Anda di halaman 1dari 32

LENSA CEMBUNG DAN LENSA CEKUNG

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Optik adalah cabang ilmu fisika yang menggambarkan perilaku

dan sifat cahaya serta interaksi dengan materi. Bidang optik biasanya

menggambarkan mengenai sinar inframerah, sinar ultraviolet serta sifat

dari cahaya tampak, dimana cahaya disini termasuk kedalam gelombang

elekromagnetik, sehingga cahaya dapat merambat baik melalui medium

atau tanpa medium (vakum). Ketika cahaya menimpa permukaan benda

sebagian cahaya akan dipantulkan dan sisanya akan diserap oleh benda,

sedangkan ketika cahaya mengenai suatu benda yang transparan seperti

kaca, air atau lensa maka sebagian akan diteruskan atau dibiaskan dimana

peristiwa ini disebut pembiasan.

Pembiasan terjadi karena cahaya melewati dua bidang yang

berbeda kerapatannya, misalnya dari lensa ke udara atau dari udara ke

lensa, dimana lensa disini merupakan suatu medium yang transparan yang

mempunyai batasan dua permukaan yang melengkung. Dalam kehidupan

sehari-hari ada dua jenis lensa yang kita sering temukan yaiu lensa

cembung dan lensa cekung. Kedua lensa ini memiliki sifat dan ciri yang

berbeda baik dari bentuk serta sifat dari pembiasannya, ketika ada cahaya

yang mengenainya. Namun sangat disayangkan masih banyak dari

kalangan pelajar khususnya mahasiswa yang belum bisa membedakan

60
kedua lensa ini serta bagaimaa sifat pembiasaanya jika kedua lensa ini di

gabungkan. Hal lain yang perlu diperhatikan pula adalah ketika cahaya

dikenakan pada suatu objek dan objek tersebut diteruskan sampai ke lensa

sifat bayangan yang terbentuk dapat berupa maya atau nyata, diperbesar

atau diperkecil serta tegak atau terbaik, tergantung lensa yang digunakan

serta dimana posisi objeknya ditempatkan, ketika objek mempuyai jarak

yang jauh dari lensa atau dekat dengan lensa maka hal ini akan

mempengaruhi sifat pembentukan banyangannya, sehingga banyak dari

kalangan pelajar yang belum terlalu paham mengenai masalah ini.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Catur Edi Widodo

pada tahun 2008 mengenai simulasi penelusuran berkas cahaya pada lensa

tipis. Dalam penelitiannya ia menggunakan sebuah program untuk

mensimulasikan penelusuran berkas cahaya pada lensa tipis yaitu lensa

cembung dan lensa cekung dari hasil penelitiannya ini terdapat kesesuaian

antara praktek dan teori. Berselang tiga tahun dari penelitian yang

dilakukan oleh Widodo, tahun 2011 Frizko Surgaria juga melakukan

penelitian tentang lensa mengenai aplikasi visualisasi pembentukan

bayangan benda pada lensa tipis bikonkav dan bikonfeks dengan

menggunakan aplikasi yang mampu bekerja visual dengan computer.

Terbukti bahwa aplikasi mampu bekerja dengan baik dan efisien sehingga

menghasilkan output perhitungan dan visualisasi pembentukan bayangan

yang benar, seingga dapat mempermudah siswa atapun mahasiswa dalam

memahami pembentukan bayangan pada lensa.

61
Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai lensa

cembung dan lensa cekung namun masih banyak mahasiswa yang belum

memahami mengenai lensa cembung dan lensa cekung ini baik sifat-sifat

bayangannya maupun sifa-sifat pembiasannya sehingga perlu dipelajari

lebih lanjut dengan melakukan praktek laboratorium secara langsung.

2. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan dari lensa cembung dan lensa cekung adalah:

a. Untuk menyelidiki sifat pembiasan cahaya pada lensa cekung, lensa

cembung dan lensa gabungan

b. Untuk mengamati dan menggambarkan dengan tepat sifat-sifat

bayangan.

c. Untuk memperoleh hubungan antara jarak beenda, jarak bayangan dan

jarak fokus lensa cembung dan lensa cekung

B. Landasan Teori

Alat optik yang paling sederhana adalah lensa tipis. Lensa tipis

biasanya berbentuk lingkaran dan kedua permukaannya melengkung. Kedua

permukaannya dapat berbentuk cembung, cekung atau datar. Sumbu lensa

merupakan garis lurus yang melewati pusat lensa dan tegak lurus terhadap

permukaannya. Jika berkas-berkas paralel sejajar sumbuh jatuh pada lensa

cembung tipis maka meeka akan difokuskan pada suatu titik fokus, F. Berkas-

berkas cahaya dari suatu titik pada benda yang jauh pada dasarnya paralel

sehingga dapat dikatakan bahwa: titik fokus merupakan titik bayangan untuk

benda pada arak tak hingga pada sumbu utama. Berarti titik fokus lensa dapat

62
diemukan dengan menetukan titik ketika berkas-berkas cahaya matahari

debentuk menjadi bayangan yang tajam. Jarak titik pusat disebut jarak fokus,

F ( Widodo, 2008).

Lensa cembung merupakan lensa yang memiliki ciri lebih tebal

ditengah-tengahnya dari pada pinggirannya, sedangkan lensa bikonveks

adalah lensa cembung yang kedua permukaannya berupa bidang cembung.

Lensa bikonveks termasuk kedalam lensa cembung atau lensa konveks dimana

merupakan lensa yang bersifat menggumpulkan cahaya sehingga disebut

sebaai lensa konvergen atau lensa positif. Jika sinar-sinar sejajar dilewatkan

pada lensa cembung sinar-sinar biasnya akan berkumpul pada satu titik. Sifat

lensa cembung adalah titik pertemua sinar-sinar biasnya akan berkumpul pada

satu titik. Sifat lensa cembung adalah titik pertemuan sinar-sinar bias disebut

foks api (titik api).

Gambar 5.1 Lensa Cembung Mengumpulkan Cahaya

Lensa cekung adalah lenasa yang bagiannya tengahnya berbentuk

cekung lebih tipis daripada bagian tepinya sedangkan lensa bikonkaf adalah

lensa cekung yang kedua permukaannya berupa bidang cekung. Jika sinar-

sinar sejajar dikenakan pada lensa cekung, sinar-sinar biasnya akan menyebar

seolah-olah berasal dari satu titik yang disebut titik focus. Titik fokus lensa

63
cekung berada pada sisi yang sama pada sinar datang sehingga titik fokus

lensa cekung bersifat maya atau semu dan bernilai negatif.

Gambar 5.2 Lensa Cekung Menyebarkan Cahaya

Dalil Esbach merupakan metode untuk menentukan posisi dan sifat-

sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa bikonveks (lensa positif). Untuk lensa

nomor ruang untuk benda dan nomor ruang untuk bayangan dibedakan.

Nomor ruang untuk benda menggunakan angka Romawi (I, II, III, dan IV),

sedangkan untuk ruang bayangan menggunakan angka Arab (1, 2, 3 dan 4)

seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 5.3 Penomoran Ruang Menurut Dalil Esbach

64
Berdasarkan gambar 5.3 di atas, berikut ini adalah aturan-aturan penomoran

ruang pada lensa dalam menentukan sifat bayangan dari ketentuan Dalil

Esbach yaitu :

Jumlah nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan sama dengan

lima.

Untuk setiap benda nyata dan tegak:

Semua bayangan yang terletak di belakang lensa bersifat nyata dan

terbalik.

Semua bayangan yang terletak di depan lensa bersifat maya dan

tegak.

Bila nomor ruang bayangan lebih besar dari nomor ruang benda, maka

ukuran bayangan lebih besar dari bendanya dan sebaliknya.

(Surgaria, 2011)

Contoh penggunaan lensa adalah pada kamera, kamera merupaka alat

penangkap ataupun perekam yang bekerja pada prinsip perekaman objek pada

mata manusia. Elemen-elemen dasar kamera adalah sebuah lensa adalah

sebuah lensa cembung, celah diafrgama dan film (pelat). Lensa cembung

berfungsi untuk membentuk intensitas cahaya yang masuk dan film berfungsi

untuk menagkap bayangan yang dibentuk lensa (Nuralamsyah, 2013).

65
C. METODE PRAKTIKUM

1. Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan lensa cembung

dan lensa cekung dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Alat dan Bahan percobaan Lensa Cekung dan Lensa Cembung
No. Alat dan Bahan Kegunaan
1 Catu daya Sebagai sumber tegangan
2 Rel presisi Untuk mengatur jarak benda dan jarak
bayangan serta mengukur jarak benda dan
bayangan
3 Lampu bertangkai Sebagai sumber cahaya
4 Pemegang slide Untuk meletakan slide diafragma
diafragma
5 Diafragma anak panah Sebagai objek pengamatan
6 Tumpukan Sebagai landasan slide diafragma, lampu
berpenjempit bertangkai dan lensa bertangkai.
7 Kabel penghubung Sebagai penghubung lampu dan catu daya
merah dan hitam
8 Alat tulis sebagai alat untuk menggambarkan jalannya
sinar pada lensa
9 Kobalt Laser Sebagai sumber cahaya
10 Balok kaca lensa Sebagai alat untuk menyebarkan cahaya
cekung
11 Balok kaca lensa Sebagai alat untuk mengumpulkan cahaya
cembung
12 Lensa cekung sebagai objek pengamatan dan menyebarkan
bertangkai (f = - 100 ) cahaya
13 Lensa cembung sebagai objek pengamatan dan
bertangkai (f = 100 ) mengumpulkan cahaya
14 Layar untuk menampilkan bayangan dari lensa

66
2. Prosedur Kerja

Langkah-langkah kerja yang dilakukan pada percobaan lensa cekung

dan lensa cembung adalah sebagai berikut.

a. Menentukan bayangan pada lensa cekung

1) Menyusun alat seperti pada Gambar 5.4

Gambar 5.4. Penyusunan Alat dan Bahan Penentuan


Bayangn pada Lensa Cekung

2) Menyalakan lampu dengan menekan tombol power pada catu daya

3) Mengatur jarak benda dan lensa cekung sebesar 0,2 m

4) Mengatur jarak layar dan lensa dengan meletakan layar sedikit

menyimpang di depan lensa sehingga menampakan bayangan yang jelas

5) Mengamati bayangan yang ditampilakan oleh layar dan bayangan yang

berada dibagian belakang lensa

6) Mengukur jarak bayangan dan layar hingga ke lensa (nilai jarak bayangan

bernilai negatif)

7) Mencatat hasil pengamatan.

8) Mengulangi langkah (2) sampai (7) untuk jarak benda 0,3 m, 0,4 m dan

0,5 m.

67
b. Menentukan bayangan pada lensa cembung

1) Menyusun alat seperti pada Gambar 5.5

Gambar 5.5. Penyusunan Alat dan Bahan Penentuan


Bayangn pada Lensa Cembung

2) Menyalakan lampu dengan menekan tombol power pada catu daya.

3) Mengatur jarak benda dan lensa cekung sebesar 0,2 m.

4) Mengatur jarak layar dan lensa dengan meletakan layar sedikit

menyimpang di depan lensa sehingga menampakan bayangan yang jelas.

5) Mengamati bayangan yang ditampilakan oleh layar dan bayangan yang

berada di bagian belakang lensa.

6) Mengukur jarak bayangan dan layar hingga ke lensa (nilai jarak bayangan

bernilai negatif).

7) Mencatat hasil pengamatan.

8) Mengulangi langkah (2) sampai (7) untuk jarak benda 0,3 m, 0,4 m dan

0,5 m.

68
c. Menggambarkan sinar pada lensa cembung, lensa cekung dan lensa

gabungan.

1) Menggambar garis horisontal pada kertas

2) Meletakan bagian tengah lensa cekung tepat sejajar dengan garis

horizontal.

3) Mengarahkan sinar dari kobalt laser yang telah dinyalakan tepat pada

bagian bawah lensa cembung.

4) Mengamati dan menggambarkan jalannya sinar datang dan sinar bias

yang dihasilkan.

5) Mengulangi langkah (1) hingga (4) untuk lensa cekung dan lensa

gabungan.

69
D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

a. Data pengamatan

1) Data pengamatan yang diperoleh pada lensa cembung dapat dilihat

pada Tabel 5.2 berikut

Tabel 5.2 Data Pengamatan pada Lensa Cembung


No. S (m) S (m) Sifat Bayangan
1 0,20 0,87 Nyata, terbalik, diperbesar
2 0,30 0,85 Nyata, terbalik, diperbesar
3 0,45 0,382 Nyata, terbalik, diperkecil
4 0,60 0,318 Nyata, terbalik, diperkecil

2) Data pengamatan yang diperoleh pada lensa cembung dapat dilihat

pada Tabel 5.3 berikut.

Tabel 5.3 Data Pengamatan Pada Lensa Cekung


No. S (m) S (m) Sifat Bayangan
1 0,20 -0,07 Maya, tegak, diperkecil
2 0,30 -0,055 Maya, tegak, diperkecil
3 0,45 -0,5 Maya, tegak, diperkecil
4 0,60 -0,048 Maya, tegak, diperkecil

70
3) Gambar jalannya sinar yang melewati lensa
a) Lensa Cembung

Gambar 5.6 Jalannya Sinar pada Lensa Cembung

b) Lensa Cekung

Gambar 5.7 Jalannya Sinar pada Lensa Cekung

c) Lensa Gabungan

Gambar 5.8 Jalannya Sinar pada Lensa Gabungan

71
b. Analisis Data
1. Lensa Cekung
a) Menentukan Jarak Fokus Tanpa Ralat
Untuk S = 0,2 m dan S' = -0,07 m
1 1 1

f S S'
1 1 1

f 0,2 - 0,07
1
9,28571
f
f 0,10769 m
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat
pada dilihat pada Tabel 5.4
Tabel 5.4 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus Tanpa Ralat pada
Lensa pada Lensa Cekung
No. S S' f
1 0.3 -0.055 -0.067346939
2 0.4 -0.05 -0.057142857
3 0.5 -0.048 -0.053097345

b) Menentukan Jarak Fokus Lensa dengan Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S = -0,07 m dengan S = 0,0005 m

S' S
f S ' S f

S S S
'
S S S
' '

0,2 0,07
f 0,0005' 0,0005 0,10769
0,20,2 (0,07)
0,07 0,2 (0,07)
'

= (0,0441667 0,0041667) 0,10769

f = 0,0008284

72
f
KSR 100%
f

0,0008284
100%
0,10769

0,7692%

f seb f f
f f

0,10769 0,0008284
0,10686m
f f

0,10769 0,0008284

0,10852`m

f seb = -0,10686 m s/d -0,10852 m

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.5

Tabel 5.5 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cekung
No. S(m) S'(m) f(m) f KSR(%) f seb (f f) m
1 0.3 -0.055 -0.06735 -0.00027 0.408163 -0.06707 s/d -0.06762
2 0.4 -0.05 -0.05714 -0.00016 0.285714 -0.05698 s/d -0.05731
3 0.5 -0.048 -0.0531 -0.00012 0.221239 -0.05298 s/d -0.05321

c) Menentukan Perbesaran Bayangan Tanpa Ralat

73
Untuk S = 0,2 m dan S = -0,07 m

S'
M
S

0,07'
M
0,2
M 0,35 kali

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.6

Tabel 5.6 Analisis Data Penentuan Perbesaran Bayangan dengan Ralat pada
Lensa Cekung
No. S(m) S'(m) M(kali)
1 0.3 -0.055 0.183333
2 0.4 -0.05 0.125
3 0.5 -0.048 0.096

d) Menentukan Perbesaran Bayangan dengan Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S = -0,07 m

S S '
M M
S S '

0,0005 0,0005
M 0,35
0,2 0,07

{( 0,0025) (0,007143)} (0,35)

0,003375, kali

M
KSR 100%
M
0,003375
100%
0,35
KSR 0,9642%

M seb M M

74
M M
0,35 0,003375
0,3466kali

M M

0,35 0,003375
0,3533 kali

M seb = 0,3466 kali s/d 0,3533 kali

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.7

Tabel 5.7 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cekung
No. S(m) S'(m) M (kali) M(kali) KSR(%) Mseb (MM) kali
1 0.3 -0.055 0.18333 0.00197 1.07576 0.1814 s/d 0.1853
2 0.4 -0.05 0.125 0.00141 1.125 0.1236 s/d 0.12641
3 0.5 -0.048 0.096 0.0011 1.14167 0.0949 s/d 0.0971

e) Menentukan Kekuatan Lensa Tanpa Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S = -0,07 m

1
P
f
1

0,10769
P 9,286, dioptri,

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.8

75
Tabel 5.8 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa Tanpa Ralat pada
Lensa Cekung
No. S (m) S' (m) P (dioptri)
1 0.3 -0.055 -14.85
2 0.4 -0.05 -17.5
3 0.5 -0.048 -18.83

f) Menentukan Kekuatan Lensa dengan Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S = -0,07 m

1
P f
f2

1
P 0,0008284
(0,06735) 2
P 86,2243 0,0008284
P 0,0714dioptri
P
KSR 100%
P
0,0714
KSR 100%
9,286
KSR 0,7692%

Pseb P P

P P
9,286 ( 0,0714)
9,2142 dioptri

M M
9,286 ( 0,0714)
9,3571 dioptri

Pseb -9,2142 dioptri s/d -9,3571 dioptri


Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.9

76
Tabel 5.9 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa dengan Ralat pada
Lensa Cekung
No. S (m) P (dioptri) P(dioptri) KSR(%) Pseb (P P) dioptri
1 0.3 -14.8484 -0.0606 0.4082 -14.788 s/d -14.909
2 0.4 -17.5 -0.05 0.2857 -17.45 s/d -17.55
3 0.5 -18.833 -0.04167 0.2212 -18.792 s/d -18.875

2. Lensa Cembung

a) Menentukan Jarak Fokus Tanpa Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S' = 0,87 m

1 1 1

f S S'
1 1 1

f 0,2 0,87
1
6,1694
f
f 0,1626 m
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.10

Tabel 5.10 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus Tanpa Ralat pada
Lensa pada Lensa Cembung
No. S(m) S'(m) f(m)
1 0.3 0,85 0,2217
2 0.4 0,382 0,1954
3 0.5 0,318 0,1944

b) Menentukan Jarak Fokus Lensa dengan Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S' = 0,87 m dengan S = 0,0005 m

77
S' S
f S ' S f

S S S
'
S S S
' '

0,2 0,87
f 0,0005' 0,0005 0,1626
0, 20, 2 ( 0,87 ) 0,870, 2 ( 0,87
) '

= (0,00046729 0,00046729) 0,1626

f = 0,0001519m
f
KSR 100%
f

0,0001519
100%
0,1626
KSR 0,093457%

f seb f f
f f
0,1626 0,0001519
0,162646 m
f f
0,1626 0,0001519
0,16276
f seb 0,162646 m s/d 0,16276, m

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.11

Tabel 5.11 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cekung
No. S(m) S'(m) f(m) f KSR(%) fseb (f f) m
1 0.3 0,85 0,2217 0,0001928 0,0869 0,2215 s/d 0,2219
2 0.4 0,382 0,1954 0,000249 0,1279 0,1951 s/d 0,1956
3 0.5 0,318 0,1944 0,000238 0,1222 0,1941 s/d 0,1946
c) Menentukan Perbesaran Bayangan Tanpa Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S' = 0,87 m

78
S'
M
S

0,87
M
0,2
M 4,35 kali
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.12

Tabel 5.12 Analisis Data Penentuan Perbesaran Bayangan dengan Ralat


pada Lensa Cembung
No. S(m) S'(m) M(kali)
1 0.3 0,85 2,833
2 0.4 0,382 0,955
3 0.5 0,318 0,636

d) Menentukan Perbesaran Bayangan dengan Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S' = 0,87 m

S S '
M M
S S '

0,0005 0,0005
M 4,35
0,2 0,87

{0,0025 0,0005747} 4,35


0,013375, kali

M
KSR 100%
M
0,013375
100%
4,35
KSR 0,30747%

M seb M M

M M
4,35 0,013375

79
4,3366kali

M M
4,35 0,013375
4,3634kali

M seb = 0,3466 kali s/d 0,3533 kali

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.13

Tabel 5.13 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cembung
No. S(m) S'(m) M(kali) M(kali) KSR(%) Mseb(M M)kali
1 0.3 0,85 2,833 0,00639 0,2254 2,8269 s/d 2,8397
2 0.4 0,382 0,955 0,00244 0,25589 0,9525 s/d 0,9574
3 0.5 0,318 0,636 0,001636 0,257 0,6343 s/d 0,6376

e) Menentukan Kekuatan Lensa Tanpa Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S' = 0,87 m

1
P
f
1

0,22173
P 6,1494dioptri

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.14

Tabel 5.14 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa Tanpa Ralat pada
Lensa Cembung

80
No. S (m) S' (m) P (dioptri)
1 0.3 0,85 4,5098
2 0.4 0,382 5,11780
3 0.5 0,318 5,1446

f) Menentukan Kekuatan Lensa dengan Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S' = 0,87 m

1
P f
f2

1
P 0,0001519
(0,1626) 2
P 37,8154 0,0001519
P 0,005747dioptri
P
KSR 100%
P
0,005747
KSR 100%
6,14943
KSR 0,0934%

Pseb P P

P P
6,1494 0,005747
6,1436 dioptri

P P
6,1494 0,005747
6,1551 dioptri
Pseb 6,1436 dioptri s/d 6,1551 dioptri
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.15

Tabel 5.15 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa dengan Ralat pada
Lensa Cembung
No. S (m) P (dioptri) P (dioptri) KSR (%) Pseb (P P) dioptri

81
1 0.3 4,5098 4,5098 0,0889 4,5059 s/d 4,514
2 0.4 5,11780 5,11780 0,12787 5,1112 s/d 5,1243
3 0.5 5,1446 5,1446 0,1222 5,1383 s/d 5,1509

2. Pembahasan

Lensa adalah benda transparan yang dibatasi oleh dua permukaan

yang melengkung. Ada dua jenis lensa yang biasa kita kenal yaitu lensa yang

biasa kita kenal yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cembung

memiliki ciri fisik kedua sisinya melengkung keluar sehingga bagian

tengahnya lebih tebal dibandingkan bagian tepinya. Sedangkan lensa cekung

adalah lensa yang memiliki ciri fisik bagian tengahnya melengkung ke dalam

sehingga bagian tengahnya lebih tipis dibandingkan bagian tepinya.

Perolehan hasil yang didapatkan ketika melakukan percobaan pada

lensa cembung yaitu ketika sinar laser ditembakan dan mengenai permukaan

lensa maka sinarnya akan dibiaskan mendekati garis normal. Pada lensa

cekung ketika sinar laser ditembakan dan mengenai permukaannya maka

sinarnya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Selanjutkan untuk lensa

gabungan, yaitu perpaduan antara lensa cembung dan lensa cekung . ketika

sinar melewati lensa cembung maka sinar akan dikumpulkan pada satu titik

dan ketika sinar melewati lensa cekung maka maka sinar akan disebarkan

sehingga pembentukan bayangannya akan lurus dengan sinar datangnya.

Hasil yang diperoleh selanjutnya pada penentuan jarak fokus dengan

lensa cekung pada jarak benda ke lensa 0,2 m, dengan jarak bayangan ke

lensa adalah -0,07 m diperoleh jarak fokus pada lensanya adalah -0,10769 m..

Untuk jarak fokus lensa cekung dengan ralat diperoleh nilainya adalah

82
-0,0008284 m dengan KSR 0,769 %. KSR yang rendah ini menunjukan

tingkat ketelitian alat yang digunakan tinggi. Adapun nilai jarak fokus lensa

cekung ini berada diantara nilai f yang sebenarnya yaitu dari -0,10686 m s/d

-0,10769 m. untuk data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m,

0,4 m dan 0,5 m dengan jarak bayangan ke lensa secara berturut-turut adalah

-0,055 m, -0,05 m dan -0,048 m diperoleh jarak fokusnya secara berturut-

turut adalah -0,0673 m, -0,0571 m dan -0,0531 m. dengan jarak fokus yang

sebenarnya secara berturut-turut adalah -0.06707 s/d -0.06762, -0.05698 s/d -

0.05731 dan -0.05298 s/d -0.05321 didapatkan nilai KSRnya adalah 0,4082

%, 0,286 % serta 0,2212 %. Dapat dikatakan bahwa nilai jarak fokusnya

benar nilai dari jarak fokusnya berada diantara nilai jarak fokus yang

sebenarnya, dengan KSR yang rendah ini menunjukan nilai ketelitiannya

tinggi. Dari analisis data yang diperoleh dapat disimpulakan bahwa semain

jauh jarak benda dari lensa maka pembentukan bayangannya akan semakin

dekat dengan lensa dan jarak fokus yang tetap.

Penentuan perbesaran bayangan saat benda ke lensa berjarak 0,2 m

dan jarak bayangan ke lensa -0,07 mperbesaran bayangan yang diperoleh

adalah 0,35 kali, dengan perbesaran yang sebenarnya adalah 0,3466 kali

sampai dengan 0,3533 kali. Hal ini menunjukan bahwa nilai perbesaran

bayangan yang diperoleh telah sesuai karena nilai perbesaran bayangannya

telah berada pada rentang nilai perbesaran bayangan yang sebenarnya,

dengan KSR 0,96 % yang menunjukan ketelitian dari alat yang digunakan

tinggi. Keadaan ini berlaku pula untuk data yang selanjutnya pada jarak

83
benda ke lensa 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m dengan jarak bayangan ke lensa

secara berturut-turut adalah -0,055 m, -0,05 m dan -0,048 m diperoleh nilai

perbesaran bayangannya secara berturut-turut adalah 0.183333 kali, 0.125

kali dan 0.096 kali. Dengan nilai perbesaran bayangan secara berturut-turut

adalah 0.1814 kali s/d 0.1853 kali, 0.1236 kali s/d 0.12641 kali dan 0.0949

kali s/d 0.0971 kali dengan KSRnya adalah 1.07576 %, 1.125 % dan

1.14167% Dapat dikatakan bahwa nilai perbesaran bayangannya benar

karena nilai dari perbesaran bayangannya berada diantara nilai perbesaran

bayangannya yang sebenarnya, dan KSR yang rendah ini menunjukan nilai

ketelitiannya tinggi. Dari hasil analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa semakin jauh jarak benda ke lensa maka perbesaran bayangannya

semakin kecil.

Hasil yang diporoleh selanjutnya untuk penentuan kekuatan lensa

cekung, dengan jarak benda ke lensa adalah 0,2 m dengan jarak fokus

bayangan -0,10769 m dengan kekuatan lensa adalah -9,286 dioptri, dengan

nilai kekuatan lensa yang sebenarnya berada pada rentang 9,2142 dioptri

sampai dengan -9,371 dioptri. Karena nilai kekuatan lensanya berada diantara

nilai yang sebenarnya maka nilai kekuatan lensa ini tepat dengan KSR yang

diperoleh adalah 0,7692 %. Rendahnya nilai KSR ini menunjukan ketelitian

alat yang tinggi. Untuk data yang selanjutnya Keadaan ini berlaku pula untuk

data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m

diperoleh nilai kekuatan lensanya secara berturut-turut adalah -14.85 dioptri,

-17.5 dioptri dan -18.83 dioptri. Dengan nilai kekuatan lensa yang sebenarnya

84
adalah -14.788 dioptri sampai dengan -14.909 dioptri, -17.45 dioptri sampai

dengan -17.55 dioptri dan -18.792 dioptri sampai dengan -18.875 dioptri

dengan KSRnya secara berturut-turut nilainya adalah 0.4082 %, 0.2857 %

dan 0.2212 %. Karena nilai kekuatan lensanya berada diantara nilai yang

sebenarnya maka nilai kekuatan lensa ini tepat dan rendahnya nilai KSR ini

menunjukan ketelitian alat yang tinggi. Kekuatan lensa ini dipengaruhi oleh

jarak fokus bayangannya dimana semakin kecil nilai dari jarak fokus

bayangannya maka semakin kuat kemampuan lensa untuk menyebarkan

sinyal.

Sifat-sifat pembentukan bayangan pada lensa cekung secara teori

selalu bersifat tegak, diperkecil dan maya di manapun bendanya ditempatkan.

Dari percobaan yang dilakukan terlihat bahwa ketika benda ditempatkan

0,2 m dari lensa maka bayangannya terbentuk pada jarak -0,07 m dari lensa

dan bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak dan diperkecil. Dan pada

jarak benda 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m sifat bayangan yang terbentuk selalu

sama yaitu maya, tegak dan diperkecil.

Perolehan nilai jarak fokus dari lensa cembung pada jarak 0,2 m dari

benda ke lensa dan jarak 0,87 m dan jarak bayangan ke lensa adalah

0,1626 m dan nilai KSRnya adalah 0,093 % dan nilai jarak fokus yang

sebenarnya adalah 0,1624 m sampai dengan 0,1627 m. rendahnya nilai KSR

ini menunjukan bahwa nilai ketelitian alat yang digunakan tinggi. Keadaan

ini juga berlaku untuk data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m,

0,4 m dan 0,5 m dengan jarak bayangan ke lensa secara berturut-turut adalah

85
0,85m, 0,382 m dan 0,318 m diperoleh jarak fokusnya secara berturut-turut

adalah 0,2217 m, 0,1954 m dan 0,1944 m. dengan jarak fokus yang

sebenarnya secara berturut-turut adalah 0,2215 m s/d 0,2219 m, 0,1951 m

s/d 0,1956 m dan 0,1941 m s/d 0,1946 m didapatkan nilai KSRnya adalah

0,0869 %, 0,1279 % serta 0,1222 %. Dapat dikatakan bahwa nilai jarak

fokusnya benar nilai dari jarak fokusnya berada diantara nilai jarak fokus

yang sebenarnya, dengan KSR yang rendah ini menunjukan nilai

ketelitiannya tinggi. Dari hasil analisis yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa semakin jauh jarak benda ke cermin maka pembentukan bayangan

semakin dekat dengan lensa namun jarak fokusnya semakin kecil.

Untuk perbesaran bayangan benda pada lensa cembung pada jarak

benda 0,2 m dari lensa dan jarak bayangan 0,87 m dari lensa maka perbesaran

bayangan yang diperoleh dari perbandingan nilai antara jarak bayangan

kelensa dan jarak benda ke lensa adalah 4,35 kali. Hal ini menunjukan bahwa

bayangan yang dibentuk oleh lensa diperbesar, dikarenakan benda berada

diruang dua. Pada kasus dimana benda berjarak 0,3 m dari lensa bayangan

masih tetap diperbesar karena berada diruang dua sedangkan untuk jarak

benda ke lensa 0,4 m dan 0,5 m bayangannya diperkecil karena benda telah

berada diruang tiga. Pada jarak benda 0,2 m dari lensa diperoleh nilai

perbesaran yang sebenarnya adalah 4,3366 kali sampai dengan 4,3633 kali.

Hal ini menunjukan perbesaran bayangan bernilai benar karena berada

daintara nilai perbesaran yang sebenarnya. Dengan KSR yang diperoleh

86
adalah 0,307 %, rendahnya nilai KSR ini menunjukan ketelitian alat ukur

yang tinggi.

Selanjutnya penentuan kekuatan lensa cembung, secara teori

menyatakan bahwa semakin kecil jarak fokus maka semakin kuat

kemampuan lensa untuk mengumpulkan berkas sinar. Pada jarak fokus lensa

0,22173 m diperoleh nilai kekuatan lensanya adalah 6,1494 dioptri dengan

nilai kekuatan lensa yang sebenarnya adalah 6,1436 dioptri sampai dengan

6,1551 dioptri. Karena nilai kekuatan lensanya telah berada pada rentan nilai

yang sebenarnya maka dapat dikatakan bahwa nilai kekuatan lensanya telah

benar. Dengan KSR yang diperoleh adalah 0,09 %, nilai KSR yang rendah ini

menunjukan nilai ketelitian alat yang tinggi. Keadaan ini berlaku pula untuk

data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m

dengan jarak bayangan ke lensa secara berturut-turut adalah 0,85m, 0,382 m

dan 0,318 m diperoleh nilai perbesaran bayangannya secara berturut-turut

adalah 0.183333 kali, 0.125 kali dan 0.096 kali. Dengan nilai perbesaran

bayangan secara berturut-turut adalah 0.1814 kali s/d 0.1853 kali, 0.1236

kali s/d 0.12641 kali dan 0.0949 kali s/d 0.0971 kali dengan KSRnya adalah

1.07576 %, 1.125 % dan 1.14167% Dapat dikatakan bahwa nilai perbesaran

bayangannya benar karena nilai dari perbesaran bayangannya berada

diantara nilai perbesaran bayangannya yang sebenarnya, dan KSR yang

rendah ini menunjukan nilai ketelitiannya tinggi. Dari hasil analisis data yang

diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak benda ke lensa maka

perbesaran bayangannya semakin kecil.

87
Sifat-sifat pembentukan bayangan pada lensa cembung secara teori

tergantung dimana bendanya ditempatkan jika benda di tempatkan di ruang

satu maka bayangannya selalu bersifat tegak, diperbesar dan maya, jika

benda berada diruang dua maka bayangan terbentuk adalah nyata, terbalik

dan diperbesar sedangkan ketika berada diruang tiga bayangan yang

terbentuk adalah nyata, terbalik dan diperkecil. Dari percobaan yang

dilakukan telah sesuai dengan teori dimana ketika jarak benda dengan lensa

0,2 m dan 0,3 m maka benda tersebut berada di ruang dua sehingga bayangan

yang terbentuk adalah nyata, terbalik dan diperbesar. Sedangkan ketika jarak

benda ke lensa adalah 0,4 m dan 0,5 m maka benda tersebut berada di ruang

tiga sehingga bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik dan diperkecil.

E. PENUTUP

1. Kesimpulan

88
Kesimpulan pada percobaan lensa cembung dan lensa cekung adalah

sebagai berikut

a. Sifat bayangan pada lensa cekung ketika sinar melewatinya maka

sinarnya akan disebarkan, sifat bayangan pada lensa cembung ketika

sinar melewatinya maka akan dikumpulkan pada satu titik, sedangkan

pada lensa gabungan ketika sinar melewati lensa cembung maka

sinarnya akan dikumpulkan pada satu titik dan ketika sinar melewati

lensa cekung maka sinarnya akan disebarkan sehingga bayangan yang

terbentuk akan lurus dengan sinar datang.

b. Bayangan yang terbentuk pada lensa cekung adalah maya tegak dan

diperkecil sedangkan bayangan yang terbentuk pada lensa cembung

tergantung dimana bendanya ditempatkan jika benda di tempatkan di

ruang satu maka bayangannya selalu bersifat tegak, diperbesar dan

maya, jika benda berada diruang dua maka bayangan terbentuk adalah

nyata, terbalik dan diperbesar sedangkan ketika berada diruang tiga

bayangan yang terbentuk adalah anyata, terbalik dan diperkecil

c. Semakin jauh jarak benda dari lensa maka pembentukan bayangannya

akan semakin dekat dengan lensa dan sebaliknya semakin dekat jarak

benda dari lensa maka pembentukan bayangannya semakin jauh dari

lensa dimana jarak fokus lensa bersifat tetap.

2. Saran

89
Saran yang dapat diberikan pada praktikum lensa cembung dan lensa

cekung adalah

a. Untuk laboratorium, agar kedepan bisa lebih konsisten lagi dalam

menetapkan jadwal dimulainya praktikum.

b. Untuk asisten, pertahankan cara membimbingnya meskipun mungkin

sebagian praktikan sedikit tertekan ketika dibimbing, namun hal ini dapat

memotivasi praktikan untuk belajar lebih giat lagi dibandingkan

sebelumnya.

c. Untuk praktikan, diharapkan ketika praktikum sedang berlangsung tidak

terlalu ribut agar tidak mengganggu konsentrasi praktikan lain maupun

asisten ketika sedang menjelaskan.

DAFTAR PUSTAKA

90
Nuralamsyah, Danang. 2013. Analisa Light Weight Optronic Director Sebagai
Pencari Target Otomatis Fire Control Systen Na 18 Pada Kapal Laut Fast
Patrol Sura. Universitas Diponegoro. Semarang
Surgaria, Frizco. 2011. Aplikasi Visualisasi Pembentukan Bayangan Benda
Untuk Pembelajaran Fisika Sma Materi Lensa Tipis Bikonveks Dan
Bikonkaf. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya
Widodo Catur Edi. 2008. Simulasi Penelusuran Berkas Cahaya pada Lensa Tipis
Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Diponegoro

91

Anda mungkin juga menyukai