NIM: 15122056
Definisi Geoid
Geoid, sebagai permukaan ekuipotensial dari medan gravitasi Bumi yang terletak di bawah
massa topografi dan sejajar dengan permukaan laut rata-rata (Vaniček dan Chris-tou 1994),
memiliki peran penting dalam geodesi dan oseanografi. Dalam konteks ini, geoid digunakan
sebagai referensi untuk mengukur ketinggian permukaan yang merepresentasikan topografi
benua dan laut.
Korelasi antara model geoid dan Bumi memerlukan perbandingan antara bentuk geoid yang
diprediksi dengan pengukuran aktual. Pengukuran yang akurat dari geoid bukan hanya
membantu ilmuwan memahami variasi dalam medan gravitasi Bumi, tetapi juga memberikan
dasar untuk berbagai aplikasi seperti survei geodetik, navigasi, dan pemahaman struktur
interior Bumi. Dengan berbagai model geoid yang tersedia, pemilihan model yang sesuai
tergantung pada persyaratan khusus dari suatu aplikasi, dan upaya terus menerus dilakukan
Nama: Hanif Halim Wicaksono
NIM: 15122056
untuk meningkatkan akurasi model seiring dengan perkembangan pengukuran yang lebih
presisi.
2. Dalam suatu ruang inersia, sumbu rotasi Bumi dan bidang ekuator Bumi tidaklah tetap,
melainkan mengalami pergerakan rotasional yang dikenal sebagai presesi dan nutasi.
Pergerakan sumbu rotasi Bumi dalam ruang inersia ini terjadi sebagai respons terhadap
ketidak simetrian dan non-rigiditas Bumi, serta moda rotasi bebas Bumi terhadap gaya tarik
Bulan, Matahari, dan planet-planet.
Presesi
Presesi adalah gerakan perlahan dan terus-menerus yang mengubah orientasi sumbu rotasi
Bumi. Ini disebabkan oleh gaya tarik Bulan, Matahari, dan planet-planet yang bertindak pada
gumpalan massa Bumi. Presesi membagi pergerakan total menjadi komponen sekular,
menyebabkan perubahan arah sumbu rotasi Bumi sepanjang waktu. Akibatnya, Vernal
Equinox bergerak sepanjang ekliptika dengan laju sekitar 50.4” per tahun, dengan periode
sekitar 25.800 tahun.
Nutasi
Nutasi adalah variasi kecil dan periodik dalam kemiringan sumbu rotasi Bumi, disebabkan
oleh gaya tarik yang bervariasi dari Bulan dan Matahari. Nutasi memiliki dua siklus utama,
yaitu siklus 18,6 tahunan dan siklus 9,3 tahunan. Variasi periodik ini memengaruhi posisi
relatif Bulan dan Matahari di langit, serta memberikan kontribusi tambahan pada perubahan
arah sumbu rotasi dan bidang ekuator Bumi. Keduanya, presesi dan nutasi, secara bersama-
sama menyebabkan perubahan berkelanjutan dalam orientasi Bumi dalam ruang angkasa.
Pergerakan Kutub
Pergerakan kutub, atau yang dikenal sebagai polar motion, merujuk pada pergerakan sumbu
rotasi Bumi yang bersifat relatif terhadap badan atau kerak Bumi itu sendiri. Pergerakan ini
Nama: Hanif Halim Wicaksono
NIM: 15122056
memiliki variasi pada tingkat beberapa meter, berbeda dengan presesi dan nutasi yang
umumnya berdampak pada skala yang lebih besar. Yang menarik, pergerakan kutub tidak
dapat dijelaskan secara teoritis atau analitis, melainkan harus ditentukan melalui observasi
langsung.
Selanjutnya, terdapat osilasi tahunan yang dipengaruhi terutama oleh perpindahan massa air,
baik dari air laut maupun air tanah, serta perubahan musiman dalam distribusi udara.
Komponen ketiga adalah komponen sekular yang mencakup pergeseran atau drift dari kutub
menuju arah meridian 800 BB dengan amplitudo sekitar 2-3 milidetik busur per tahun.
Perubahan ini diperkirakan dipengaruhi oleh pergerakan dalam inti dan mantel Bumi,
redistribusi massa air saat lapisan es Greenland mencair, dan fenomena isostatic rebound,
yaitu kenaikan tanah yang lambat yang sebelumnya terbebani oleh lapisan es atau gletser.
Selain itu, pergerakan kutub juga mengalami variasi harian (diurnal) dan setengah-harian
(semi diurnal) dengan amplitudo fraksi dari milidetik busur, yang disebabkan oleh pasang
surut laut. Secara keseluruhan, pergerakan kutub merupakan fenomena yang kompleks dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor dinamika Bumi, atmosfer, dan perubahan massa di berbagai
bagian planet ini.
Variasi LOD mencakup dua jenis, yang pertama adalah variasi yang dapat diprediksi hingga
2ms, terutama karena pengaruh fenomena pasang surut. Kedua, variasi LOD bersifat tidak
teratur dan dapat dibagi menjadi komponen decadal, interannual, seasonal, dan intraseasonal.
Faktor-faktor yang memengaruhi variasi kecepatan rotasi Bumi, yang tercermin dalam LOD,
melibatkan gaya gravitasi dari Bulan dan Matahari. Gaya ini bekerja pada Bumi yang relatif
tidak simetris dan tidak homogen, menyebabkan fluktuasi dalam kecepatan rotasi. Selain itu,
perubahan konfigurasi Bumi-Bulan-Matahari seiring waktu juga berkontribusi pada variasi
LOD.
Selain gaya gravitasi, perubahan momen inersia Bumi juga memainkan peran dalam variasi
LOD. Deformasi periodik, seperti pasang surut di daratan dan laut, berdampak pada fluktuasi
kecepatan rotasi. Sementara deformasi non-periodik, termasuk redistribusi massa dalam
sistem Bumi, juga berperan dalam menciptakan variasi ini. Semua faktor ini saling
berinteraksi dan menyebabkan perubahan kecepatan rotasi Bumi, yang tercermin dalam
variasi Length of Day yang dapat diamati.
CIS (Conventional Inertial System) adalah sistem referensi koordinat yang terkait dengan
langit. Meskipun tidak mengalami rotasi bersama dengan Bumi, CIS mengikuti evolusi Bumi
mengelilingi Matahari. Fungsinya utama adalah untuk menggambarkan posisi dan pergerakan
satelit. Di sisi lain, CTS (Conventional Terrestrial System) adalah sistem referensi koordinat
yang terkait dengan Bumi. CTS mengikuti rotasi dan evolusi Bumi mengelilingi Matahari.
Peran utama CTS adalah untuk mendeskripsikan posisi dan pergerakan titik-titik di
permukaan Bumi.
Penting untuk mencatat bahwa dalam CIS, di mana bidang sumbu-x menuju vernal equinox,
perlu mempertimbangkan pengaruh rotasi Bumi (GAST/Greenwich Apparent Sidereal Time),
yang terkait dengan LOD. Hasil transformasi menyusun bidang sumbu-x dalam bidang
meridian Greenwich serta terletak pada bidang ekuator Bumi. Dengan demikian, berhasil
dilakukan transformasi sistem koordinat dari CIS ke CTS dengan mempertimbangkan semua
variabel yang relevan.