SEMESTER GANJIL
Oleh
NIM : 211810301001
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Percobaan penentuan lensa atau fokus lensa cembung kali ini, dilakukan
diantara benda dan layar yang diletakkan pada perbesaran yang berbeda-beda.
Percobaan tersebut meliputi menggeser objek/ benda sedangkan lensa cembung
tetap serta pergeseran lensa cembung objek tetap. Percobaan dengan lensa
cembung dan layar digeser-geser sehingga didapatkan bayangan dari benda setelah
melewati lensa cembung. Bayangan yang terbentuk pada percobaan kali ini
terdapat dua kemungkinan yaitu diperbesar atau diperkecil dan nyata atau terbalik.
Lensa dapat dimanfaatkan untuk mengubah arah berkas cahaya melalui peristiwa
pembiasan cahaya. Titik fokus lensa berada pada sumbu utama lensa yang
merupakan titik tempat berkas-berkas sinar datang secara sejajar dengan pusat
sumbu utama.
1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum penentuan fokus lensa ini dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Penerapan fokus lensa biasanya sering diaplikasikan
pada penggunaan alat-alat optik seperti kacamatan, lup, teropong, mikroskop,
dan lain-lain. Selain itu, mahasiswa dapat memusatkan cahaya dengan cermin
dan dapat mengetahui banyak bayangan dan sifat bayangannya, serta dapat
membedakan penggunaan tiap lensa untuk kacamata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Sejarah penemuan lensa pertama kali dibuat pada abad ke-13, oleh seorang
rahib Bangsa Perancis, roger baron, dengan perbesaran yang masih terbatas. Tahun
1608, Galileo berhasil menciptakan teleskop. Pada akhir abad ke-16, penemuan
lensa mengalami perkembangan. Tahun 1677, saudagar pakaian di Delft, Belanda
bernama Anthony Van Leeuwenhook mendesain dan menggunakan biconvex
simple lenses (satu lensa) untuk mengamati berbagai material biologis dan
mikroorganisme hidup. Leeuwen Hoek mempublikasikan secara seri dan jelas
pada The Royal Society of London. Tahun 1678, Hook mengembangkan
compound microscope (Muwarni, 2015).
■ Sinar istimewa 2: Sinar datang menuju titik fokus di depan lensa (F2)
akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
■ Sinar istimewa 3: Sinar yang datang melewati pusat optik lensa (O) akan
tidak dibiaskan melainkan diteruskan.
1) Meja optik 1 set yang digunakan untuk layar obyek yang diamati.
2) Rel presisi 2 buah yang digunakan untuk meja optik.
3) Diafragma anak panah 1 buah yang digunakan untuk obyek yang dikenai
lampu.
7) Penyambung rel 1 buah yang digunakan untuk mengisolasi jika ada arus
listrik yang mengalir pada ujung sambuangan.
10) Kabel penghubung 2 buah yang digunakan untuk memberikan daya listrik.
11) Pemegang slide diafragma 1 buah yang digunakan untuk obyek yang
dikenai cahaya.
12) Kaki rel 2 buah yang digunakan untuk menyanga rel presisi
13) Penggaris/mistar 1 buah yang digunakan untuk mengukur jarak bayangan
yang terbentuk.
1. Disusun perangkat optik yang terdiri atas sumber cahaya, obyek anak
panah, lensa positif +100 mm dan layar pengamatan (digunakan meja
optik) dalam urutan yang sesuai seperti pada gambar 3.1.
2. Ditentukan terlebih dahulu letak fokus pertama (F) atau fokus kedua
(F’).
3. Letakkan obyek anak panah pada jarak antara F dengan lensa positif,
dan dicatat jaraknya.
4. Diamati bentuk bayangan yang terjadi pada point 3 dan dicatat jarak
yang diukur dari lensa.
5. Diulangi point 3 dan 4 sebanyak tiga kali dengan jarak yang berbeda.
6. Diletakkan obyek antara F dan 2 kali F, serta dicatat kembali jarak dari
lensa tersebut.
7. Didapatkan hasil berupa bentuk bayangan yang terjadi pada point 6 dan
dicatat jaraknya dari lensa.
10. Didapatkan hasil berupa bentuk bayangan yang terjadi pada point 6 dan
dicatat jaraknya dari lensa.
fp = L2 + H2/ 4L
Keterangan : H = jarak antara kedudukan
L = jarak antara benda dan layar
d. Menentukan dan f
= (f1 + f2 + f3)/ 3
f= (f1- ̅ 2 + (f2- ̅ 2 + (f3- 2
/2
2
f= (f- /2
e. Menentukan I (%)
I = f / ̅ x 100%
f. Menentukan K (%)
K = 100% - I%
g. Menentukan Ap
Ap = 1 – log ( f / f )
3.2.3.2 Tabel
Tabel hasil pengamatan yang digunakan pada praktikum penentuan
fokus lensa adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Penentuan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode
pergeseran obyek/benda sedangkan lensa cembung tetap
Posisi ′
No. Bentuk Bayangan
Benda
Lensa + 100 mm
1 7 cm -
ƒ<
< 2ƒ 8 cm -
9 cm -
4 15 cm 30 cm
ƒ<
5 < 2ƒ 17 cm 25 cm
6 19 cm 22 cm
7 25 cm 18 cm
8 > 2ƒ 27 cm 17 cm
9 29 cm 16 cm
Lensa + 200 mm
10 6 cm -
ƒ<
11 < 2ƒ 10 cm -
12 14 cm -
13 24 cm 88 cm
ƒ<
14 < 2ƒ 26 cm 63 cm
15 28 cm 50 cm
16 44 cm 38 cm
17 > 2ƒ 46 cm 36 cm
18 48 cm 34 cm
Tabel 3.2 Penentuan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode
pergeseran lensa cembung sedangkan obyek/benda tetap
1 2 Bentuk
No.
Bayangan
Lens a + 100 mm
1 50 cm 42 cm 13 cm
2 60 cm 54 cm 16 cm
3 70 cm 67 cm 18 cm
4 80 cm 78 cm 19 cm
90 cm 88 cm 20 cm
100 cm 99 cm 22 cm
Lensa + 200 mm
5 50 cm -
6 60 cm -
7 70 cm 62 cm 61 cm
8 80 cm 70 cm 60 cm
90 cm 79 cm 55 cm
100 cm 97 cm 53 cm
Tabel 3.3 Penentuan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode
pergeseran obyek/benda sedangkan lensa cembung tetap.
L𝑒𝑛𝑠𝑎 𝑠 𝑠′ I K AP
7 -
cm
8 -
cm
9 -
+ cm
100 mm
∑ƒ=
15 cm 30 cm
17 cm
19 cm
∑ƒ =
25 cm 16 cm
27 cm
29 cm
∑ƒ=
14 cm
16 cm
18 cm
+
200 mm ∑ƒ =
24 cm
26 cm
28 cm
∑ƒ =
44 cm
46 cm
48 cm
∑ƒ=
Tabel 3.4 Menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode
pergeseran lensa cembung sedangkan obyek/benda tetap.
L𝑒𝑛𝑠𝑎 𝐿 𝐻2 I KA
1
P
50 cm 42 13
+ cm cm
100 60 cm -
mm 70 cm -
80 cm 30
cm
∑ ƒ𝑝 =
50 cm
+ 60 cm
200 70 cm
mm 80 cm
Tabel 3.5 Tabel hasil menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonvek)
dengan metode pergeseran obyek/benda sedangkan lensa cembung tetap
+ 100 mm
+ 200 mm
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh berdasarkan data pengamatan pada praktikum penentuan
fokus lensa adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil penentuan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan
metode pergeseran obyek/benda sedangkan lensa cembung tetap
Posisi
No. ′ Bentuk Bayangan
Benda
Lensa + 100 mm
1 ƒ< < 2ƒ 7 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
2 8 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
3 9 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
4 ƒ< < 2ƒ 15 cm 30 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
5 17 cm 25 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
6 19 cm 22 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
7 > 2ƒ 25 cm 18 cm Nyata, terbalik,
diperkecil
8 27 cm 17 cm Nyata, terbalik,
diperkecil
9 29 cm 16 cm Nyata, terbalik,
diperkecil
Lensa + 200 mm
10 ƒ< < 2ƒ 6 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
11 10 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
12 14 cm - Nyata, terbalik,
diperbesar
13 ƒ< < 2ƒ 24 cm 88 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
14 26 cm 63 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
15 28 cm 50 cm Nyata, terbalik,
diperbesar
16 44 cm 38 cm Nyata, terbalik,
> 2ƒ
diperkecil
17 46 cm 36 cm Nyata, terbalik,
diperkecil
18 48 cm 34 cm Nyata, terbalik,
diperkecil
Tabel 4.2 Hasil penentuan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan
metode pergeseran lensa cembung sedangkan obyek/benda tetap
1 2 Bentuk
No.
Bayangan
Lensa + 100 mm
1 50 cm 42 cm 13 cm
Nyata, Terbalik dan
2 60 cm 54 cm 16 cm
Diperbesar
Nyata, Terbalik dan
3 70 cm 67 cm 18 cm
Diperbesar
Nyata, Terbalik dan
4 80 cm 78 cm 19 cm
Diperbesar
Nyata, Terbalik dan
90 cm 88 cm 20 cm
Diperbesar
Nyata, Terbalik dan
100 cm 99 cm 22 cm
Diperbesar
Lensa + 200 mm
Nyata, Terbalik dan
5 50 cm -
Diperkecil
Nyata, Terbalik dan
6 60 cm -
Diperkecil
Nyata, Terbalik dan
7 70 cm 62 cm 61 cm
Diperkecil
Nyata, Terbalik dan
8 80 cm 70 cm 60 cm
Diperkecil
Nyata, Terbalik dan
90 cm 79 cm 55 cm
Diperkecil
Nyata, Terbalik dan
100 cm 97 cm 53 cm
Diperkecil
Tabel 4.3 Hasil Penentuan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan
metode pergeseran obyek/benda sedangkan lensa cembung tetap.
L𝑒𝑛𝑠𝑎 𝑠 𝑠′ I K AP
7 - 7 8 1 1 14, 1,84
cm cm 28 85 ,
72
8 - 8 8 0 1 12, 1,9
cm cm 5 87 ,
+ 5
100
9 - 9 8 1 1 11, 1,95
cm cm 11 88.
mm 89
∑ ƒ = 24
15 cm 30 cm 10 10,1 0,01 0,095
0,9 99, 3 , 02
5 05 2
17 cm 25 cm 10,1 0,0001 0,095
10,1 0,9 99, 3 , 02
1 4 06 6
19 cm 22 cm 10,1 0,0081 0,095 3,03
10,1 0,9 99 ,
9 3 07
∑ ƒ = 30,3
14 cm - 14 16 4 2 1,84
14, 85 ,
28 72
16 cm - 16 16 0 2 1,9
12, 87 ,
+ 5 5
200 mm 18 cm - 18 16 4 2 1,95
11, 88 ,
11 89
∑ ƒ = 48
24 cm 88 cm 18,39 0,2116 0,455 2,61
18,8 2,4 97 ,
5 1 59
26 cm 63 cm 18,39 0,0001 0,455 2,60
18,4 2,4 97 ,
7 53
28 cm 50 cm 18,39 0,2025 0,455 2,59
17,9 2,5 97 ,
4 3 47
∑ ƒ = 55,19
44 cm 38 cm 20,16 0,0529 0,246
20,3 1,2 98, 2 , 91
9 0 8 8
46 36 cm 20,16 0,0009 0,246 98,
cm 20,1 1,2 79 2 , 91
9 1 4
48 cm 38 cm 20,16 0,0529 0,246
20,3 1,2 98, 2 , 91
9 0 8 8
∑ ƒ = 60,48
𝑙𝑒 ( 𝑝 ∆ I K A
𝑛𝑠 1 2 𝑝 − 𝑝 )2 P
𝑝 -
50 42 13 29 0,0004 0,50
+ cm cm c 8,2 8,2 5 6, 93, 2,
10 m 9 7 09 91 21
0 60 54 16 38 0,5041 0,50
m 5
cm cm cm 8,9 8,2 5, 94, 2,
m
8 7 62 38 24
70 67 18 52 0,1849 0,50
cm cm cm 7,8 8,2 5 6, 93, 2,
4 7 44 56 19
80 78 19 59 0,0784 0,50
cm cm cm 7,9 8,2 5 6, 93, 2,
9 7 32 68 19
∑( 𝑝 − ) 2 =
∑ƒ = 0 , 7 678
33,1
50 - - 0 13,39 3,1
+ cm 12, 16, 24 75, 1,
20 5 16 ,8 2 60
0 60 - - 0 15 16, 1,34 3,1
m 16 20 79, 1,
cm
m ,6 4 68
70 62 61 1 1,76 3,1
cm cm cm 17, 16, 17 82, 1,
49 16 ,7 3 75
80 70 60 10 12,39 3,1
cm cm cm 19, 16, 15 84, 1,
68 16 ,7 3 80
Tabel 4.5 Hasil perhitungan pada tabel hasil menentukan jarak fokus lensa
cembung (bikonvek) dengan metode pergeseran obyek/benda
sedangkan lensa cembung tetap
Percobaan kedua pada praktikum penentuan fokus lensa terdiri atas beberapa
tahapan. Percobaan kedua yang dilakukan yaitu menentukan jarak fokus lensa
cembung (bikoveks) dengan metode pergeseran lensa cembung sedangkan obyek/
benda tetap. Tahapan percobaan kedua diawali dengan disusunnya peralatan pada
landasan optik yang telah disediakan, terdiri dari sumber cahaya, obyek anak panah,
lensa +100 mm dan layar. Kemudian, diposisikan kedudukan obyek dan layar
sejauh 50 cm, serta dicatat kedudukan benda dan layar (L) tersebut. Penggeseran
benda tersebut dilakukan sepanjang landasan optis sehingga diperoleh bayangan
yang jelas (nyata, terbalik, dan diperbesar) pada layar. Setelahnya, digeser kembali
lensa pada posisi B, sampai memperoleh bayangan yang jelas (nyata, terbalik, dan
diperkecil). Percobaan kedua ini didapatkan bahwa semakin besar nilai L (jarak
antara benda dan layar) maka nilai H (jarak antara kedudukan) juga akan semakin
besar. Bentuk bayangan yang dihasilkan yakni nyata, terbalik, dan bisa diperbesar
maupun diperkecil.
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini, Hukum Ohm Dan Rangkaian Seri-Paralel ini dapat diambil
kesimpulan bahwa:
5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah praktikan hendaknya memahami
konsep dasar yang akan dipraktikan. Praktikum dilaksanakan praktikan harus
fokus mendengarkan materi berupa video yang diberikan oleh asisten
praktikum. Selain mendapatkan informasi berdasarkan video maupun asisten
praktikum, praktikan juga harus mencari banyak referensi agar dapat membuat
sebuah laporan yang sempurna. Dan untuk Praktikan harus dekat dengan kakak
Aspraknya (kak Ila, kak dziky, kak sheren) agar memudahkan konsultasi
kaporannya
DAFTAR PUSTAKA
Gunadi, I., G. Rahmat, dan A. Kusworo. 2015. Pembuatan Sistem Kendali Posisi
Autofokus Eksperimen Lensa Dengan Motor Langkah. Jurnal Berkala
Maryani. I., Z. K. Prasetyo, dan I. Wilujeng. Modul Perkuliahan Ipa Lanjut (Fisika
Dasar Untuk PGSD). Edisi pertama. Yogyakarta : Penerbit KMedia.
Nirsal. 2012. Perangkat lunak pembentukan bayangan pada cermin dan lensa.
Jurnal Ilmiah D’Computare. 2 (1) : 24-33.
Nurlina dan Riskawati. 2017. Fisika Dasar I. Makassar: LPP Unismuh Makassar
Tim praktikum. 2021. Modul 4 Penentuan Fokus Lensa. Jember : Universitas Jember.
LAMPIRAN
TABEL PENGAMATAN
PENENTUAN FOKUS LENSA
I. Menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode pergeseran obyek/benda sedangkan lensa cembung
tetap
-
𝑙𝑒𝑛𝑠𝑎 𝑠 ′ 𝑓 ¯ (𝑓 − ¯)2 ∆𝑓 I K AP
7 cm - 7 cm 8 1 1 14,28 85,72 1,84
8 cm - 8 cm 8 0 1 12,5 87,5 1,9
9 cm - 9 cm 8 1 1 11,11 88.89 1,95
∑ ƒ = 24 ∑(𝑓 − ¯)2 = 2
+ 100
15 cm 30 cm 10 10,1 0,01 0,095 0,95 99,05 3,022
mm
17 cm 25 cm 10,11 10,1 0,0001 0,095 0,94 99,06 3,026
19 cm 22 cm 10,19 10,1 0,0081 0,095 0,93 99,07 3,03
∑ ƒ = 3 0,3 ∑(𝑓 − ¯)2 = 0,0182
II. Menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode pergeseran lensa cembung sedangkan obyek/benda
tetap
𝑙𝑒𝑛𝑠𝑎 𝐿 1 2 𝐻 𝑓𝑝 ¯ 𝑝 − ∆𝑓𝑝 I K AP
𝑝
50 cm 42 cm 13 cm 29 8,29 8,27 0,0004 0,505 6,09 93,91 2,21
+ 100 60 cm 54 cm 16 cm 38 8,98 8,27 0,5041 0,505 5,62 94,38 2,24
mm 70 cm 67 cm 18 cm 52 7,84 8,27 0,1849 0,505 6,44 93,56 2,19
80 cm 78 cm 19 cm 59 7,99 8,27 0,0784 0,505 6,32 93,68 2,19
∑(𝑓𝑝 − )¯ 2¯ = 0,7678
∑ƒ𝑝 = 33,1
2. Menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) dengan metode pergeseran lensa
cembung sedangkan obyek/benda tetap
lensa ¯ ± ∆𝑓
+ 100 mm 33,1 2,02
+ 200 mm 64,67 12,4