Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dunia ilmu pengatahuan dari zaman ke zaman terus berkembang pesat hal ini didukung
dengan bantuan teknologi yang juga semakin canggih, sehingga temuan – temuan baru dapat
dicapai peneliti – peneliti dan pakar – pakar ilmu yang ada di dunia. Dengan banyaknya temuan
ilmu pengetahuan yang ada maka terjadi pembagian pembagian ilmu terjadi seperti sekarang ini,
contohnya pada Ilmu matematika yang terbagi dalam beberapa bagian seperti statistika, kalkulus,
geometri dan lain – lain. Namun dibalik semua ilmu yang sudah terkenal dan mendunia banyak
diantara kita sebagai pelajar bahkan pengajar melupakan akan hal yang harus kita ketahui yaitu
tentang dari mana asalnya dan siapakah penemu ilmu pengetahuan yang kita pelajari saat ini.
Sebagai seorang pelajar maka kita perlu mengetahui asal – usul dan penemu suatu ilmu yang kita
pelajari sehingga bukan saja kita mengetahui tentang ilmunya saja tetapi asal – usul dan juga
penemunya kita dapat ketahui.
Geometri berasal dari kata latin “Geometrein” yaitu geo yang artinya tanah dan metrein yang
artinya pengukuran. Geometri dapat diartikan sebagai Ilmu Ukur. Geometri didefinisikan juga
sebagai cabang Matematika yang mempelajari titik, garis, bidang dan benda-benda ruang serta
sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungannya satu sama lain. Geometri yang pertama kali
muncul dari matematikawan yang bernama Euclid sekitar tahun 330 SM adalah geometri Euclid.
Dalam bukunya yang berjudul “The Elements” geometri Euclid dijelaskan mengenai definisi,
postulat, aksioma dan dalil. Namun Geomerti Euclid ini memiliki kelemahan, salah satunya ada
pada postulat kelima dari Euclid. yang terkenal dengan postulat kesejajaran. Postulat kelima
tersebut secara garis besar berbunyi “Jika suatu garis lurus t memotong dua garis lurus l dan m
dimana garis l dan m membentuk sudut dalam sepihak kurang dari 180 maka kedua garis ini akan
berpotongan.”
Dari Geometri Euclid dapat diambil sarinya berupa dua Geometri yang berlainan dalam dasar
logikanya, pengertian pangkalnya dan aksiomanya. Salah satunya adalah Geometri Absolut atau
Geometri Netral. Geometri Absolut pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan
yang bernama Y. Bolyai (1802-1860) dari Hongaria. Namun nama geometri absolut ini
menyesatkan karena tidak termasuk geometri manapun. Menurut Prenowitz dan Jordan (1965)
nama yang lebih baik adalah geometri netral mengingat dalam geometri ini tetap netral tentang
satu aksioma kesejajaran. Dalam geometri Euclid dijelaskan bahwa “Melalui satu titik di luar
sebuah garis dapat dibuat tidak lebih dari satu garis yang sejajar dengan garis tersebut” dan pada
geometri hiperbolik dijelaskan bahwa “Melalui satu titik di luar sebuah garis dapat dibuat lebih
darisatu garis (tepatnya dua garis) yang sejajar dengan garis tersebut”. Sedangkan pada geometri
netral dijelaskan bahwa melalui suatu titik di luar garis dapat dibuat garis yang sejajar dengan
garis yang diketahui, tetapi ada satu hal yaitu melalui sebuah titik tersebut tidak perlu ada tepat
satu garis yang sejajar dengan garis yang diketahui. Geometri netral dilengkapi dengan sistem
aksioma keantaraan, sistem aksioma urutan, dan sistem aksioma kekongruenan tentang ruas
garis, sudut, dan segitiga. Geometri netral hanya berlandaskan empat postulat awal Euclid dan
mengabaikan postulat kelima atau postulat kesejajaran Euclid. Akan tetapi dalam geometri netral
tetap dikenal istilah kesejajaran garis karena muncul pernyataan tentang garis yang sejajar
melalui pembuktian suatu teorema.
Dalam geometri netral dibahas tentang teorema jumlah besar sudut pada suatu segitiga
sebarang. Menariknya adalah jika selama ini yang diketahui dan diperoleh di sekolah bahwa
jumlah besar sudut suatu segitiga sebarang adalah 180 , tetapi dalam geometri netral terdapat
teorema Saccheri Legendre yang menyatakan jumlah besar sudut dalam suatu segitiga sebarang
kurang dari sama dengan 180 . Ada juga beberapa akibat tentang besar sudut yang dapat
diturunkan dari teorema Saccheri Legendre tersebut. Selain itu yang menarik adalah keberadaan
persegi panjang dalam geometri netral. Dengan adanya permasalahan di atas, maka dalam
makalah ini kami akan mengkaji dan menjelaskan sedikit tentang sejarah perkembangan ilmu
Geometri yang kita pelajari saat ini.
B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa itu Ilmu Geometri ?


b. Bagaimana sejarah perkembangan Geometri ?
c. Apa perbedaan Geometri Euclid dan Non-Euclid ?
d. Siapakah Ilmuan yang berperan penting dalam perkembangan Ilmu Geometri ?

C. TUJUAN

a. Mengetahui apa itu Ilmu Geometri


b. Mengetahui sejarah perkembangan Geometri
c. Mengetahui para ilmuan yang berperan penting dalam perkembangan ilmu Geometri

D. MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu;
1. Bagi Guru
 Guru dapat menyampaikan sejarah geometri dengan jelas kepada siswa
 Guru dapat memperkenalkan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam
perkembangan geometri
 Guru dapat memperluas pemahamannya.
2. Bagi Pembaca
 Menambah pemahaman tentang sejarah perkembangan geometri
3. Bagi Penulis
 Mengetahui asal-usul geometri dengan benar
 Mengasah kemampuan penulis dalam membuat makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH GEOMETRI
Geometri secara harfiah dapat diartikan sebagai “ilmu pengukuran bumi”. Kata Geometri
berasal dari bahasa Yunani, geo yang berarti bumi, dan metria yang berarti pengukuran. Ini
adalah cabang ilmu dari matematika untuk mempelajari hubungan di dalam suatu ruang, dimana
orang dapat mengetahui ruang dari ciri dasarnya.
Geometri adalah salah satu ilmu tertua, ilmu yang menyangkut geometri telah ada sejak
zaman Mesir Kuno, Lembah Sungai Indus dan Babilonia, sekitar 3.000 SM. Pada masa itu,
pengetahuan geometri digunakan untuk membangun irigasi, bangunan-bangunan kuno, dan
lainnya. Kala itu, pengetahuan geometri masih terbatas pada pengukuran panjang segmen garis,
luas daerah, dan volum.
Teknik-teknik geometri yang berkembang saat itu pada umumnya masih kasar dan
bersifat intuitif. Akan tetapi, cukup akurat dan dapat memenuhi kebutuhan perhitungan berbagai
fakta tentang teknik-teknik geometri saat itu.
Di Yunani, geometri mengalami masa ‟emas‟nya. Sekitar 2000 tahun yang lalu,
ditemukan teori yang kita kenal dewasa ini dengan nama teori aksiomatis. Teori berpikir yang
mendasarkan diri pada sesuatu yang paling dasar yang kebenarannya kita terima begitu saja.
Kebenaran semacam ini kita sebut kebenaran aksioma. Dari sebuah aksioma diturunkan berbagai
dalil baik dalil dasar maupun dalil turunan. Dari era ini, kita juga memperoleh warisan buku
geometri yang hingga kini belum terbantahkan, yaitu geometri Euclides.
Pada awal abad ke-17, terdapat dua perkembangan penting dalam geometri. Yang
pertama dan yang terpenting, adalah penciptaan geometri analitik atau geometri dengan
koordinat dan persamaan, oleh Rene Descartes (1596-1650) dan Pierre de Fermat (1601- 1665).
Ini adalah awal yang di perlukan untuk perkembangan kalkulus. Perkembangan geometrik kedua
adalah penyelidikan secara sistematik dari geometri proyektif oleh Girard Desargues (1591-
1661). Geometri proyektif adalah penyelidikan geometri tanpa ukuran, hanya dengan menyelidik
bagaimana hubungan antara satu sama lain.
B. TOKOH-TOKOH GEOMETRI
1. Thales (624-550 SM)
Perintis matematika dan filsafat Yunani adalah Thales. Lahir dan meninggal di kota kecil
Miletus yang terletak di pantai barat Asia kecil, sebuah kota yang menjadi pusat perdagangan.
Kapal-kapal pedagang dengan mudah berlayar ke Nil di Mesir, sedangkan karavan melakukan
perjalanan lewat darat menuju kota di Babylon. Penduduk Militus suka melakukan kontak
dagang dengan kota-kota di Yunani dan warga Phoenisia. Di kota ini juga merupakan tempat
pertemuan [dunia] Timur dan Barat, dan tempat lahirnya Thales. Thales adalah seorang
pedagang, profesi yang membuatnya sering melakukan perjalanan. Dalam suatu kesempatan
berdagang ke Mesir dan Babilonia, dalam waktu senggangnya, Thales mempelajari astronomi
dan geometri yang berhubungan dengan pengukuran tanah, bumi dan air. Hal ini dipicu
ketertarikannya dengan “alat-alat” tersebut, mereka dapat memprediksi gerhana matahari setiap
tahunnya. Dalam sejarah matematika ia dikatakan sebagai penemu bukti geometri. Thales adalah
seseorang yang mencoba menggambarkan atau memberikan penjelasan secara rasional tentang
dunia ini yang mana sebelumnya hanya kepercayaan mitos yang ada dan tokoh pertama yang
memulai studi geometri secara formal (geometri demonstrative). Kontribusi yang paling utama
dari Thales adalah kemampuannya dalam mengabstraksi ide dari hal yang kontekstual ke hal
yang formal. Contohnya, dia menyatakan bahwa, “Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh
diameternya.” Thales menggunakan geometri untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan
ketinggian piramida dan jarak perahu dari garis pantai. Dia dihargai sebagai orang pertama yang
menggunakan penalaran deduktif untuk diterapkan pada geometri, dengan menurunkan empat
akibat wajar dari teorema Thales. Hasilnya, dia dianggap sebagai matematikawan sejati pertama
dan pribadi pertama yang menghasilkan temuan matematika.
Pemikiran Thales (Renungan):
 Segala sesuatu berasal dari air, dan Bumi mengapung diatas air, ia mengatakan bahwa air
adalah prinsip dari segala sesuatu.
 Semua benda di alam memiliki jiwa, ini juga dikemukakan berdasarkan magnet yang
dapat menarik besi.
Teorema Thales:
Thales mengemukakan proposisi yang dikenal dengan theorema Thales, yaitu:
1. Lingkaran dibagi dua oleh garis yang melalui pusatnya yang disebut dengan diameter.
2. Besarnya sudut-sudut alas segitiga sama kaki adalah sama besar.
3. Sudut-sudut vertikal yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah
garis lurus menyilang (apakah ini dinamakan garis transversal), sama besarnya.
4. Apabila sepasang sisinya, sepasang sudut yang terletak pada sisi itu dan sepasang sudut
yang terletak dihadapan sisi itu sama besarnya, maka kedua segitiga itu dikatakan sama
dan sebangun (kongruen).
5. Segitiga dengan alas diketahui dan sudut tertentu dapat digunakan untuk mengukur jarak
kapal.
Catatan: Theorema 4 diganti menjadi apabila sepasang sudut yang terletak pada sisi itu
dan sepasang sudut yang terletak dihadapan sisi itu sama besarnya, maka kedua segitiga
itu sebangun (renungkan!).
2. Phytagoras (582-507 SM)
Sepeninggal Thales muncullah Pythagoras (582-507 SM) berikut para pengikutnya yang
dikenal dengan sebutan Pythagorean melanjutkan langkah Thales. Para Pythagorean
menggunakan metode pembuktian tidak hanya untuk mengembangkan Teorema Pythagoras,
tetapi juga terhadap teorema-teorema jumlah sudut dalam suatu poligon, sifat-sifat dari garis-
garis yang sejajar, teorema tentang jumlah-jumlah yang tidak dapat diperbandingkan, serta
teorema tentang lima bangun padat beraturan. Pythagoras adalah seorang matematikawan dan
filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia
memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad
ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah
buatan mengenai dirinya. Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema
Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah
sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam
teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan
kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis.
Terdapat legenda yang menyatakan bahwa ketika muridnya Hippasus menemukan bilangan
irrasional yaitu √ 2, hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-
masing 1, adalah bilangan irrasional, murid-murid Pythagoras lainnya memutuskan untuk
menyangkal karena tidak dapat membantah bukti yang diajukan Hippasus. Bukti adalah √ 2
adalah bilangan irrasional. √ 2 adalah bilangan irrasional. Hippasus adalah murid Pythagoras
yang membuktikan bahwa akar 2 adalah bilangan irasional. Hippasusdari Metapontum yang
terkenal juga sebagai penemu pembangunan dodecahendron biasa, dan juga yang menghasilkan
(geometri paling memungkinkan) bukti irasionalitas dari akar kuadrat dari 2. Sampai pada saat
penemuan hippasus, para pitagorean mengajarkan bahwa semua bilangan bisa digambarkan
sebagai perbandingan dari bilangan bulat. Hippasus menemukan bilangan irasional ketika
mencoba untuk membuat akar kuadrat dari 2 menjadi pecahan. Dalam matematika, Teorema
Pythagoras adalah suatu keterkaitan dalam geometri Euklides antara tiga sisi sebuah segitiga
siku-siku. Teorema ini dinamakan menurut nama filsuf dan matematikawan Yunani abad ke-6
SM, Pythagoras. Pythagoras sering dianggap sebagai penemu teorema ini meskipun sebenarnya
fakta-fakta teorema ini sudah diketahui oleh matematikawan India (dalam Sulbasutra
Baudhayana dan Katyayana, Yunani, Tionghoa dan Babilonia jauh sebelum Pythagoras lahir.
Pythagoras mendapat kredit karena ialah yang pertama membuktikan kebenaran universal dari
teorema ini melalui pembuktian matematis.
3. Eudoxus (408-355 SM)
Eudoxus adalah anak Arsghnes lahir di pulau Cnidus di laut hitam, Asia kecil (sekarang
Turki) murit Plato Academy. Kontribusinya, diyakini, merupakan dasar dari buku V, VI, dan XII
dari buku Elements karya Euclid. Kontribusi lainnya yaitu dia mampu memecahkan bilangan tak
terukur (rasional) pada masa Pythagoras. Eodoxus adalah orang pertama yang memformalkan
teori system formal Aristoteles: (Aksioma, Postulat, definisi, di mana yang saat ini disebut
system aksiomatik). Kata aksioma berasal dari Bahasa Yunani (axioma), yang berarti dianggap
berharga atau sesuai atau dianggap terbukti dengan sendirinya. Kata ini berasal dari (axioein),
yang berarti dianggap berharga, yang kemudian berasal dari (axios), yang berarti berharga. Di
antara banyak filsuf Yunani, suatu aksioma adalah suatu pernyataan yang bisa dilihat
kebenarannya tanpa perlu adanya bukti. Kata aksioma juga dimengerti dalam matematika. Kata
aksioma dalam matematika juga disebut postulat. Akan tetapi, aksioma dalam matematika bukan
berarti proposisi yang terbukti dengan sendirinya. Melainkan, suatu titik awal dari sistem logika.
Misalnya, 1+1=2. Nama lain dari aksioma adalah postulat. Suatu aksioma adalah basis dari
sistem logika formal yang bersama-sama dengan aturan inferensi mendefinisikan logika. Dalam
bidang matematika, Eudoxus memperkenalkan hal baru mengenai perbandingan seharga.
Dimana a/b = c/d jika dan hanya jika diketahui bilangan m dan n, bilangan ma < nb, maka mc <
nd, atau jika ma = nb, maka mc = nd, atau jika ma > nb, maka mc > nb. Disamping defenisi
mengenai perbandingan seharga, Eudoxus menemukan lagi suatu aksioma yang sering disebut
dengan‖aksioma kontuinitas‖. Aksioma ini menyatakan bahwa: apabila diketahui dua besaran
yang mempunyai suatu ratio (artinya bilangan tersebut tidak ada yang sama dengan nol) maka
dapat dicari suatu pengali sehingga salah satunya lebih besar dari yang lain. Eudoxus dari
Conidus adalah seorang ahli astronomi dan ahli matematika. Eudoxus adalah murid Plato, hasil
karyanya dalam bidang astronomy matematika Eudoxus memperkenalkan astronomi dunia.
Selain itu Eudoxus juga terkenal dengan proporsi bilangan, tidak hanya bilangan bulat tetapi
bilangan rasional. Hasil karyanya kemudian dibuktikan oleh Tartaglia pada abad 16. Metode ini
terus digunakan sampai ditemukannya metodelain oleh Descrates. Eudoxus menemukan cara
menghitung luas dengan cara menghabiskan.
4. Euclid (325-265 SM)
Euclides disebut sebagai “Bapak Geometri” karena menemukan teori bilangan dan
geometri. Subyek-subyek yang dibahas adalah bentuk-bentuk, teorema Pythagoras, persamaan
dalam aljabar, lingkaran, tangent, geometri ruang, teori proporsi dan lain-lain. Alat-alat temuan
Euclides antara lain mistar dan jangka. Tidak lama Pythagoras meninggal, lahirlah Euclid. Euclid
mungkin lahir di Mesir atau Yunani. Dia adalah professor matematika pertama di Museum
Alexandria. Ada yang berpendapat bahwa dia pernah belajar di “Plato‘s Academy”, tetapi ini
tidak ada buktinya. Kontribusi matematikanya adalah buku “The Elements” yang terdiri dari 467
proposisi. Ketika ditanya oleh raja Ptolemy I: “Apakah ada jalan ‘raja’ untuk belajar geometry
dalam buku the Element?” Jawabnya, “Tidak ada jalan ‘raja‘ ke geometri.”
Karya Besar Euclid
The Element dapat dikatakan karya fenomenal pada jaman itu. Terdiri dari 13 buku yang
tersusun berdasarkan tema dan topik. Setiap buku diawali dengan difinisi, postulat (hanya untuk
buku I), preposisi, theorema sebelum ditutup dengan pembuktian dengan menggunakan difinisi
dan postulat yang sudah disebutkan. Buku ini ke luar Yunani tahun 1482, diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin dan Arab, serta menjadi buku teks geometri dan logika pada awal tahun
1700-an.
Garis besar isi masing-masing buku:
Buku I : Dasar-dasar Geometri: Teori Segitiga, Sejajar dan Luas
Buku II : Aljabar Geometri
Buku III : Teori-teori tentang Lingkaran
Buku IV : Cara membuat garis dan gambar melengkung
Buku V : Teori tentang proporsi-proporsi abstrak
Buku VI : Bentuk yang sama dan proporsi-proporsi dalam geometri
Buku VII : Dasar-dasar Teori Angka
Buku VIII : Proporsi-proporsi lanjutan dalam Teori Angka
Buku IX : Teori Angka
Buku X : Klasifikasi
Buku XI : Geometri Tiga Dimensi
Buku XII : Mengukur Bentuk-bentuk
Buku XIII : Bentuk-bentuk Tri-Matra (tiga dimensi)
Dalam geometri ini, terdapat lima postulat (aksioma/teorema) yang sangat terkenal.
Empat postulat pertama sangat jelas dan mudah dibuktikan, tetapi postulat yang kelima
menimbulkan perdebatan diantara para matematikawan. Postulat kelima tersebut dikenal dengan
postulat kesejajaran geometri Euclid. Isi dari postulat kelima tersebut secara garis besar adalah
“Jika suatu garis lurus t memotong dua garis lurus l dan m dimana garis l dan m membentuk
sudut dalam sepihak kurang dari 180 maka kedua garis ini akan berpotongan.” Banyak
matematikawan yang mencoba membuktikan postulat kelima ini. Usaha mereka gagal, tapi tidak
sia-sia. Karena dari usaha tersebut mengakibatkan munculnya geometri non-Euclid. Geometri
non-Euclid masih berdasarkan empat postulat pertama dari Euclid dan hanya berbeda pada
postulat kelimanya. Postulat kelima ini didapatkan dengan mengambil kontradiksi dari postulat
kesejajaran pada geometri Euclid, dan disebut postulat kesejajaran geometri hiperbolik. Secara
garis besar bunyi postulatnya adalah “melalui satu titik di luar sebuah garis dapat dibuat lebih
dari satu garis (tepatnya dua garis) yang sejajar dengan garis tersebut”. Geometri hiperbolik ini
tergolong baru karena ditemukan pada abad ke-19.
5. Archimedes (287-212 SM)
Dia mengaplikasikan prinsip fisika dan matematika. Dan juga menemukan perhitungan
phi dalam menghitung luas lingkaran. Ia adalah ahli matematika terbesar sepanjang zaman dan di
zaman kuno. Tiga karya Archimedes membahas geometri bidang datar, yaitu pengukuran
lingkaran, kuadratur dari parabola dan spiral.
6. Rene Descartes (1596-1650)
Di desa La Haye-lah tahun 1596 lahir Rene Descartes, filosof, ilmuwan, matematikus
Perancis yang tersohor dan meninggal bulan Februari 1650. Ia menciptakan geometri analik, atau
geometri dengan koordinat dan persamaan.
7. Lobachevsky (1792-1856)
Lahir pada 1 Desember 1792 di Novgorod, Rusia. Pada tahun 1829, ia menerbitkan nya
Geometri Non-Euclidean yang merupakan buku pertamanya. Lobachevsky menghentikan
praktek umum untuk mengubah Euclid Kelima Postulat menjadi teorema. Sebaliknya, ia
mempelajari geometri terpisah dari postulat akhir Euclid. Dalam istilah lain, ia menganggap
postulat Euclid sebagai kasus khusus yang lebih sederhana. Meskipun Lobachevsky tidak
menerima banyak pengakuan, ia merupakan salah satu dari bapak non-Euclidean geometri.
Lobachevsky Meninggal di Kazan pada 24 Februari 1856.
8. Bolyai (1802-1860)
János Bolyai lahir 15 Desember 1802 , Kolozsvár, Hongaria, meninggal 27 Januari 1860 ,
Marosvásárhely, Hongaria, Bolyai merupakan matematikawan Hongaria dan juga salah satu
pendiri dari geometri non-Euclidean, yakni sebuah geometri yang berbeda dari geometri
Euclidean dalam definisi garis paralel. Penemuan geometri alternatif yang konsisten yang
mungkin sesuai dengan struktur alam semesta yang membantu untuk mempelajari konsep-
konsep abstrak terlepas dari hubungan mungkin dengan dunia fisik.

Anda mungkin juga menyukai