A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
dan sifat cahaya serta interaksi dengan materi. Bidang optik biasanya
sebagian cahaya akan dipantulkan dan sisanya akan diserap oleh benda,
kaca, air atau lensa maka sebagian akan diteruskan atau dibiaskan dimana
lensa, dimana lensa disini merupakan suatu medium yang transparan yang
sehari-hari ada dua jenis lensa yang kita sering temukan yaiu lensa
cembung dan lensa cekung. Kedua lensa ini memiliki sifat dan ciri yang
berbeda baik dari bentuk serta sifat dari pembiasannya, ketika ada cahaya
60
kedua lensa ini serta bagaimaa sifat pembiasaanya jika kedua lensa ini di
gabungkan. Hal lain yang perlu diperhatikan pula adalah ketika cahaya
dikenakan pada suatu objek dan objek tersebut diteruskan sampai ke lensa
sifat bayangan yang terbentuk dapat berupa maya atau nyata, diperbesar
atau diperkecil serta tegak atau terbaik, tergantung lensa yang digunakan
yang jauh dari lensa atau dekat dengan lensa maka hal ini akan
pada tahun 2008 mengenai simulasi penelusuran berkas cahaya pada lensa
cembung dan lensa cekung dari hasil penelitiannya ini terdapat kesesuaian
antara praktek dan teori. Berselang tiga tahun dari penelitian yang
Terbukti bahwa aplikasi mampu bekerja dengan baik dan efisien sehingga
61
Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai lensa
cembung dan lensa cekung namun masih banyak mahasiswa yang belum
memahami mengenai lensa cembung dan lensa cekung ini baik sifat-sifat
2. Tujuan Percobaan
bayangan.
B. Landasan Teori
Alat optik yang paling sederhana adalah lensa tipis. Lensa tipis
merupakan garis lurus yang melewati pusat lensa dan tegak lurus terhadap
cembung tipis maka meeka akan difokuskan pada suatu titik fokus, F. Berkas-
berkas cahaya dari suatu titik pada benda yang jauh pada dasarnya paralel
sehingga dapat dikatakan bahwa: titik fokus merupakan titik bayangan untuk
benda pada arak tak hingga pada sumbu utama. Berarti titik fokus lensa dapat
62
diemukan dengan menetukan titik ketika berkas-berkas cahaya matahari
debentuk menjadi bayangan yang tajam. Jarak titik pusat disebut jarak fokus,
F ( Widodo, 2008).
Lensa bikonveks termasuk kedalam lensa cembung atau lensa konveks dimana
sebaai lensa konvergen atau lensa positif. Jika sinar-sinar sejajar dilewatkan
pada lensa cembung sinar-sinar biasnya akan berkumpul pada satu titik. Sifat
lensa cembung adalah titik pertemua sinar-sinar biasnya akan berkumpul pada
satu titik. Sifat lensa cembung adalah titik pertemuan sinar-sinar bias disebut
cekung lebih tipis daripada bagian tepinya sedangkan lensa bikonkaf adalah
lensa cekung yang kedua permukaannya berupa bidang cekung. Jika sinar-
sinar sejajar dikenakan pada lensa cekung, sinar-sinar biasnya akan menyebar
seolah-olah berasal dari satu titik yang disebut titik focus. Titik fokus lensa
63
cekung berada pada sisi yang sama pada sinar datang sehingga titik fokus
sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa bikonveks (lensa positif). Untuk lensa
nomor ruang untuk benda dan nomor ruang untuk bayangan dibedakan.
Nomor ruang untuk benda menggunakan angka Romawi (I, II, III, dan IV),
64
Berdasarkan gambar 5.3 di atas, berikut ini adalah aturan-aturan penomoran
ruang pada lensa dalam menentukan sifat bayangan dari ketentuan Dalil
Esbach yaitu :
Jumlah nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan sama dengan
lima.
terbalik.
tegak.
Bila nomor ruang bayangan lebih besar dari nomor ruang benda, maka
(Surgaria, 2011)
penangkap ataupun perekam yang bekerja pada prinsip perekaman objek pada
sebuah lensa cembung, celah diafrgama dan film (pelat). Lensa cembung
berfungsi untuk membentuk intensitas cahaya yang masuk dan film berfungsi
65
C. METODE PRAKTIKUM
Tabel 5.1 Alat dan Bahan percobaan Lensa Cekung dan Lensa Cembung
No. Alat dan Bahan Kegunaan
1 Catu daya Sebagai sumber tegangan
2 Rel presisi Untuk mengatur jarak benda dan jarak
bayangan serta mengukur jarak benda dan
bayangan
3 Lampu bertangkai Sebagai sumber cahaya
4 Pemegang slide Untuk meletakan slide diafragma
diafragma
5 Diafragma anak panah Sebagai objek pengamatan
6 Tumpukan Sebagai landasan slide diafragma, lampu
berpenjempit bertangkai dan lensa bertangkai.
7 Kabel penghubung Sebagai penghubung lampu dan catu daya
merah dan hitam
8 Alat tulis sebagai alat untuk menggambarkan jalannya
sinar pada lensa
9 Kobalt Laser Sebagai sumber cahaya
10 Balok kaca lensa Sebagai alat untuk menyebarkan cahaya
cekung
11 Balok kaca lensa Sebagai alat untuk mengumpulkan cahaya
cembung
12 Lensa cekung sebagai objek pengamatan dan menyebarkan
bertangkai (f = - 100 ) cahaya
13 Lensa cembung sebagai objek pengamatan dan
bertangkai (f = 100 ) mengumpulkan cahaya
14 Layar untuk menampilkan bayangan dari lensa
66
2. Prosedur Kerja
6) Mengukur jarak bayangan dan layar hingga ke lensa (nilai jarak bayangan
bernilai negatif)
8) Mengulangi langkah (2) sampai (7) untuk jarak benda 0,3 m, 0,4 m dan
0,5 m.
67
b. Menentukan bayangan pada lensa cembung
6) Mengukur jarak bayangan dan layar hingga ke lensa (nilai jarak bayangan
bernilai negatif).
8) Mengulangi langkah (2) sampai (7) untuk jarak benda 0,3 m, 0,4 m dan
0,5 m.
68
c. Menggambarkan sinar pada lensa cembung, lensa cekung dan lensa
gabungan.
horizontal.
3) Mengarahkan sinar dari kobalt laser yang telah dinyalakan tepat pada
yang dihasilkan.
5) Mengulangi langkah (1) hingga (4) untuk lensa cekung dan lensa
gabungan.
69
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a. Data pengamatan
70
3) Gambar jalannya sinar yang melewati lensa
a) Lensa Cembung
b) Lensa Cekung
c) Lensa Gabungan
71
b. Analisis Data
1. Lensa Cekung
a) Menentukan Jarak Fokus Tanpa Ralat
Untuk S = 0,2 m dan S' = -0,07 m
1 1 1
f S S'
1 1 1
f 0,2 - 0,07
1
9,28571
f
f 0,10769 m
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat
pada dilihat pada Tabel 5.4
Tabel 5.4 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus Tanpa Ralat pada
Lensa pada Lensa Cekung
No. S S' f
1 0.3 -0.055 -0.067346939
2 0.4 -0.05 -0.057142857
3 0.5 -0.048 -0.053097345
S' S
f S ' S f
S S S
'
S S S
' '
0,2 0,07
f 0,0005' 0,0005 0,10769
0,20,2 (0,07)
0,07 0,2 (0,07)
'
f = 0,0008284
72
f
KSR 100%
f
0,0008284
100%
0,10769
0,7692%
f seb f f
f f
0,10769 0,0008284
0,10686m
f f
0,10769 0,0008284
0,10852`m
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.5 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cekung
No. S(m) S'(m) f(m) f KSR(%) f seb (f f) m
1 0.3 -0.055 -0.06735 -0.00027 0.408163 -0.06707 s/d -0.06762
2 0.4 -0.05 -0.05714 -0.00016 0.285714 -0.05698 s/d -0.05731
3 0.5 -0.048 -0.0531 -0.00012 0.221239 -0.05298 s/d -0.05321
73
Untuk S = 0,2 m dan S = -0,07 m
S'
M
S
0,07'
M
0,2
M 0,35 kali
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.6 Analisis Data Penentuan Perbesaran Bayangan dengan Ralat pada
Lensa Cekung
No. S(m) S'(m) M(kali)
1 0.3 -0.055 0.183333
2 0.4 -0.05 0.125
3 0.5 -0.048 0.096
S S '
M M
S S '
0,0005 0,0005
M 0,35
0,2 0,07
0,003375, kali
M
KSR 100%
M
0,003375
100%
0,35
KSR 0,9642%
M seb M M
74
M M
0,35 0,003375
0,3466kali
M M
0,35 0,003375
0,3533 kali
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.7 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cekung
No. S(m) S'(m) M (kali) M(kali) KSR(%) Mseb (MM) kali
1 0.3 -0.055 0.18333 0.00197 1.07576 0.1814 s/d 0.1853
2 0.4 -0.05 0.125 0.00141 1.125 0.1236 s/d 0.12641
3 0.5 -0.048 0.096 0.0011 1.14167 0.0949 s/d 0.0971
1
P
f
1
0,10769
P 9,286, dioptri,
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
75
Tabel 5.8 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa Tanpa Ralat pada
Lensa Cekung
No. S (m) S' (m) P (dioptri)
1 0.3 -0.055 -14.85
2 0.4 -0.05 -17.5
3 0.5 -0.048 -18.83
1
P f
f2
1
P 0,0008284
(0,06735) 2
P 86,2243 0,0008284
P 0,0714dioptri
P
KSR 100%
P
0,0714
KSR 100%
9,286
KSR 0,7692%
Pseb P P
P P
9,286 ( 0,0714)
9,2142 dioptri
M M
9,286 ( 0,0714)
9,3571 dioptri
76
Tabel 5.9 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa dengan Ralat pada
Lensa Cekung
No. S (m) P (dioptri) P(dioptri) KSR(%) Pseb (P P) dioptri
1 0.3 -14.8484 -0.0606 0.4082 -14.788 s/d -14.909
2 0.4 -17.5 -0.05 0.2857 -17.45 s/d -17.55
3 0.5 -18.833 -0.04167 0.2212 -18.792 s/d -18.875
2. Lensa Cembung
1 1 1
f S S'
1 1 1
f 0,2 0,87
1
6,1694
f
f 0,1626 m
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.10 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus Tanpa Ralat pada
Lensa pada Lensa Cembung
No. S(m) S'(m) f(m)
1 0.3 0,85 0,2217
2 0.4 0,382 0,1954
3 0.5 0,318 0,1944
77
S' S
f S ' S f
S S S
'
S S S
' '
0,2 0,87
f 0,0005' 0,0005 0,1626
0, 20, 2 ( 0,87 ) 0,870, 2 ( 0,87
) '
f = 0,0001519m
f
KSR 100%
f
0,0001519
100%
0,1626
KSR 0,093457%
f seb f f
f f
0,1626 0,0001519
0,162646 m
f f
0,1626 0,0001519
0,16276
f seb 0,162646 m s/d 0,16276, m
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.11 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cekung
No. S(m) S'(m) f(m) f KSR(%) fseb (f f) m
1 0.3 0,85 0,2217 0,0001928 0,0869 0,2215 s/d 0,2219
2 0.4 0,382 0,1954 0,000249 0,1279 0,1951 s/d 0,1956
3 0.5 0,318 0,1944 0,000238 0,1222 0,1941 s/d 0,1946
c) Menentukan Perbesaran Bayangan Tanpa Ralat
78
S'
M
S
0,87
M
0,2
M 4,35 kali
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
S S '
M M
S S '
0,0005 0,0005
M 4,35
0,2 0,87
M
KSR 100%
M
0,013375
100%
4,35
KSR 0,30747%
M seb M M
M M
4,35 0,013375
79
4,3366kali
M M
4,35 0,013375
4,3634kali
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.13 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cembung
No. S(m) S'(m) M(kali) M(kali) KSR(%) Mseb(M M)kali
1 0.3 0,85 2,833 0,00639 0,2254 2,8269 s/d 2,8397
2 0.4 0,382 0,955 0,00244 0,25589 0,9525 s/d 0,9574
3 0.5 0,318 0,636 0,001636 0,257 0,6343 s/d 0,6376
1
P
f
1
0,22173
P 6,1494dioptri
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.14 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa Tanpa Ralat pada
Lensa Cembung
80
No. S (m) S' (m) P (dioptri)
1 0.3 0,85 4,5098
2 0.4 0,382 5,11780
3 0.5 0,318 5,1446
1
P f
f2
1
P 0,0001519
(0,1626) 2
P 37,8154 0,0001519
P 0,005747dioptri
P
KSR 100%
P
0,005747
KSR 100%
6,14943
KSR 0,0934%
Pseb P P
P P
6,1494 0,005747
6,1436 dioptri
P P
6,1494 0,005747
6,1551 dioptri
Pseb 6,1436 dioptri s/d 6,1551 dioptri
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.15 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa dengan Ralat pada
Lensa Cembung
No. S (m) P (dioptri) P (dioptri) KSR (%) Pseb (P P) dioptri
81
1 0.3 4,5098 4,5098 0,0889 4,5059 s/d 4,514
2 0.4 5,11780 5,11780 0,12787 5,1112 s/d 5,1243
3 0.5 5,1446 5,1446 0,1222 5,1383 s/d 5,1509
2. Pembahasan
yang melengkung. Ada dua jenis lensa yang biasa kita kenal yaitu lensa yang
biasa kita kenal yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cembung
adalah lensa yang memiliki ciri fisik bagian tengahnya melengkung ke dalam
lensa cembung yaitu ketika sinar laser ditembakan dan mengenai permukaan
lensa maka sinarnya akan dibiaskan mendekati garis normal. Pada lensa
gabungan, yaitu perpaduan antara lensa cembung dan lensa cekung . ketika
sinar melewati lensa cembung maka sinar akan dikumpulkan pada satu titik
dan ketika sinar melewati lensa cekung maka maka sinar akan disebarkan
lensa cekung pada jarak benda ke lensa 0,2 m, dengan jarak bayangan ke
lensa adalah -0,07 m diperoleh jarak fokus pada lensanya adalah -0,10769 m..
Untuk jarak fokus lensa cekung dengan ralat diperoleh nilainya adalah
82
-0,0008284 m dengan KSR 0,769 %. KSR yang rendah ini menunjukan
tingkat ketelitian alat yang digunakan tinggi. Adapun nilai jarak fokus lensa
cekung ini berada diantara nilai f yang sebenarnya yaitu dari -0,10686 m s/d
-0,10769 m. untuk data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m,
0,4 m dan 0,5 m dengan jarak bayangan ke lensa secara berturut-turut adalah
turut adalah -0,0673 m, -0,0571 m dan -0,0531 m. dengan jarak fokus yang
0.05731 dan -0.05298 s/d -0.05321 didapatkan nilai KSRnya adalah 0,4082
benar nilai dari jarak fokusnya berada diantara nilai jarak fokus yang
tinggi. Dari analisis data yang diperoleh dapat disimpulakan bahwa semain
jauh jarak benda dari lensa maka pembentukan bayangannya akan semakin
adalah 0,35 kali, dengan perbesaran yang sebenarnya adalah 0,3466 kali
sampai dengan 0,3533 kali. Hal ini menunjukan bahwa nilai perbesaran
dengan KSR 0,96 % yang menunjukan ketelitian dari alat yang digunakan
tinggi. Keadaan ini berlaku pula untuk data yang selanjutnya pada jarak
83
benda ke lensa 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m dengan jarak bayangan ke lensa
kali dan 0.096 kali. Dengan nilai perbesaran bayangan secara berturut-turut
adalah 0.1814 kali s/d 0.1853 kali, 0.1236 kali s/d 0.12641 kali dan 0.0949
kali s/d 0.0971 kali dengan KSRnya adalah 1.07576 %, 1.125 % dan
bayangannya yang sebenarnya, dan KSR yang rendah ini menunjukan nilai
ketelitiannya tinggi. Dari hasil analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan
semakin kecil.
cekung, dengan jarak benda ke lensa adalah 0,2 m dengan jarak fokus
nilai kekuatan lensa yang sebenarnya berada pada rentang 9,2142 dioptri
sampai dengan -9,371 dioptri. Karena nilai kekuatan lensanya berada diantara
nilai yang sebenarnya maka nilai kekuatan lensa ini tepat dengan KSR yang
alat yang tinggi. Untuk data yang selanjutnya Keadaan ini berlaku pula untuk
data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m
-17.5 dioptri dan -18.83 dioptri. Dengan nilai kekuatan lensa yang sebenarnya
84
adalah -14.788 dioptri sampai dengan -14.909 dioptri, -17.45 dioptri sampai
dengan -17.55 dioptri dan -18.792 dioptri sampai dengan -18.875 dioptri
dan 0.2212 %. Karena nilai kekuatan lensanya berada diantara nilai yang
sebenarnya maka nilai kekuatan lensa ini tepat dan rendahnya nilai KSR ini
menunjukan ketelitian alat yang tinggi. Kekuatan lensa ini dipengaruhi oleh
jarak fokus bayangannya dimana semakin kecil nilai dari jarak fokus
sinyal.
0,2 m dari lensa maka bayangannya terbentuk pada jarak -0,07 m dari lensa
dan bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak dan diperkecil. Dan pada
jarak benda 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m sifat bayangan yang terbentuk selalu
Perolehan nilai jarak fokus dari lensa cembung pada jarak 0,2 m dari
benda ke lensa dan jarak 0,87 m dan jarak bayangan ke lensa adalah
0,1626 m dan nilai KSRnya adalah 0,093 % dan nilai jarak fokus yang
ini menunjukan bahwa nilai ketelitian alat yang digunakan tinggi. Keadaan
ini juga berlaku untuk data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m,
0,4 m dan 0,5 m dengan jarak bayangan ke lensa secara berturut-turut adalah
85
0,85m, 0,382 m dan 0,318 m diperoleh jarak fokusnya secara berturut-turut
s/d 0,1956 m dan 0,1941 m s/d 0,1946 m didapatkan nilai KSRnya adalah
fokusnya benar nilai dari jarak fokusnya berada diantara nilai jarak fokus
benda 0,2 m dari lensa dan jarak bayangan 0,87 m dari lensa maka perbesaran
kelensa dan jarak benda ke lensa adalah 4,35 kali. Hal ini menunjukan bahwa
diruang dua. Pada kasus dimana benda berjarak 0,3 m dari lensa bayangan
masih tetap diperbesar karena berada diruang dua sedangkan untuk jarak
benda ke lensa 0,4 m dan 0,5 m bayangannya diperkecil karena benda telah
berada diruang tiga. Pada jarak benda 0,2 m dari lensa diperoleh nilai
perbesaran yang sebenarnya adalah 4,3366 kali sampai dengan 4,3633 kali.
86
adalah 0,307 %, rendahnya nilai KSR ini menunjukan ketelitian alat ukur
yang tinggi.
kemampuan lensa untuk mengumpulkan berkas sinar. Pada jarak fokus lensa
nilai kekuatan lensa yang sebenarnya adalah 6,1436 dioptri sampai dengan
6,1551 dioptri. Karena nilai kekuatan lensanya telah berada pada rentan nilai
yang sebenarnya maka dapat dikatakan bahwa nilai kekuatan lensanya telah
benar. Dengan KSR yang diperoleh adalah 0,09 %, nilai KSR yang rendah ini
menunjukan nilai ketelitian alat yang tinggi. Keadaan ini berlaku pula untuk
data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m
adalah 0.183333 kali, 0.125 kali dan 0.096 kali. Dengan nilai perbesaran
bayangan secara berturut-turut adalah 0.1814 kali s/d 0.1853 kali, 0.1236
kali s/d 0.12641 kali dan 0.0949 kali s/d 0.0971 kali dengan KSRnya adalah
rendah ini menunjukan nilai ketelitiannya tinggi. Dari hasil analisis data yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak benda ke lensa maka
87
Sifat-sifat pembentukan bayangan pada lensa cembung secara teori
satu maka bayangannya selalu bersifat tegak, diperbesar dan maya, jika
benda berada diruang dua maka bayangan terbentuk adalah nyata, terbalik
dilakukan telah sesuai dengan teori dimana ketika jarak benda dengan lensa
0,2 m dan 0,3 m maka benda tersebut berada di ruang dua sehingga bayangan
yang terbentuk adalah nyata, terbalik dan diperbesar. Sedangkan ketika jarak
benda ke lensa adalah 0,4 m dan 0,5 m maka benda tersebut berada di ruang
tiga sehingga bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik dan diperkecil.
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
88
Kesimpulan pada percobaan lensa cembung dan lensa cekung adalah
sebagai berikut
sinarnya akan dikumpulkan pada satu titik dan ketika sinar melewati
b. Bayangan yang terbentuk pada lensa cekung adalah maya tegak dan
maya, jika benda berada diruang dua maka bayangan terbentuk adalah
akan semakin dekat dengan lensa dan sebaliknya semakin dekat jarak
2. Saran
89
Saran yang dapat diberikan pada praktikum lensa cembung dan lensa
cekung adalah
sebagian praktikan sedikit tertekan ketika dibimbing, namun hal ini dapat
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
90
Nuralamsyah, Danang. 2013. Analisa Light Weight Optronic Director Sebagai
Pencari Target Otomatis Fire Control Systen Na 18 Pada Kapal Laut Fast
Patrol Sura. Universitas Diponegoro. Semarang
Surgaria, Frizco. 2011. Aplikasi Visualisasi Pembentukan Bayangan Benda
Untuk Pembelajaran Fisika Sma Materi Lensa Tipis Bikonveks Dan
Bikonkaf. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya
Widodo Catur Edi. 2008. Simulasi Penelusuran Berkas Cahaya pada Lensa Tipis
Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Diponegoro
91