gambar yang disediakan pada modul. Kemudian praktikan
menandai sinar biasnya dengan dua tanda titik. Kemudian praktikan
memindahkan lensa plan-konkaf dan praktikan menggambar sinar yang keluar
dari lensa. Kemudian praktikan mengulangi dengan kedudukan kotak cahaya
yang berbeda sesuai dengan gambar yang disediakan pada modul.
Dari kegiatan praktikan yang telah dilakukan praktikan menggunakan
jenis lensa cekung atau lensa konkaf yang memiliki bagian tepi yang lebih tebal
daripada bagian tengahnya. Lens aini disebut juga lensa negative karena
menyebarkan cahaya dengan titik fokus yang bernilai negatif. Terdapat
berbagai macam jenis-jenis lensa cekung. Namun, yang digunakan yaitu lensa
plan konkaf atau cekung datar, model lensa ini berperan sebagai variabel yang
tetap. Sementara, variabel yang divariasikan yaitu sinar datang yang diperoleh
dari kotak cahaya.
Kemudian didapatkan hasil pengamatan bahwa ketika sinar datang
sejajar dengan sumbu utama, maka sinar tresebut dibiaskan seolah berasal dari
titik F1, hal ini sesuai dengan teori yang ada.. Kemudian sinar datang yang
menuju ke titik F2, sinar biasnya tidak sesuai dengan teori yang ada. Sinar
biasnya tidak menuju sumber utama. Kemudian sinar datang yang melalui titik
pusat optik lensa, sinar biasnya kembali menuju ke titik pusat optik lensa. Hal
ini sesuai dengan teori yang ada. Adapun teori-teori yang dimaksudkan yaitu
Kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika melakukan
pengambilan data adalah ketidak telitian praktikan dalam menentukan titik F1
dan F2 yang mengakibatkan terjadinya ketidak terbuktinya teori yang telah di
tetapkan.

10
I. Kesimpulan
Dari kegiatan percobaan yang telah dilakukan maka praktikan dapat
menyimpulkan bahwa hipotesis kami yang berbunyi “perpotongan tiga sinar
utama pada lensa cekung tidak membentuk bayangan” dapat diterima karena
sesuai dengan hasil dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hal 267-268

Hermawati. 2014. Optika. Makassar: Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin.


Hal. 11

Hugh, D. Young, Roger A. Freedman,2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh


Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hal. 549-550.

Nirsal. 2012. Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan Pada Cermin dan Lensa.
Jurnal ilmiah d’Computare. Palopo: Fakultas Teknik Komputer
Universitas Cokroaminoto Palopo. Vol. 2. Hal. 31

Qadar, Riskan, Haryanto,Zeni,Syam,Muliati. 2019. Optika. Samarinda:


Mulawarman University Press. Hal. 93.
LAMPIRAN PERCOBAAN
LAMPIRAN PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai