Anda di halaman 1dari 6

Nama : Athallah Yafi Altaf Iswahyudi

NIM : 15121005

Tugas 3 Geodesi Satelit

1. Ellipsoid referensi merupakan sebuah model matematis yang memiliki ukuran dan bentuk
tertentu untuk hitungan geodesi dan dianggap sebagai model paling mendekati bentuk bumi yang
sebenarnya. Bentuk bumi diyakini berbentuk oblate ellipsoid, yaitu ellipsoid yang radius
ekuatornya lebih Panjang daripada radius ke kutub. Geometri ellipsoid referensi biasanya
didefinisikan oleh nilai jari-jari ekuator (a) dan penggepengan (f) ellips putarnya. Sedangkan
parameter-parameter lainnya seperti halnya setengah sumbu pendek (b), eksentrisitas (e), dan
lain sejenisnya dapat dihitung atau diturunkan dengan menggunakan kedua nilai parameter
pertama di atas.

Gambar 1. Model Oblate Ellipsoid


(sumber : Development of the Ellipsoidal Model | GEOG 862: GPS and GNSS for Geospatial Professionals (psu.edu) )

Model ellipsoid mengasumsikan bahwa permukaan bumi rata. Bukan dalam rangka mendukung
teori bahwa bumi itu datar, melainkan hal tersebut memiliki arti bahwa tidak ada gunung atau
parit sehingga permukaan bumi berada di titik ketinggian yang sama. Anggapan bahwa
permukaan bumi berada pada ketinggian yang sama inilah membuat ellipsoid dapat
mempermudah perhitungan matematis dan mendapatkan nilai reduksi yang kecil. Untuk
mendapatkan reduksi yang kecil, maka ellipsoid harus diorientasikan sedemikian rupa sehingga
kedudukannya berhimpit atau mendekati bumi. Ada 2 macam orientasi yang dapat dilakukan,
yaitu orientasi relative dan orientasi absolut.

Gambar 2. Geoid, Ellipsoid, dan Permukaan Bumi


(sumber : The relationships between the geoid, an ellipsoid and the terrain... | Download Scientific Diagram (researchgate.net) )
Dikenal juga model lainnya yang lebih sulit untuk didefinisikan secara matematis karena
parameter yang dibutuhkan lebih banyak dibanding model ellipsoid, yaitu model geoid. Geoid
disebut juga sebagai model bumi yang paling mendekati sesungguhnya. Geoid dapat didefinisikan
sebagai bidang ekipotensial yang berimpit dengan permukaan laut pada saat keadaan tenang dan
tanpa gangguan, karena itu secara praktis geoid dianggap berhimpit dengan permukaan laut rata-
rata (Mean sea level-MSL).

Geoid bereferensi terhadap ellipsoid karena ellipsoid merupakan model matematis pendekatan
bumi. Akan tetapi, berbeda dengan ellipsoid, karena geoid menganggap bahwa bumi juga terdiri
dari lautan maka geoid menganggap bahwa permukaan bumi tidak rata. Jarak geoid terhadap
ellipsoid disebut dengan Undulasi Geoid (N). Nilai dari undulasi geoid tidak sama di semua tempat,
hal ini disebabkan ketidakseragaman sebaran densitar massa bumi. Di dalam geodesi, besaran
tinggi adalah salah satu unsur posisi yang sangat penting sehingga secara kausalitas hubungan
keduanya adalah suatu model matematis dihubungkan antara bidang matematis hitungan
horizontal (di atas ellipsoid referensi) dan bidang matematis hitungan vertical (di atas geoid
referensi). Untuk keperluan pengaplikasian di geodesi, geofisika, dan oseanografi geoid sangat
diperlukan dengan ketelitian yang cukup tinggi.

2. Gerak presesi bumi disebut juga gerak gasing bumi. Presesi adalah salah satu pergerakan bumi
dalam ruang inersia dimana sumbu rotasi bumi dan bidang ekuator bumi tidaklah tetap,
melainkan bergerak yang sifatnya rotasional. Pergerakan bumi dalam ruang ini merupakan efek
dari ketidaksimetrisan dan non-rigiditas dari bumi terhadap gaya Tarik bulan, matahari, dan
planet-planet lain. Gerakan presesi dari sumbu rotasi bumi disebabkan oleh gaya gravitasi benda
langit pada tonjolan bumi, terutama matahari dan bulan. Karena dalam pergerakannya
mengelilingi matahari bidang ekuator bumi membentuk sudut sebesar 23.5 ͦ terhadap bidang
ekliptika, sehingga gerak presesi ini mempunyai amplitude sudut sebesar 23.5 ,ͦ akibatnya, titik
semi yang merupakan titik potong antara bidang ekuator danbidang ekliptika bergerak sepanjang
ekliptika dengan laju sekitar 50” pertahun. Presesi bumi pada mulanya disebut dengan presesi
equinox karena equinox bergerak ke arah barat sepanjang ekliptika relative terhadap bintang latar
belakang (bintan acuan), dengan gerak yang berlawanan dengan gerak matahari sepanjang
ekliptika. Akibat dari tertariknya ekuator ke ekliptik maka poros rotasi bumi akan bergeser ke
kutub ekliptik. Periode gerak presesi bumi atau waktu yang dibutuhkan oleh sumbu bumi dalam
satu kali putaran lengkap (360 )ͦ kurang lebih 26.000 tahun.

Nutasi adalah komponen pergerakan sumbu rotasi bumi yang bersifat periodic. Gerak nutasi bumi
berbentuk gerak anggukan atau gelombang pada lingkaran presesi bumi. Dimana tiap gelombang
ditempuh dalam waktu sekitar 18,66 tahun atau 00 0ͦ 3’10,15” pertahunnya. Tetapi, periode 18,66
tahun inilah yang menjadi periode utama dari nutasi, dengan amplitude 9,2”. Nutasi terjadi
disebabkan oleh adanya variasi gaya Tarik antara bumi, bulan, dan matahari yang berusaha
menarik bumi ke bidang orbit bulan dengan kemiringan orbit bulan sebesar 5,2” terhadap
ekliptika. Gerak nutasi ini yang kemudian berakibat pada kesamaan kenampakan gerhana atau
yang dikenal dengan periode saros.
Gambar 3. Gerak Presesi dan Nutasi Bumi
(sumber : Pergerakan Bumi; Presesi dan Nutasi | PENA BARU NANA (wordpress.com) )

Pergerakan Kutub atau Polar Motion adalah pergerakan sumbu rotasi bumi relatif terhadap badan
atau kerak bumi sendiri. Berbeda dengan presesi dan nutasi, parameter pergerakan kutub tidak
dapat dijelaskan secara teoritis (analitis), tapi harus ditentukan melalui observasi langsung.
Pergerakan kutub mempunyai 3 komponen utama yaitu :
a. Osilasi bebas
Mempunyai periode sekitar 435 hari. Gaya penyebab osilasi ini belum diketahui
secara jelas. Osilasi ini merupakan respon dari elastisitas terhadap dinamika
atmosfer, redistribusi air tanah, dan juga gempa bumi
b. Osilasi tahunan
Osilasi tahunan disebabkan oleh adanya perpindahan massa air dan udara yang
bersifat musiman.
c. Komponen secular
Pergeseran dari kutub menengah kearah meridian. Diperkirakan disebabkan oleh
gempa tektonik.
Pergerakan kutub mempunyai variasi diurnal dan semidiurnal, hal ini dipengaruhi oleh pasang
surut air laut.
Gambar 4. Pergerakan Kutub
(sumber : Polar motion from 1962 (Pavlis et al., 2015b). | Download Scientific Diagram (researchgate.net) )

LOD (Length of Day) adalah perubahan Panjang hari yang disebabkan oleh kecepatan rotasi bumi
yang tidak konstan. Variasi LOD mencakup :
a. Variasi yang dapat diprediksi fenomena yang besarnya sampai 2ms, hal ini dapat
disebabkan oleh pengaruh fenomena pasang surut air laut.
b. Variasi yang sifatnya tidak teratur, untuk kemudian dibagi lagi menjadi beberapa
komponen yaitu : decadal, interannual, seasonal, dan intraseasonal components.
Gaya luar yang bekerja pada bumi dan perubahan momen inersia dari bumi menjadi penyebab
fluktuasi kecepatan rotasi pada bumi yang menyebabkan adanya fluktuasi pada LOD. Gaya
gravitasi bulan dan matahari bekerja pada tonjolan bumi di sekitar ekuator akan menyebabkan
kecepatan rotasi bumi berkurang dan akibatnya LOD memanjang.

Gambar 5. Variasi LOD


(sumber : The variations of the length of the day (on the left axis) in s as a... | Download Scientific Diagram
(researchgate.net) )

3. Dalam penentuan posisi dengan pengamatan ke satelit-satelit GPS, ada dua system koordinat
regerensi yang penting untuk dicatat, yaitu CIS (Conventional Inertial System) dan CTS
(Conventional Terrestrial System). System CTS digunakan untuk pendeskripsian posisi dan
pergerakan dan pergerakan satelit, dan system CTS digunakan untuk menyatakan posisi titik di
permukaan bumi.

CIS adalah system koordinat referensi yang terikat langit, dalam geodesi satelit digunakan untuk
pendeskripsian posisi dan pergerakan satelit. System koordinat ini tidak berotasi dengan bumi,
tetapi ikut berevolusi Bersama bumi mengelilingi matahari. System referensi koordinat ini
mempunyai karakteristik dasar sebagai berikut :
a. Titik nol system koordinat adalah pusat bumi dan sumbu-sumbu system koordinatnya
terikat langit
b. Sumbu-X mengarah ke titik semi (vernal equinox) pada epok standar J2000.0 dan
terletak pada bidang ekuator bumi
c. Sumbu-Z mengarah ke CEP pada epok standar J2000.0 CEP (Conventional Ephemeris
Pole) adalah posisi bebas di langit dari sumbu rotasi bumi
d. Sumbu-Y tegak lurus sumbu-sumbu X dan Z, dan membentuk system koordinat
tangan kanan
Gambar 6. System Koordinat Referensi CIS

(sumber : 8733f_pengenalan_GPS.pdf (pu.go.id) )

System koordinat Conventional Terrestrial System (CTS) merupakan sebuah sistem koordinat
referensi yang terikat bumi, dalam geodesi satelit digunakan untuk pendeskripsian posisi dan
pergerakan titik-titik di permukaan bumi. System koordinat ini berotasi dengan bumi, dan juga
berevolusi Bersama bumi mengililingi matahari. System referensi koordinat CTS mempunyai
karakteristik sebagai berikut :

a. Titik nol system koordinat adalah pusat bumi (earth-centred) dan sumbu-sumbu
system koordinatnya terikat ke bumi (earth-fixed)
b. Sumbu-X berada dalam bidang meridian Greenwich (meridian nol) dan terletak pada
bidang ekuator bumi
c. Sumbu-Z mengarah ke CTP (Conventional Terrestrial Pole). CTP adalah kutub
menengah bola langit pengganti CIO (Conventional Interational Origin). CIO adalah
posisi rata-rata sumbu rotasi bumi dari tahun 1900 sampai 1905
d. Sumbu-Y tegak lurus sumbu-sumbu X dan Z, dan membentuk system koordinat
tangan kanan (right-handed system)
Pengikatan sumbu-sumbu system koordinat CTS ke bumi dilakukan dengan menggunakan
sekumpulan titik-titik di permukaan bumi (kerangka dasar) yang koordinatnya ditentukan dengan
pengamatan benda-benda langit dan satelit artifisial bumi. Berdasarkan pada metode
pengamatan yang digunakan maka dikena beberapa CTS seperti CTS VLBI, CTS LLR CTS SLR, dan
CTS GPS. Beberapa kerangka realisasi CTS yang cukup banyak digunakan.

Jika titik suatu koordinat dinyatakan sebagai


XCIS = (Xi, Yi, Zi)
XCTS = (Xt, Yt, Zt)

Maka transformasi antar keduanya :


XCTS = M. S. N. P. XCIS
M = matriks rotasi pergerakan kutub (polar motion)
S = matriks rotasi bumi (earth rotation)
N = matriks rotasi nutasi (nutation)
P = matriks rotasi presesi (presession)
System koordinat CIS dan CTS dapat ditransformasikan antar sesamanya dengan menggunakan
besaran presesi, nutasi, rotasi bumi, termasuk Gerakan kutub. Hal tersebut dapat dideskripsikan
dalam suatu operasi matriks.

Gambar 7. Hubungan CIS dan CTS


(Sumber : pdfcoffee.com )

Referensi :

https://www.scribd.com/presentation/359958294/Presesi-dan-Nutasi#.

Abidin H.Z. (2001). Geodesi Satelit. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Tim Geodesi Satelit ITB. (2021). Sistem Koordinat. Bandung: Institut Teknologi Bandung

https://penabaruna.wordpress.com/2014/01/06/pergerakan-bumi-presesi-dan-nutasi/

https://www.slideshare.net/aualaul/sistem-koordinat-60852317

Resume Materi Kuliah Kerangka Kontrol Geodesi, Universitas Gajah Mada

https://www.scribd.com/doc/312075011/CIS-CTS

http://geoexpose.blogspot.com/2012/02/elipsoid-referensi.html

Anda mungkin juga menyukai