Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

SEMESTER GANJIL

PENENTUAN FOKUS LENSA

Oleh

Nama : Novian Rico Saputra

NIM : 211810301001

Jurusan/ Kelas : Kimia/ Kimia F

Hari/ Tanggal : Jum’at, 15 Oktober 2021

Asisten : Ila Nur Alifah Islami

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN KIMIA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Optik merupakan salah satu cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan
sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Alat optik adalah alat-alat yang
menggunakan lensa dan/atau cermin untuk memanfaatkan sifat-sifat cahaya yaitu
dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan, cahaya tersebut digunakan untuk melihat.
Lensa pada alat optik tersebut adalah benda bening yang tembus cahaya dengan
bentuk permukannya merupakan garis sferis. Garis sferis merupakan garis hubung
antar pusat lengkungan kedua permukaan utama. Cahaya yang melalui lensa,
lubang, atau obyek kecil ukurannya mendekati panjang gelombang dari cahaya
tersebut, akan mengalami pembelekoan cahaya (difraksi). Cahaya yang dipakai
redup maka akan mengakibatkan jumlah partikel cahaya yang melaluinya sangat
sedikit dan sifat dari partikel tersebut ialah nyata (Hari, 2019).

Percobaan penentuan lensa atau fokus lensa cembung kali ini, dilakukan
diantara benda dan layar yang diletakkan pada perbesaran yang berbeda-beda.
Percobaan tersebut meliputi menggeser objek/ benda sedangkan lensa cembung
tetap serta pergeseran lensa cembung objek tetap. Percobaan dengan lensa
cembung dan layar digeser-geser sehingga didapatkan bayangan dari benda setelah
melewati lensa cembung. Bayangan yang terbentuk pada percobaan kali ini
terdapat dua kemungkinan yaitu diperbesar atau diperkecil dan nyata atau terbalik.
Lensa dapat dimanfaatkan untuk mengubah arah berkas cahaya melalui peristiwa
pembiasan cahaya. Titik fokus lensa berada pada sumbu utama lensa yang
merupakan titik tempat berkas-berkas sinar datang secara sejajar dengan pusat
sumbu utama.

Lensa merupakan peralatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.


Banyak kejadian sehari-hari yang dapat dijelaskan dengan konsep pembentukan
bayangan oleh lensa, terutama berhubungan dengan optik. Pengaplikasian tersebut
dapat dijumpai pada kacamata. Selain itu, juga diterapkan pada teropong,
mikroskop, lup, dan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka
rumusan masalah yang akan dibahas pada praktikum penentuan fokus lensa ini
sebagai berikut:

1. Bagaimana pergesaran obyek/ benda sedangkan lensa cembung tetap?


2. Bagaimana pergeseran lensa cembung sedangkan obyek benda/ tetap?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum penentuan fokus lensa adalah:
1. Mengetahui pergesaran obyek/ benda sedangkan lensa cembung tetap. 2.
Mengetahui pergeseran lensa cembung sedangkan obyek benda/ tetap.

1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum penentuan fokus lensa ini dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Penerapan fokus lensa biasanya sering diaplikasikan
pada penggunaan alat-alat optik seperti kacamatan, lup, teropong, mikroskop,
dan lain-lain. Selain itu, mahasiswa dapat memusatkan cahaya dengan cermin
dan dapat mengetahui banyak bayangan dan sifat bayangannya, serta dapat
membedakan penggunaan tiap lensa untuk kacamata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Sejarah penemuan lensa pertama kali dibuat pada abad ke-13, oleh seorang
rahib Bangsa Perancis, roger baron, dengan perbesaran yang masih terbatas. Tahun
1608, Galileo berhasil menciptakan teleskop. Pada akhir abad ke-16, penemuan
lensa mengalami perkembangan. Tahun 1677, saudagar pakaian di Delft, Belanda
bernama Anthony Van Leeuwenhook mendesain dan menggunakan biconvex
simple lenses (satu lensa) untuk mengamati berbagai material biologis dan
mikroorganisme hidup. Leeuwen Hoek mempublikasikan secara seri dan jelas
pada The Royal Society of London. Tahun 1678, Hook mengembangkan
compound microscope (Muwarni, 2015).

2.2 Definisi Lensa


Lensa merupakan obyek transparan yang dapat membelokkan atau
membiaskan berkas-berkas cahaya yang melewati lensa tersebut. lensa berasal dari
kaca atau plastik. Lensa rentan terhadap aberasi kromatik dan optis. Keberadaan
benda di depan lensa dapat terebntuk bayangan dari benda tersebut. Lensa dapat
dibedakan berdasarkan kelengkungan yang terjadi pada dua bidang antarmuka,
yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cembung mempunyai dua antarmuka
berbentuk cembung dengan radius yang tidak dapat didefinisikan. Lensa cekung
mempunyai satu bidang antarmuka dan bidang tersebut berbentuk meniskus
(Jumini, 2018).

Menurut Maryani et al (2021) lensa juga dapat didefinisikan sebagai benda


tembus cahaya dan dibatasi oleh dua bidang yang berbentuk lengkung. Bentuk
lengkung tersebut diantaranya bidang bola, bidang silinder, satu bidang lengkung,
dan satu bidang datar. Zaman modern penerapan lensa sudah ada di berbagai
produk yangbiasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu, kamera, teropong,
mikroskop, proyektor, dan kacamata.

2.3 Lensa Cembung


Lensa cembung merupakan lensa yang mempunyai ketebalan pada bagian
tengahnya daripada di bagian tepi yang lebih tipis. Lensa cembung biasanya
disebut dengan lensa positif. Lensa cembung bersifat konvergern yang artinya
mengumpulkan cahaya. Lensa cembung biasanya mempunyai bentuk seperti
lingkaran atau silinder. Menurut Maryani et al (2021) lensa cembung dibuat dari
kaca atau plastik sehingga lensa cembung mempunyai indeks bias lebih besar
daripada indeks bias udara.

Menurut Nirsal (2012) menyatakan jenis-jenis lensa cembung berdasarkan


bentuk lengkung permukaanya adalah sebagai berikut :

a. Lensa bikonveks yaitu lensa yang memilki dua permukaan cembung.


b. Lensa plan-konveks yaitu lensa yang masing-masing mempunyai satu
permukaan cembung dan permukaan datar.

c. Lensa konveks-konkaf yaitu lensa yang masing-masing mempunyai satu


permukaan cembung dan permukaan cekung, namun lebih dominan
permukaan cembung daripada permukaan cekung.

Gambar 2. 1 Jenis-Jenis Lensa Cembung.

2.4 Cara Kerja Lensa


Terdapat dua jenis utama lensa yang dinamakan sesuai dengan bentuknya atau
efek yang dihasilkannya terhadap berkas cahaya yang melewatinya. Lensa dengan
permukaan menonjol keluar disebut lensa cembung. Lensa jenis tersebut dapat
digunakan sebagai kaca pembesar. Namun, karena sinar cahaya sejajar melewati
lensa cembung memusat pada suatu fokus di bagian sebalikanya, hal ini
mengakibatkan lensa cembung tersebut bersifat konvergen. Lensa jenis lainnya
mempunyai permukaan melengkung ke dalam disebut lensa cekung. Lensa jenis
ini digunakan pada kacamata untuk pasien rabun jauh (miopi). Sinar cahaya yang
melewati lensa cekung akan memancar dan fokusnya berada di sisi yang sama
dengan cahaya masuk, hal ini mengakibatkan lensa cekung tersebut bersifat
divergen.
2.5 Pembentukan Bayangan Pada Lensa Cembung
Menurut Nurlina dan Riskawati (2017) setiap lensa mempunyai perbedaan
pada dua buah titik fokus di sebelah kiri dan kanan, sedangkan persamaannya
terdapat di kedua jarak fokus tersebut pada lensanya. Proses pembentukan
bayangan pada lensa cembung menggunakan bantuan berupa sinar-sinar istimewa.
Menurut sinar-sinar istimewa pada lensa cembung adalah yang pertama sinar
datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus (f2). Kedua, sinar
datang melalui titik fokus (f1) akan dibiaskan sejajar sumbu utama. Ketiga, sinar
datang menuju titik pusat lensa (O) akan diteruskan tanpa dibiaskan. Sinar-sinar
istimewa tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Jumini, 2018).

Gambar 2. 2 Sinar-Sinar Istimewa Pada Lensa Cembung

■ Sinar istimewa 1: Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan


melalui titik fokus (F1) di belakang lensa.

■ Sinar istimewa 2: Sinar datang menuju titik fokus di depan lensa (F2)
akan dibiaskan sejajar sumbu utama.

■ Sinar istimewa 3: Sinar yang datang melewati pusat optik lensa (O) akan
tidak dibiaskan melainkan diteruskan.

Lensa cembung menghasilkan bayangan yang bersifat maya, tegak, dan


diperkecil. Lensa cembung juga mempunyai jari-jari negatif, yang disebut cermin
negatif. Menurut Gunadi et al (2015), menyatakan bahwa hubungan antara jarak
objek terhadap jarang bayangan dapat ditulis dengan persamaan berikut.

1/f = 1/s + 1/s’


2/R = 1/s + 1/s’
Keterangan : s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f = jarak fokus atau titik api, bernilai positif
R = jari – jari lensa
Jarak fokus positif (fp) juga dapat dinyatakan dengan persamaan berikut. fp
= L2 + H2/ 4L

Keterangan : H = jarak antara kedudukan


L = jarak antara benda dan layar
BAB III
METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum penentuan fokus lensa ini adalah
sebagai berikut:

1) Meja optik 1 set yang digunakan untuk layar obyek yang diamati.
2) Rel presisi 2 buah yang digunakan untuk meja optik.
3) Diafragma anak panah 1 buah yang digunakan untuk obyek yang dikenai
lampu.

4) Tumpakan berjepit 4 buah yang digunakan untuk menjepit lampu.


5) Lensa 100 mm 1 buah yang digunakan untuk menfokuskan pantulan
cahaya dari suatu obyek.

6) Lensa 200 mm 1 buah yang digunakan untuk menfokuskan pantulan


cahaya dari suatu obyek.

7) Penyambung rel 1 buah yang digunakan untuk mengisolasi jika ada arus
listrik yang mengalir pada ujung sambuangan.

8) Rumah lampu bertangkai 1 buah yang digunakan untuk tempat


diletakkannya lampu.

9) Catu daya 1 buah yang digunakan untuk sumber energi untuk


menghidupkan lampu.

10) Kabel penghubung 2 buah yang digunakan untuk memberikan daya listrik.

11) Pemegang slide diafragma 1 buah yang digunakan untuk obyek yang
dikenai cahaya.

12) Kaki rel 2 buah yang digunakan untuk menyanga rel presisi
13) Penggaris/mistar 1 buah yang digunakan untuk mengukur jarak bayangan
yang terbentuk.

3.2 Metode Kerja


Metode kerja yang digunakan pada praktikum penentuan fokus lensa ini adalah
sebagai berikut:
3.2.1 Desain Percobaan
1) Pergeseran Obyek/ Benda Sedangkan Lensa Cembung Tetap.

Gambar 3. 1 Rangkaian Percobaan 1

(Sumber : Tim praktikum fisika dasar, 2021)

2) Pergeseran Lensa Cembung Sedangkan Obyek/ Benda Tetap.

Gambar 3. 2 Rangkaian Percobaan 2

(Sumber : Tim praktikum fisika dasar, 2021)


3.2.2 Langkah Kerja
a. Menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonveks) dengan metode
pergeseran objek/ benda sedangkan lensa cembung tetap.

1. Disusun perangkat optik yang terdiri atas sumber cahaya, obyek anak
panah, lensa positif +100 mm dan layar pengamatan (digunakan meja
optik) dalam urutan yang sesuai seperti pada gambar 3.1.

2. Ditentukan terlebih dahulu letak fokus pertama (F) atau fokus kedua
(F’).
3. Letakkan obyek anak panah pada jarak antara F dengan lensa positif,
dan dicatat jaraknya.

4. Diamati bentuk bayangan yang terjadi pada point 3 dan dicatat jarak
yang diukur dari lensa.

5. Diulangi point 3 dan 4 sebanyak tiga kali dengan jarak yang berbeda.

6. Diletakkan obyek antara F dan 2 kali F, serta dicatat kembali jarak dari
lensa tersebut.

7. Didapatkan hasil berupa bentuk bayangan yang terjadi pada point 6 dan
dicatat jaraknya dari lensa.

8. Diulangi point 5 dan 6 sebanyak tiga kali.


9. Diletakkan obyek pada jarak yang lebih jauh dari 2 kali F dan dicatat
jaraknya dari lensa.

10. Didapatkan hasil berupa bentuk bayangan yang terjadi pada point 6 dan
dicatat jaraknya dari lensa.

11. Diulangi point 9 dan 10 sebanyak tiga kali.


12. Dilakukan kembali langkah nomer 1 s/d 11 untuk fokus +200 mm.
b. Menentukan jarak fokus lensa cembung (bikoveks) dengan metode
pergeseran lensa cembung sedangkan obyek/ benda tetap.

1. Disusun peralatan pada landasan optik yang telah disediakan, terdiri


dari sumber cahaya, obyek anak panah, lensa +100 mm dan layar.
2. Diposisikan kedudukan obyek dan layar sejauh 50 cm dan dicatat
kedudukan benda dan layar (L).

3. Digeser benda tersebut sepanjang landasan optis (posisi di A), sehingga


diperoleh bayangan yang jelas (nyata, terbalik, dan diperbesar) pada
layar.

4. Dicatat posisi pertama tersebut (H1)


5. Digeser kembali lensa pada posisi B, sampai diperoleh bayangan yang
jelas (nyata, terbalik, dan diperkecil.

6. Dicatat posisi kedua tersebut (H2).


7. Didapatkan nilai H, yaitu : H = H1 - H2.
8. Diulangi kembali langkah 1 s/d 5 untuk 4 variasi L yang lain.
9. Diulangi kembali langkah 1 s/d 5 untuk lensa +200 mm.

3.2 3. Metode Analisis Data


3.2.3.1 Ralat
a. Hubungan jarak fokus (f) dengan jari-jari lensa cembung
R = 2f f = ½ R

Keterangan : f = Jarak fokus


R = Jari-jari lensa
b. Menentukan fokus lensa dengan variasi s
1/f = 1/s + 1/s’

Keterangan : s = jarak benda


s’ = jarak bayangan
f = jarak fokus atau titik api, bernilai positif
R = jari – jari lensa
c. Menetukan fp

fp = L2 + H2/ 4L
Keterangan : H = jarak antara kedudukan
L = jarak antara benda dan layar
d. Menentukan dan f

= (f1 + f2 + f3)/ 3
f= (f1- ̅ 2 + (f2- ̅ 2 + (f3- 2
/2
2
f= (f- /2
e. Menentukan I (%)
I = f / ̅ x 100%
f. Menentukan K (%)
K = 100% - I%
g. Menentukan Ap
Ap = 1 – log ( f / f )
3.2.3.2 Tabel
Tabel hasil pengamatan yang digunakan pada praktikum penentuan
fokus lensa adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Penentuan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode
pergeseran obyek/benda sedangkan lensa cembung tetap

Posisi ′
No. Bentuk Bayangan
Benda
Lensa + 100 mm
1 7 cm -
ƒ<
< 2ƒ 8 cm -
9 cm -
4 15 cm 30 cm
ƒ<
5 < 2ƒ 17 cm 25 cm
6 19 cm 22 cm
7 25 cm 18 cm
8 > 2ƒ 27 cm 17 cm
9 29 cm 16 cm
Lensa + 200 mm
10 6 cm -
ƒ<
11 < 2ƒ 10 cm -
12 14 cm -
13 24 cm 88 cm
ƒ<
14 < 2ƒ 26 cm 63 cm
15 28 cm 50 cm
16 44 cm 38 cm
17 > 2ƒ 46 cm 36 cm
18 48 cm 34 cm
Tabel 3.2 Penentuan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode
pergeseran lensa cembung sedangkan obyek/benda tetap

1 2 Bentuk
No.
Bayangan
Lens a + 100 mm
1 50 cm 42 cm 13 cm
2 60 cm 54 cm 16 cm
3 70 cm 67 cm 18 cm
4 80 cm 78 cm 19 cm
90 cm 88 cm 20 cm
100 cm 99 cm 22 cm
Lensa + 200 mm
5 50 cm -
6 60 cm -
7 70 cm 62 cm 61 cm
8 80 cm 70 cm 60 cm
90 cm 79 cm 55 cm
100 cm 97 cm 53 cm

Tabel 3.3 Penentuan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode
pergeseran obyek/benda sedangkan lensa cembung tetap.

L𝑒𝑛𝑠𝑎 𝑠 𝑠′ I K AP
7 -
cm
8 -
cm
9 -
+ cm
100 mm
∑ƒ=
15 cm 30 cm

17 cm

19 cm

∑ƒ =
25 cm 16 cm

27 cm

29 cm

∑ƒ=
14 cm

16 cm

18 cm
+
200 mm ∑ƒ =
24 cm

26 cm

28 cm

∑ƒ =
44 cm

46 cm

48 cm

∑ƒ=
Tabel 3.4 Menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode
pergeseran lensa cembung sedangkan obyek/benda tetap.

L𝑒𝑛𝑠𝑎 𝐿 𝐻2 I KA

1
P

50 cm 42 13
+ cm cm

100 60 cm -
mm 70 cm -
80 cm 30
cm

∑ ƒ𝑝 =

50 cm
+ 60 cm
200 70 cm
mm 80 cm
Tabel 3.5 Tabel hasil menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonvek)
dengan metode pergeseran obyek/benda sedangkan lensa cembung tetap

Posisi benda ±∆ Bentuk


Bayangan
Lensa + 100 mm

< < 2ƒ
> 2ƒ
Lensa + 200 mm

< < 2ƒ
> 2ƒ
ƒƒ

Tabel 3.6 Tabel hasil menentukan jarak fokus lensa cembung


(bikonvek) dengan metode pergeseran lensa cembung sedangkan
obyek/benda tetap
Lensa

+ 100 mm
+ 200 mm
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh berdasarkan data pengamatan pada praktikum penentuan
fokus lensa adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil penentuan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan
metode pergeseran obyek/benda sedangkan lensa cembung tetap

Posisi
No. ′ Bentuk Bayangan
Benda
Lensa + 100 mm
1 ƒ< < 2ƒ 7 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
2 8 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
3 9 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
4 ƒ< < 2ƒ 15 cm 30 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
5 17 cm 25 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
6 19 cm 22 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
7 > 2ƒ 25 cm 18 cm Nyata, terbalik,
diperkecil
8 27 cm 17 cm Nyata, terbalik,
diperkecil
9 29 cm 16 cm Nyata, terbalik,
diperkecil
Lensa + 200 mm
10 ƒ< < 2ƒ 6 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
11 10 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
12 14 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
13 ƒ< < 2ƒ 24 cm 88 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
14 26 cm 63 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
15 28 cm 50 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
16 44 cm 38 cm Nyata, terbalik,
> 2ƒ
diperkecil
17 46 cm 36 cm Nyata, terbalik,
diperkecil
18 48 cm 34 cm Nyata, terbalik,
diperkecil

Tabel 4.2 Hasil penentuan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan
metode pergeseran lensa cembung sedangkan obyek/benda tetap

1 2 Bentuk
No.
Bayangan
Lensa + 100 mm
1 50 cm 42 cm 13 cm
Nyata, Terbalik dan
2 60 cm 54 cm 16 cm
Diperbesar
Nyata, Terbalik dan
3 70 cm 67 cm 18 cm
Diperbesar
Nyata, Terbalik dan
4 80 cm 78 cm 19 cm
Diperbesar
Nyata, Terbalik dan
90 cm 88 cm 20 cm
Diperbesar
Nyata, Terbalik dan
100 cm 99 cm 22 cm
Diperbesar
Lensa + 200 mm
Nyata, Terbalik dan
5 50 cm -
Diperkecil
Nyata, Terbalik dan
6 60 cm -
Diperkecil
Nyata, Terbalik dan
7 70 cm 62 cm 61 cm
Diperkecil
Nyata, Terbalik dan
8 80 cm 70 cm 60 cm
Diperkecil
Nyata, Terbalik dan
90 cm 79 cm 55 cm
Diperkecil
Nyata, Terbalik dan
100 cm 97 cm 53 cm
Diperkecil

Tabel 4.3 Hasil Penentuan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan
metode pergeseran obyek/benda sedangkan lensa cembung tetap.

L𝑒𝑛𝑠𝑎 𝑠 𝑠′ I K AP
7 - 7 8 1 1 14, 1,84
cm cm 28 85 ,
72
8 - 8 8 0 1 12, 1,9
cm cm 5 87 ,
+ 5
100

9 - 9 8 1 1 11, 1,95
cm cm 11 88.
mm 89
∑ ƒ = 24
15 cm 30 cm 10 10,1 0,01 0,095
0,9 99, 3 , 02
5 05 2
17 cm 25 cm 10,1 0,0001 0,095
10,1 0,9 99, 3 , 02
1 4 06 6
19 cm 22 cm 10,1 0,0081 0,095 3,03
10,1 0,9 99 ,
9 3 07
∑ ƒ = 30,3

25 cm 18 cm 10,4 0,0036 0,079


10,4 0,7 99, 3 , 12
6 55 245 1
27 cm 17 cm 10,4 0,0009 0,079
10,4 0,7 99, 3 , 12
3 57 243 0
29 cm 16 cm 10,4 0,0081 0,079
10,3 0,7 99, 3 , 11
1 66 234 5
∑ƒ=-

14 cm - 14 16 4 2 1,84
14, 85 ,
28 72
16 cm - 16 16 0 2 1,9
12, 87 ,
+ 5 5
200 mm 18 cm - 18 16 4 2 1,95
11, 88 ,
11 89
∑ ƒ = 48
24 cm 88 cm 18,39 0,2116 0,455 2,61
18,8 2,4 97 ,
5 1 59
26 cm 63 cm 18,39 0,0001 0,455 2,60
18,4 2,4 97 ,
7 53
28 cm 50 cm 18,39 0,2025 0,455 2,59
17,9 2,5 97 ,
4 3 47
∑ ƒ = 55,19
44 cm 38 cm 20,16 0,0529 0,246
20,3 1,2 98, 2 , 91
9 0 8 8
46 36 cm 20,16 0,0009 0,246 98,
cm 20,1 1,2 79 2 , 91
9 1 4
48 cm 38 cm 20,16 0,0529 0,246
20,3 1,2 98, 2 , 91
9 0 8 8
∑ ƒ = 60,48

Tabel 4.4 Hasil perhitungan menentukan jarak fokus lensa cembung


(bikonvek) dengan metode pergeseran lensa cembung sedangkan
obyek/benda tetap.

𝑙𝑒 ( 𝑝 ∆ I K A
𝑛𝑠 1 2 𝑝 − 𝑝 )2 P
𝑝 -

50 42 13 29 0,0004 0,50
+ cm cm c 8,2 8,2 5 6, 93, 2,
10 m 9 7 09 91 21
0 60 54 16 38 0,5041 0,50
m 5
cm cm cm 8,9 8,2 5, 94, 2,
m
8 7 62 38 24
70 67 18 52 0,1849 0,50
cm cm cm 7,8 8,2 5 6, 93, 2,
4 7 44 56 19
80 78 19 59 0,0784 0,50
cm cm cm 7,9 8,2 5 6, 93, 2,
9 7 32 68 19
∑( 𝑝 − ) 2 =
∑ƒ = 0 , 7 678
33,1
50 - - 0 13,39 3,1
+ cm 12, 16, 24 75, 1,
20 5 16 ,8 2 60
0 60 - - 0 15 16, 1,34 3,1
m 16 20 79, 1,
cm
m ,6 4 68
70 62 61 1 1,76 3,1
cm cm cm 17, 16, 17 82, 1,
49 16 ,7 3 75
80 70 60 10 12,39 3,1
cm cm cm 19, 16, 15 84, 1,
68 16 ,7 3 80

Tabel 4.5 Hasil perhitungan pada tabel hasil menentukan jarak fokus lensa
cembung (bikonvek) dengan metode pergeseran obyek/benda
sedangkan lensa cembung tetap

Posisi benda ±∆ Bentuk


Bayangan
Lensa + 100 mm
<ƒ 24 3 Maya, tegak,
diperbesar
< < 2ƒ 30,3 2,85 Nyata, terbalik,
diperbesar
> 2ƒ 31,2 0,237 Nyata, terbalik,
diperkecil
Lensa + 200 mm
<ƒ 48 6 Maya, tegak,
diperbesar
< < 2ƒ 55,19 1,365 Nyata, terbalik,
diperbesar
> 2ƒ 60,48 0,738 Nyata, terbalik,
diperkecil
ƒƒ

Tabel 3.6 Tabel hasil menentukan jarak fokus lensa cembung


(bikonvek) dengan metode pergeseran lensa cembung sedangkan
obyek/benda tetap
Lensa

+ 100 mm 33,1 2,02


+ 200 mm 64,67 12,4
4.2 Pembahasan
Percobaan yang dilakukan kali ini mengenai penentuan fokus lensa. Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pergesaran obyek/ benda sedangkan
lensa cembung (bikonvek) tetap dan mengetahui pergeseran lensa cembung
(bikonvek) sedangkan obyek benda/ tetap. Percobaan penentuan lensa atau fokus
lensa cembung kali ini, dilakukan diantara benda dan layar yang diletakkan pada
perbesaran yang berbeda-beda. Lensa merupakan salah satu alat optik yang
transparan dan dapat membelokkan atau membiaskan berkas-berkas cahaya yang
melewati lenca tersebut. Lensa terdiri dari dua jenis yaitu lensa cembung (lensa
positif) dan lemnsa cekung (lensa negatif). Penentuan fokus lensa ini dilakukan
sebanyak 2 kali percobaan dengan beberapa tahapan atau perlakuan yang berbeda.

Percobaan pertama pada praktikum penentuan fokus lensa terdiri atas


beberapa tahapan. Percobaan pertama yang dilakukan yaitu menentukan jarak
fokus lensa cembung (bikonveks) dengan metode pergeseran objek/ benda
sedangkan lensa cembung tetap. Tahapan percobaan pertama diawali dengan
disusun perangkat optik yang terdiri atas sumber cahaya, obyek anak panah, lensa
positif +100 mm dan layar pengamatan (digunakan meja optik) dalam urutan yang
sesuai. Kemudian, diamati bentuk bayangan yang terjadi dan dicatat jarak yang
diukur dari lensa. Diulangi kembali tahapan berikut dengan perbedaan letak obyek
antara F dan 2 kali F, serta menggunakan lensa positif +200 mm. Dalam percobaan
ini didapatkan hasil bayangan yang berbeda pada tiap perlakuan. .Pada percobaan
dengan variabel lensa 100 mm dan 200 mm, pergeseran bayangan yang dihasilkan
dari kedua metode tersebut adalah sama yaitu jika f<s<2f maka bayangan yang
terbentuk adalah nyata, terbalik, dan diperbesar. Benda yang diletakkan pada s>2f
akan membentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil. Percobaan pertama ini
menyatakan bahwa semakin kecil pegeseran atau jarak benda maka jarak bayangan
akan semakin panjang. Sehingga dapat dikatakan bahwa pergeseran bayangan
berbanding terbalik dengan pergeseran benda.

Percobaan kedua pada praktikum penentuan fokus lensa terdiri atas beberapa
tahapan. Percobaan kedua yang dilakukan yaitu menentukan jarak fokus lensa
cembung (bikoveks) dengan metode pergeseran lensa cembung sedangkan obyek/
benda tetap. Tahapan percobaan kedua diawali dengan disusunnya peralatan pada
landasan optik yang telah disediakan, terdiri dari sumber cahaya, obyek anak panah,
lensa +100 mm dan layar. Kemudian, diposisikan kedudukan obyek dan layar
sejauh 50 cm, serta dicatat kedudukan benda dan layar (L) tersebut. Penggeseran
benda tersebut dilakukan sepanjang landasan optis sehingga diperoleh bayangan
yang jelas (nyata, terbalik, dan diperbesar) pada layar. Setelahnya, digeser kembali
lensa pada posisi B, sampai memperoleh bayangan yang jelas (nyata, terbalik, dan
diperkecil). Percobaan kedua ini didapatkan bahwa semakin besar nilai L (jarak
antara benda dan layar) maka nilai H (jarak antara kedudukan) juga akan semakin
besar. Bentuk bayangan yang dihasilkan yakni nyata, terbalik, dan bisa diperbesar
maupun diperkecil.

Jarak mempengaruhi bayangan yang dibentuk, dan pergeseran objek yang


membentukbayangan juga mempengaruhi. Benda mempunyi pengaruh terhadap
bentuk byangan untuk menbuat benda agar bisa ditangkap oleh layar terhadap
besar atau kecilnya, jelas atu tidaknyabentuk benda yang terbentuk. Bayangan
yang dibentuk lensa saat benda tetap dan jarak lensanya diubah-ubah sangat
berpengaruh terhadap hasilnya, saat jarak antar lensa dengan sumber dekat maka
bayangannya belum tentu jelas atau bersifat semu. Bayangan hanya akan terlihat
jelas apabila antara layar dengan lensa terhadap sumber tepat. Layar akan
menangkap bentuk bayangan dengan tepat apabila jaraknya tepat. Beberapa factor
yang mempengaruhi bentuk bayangan antara lain adalah jarak antarabsumber
cahaya dengan lensa, jarak antara lensa dengan layar, dan bentuk benda yang
dibuat.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini, Hukum Ohm Dan Rangkaian Seri-Paralel ini dapat diambil
kesimpulan bahwa:

1. Pergeseran bayangan yang dihasilkan dari kedua metode tersebut adalah


sama yaitu jika f<s<2f maka bayangan yang terbentuk adalah nyata,
terbalik, dan diperbesar. Benda yang diletakkan pada s>2f akan
membentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil.

2. Semakin pendek pergeseran benda (s) maka bayangan akan semakin


jauh, sedangkan semakin besar nilai L (jarak antara benda dan layar)
maka nilai H (jarak antara kedudukan) juga akan semakin besar.

5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah praktikan hendaknya memahami
konsep dasar yang akan dipraktikan. Praktikum dilaksanakan praktikan harus
fokus mendengarkan materi berupa video yang diberikan oleh asisten
praktikum. Selain mendapatkan informasi berdasarkan video maupun asisten
praktikum, praktikan juga harus mencari banyak referensi agar dapat membuat
sebuah laporan yang sempurna. Dan untuk Praktikan harus dekat dengan kakak
Aspraknya (kak Ila, kak dziky, kak sheren) agar memudahkan konsultasi
kaporannya
DAFTAR PUSTAKA

Gunadi, I., G. Rahmat, dan A. Kusworo. 2015. Pembuatan Sistem Kendali Posisi
Autofokus Eksperimen Lensa Dengan Motor Langkah. Jurnal Berkala

Fisika. 18 (4): 148.

Hari. B. S. 2019. Mengenal Cahaya Sebagai Gelombang. Edisi pertama. Bandung :


Penerbit Duta.

Jumini. S. 2018. Fisika Kedokteran. Edisi pertama. Wonosobo : Penerbit Mangku


Bumi.

Maryani. I., Z. K. Prasetyo, dan I. Wilujeng. Modul Perkuliahan Ipa Lanjut (Fisika
Dasar Untuk PGSD). Edisi pertama. Yogyakarta : Penerbit KMedia.

Muwardi, S. 2015. Dasar-Dasar Mikrobiologi Veteriner. Malang : UB Press.

Nirsal. 2012. Perangkat lunak pembentukan bayangan pada cermin dan lensa.
Jurnal Ilmiah D’Computare. 2 (1) : 24-33.

Nurlina dan Riskawati. 2017. Fisika Dasar I. Makassar: LPP Unismuh Makassar

Tim praktikum. 2021. Modul 4 Penentuan Fokus Lensa. Jember : Universitas Jember.
LAMPIRAN

TABEL PENGAMATAN
PENENTUAN FOKUS LENSA

I. Tabel Pengamatan Penentuan Fokus Lensa

1. Menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode pergeseran


obyek/benda sedangkan lensa cembung tetap
No. lensa Posisi benda 𝑠 ′ Bentuk bayangan*
1 7 cm - Nyata, terbalik,
ƒ < 𝑠 < 2ƒ diperbesar
2 8 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
+ 100 mm
3 9 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
4 15 cm 30 cm Nyata, terbalik,
ƒ < 𝑠 < 2ƒ diperbesar
5 17 cm 25 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
6 19 cm 22 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
7 25 cm 18 cm Nyata, terbalik,
𝑠 > 2ƒ diperkecil
8 27 cm 17 cm Nyata, terbalik,
diperkecil
9 29 cm 16 cm Nyata, terbalik,
diperkecil
10 6 cm - Nyata, terbalik,
ƒ < 𝑠 < 2ƒ diperbesar
11 10 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
+ 200 mm
12 14 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
13 24 cm 88 cm Nyata, terbalik,
ƒ < 𝑠 < 2ƒ diperbesar
14 26 cm 63 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
15 28 cm 50 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
16 44 cm 38 cm Nyata, terbalik,
𝑠 > 2ƒ diperkecil
17 46 cm 36 cm Nyata, terbalik,
diperkecil
18 48 cm 34 cm Nyata, terbalik,
diperkecil

2. Menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode pergeseran


lensa cembung sedangkan obyek/benda tetap

No. 𝑙𝑒𝑛𝑠𝑎 𝐿 1 2 Bentuk bayangan*


1 50 cm 42 cm 13 cm
2 + 100 mm 60 cm 54 cm 16 cm Nyata, Terbalik dan
Diperbesar
3 70 cm 67 cm 18 cm Nyata, Terbalik dan
Diperbesar
4 80 cm 78 cm 19 cm Nyata, Terbalik dan
Diperbesar
90 cm 88 cm 20 cm Nyata, Terbalik dan
Diperbesar
100 cm 99 cm 22 cm Nyata, Terbalik dan
Diperbesar

5 50 cm - Nyata, Terbalik dan


+ 200 mm Diperkecil
6 60 cm - Nyata, Terbalik dan
Diperkecil
7 70 cm 62 cm 61 cm Nyata, Terbalik dan
Diperkecil
8 80 cm 70 cm 60 cm Nyata, Terbalik dan
Diperkecil
90 cm 79 cm 55 cm Nyata, Terbalik dan
Diperkecil
100 cm 97 cm 53 cm Nyata, Terbalik dan
Diperkecil
II. Tabel Pengamatan Penentuan Fokus Lensa

I. Menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode pergeseran obyek/benda sedangkan lensa cembung
tetap
-
𝑙𝑒𝑛𝑠𝑎 𝑠 ′ 𝑓 ¯ (𝑓 − ¯)2 ∆𝑓 I K AP
7 cm - 7 cm 8 1 1 14,28 85,72 1,84
8 cm - 8 cm 8 0 1 12,5 87,5 1,9
9 cm - 9 cm 8 1 1 11,11 88.89 1,95
∑ ƒ = 24 ∑(𝑓 − ¯)2 = 2
+ 100
15 cm 30 cm 10 10,1 0,01 0,095 0,95 99,05 3,022
mm
17 cm 25 cm 10,11 10,1 0,0001 0,095 0,94 99,06 3,026
19 cm 22 cm 10,19 10,1 0,0081 0,095 0,93 99,07 3,03
∑ ƒ = 3 0,3 ∑(𝑓 − ¯)2 = 0,0182

25 cm 18 cm 10,46 10,4 0,0036 0,079 0,755 99,245 3,121


27 cm 17 cm 10,43 10,4 0,0009 0,079 0,757 99,243 3,120
29 cm 16 cm 10,31 10,4 0,0081 0,079 0,766 99,234 3,115
∑ƒ= ∑(𝑓 − ¯)2 = 0,0126

14 cm - 14 16 4 2 14,28 85,72 1,84


16 cm - 16 16 0 2 12,5 87,5 1,9
18 cm - 18 16 4 2 11,11 88,89 1,95
∑ ƒ = 48 ∑(𝑓 − ¯ )2 = 8
+ 200 24 cm 88 cm 18,85 18,39 0,2116 0,455 2,41 97,59 2,61
mm
26 cm 63 cm 18,4 18,39 0,0001 0,455 2,47 97,53 2,60
28 cm 50 cm 17,94 18,39 0,2025 0,455 2,53 97,47 2,59
∑ ƒ = 55,19 ∑(𝑓 − ¯)2 = 0,4142
44 cm 38 cm 20,39 20,16 0,0529 0,246 1,20 98,8 2,918
46 cm 36 cm 20,19 20,16 0,0009 0,246 1,21 98,79 2,914
48 cm 34 cm 19,90 20,16 0,0676 0,246 1,25 98,75 2,907
∑ ƒ = 60,48 ∑(𝑓 − ¯)2 = 0,1214

II. Menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode pergeseran lensa cembung sedangkan obyek/benda
tetap

𝑙𝑒𝑛𝑠𝑎 𝐿 1 2 𝐻 𝑓𝑝 ¯ 𝑝 − ∆𝑓𝑝 I K AP
𝑝
50 cm 42 cm 13 cm 29 8,29 8,27 0,0004 0,505 6,09 93,91 2,21
+ 100 60 cm 54 cm 16 cm 38 8,98 8,27 0,5041 0,505 5,62 94,38 2,24
mm 70 cm 67 cm 18 cm 52 7,84 8,27 0,1849 0,505 6,44 93,56 2,19
80 cm 78 cm 19 cm 59 7,99 8,27 0,0784 0,505 6,32 93,68 2,19
∑(𝑓𝑝 − )¯ 2¯ = 0,7678
∑ƒ𝑝 = 33,1

50 cm - - 0 12,5 16,16 13,39 3,1 24,8 75,2 1,60


+ 200 60 cm - - 0 15 16, 16 1,34 3,1 20,6 79,4 1,68
mm 70 cm 62 cm 61 cm 1 17,49 16,16 1,76 3,1 17,7 82,3 1,75
80 cm 70 cm 60 cm 10 19,68 16,16 12,39 3,1 15,7 84,3 1,80
III. Tabel Hasil

1. Menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode pergeseran


obyek/benda sedangkan lensa cembung tetap
𝑙𝑒𝑛𝑠𝑎 Posisi benda ¯ ± ∆𝑓 Bentuk Bayangan
𝑠<ƒ 24 3 Maya, tegak,
+ 100 mm diperbesar
ƒ < 𝑠 < 2ƒ 30,3 2,85 Nyata, terbalik,
diperbesar
𝑠 > 2ƒ 31,2 0,237 Nyata, terbalik,
diperkecil
𝑠<ƒ 48 6 Maya, tegak,
+ 200 mm diperbesar
ƒ < < 2ƒ 55,19 1,365 Nyata, terbalik,
diperbesar
𝑠 > 2ƒ 60,48 0,738 Nyata, terbalik,
diperkecil

2. Menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode pergeseran lensa
cembung sedangkan obyek/benda tetap
lensa ¯ ± ∆𝑓
+ 100 mm 33,1 2,02
+ 200 mm 64,67 12,4

Anda mungkin juga menyukai