Rotasi bumi
Rotasi bumi merupakan gerakan perputaran bumi pada sumbunya yang
berputar melawan arah jarum jam. Rotasi bumi terjadi selama 24 jam, lebih
tepatnya 23 jam 56 menit, 4,09 detik dalam satu kali berputar. Rotasi bumi
mengakibatkan terjadinya perbedaan siang dan malam antar wilayah yang
ada di permukaan bumi serta perubahan cuaca. Perputaran bumi yang
melawan arah jarum jam ini pula yang menyebabkan kita melihat matahari
terbit dari sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat.
Revolusi bumi
Revolusi bumi merupakan gerakan perputaran bumi yang mengelilingi
matahari dengan lintasan orbit yang berbentuk elips. Sama seperti rotasi,
bumi mengelilingi matahari dengan arah melawan arah jarum jam. Bumi
berevolusi selama 365 hari tepatnya 365 hari, 6 jam, 9 menit, 9 detik atau
kita menyebutnya 1 tahun. Bumi memiliki poros yang miring sebesar 23,5˚
yang tegak luru dengan ekliptika.
Akibat dari revolusi bumi, diantaranya :
Gerak semu tahunan matahari
Gerak semu ini setiap bulannya berubah dan posisi matahari tidak
selalu sama. Pergeseran gerak semu matahari berlangsung selama
bumi berevolusi, hal ini menyebabkan posisi matahari tidak selalu
berada pada ekuator.
- Pada bulan maret posisi matahari berada pada lintang 0˚ tepat
berada di garis khatulistiwa yang menyebabkan awal (transisi)
musim kemarau di wilayah khatulistiwa. Sedangkan pada
belahan bumi utara mengalami musim semi dan pada belahan
bumi selatan mengalami musim gugur
- Pada bulan juni posisi matahari berada pada 23,5˚ lintang utara.
Hal itu menyebabkan pada wilayah lintang 0˚ mengalami
puncak musim kemarau. Sedangkan pada belahan bumi utara
mengalami musim panas, sebaliknya pada belahan bumi bagian
selatan mengalami musim dingin.
- Pada bulan september posisi matahari kembali berada pada
lintang 0˚ yang menyebabkan wilayah khatulistiwa mengalami
transisi dari musim kemarau menuju musim hujan dikarenakan
tekanan udara dingin dari belahan bumi selatan mulai naik
menuju belahan bumi utara. Pada belahan bumi utara mulai
terjadi musim gugur dan pada belahan bumi selatan sudah
memasuki musim semi.
- Pada bulan desember posisi matahari berada pada 23,5˚ LS hal
ini menyebabkan wilayah khatulistiwa mengalami musim
hujan. Dan belahan bumi utara mengalami musim dingin.
Sebaliknya, pada belahan bumi selatan mengalami musim
panas.
Adanya Perihelion dan Aphelion
Bentuk orbit bumi yang elips (hampir bulat) menyebabkan ada
periode tertentu bumi berada pada jarak terdekat dengan matahari
atau biasa disebut dengan Perihelion dan pada periode bumi berada
pada jarak terjauh dengan matahari atau biasa disebut Aphelion.
Dampak dari Perihelion dan Aphelion ini tidak berdampak signfikan
terhadap bumi.
- Perihelion berakibat pada intensitas radiasi matahari yang
diterima bumi sangat besar dan membuat bumi akan berputar
lebih cepat. Hal ini berpengaruh pada musim dingin di BBU
dan musim panas di BBS pada saat Perihelion terjadi akan
berlangsung lebih cepat.
- Aphelion berakibat pada intensitas radiasi matahari yang
diterima bumi berkurang dan membuat bumi berputar lebih
lambat. Aphelion membuat musim dingin di BBS dan musim
panas di BBU akan berlangsung lebih lama.
Adanya perbedaan rasi bintang
Adanya revolusi bumi membuat pada periode tertentu, bintang-
bintang yang terlihat di langit akan berubah.
Gaya Penggerak bumi
- Gaya gravitasi
- Gaya gradien tekanan
- Gaya koriolis
- Gaya tekanan
3. Iklim Global
Iklim mempunyai sistem kompleks yang terinterkoneksi antar 5 komponen yaitu
atmosfer, hidrosfer, kriosfer, litosfer, dan biosfer. Interaksi 5 komponen tersebut
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
a. Sirkulasi atmosfer
Sirkulasi atmosfer merupakan gerak massa udara di atas permukaan bumi
yang membentuk pola tertentu. Pergerakkan massa udara ini disebabkan oleh
ketidakmerataan pemanasan radiasi di permukaan bumi, topografi, hingga
distribusi permukaan. Terdapat 2 model sirkulasi atmosfer yaitu Model Sel
Tungga (Hadley Cell) dan Model 3 sel (Hadley Cell, Ferrel Cell, Polar Cell).
Letak sel-sel sirkulasi atmosfer ini tidak selalu berada ditempat yang sama.
Letak sel sirkulasi akan berubah mengikuti perubahan gerak semu matahari.
b. Sirkulasi samudera
Lautan berperan penting dalam penyimpanan maupun transfer suhu panas dari
radias matahari. Sirkulasi samudera berperan dalam transfer suhu panas dari
ekuator menuju daerah lintang tinggi. Adanya Great Conveyor Belt atau arus
termohalin di samudera lepas yang membawa arus laut bersuhu dingin
bergerak menuju arus permukaan yang lebih hangat.
c. Interaksi antara atmosfer dan lautan
Laut berperan penting dalam penyimpanan panas dan karbon. Adanya arus
termohalin membuat panas di troposfer di ekuator akan didistribusikan
menuju permukaan dengan lintang tinggi, sehingga terjadi keseimbangan.
Penyimpanan panas oleh lautan juga menyebabkan adanya perubahan atau
modifikasi iklim pada suatu wilayah yang berada disekitar laut lepas. Wilayah
ini disebut wilayah dengan iklim maritim. Pada iklim maritim pada musim
panas lautan akan mendingin sebaliknya pada musim dingin lautan suhu
lautan akan jauh lebih hangat.
d. Lintang
Posisi lintang suatu wilayah menjadi faktor dari terjadinya interaksi
komponen iklim. Lintang sendiri merupakan akibat dari poros bumi yang
miring 23,5˚ sehingga mempengaruhi arah datangnya sinar matahari dan
intensitas radiasi matahari.
e. Sistem tekanan
Sistem tekanan ini didasari pada posisi lintang suatu wilayah. Semakin tinggi
posisi lintang maka wilayah tersebut akan semakin tinggi tekanan udaranya.
Akibat dari sistem tekanan ini yaitu adanya perpindahan udara dengan
tekanan tinggi menuju wilayah dengan udara bertekanan rendah. Selain itu,
sistem tekanan ini sangat berpengaruh terkait adanya siklon tropis maupun
badai laut.
f. Kebenuaan (Topografi)
Topografi suatu wilayah dapat mempengaruhi interaksi komponen iklim.
Seperti halnya iklim pada wilayah yang landai dengan iklim pada wilayah
pegunungan. Iklim pada wilayah landai sangat dipengaruhi oleh perpindahan
tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Sedangkan pada wilayah
pegunungan sangat dipengaruhi oleh adanya peristiwa orografi sehingga iklim
pada wilayah pegunungan sangat sulit untuk diobservasi.
g. Massa Udara
Massa udara merupakan komponen atmosfer yang mempunyai ketebalan
ribuan meter. Karakteristik cuaca massa udara bergantung pada sebaran suhu
ke arah tegak dan kadar aerosolnya. Massa udara terbentuk apabila udara
berdiam dalam waktu yang lama dan pada daerah yang luas. Hal ini
menyebabkan adanya perbedaan massa udara pada setiap iklim di dunia
bergantung dengan sebaran dari massa udara.
4. Klasifikasi Iklim
Klasifikasi iklim merupakan merupakan proses mengidentifikasi dan mencirikan
perbedaan iklim. Identifikasi perbedaan iklim ini mengambil banyak faktor
diantaranya faktor lintang, letak geografi, dan topografi. Berikut adalah beberapa
klasifikasi iklim yang sudah diidentifikasi perbedaanya.
Iklim Berdasarkan Hujan dan Vegetasi
- Zona ekuatorial (Hujan terus menerus,; Hutan hujan tropis)
- Zona Tropika (Hujan musim panas ; Savanna, hutan kering)
- Zona Subtropika Kering (Kering ; Stepa, Gurun)
- Zona Hujan Winter Sub Tropica (Hujan musim dingin ; Pohon
berdaun keras)
- Zona Ekstra Tropika (Hujan sepanjang tahun ; Pohon berdaun lebar)
- Zona Subpolar (Hujan sepanjang tahun terbatas ; Hutan confier)
- Zona Boreal (Hujan musim panas ; Tundra)
- Zona Kutub (Hujan musim panas, salju musim dingin terbatas ; Gurun
es)
Iklim berdasarkan tempratur
- Daerah Tropika (Rata-rata tempratur tahunan lebih dari 20˚C)
- Daerah Subtropika (Selama 4-11 bulan mempunyai tempratur lebih
dari 20˚C)
- Daerah Sedang (Antara 4-12 bulan mempunyai tempratur berkisar
10˚C-12˚C)
- Daerah Dingin (Antara 1-4 bulan mempunyai tempratur 10˚C-20˚C,
pada bulan lain tempraturnya turun kurang dari 10˚)
- Daerah kutub (Tempratur rata-rata 1˚C)
Iklim berdasarkan Yunani Kuno (Suhu dan Intensitas Radiasi)
- Iklim lintang rendah (Mendapat panas sepanjang tahun)
- Iklim lintang tinggi (Dingin sepanjang tahun)
- Iklim sedang (Perbedaan iklim jelas)
Iklim berdasarkan Klasifikasi Dr. Wladimir Koppen
Koppen mengklasifikasikan iklim dunia dengan berdasar suhu dan
kelembaban wilayah. Koppen membagi daerah iklim dengan memberi
symbol abjad A, B, C, D, dan E.
- Iklim dengan simbol A (Hujan Tropis)
Iklim A mempunyai ciri-ciri suhu rata-rata terendah minimal 18˚C
dengan curah hujan tahunan lebih besar dari evotranspirasi tahunan.
(Umumnya berada di wilayah khatulistiwa)
- Iklim dengan simbol B (Kering)
Iklim B mempunyai sifat tidak memiliki kelebihan air karena
evotranspirasi rata-rata tahunan wilayah iklim B lebih dar curah hujan
tahunan.
- Iklim dengan simbol C (Hujan Sedang Panas)
Suhu rata-rata bulan terendah -3˚C - 18˚C dengan suhu tertinggi lebih
dari 10˚C.
- Iklim dengan simbol D (Hutan Salju Sejuk)
Suhu rata-rata bulan terendah kurang dari 10˚C dan suhu bulan
tertinggi lebih dari 10˚C.
- Iklim dengan simbol E (Kutub)
Suhu rata-rata perbulan tertinggi kurang dari 10˚C, pada daerah tundra
berkisar antara 0˚C hingga 10˚C, sedangkan untuk wilayah salju abadi
berkisar kurang dari 10˚C.
Dalam perjalanan menuju atmosfer, radiasi matahari tidak hanya diserap oleh bumi.
Akan tetapi, ada tiga proses yang dilewati panas matahari sebelum sampai kebumi,
yaitu :
- Hamburan (Scattering)
Radiasi matahari akan dihamburkan oleh partikel-partikel atmosfer
dalam proses menuju atas permukaan bumi. Hamburan ini dapat
terjadi menuju ke atas bumi maupun menuju ke bawah permukaan
bumi. Terdapat beberapa jenis hamburan radiasi matahari, yaitu
Hamburan Reyleigh, hamburan Mie, hamburan umum, hamburan non
selektif, dan hamburan atmosfer. Jenis-jenis hamburan berakibat pada
warna cahaya yang akan terlihat dari permukaan bumi.
- Pemantulan
Pemantulan sinar matahari umumnya dilakukan oleh tutupan awan di
permukaan bumi dan dataran bumi (tanah). Albedo radiasi yang
dipantulkan sangat bergantung pada jenis awan maupun jenis tanah
pada suatu dataran.
- Absorbsi (Penyerapan)
Radiasi matahari akan langsung diserap atmosfer sebanyak 23% dari
jumlah radiasi yang terpancar dan 48% diserap oleh permukaan bumi
(Dataran dan Lautan). Sisa radiasi tersebut akan di pantulkan maupun
dipancarkan kembali oleh partikel-partikel atmosfer.
- Pemancaran kembali (Reradiasi)
Radiasi matahari akan dipancarkan kembali keluar angkasa. Reradiasi
ini terjadi karena adanya bagian radiasi matahari dan radiasi bumi
yang diserap bersama-sama memanaskan atmosfer. Pemanasan ini
memicu atmosfer memancarkan radiasi kembali hasil dari serapan
radiasi yang terserap oleh bumi.