Anda di halaman 1dari 24

1.

      Thales (640 – 546 SM)

Pada mulanya geometri lahir semata-mata didasarkan oleh pengalaman. Namun matematikawan yang
pertama kali merasa tidak puas terhadap metode yang didasari semata-mata pada pengalaman adalah
Thales (640-546 SM). Masyarakat matematika sekarang menghargai Thales sebagai orang yang selalu
berkarta “Buktikan itu” dan bahkan ia selalu melakukan itu. Dari sekian banyak teorema adalah:
 Sudut-sudut alas dari suatu segitiga samakaki adalah kongruen,
 Sudut-sudut siku-siku adalah kongruen,
 Sebuah sudut yang dinyatakan dalam sebuah setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
    Baca juga : Kata dan jenis-jenis kata

Hasil kerja dan prinsip Theles jelas telah manandai awal dari sebuah era kemajuan matematika
yang mengembangkan pembuktian deduktif sebagai alasa logis yang dapat diterima. Pembuktian
deduktif diperlukan untuk menurunkan teorema dari postulat-postulat. Selanjutnya untuk disusun suatu
pernyataan baru yang logis.

2.      Pythagoras (582-507 SM)
Sepeninggal Thales muncullah Pythagoras (582-507 SM) berikut para pengikutnya yang dikenal dengan
sebutan Pythagorean melanjutkan langkah Thales. Para Pythagorean menggunakan metode pembuktian
tidak hanya untuk mengembangkan Teorema Pythagoras, tetapi juga terhadap teorema-teorema jumlah
sudut dalam suatu poligon, sifat-sifat dari garis-garis yang sejajar, teorama tentang jumlah-jumlah yang
tidak dapat diperbandingkan, serta teorema tentang lima bangun padat beraturan.

3.      Euclid (300 SM)
Tidak banyak orang yang beruntung memperoleh kemasyhuran yang abadi seperti Euclid, ahli ilmu
ukur Yunani yang besar. Meskipun semasa hidupnya tokoh-tokoh seperti Napoleon, Martin Luther,
Alexander yang Agung, jauh lebih terkenal ketimbang Euclid tetapi dalam jangka panjang ketenarannya
mungkin mengungguli semua mereka yang disebut itu.
Meski dia menulis beberapa buku dan diantaranya masih ada yang tertinggal, kedudukannya
dalam sejarah terutama terletak pada bukunya yang hebat mengenai ilmu ukur yang bernama The
Elements.
Dalam The Elements, Euclid menggabungkan pekerjaan disekolah yang telah ia ketahui dengan
semua pengetahuan matematika yang ia ketahui dalam suatu perbandingan yang sistematis hingga
menjadi sebuah hasil yang menakjubkan. Kebanyakan dari pekerjaannya itu bersifat original, sebagai
metode deduktif ia mendemonstrasikan sebagian besar pengetahuan yang diperlukan melalui penalaran.
Dalam Element Euclid pun menjelaskan aljabar dan teori bilangan sebaik ia menjelaskan geometri.
Arti penting buku The Elements tidaklah terletak pada pernyataan rumus-rumus pribadi yang
dilontarkannya. Hampir semua teori yang terdapat dalam buku itu sudah pernah ditulis orang
sebelumnya, dan juga sudah dapat dibuktikan kebenarannya. Sumbangan Euclid terletak pada cara
pengaturan dari bahan-bahan dan permasalahan serta formulasinya secara menyeluruh dalam
perencanaan penyusunan buku. Di sini tersangkut, yang paling utama, pemilihan dalil-dalil serta
perhitungan-perhitungannya, misalnya tentang kemungkinan menarik garis lurus diantara dua titik.
Sesudah itu dengan cermat dan hati-hati dia mengatur dalil sehingga mudah difahami oleh
orang-orang sesudahnya. Bilamana perlu, dia menyediakan petunjuk cara pemecahan hal-hal yang
belum terpecahkan dan mengembangkan percobaan-percobaan terhadap permasalahan yang
terlewatkan. Perlu dicatat bahwa buku The Elements selain terutama merupakan pengembangan dari
bidang geometri yang ketat, juga di samping itu mengandung bagian-bagian soal aljabar yang luas
berikut teori penjumlahan.
Buku The Elements sudah merupakan buku pegangan baku lebih dari 2000 tahun dan merupakan
buku yang paling sukses yang pernah disusun manusia. Begitu hebatnya Euclid menyusun bukunya
sehingga dari bentuknya saja sudah mampu menyingkirkan buku yang pernah dibuat orang sebelumnya.
Pengaruh Euclid terhadap Sir Isaac Newton sangat terasa sekali, sejak Newton menulis buku
yang terkenal dengan nama The Principia dalam bentuk kegeometrian, mirip dengan The Elements.
Berbagai ilmuwan mencoba menyamakan diri dengan Euclid dengan jalan memperlihatkan bagaimana
semua kesimpulan mereka secara logis berasal mula dari asumsi asli. Tak kecuali apa yang diperbuat
oleh ahli matematika seperti Russel, Whitehead dan filosof Spinoza.

4. Saintis – Saintis Muslim


Di era kekhalifahan Islam, para saintis Muslim pun turut mengembangkan geometri. Bahkan,
pada era abad pertengahan, geometri dikuasai para matematikus Muslim. Tak heran jika peradaban
Islam turut memberi kontribusi penting bagi pengembangan cabang ilmu matematika modern itu.
Pencapaian peradaban Islam di era keemasan dalam bidang geometri sungguh sangat
menakjubkan. Betapa tidak.  Para peneliti di Amerika Serikat (AS) menemukan fakta bahwa di abad ke-
15 M, para cendekiawan Muslim telah menggunakan pola geometris mirip kristal. Padahal, pakar
matematika modern saja baru menemukan pla desain geometri itu pada abad ke-20 M.
Peter Lu mengungkapkan, para matemetikus dan desainer Muslim di era kekhalifahan telah
mamapu membuat desain dinding, lantai dan langit-langit dengan menggunakan tegel yang
mencerminkan pemakaian rumus matematika yang begitu canggih. ''Teori itu baru ditemukan 20 atau 30
tahun lalu," ungkapnya.
Desain dalam seni Islam menggunakan aturan geometri dengan bentuk mirip kristal yang
menggunakan bentuk poligon simetris untuk menciptakan satu pola. Hingga saat ini, pandangan umum
yang beredar adalah pola rumit berbentuk bintang dan poligon dalam desain seni Islam dicapai dengan
menggunakan garis zigzag yang digambar dengan mistar dan kompas.

1.      Al-Khawarizmi

Pada abad ke-9 M, matematikus Muslim bernama Khawarizmi telah mengembangkan geometri.
Awalnya,  ilmu geometri dipelajari sang matematikus terkemuka dari  buku berjudul  The Elements  
karya Euclid. Ia pun kemudian mengembangkan geometri dan menemukan beragam hal yang baru
dalam studi tentang hubungan di dalam ruang. Al-Khawarizmi menciptakan
istilah  secans dan  tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dia juga menemukan
Sistem Nomor yang sangat penting bagi sistem nomor  modern. Dalam Sistem Nomor itu, al-
Khawarizmi memuat istilah Cosinus, Sinus dan Tangen untuk menyelesaikan persamaan trigonometri,
teorema segitiga sama kaki, perhitungan luas segitiga, segi empat maupun perhitungan luas lingkaran
dalam geometri.
Penelitian al-Khawarizmi dianggap sebagai  sebuah revolusi besar dalam dunia matematika. Dia
menghubungkan konsep-konsep geometri dari matematika Yunani kuno ke dalam konsep baru.
Penelitian-penelitian al-Khawarizmi menghasilkan sebuah teori gabungan yang memungkinkan bilangan
rasional/irasional, besaran-besaran geometri diperlakukan sebagai objek-objek aljabar.
Penelitian al-Khawarizmi memungkinkan dilakukannya aplikasi sistematis dari aljabar. Sebagai
contoh, aplikasi aritmetika ke aljabar dan sebaliknya, aljabar terhadap trigonometri dan sebaliknya,
aljabar terhadap teori bilangan, aljabar terhadap geometri dan sebaliknya. Penelitian-penelitian ini
mendasari terciptanya aljabar polinom, analisis kombinatorik, analisis numerik, solusi numerik dari
persamaan, teori bilangan, dan konstruksi geometri dari persamaan. Konsep geometri dalam matematika
yang diperkenalkan oleh al-Khawarizmi juga sangat penting dalam bidang astronomi. Pasalnya
Astronomi merupakan ilmu yang mengkaji tentang bintang-bintang termasuk kedudukan, pergerakan,
dan penafsiran yang berkaitan dengan bintang. Guna menghitung kedudukan bintang terhadap bumi
membutuhkan perhitungan geometri.

2.      ThabitIbnu Qurra

Ilmuwan Muslim lainnya yang berjasa mengembangkan geometri adalah Thabit Ibnu Qurra.
Matematikus Muslim yang dikenal dengan panggilan  Thebit itu juga merupakan salah seorang ilmuwan
Muslim terkemuka di bidang Geometri.  Dia melakukan penemuan penting di bidang matematika seperti
kalkulus integral, trigonometri, geometri analitik, maupun geometri non-Eucledian.
Salah satu karya Thabit yang fenomenal di bidang geometri adalah bukunya yang berjudul  The
composition of Ratios ( Komposisi rasio). Dalam buku tersebut, Thabit mengaplikasikan antara
aritmatika dengan rasio kuantitas geometri. Pemikiran ini, jauh melampaui penemuan ilmuwan Yunani
kuno dalam bidang geometri.
Sumbangan Thabit terhadap geometri lainnya yakni, pengembangan geometri terhadap teori
Pitagoras di mana dia mengembangkannya dari segi tiga siku-siku khusus ke seluruh segi tiga siku-siku.
Thabit juga mempelajari geometri untuk mendukung penemuannya terhadap kurva yang dibutuhkan
untuk membentuk bayangan matahari.

3.      Ibnual-Haitham
  
Selain itu,  ilmuwan Muslim lainnya yang berjasa mengembangkan geometri adalah Ibnu al-
Haitham. Dalam bidang geometri, Ibnu al-Haitham mengembangkan analitis geometri yang
menghubungkan geometri dengan aljabar. Selain itu, dia juga memperkenalkan konsep gerakan dan
transformasi dalam geometri. Teori Ibnu al-Haitham dalam bidang persegi merupakan teori yang
pertama kali dalam geometri eliptik dan geometri hiperbolis. Teori ini dianggap sebagai tanda
munculnya geometri non- Euclidean. Karya-karya Ibn al-Haitham itu mempengaruhi karya para ahli
geometri Persia seperti Nasir al-Din al Tusi dan Omar Khayyam. Namun pengaruh Ibn al-Haytham
tidak hanya terhenti di wilayah Asia saja. Sejumlah ahli geometri Eropa seperti Gersonides, Witelo,
Giovanni Girolamo Saccheri, serta John Wallis pun terpengaruh pemikiran al-Haitham. Salah satu
karyanya yang terkemuka dalam ilmu geometri adalah  Kitab al-Tahlil wa al 'Tarkib. 

4.      Abu Nasr Mansur ibnu Ali ibnu Iraq

 Cendekiawan Muslim lainnya yang berjasa mengembangkan geometri adalah Abu Nasr Mansur
ibnu Ali ibnu Iraq atau  biasa disebut Abu Nasr Mansur. Ia merupakana salah satu ahli geometri yang
mendalami spherical geometri (geometri yang berhubungan dengan astronomi). Spherical geometri ini
sangat penting untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sulit di dalam astonomi Islam. Umat Islam
perlu menentukan waktu yang tepat untuk shalat,  Ramadhan, serta hari raya baik Idul Fitri maupun Idul
Adha. Dengan bantuan spherical geometri, kini umat Muslimbisa memperkirakan waktu-waktu tersebut
dengan mudah. Itulah salah satu warisan ilmu Abu Nasr Mansur bagi kita saat ini.

5.      Umar Khayyam

Umar Khayyam (18 Mei 1048 – 4 Desember 1131), dilahirkan di Nishapur, Iran. Nama aslinya


adalah Ghiytsuddin Abulfatah ‘Umar bin Ibrahim Khayyami Nisyaburi . Khayyam berarti “pembuat
tenda” dalam bahasa Persia. Pada masa hidupnya, ia terkenal sebagai
seorang matematikawan dan astronom yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia.
Pada 15 Maret 1079, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang
telah diperbaiki Umar, seperti yang dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan
koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan
kalender yang telah diperbaiki Aloysius Lilius (meskipun Britania Raya baru beralih dari Kalender
Julian kepada kalender Gregorian pada 1751, dan Rusia baru melakukannya pada 1918).
Dia pun terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong
sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.
B. Tokoh-tokoh dalam Geometri Proyektif
1. Girard Desargues

Lahir pada tanggal 21 Februari 1591 di Lyon, Perancis dan meninggal pada bulan
September 1661 di Lyon, Perancis. Desargues merupakan seorang matematikawan
Perancis yang dianggap sebagai salah seorang pendiri geometri Proyektif. Pada saat di
Paris, Desargues menjadi bagian dari kumpulan matematika Marin Mersenne (1588-1648).
Dalam kumpulan ini juga termasuk Descartes (1597– 1650), Etienne Pascal (1588 – 1651)
dan anaknya Blaise Pascal (1623 – 1662). Pada dasarnya kumpulin ini hanya dibaca oleh
sahabat-sahabat mereka, namun Desargues telah mempersiapkan untuk mempublikasikan
hasil kerjanya yang diterbitkan oleh Abraham Bosse (1602– 1676) yang kini dikenang
sebagai pemahat terbaik tetapi juga sebagai seorang guru perspektif. Desargues menulis
subjek “practical” seperti perspektif (1636), pemotongan kayu untuk digunakan dalam
bangunan (1640) dan sundial (1640). Tulisannya memiliki isi dan teori yang padat dalam
pendekatan mereka terhadap subjek yang bersangkutan. Desargues terkenal dengan
teorema Desarguesnya pada tahun 1636. Jelas bahwa, meskipun tekadnya untuk
menjelaskan hal-hal ini dalam bahasa, dan tanpa referensi langsung ke
teorema atau kosakata matematika Kuno, Desargues sangat menyadari pekerjaan
geometers kuno, misalnya Apollonius dan Pappus. Dia memilih untuk menjelaskan
dirinya sendiri berbeda, mungkin karena pengakuan bahwa karyanya sendiri juga sangat
berhutang kepada tradisi praktis, khusus untuk studi perspektif (yang merupakan bentuk
proyeksi kerucut). Tampaknya sangat mungkin bahwa itu sebenarnya dari karyanya
pada perspektif dan hal-hal terkait bahwa ide-ide baru Desargues muncul. Ketika Error!
Hyperlink reference not valid.Error! Hyperlink reference not valid.yang diciptakan
kembali oleh murid Gaspard Monge (1746 -1818), penciptaan kembali berasal dari
geometri deskriptif, suatu teknik yang memiliki banyak kesamaan dengan perspektif.

2. Pappus of Alexandria

Pappus of Alexandria (Yunani c.290 – c.350) adalah salah seorang ahli


matematika Yunani yang
terkenal. Pappus lahir di Alexandria, Mesir sekitar 290 AD. Pappus terkenal denganbuku
yang berjudul Synagoge atau Collection (c.340), dan teorema Pappus dalam geometri
proyektif. Tidak banyak yang diketahui dari hidupnya kecuali dia mempunyai seorang anak
laki-laki yang bernama Hermodorus sebagai guru di Alexandria (dari tulisan Pappus sendiri).
Collection merupakan hasil karya Pappus yang sangat terkenal yang berisi ringkasan/ikhtisar
matematika. The Collection diperkirakan ditulis pada sekitar tahun 340 (sebagian menaksir
tahun 325) yang terdiri dari 8 buku. Karakteristik dari Collection Pappus adalah
mengandung cerita, susunan yang sistematis, dari hasil yang paling penting yang diperoleh
dari pendahulunya, yang kedua, menjelaskan dan mengembagkan penemuan sebelumnya,
excellent dan elegan.
Buku I: berisi ulasan tentang aritmatika yang tidak
ditemukan.
Buku II: sebagian hilang tapi diketahui berisi bahasan tentang metode menangani
bilangan-bilangan besar. Metode untuk mengekspresikan bilangan berpangkat, diketahui
sampai pangkat 10000.
Buku III: berisi masalah geometri, bidang dan ruang.
Buku III dapat dibagi menjadi 5 bagian yaitu: (1) Masalah yang paling terkenal adalah
menemukan perbandingan proposional antara dua garis lurus tertentu. Pappus
memberikan beberapa solusi dari masalah ini, termasuk metode pembuatan aproksimasi
untuk solusi tersebut, dia memberikan solusi sendiri dalam menemukan sisi kubus yang
diberikan perbandingan tertentu telah diketahui. (2) Membahas konstruksi aritmatika,
geometrik dan perbandingan
harmonik antara dua garis lurus, dan masalah mempresentasikan ketiganya ke dalam
gambar yang sama secara geometri. (3) Berisikan kumpulan paradoks-paradoks
geometrikal yang dikatakan oleh Pappus diambil dari karya Erycinus. (4) Berisikan lima
bentuk polyhedra yang digambarkan dalam bentuk ruang. (5) Tambahan oleh penulis di
kemudian hari menjadi solusi lain dari masalah pertama dari buku ini. Buku IV: judul
dan kata pengantar telah hilang, sehingga program itu harus dikumpulkan dari buku itu
sendiri. Pada awalnya adalah generalisasi yang terkenal dari Euclid, kemudian diikuti
berbagai teorema lingkaran, yang mengarah pada masalah pembangunan sebuah lingkaran
yang akan membatasi tiga lingkaran yang diberikan, menyentuh masing-masing dua
lainnya. Hal Ini dan beberapa proposisi lainnya pada kontak, misalnya kasus lingkaran
menyentuh satu sama lain dan tertulis dalam sosok yang terbuat dari tiga setengah
lingkaran dan dikenal sebagai arbelos ("shoemakers knife") membentuk bagian pertama
dari buku tersebut. Pappus ternyata kemudian mempertimbangkan sifat spiral
Archimedes, para conchoid dari Nicomedes (sudah disebutkan dalam Buku I seperti
penyediaan metode penggandaan kubus), dan kurva paling mungkin ditemukan oleh
Hippias dari Elis sekitar 420 SM, dan dikenal dengan nama quadratrix. Proposisi 30
menjelaskan pembangunan kurva kelengkungan ganda disebut oleh Pappus helix pada
bola, melainkan digambarkan oleh sebuah titik yang bergerak seragam di sepanjang
busur lingkaran besar, yang itu sendiri ternyata sekitar diameter seragam, titik
menggambarkan kuadran dan
lingkaran besar sebuah revolusi lengkap dalam waktu yang sama. Luas permukaan termasuk
antara kurva dan basis adalah ditemukan contoh pertama yang diketahui dari quadrature
dari permukaan melengkung. Sisa buku ini memperlakukan dari tiga bagian dari sebuah
sudut, dan solusi dari masalah yang lebih umum dari jenis yang sama dengan
menggunakan quadratrix dan spiral. Dalam satu solusi dari masalah pertama adalah
penggunaan tercatat pertama dari properti sebuah kerucut (hiperbola) dengan mengacu
pada fokus dan direktriks. Buku IV berisi bentuk-bentuk kurva termasuk di sini adalah
bentuk spiral dari Archimedes dan kuadratrik dari Hippias. Terdapat tiga kategori
problem dalam geometri yang disebut dengan “plane”, “solid” dan “linear.” Setiap
problem mempunyai penyelesaian yang tepat. Jangan menggunakan pola garis lurus
untuk menyelesaikan problem pada bidang. Begitu pula problem ruang tidak dapat
diselesaikan dengan menggunakan pola garis lurus atau bidang.
Buku V: diawali dengan bagaimana lebah membangun
sarangnya (bentuk segienam). Bahasan Pappus tentang hasil penelitian disimpulkan dalam
buku ini, seperti yang dinyatakan: lebah ternyata mengetahui bahwa bentuk segienam
(heksagon) lebih besar daripada

persegipanjang atau segitiga. Sarang

lebah ternyata mampu menyimpan lebih banyak madu yang dibuat oleh lebah dengan
menggunakan bahan yang sama. Dapat disimpulkan bahwa makin banyak sudut maka
makin banyak mempunyai isi (makin besar) dan yang paling besar adalah lingkaran.
Buku ini juga berisikan problem tentang isoperimeter,

termasuk peragaan bahwa lingkaran mempunyai luas


lebih besar dibandingkan dengan poligon bentuk apapun. Pokok pikiran ini
seperti karya Zenodorus (± 180 SM). Dalam buku ini juga terdapat penemuan
Archimedes tentang bentuk polyhendra (bidang dengan tiga belas sisi) yang sering
disebut dengan bidang-bidang (solids) Archimedes.
Buku VI dan buku VII: merangkum buku-buku

matematikawan lain seperti: Throdosius, Autolycus, Aristarchus, Euclid, Apollonius,


Aristaeus dan Eratoshenes.
Buku VI: menyinggung astronomi dan diberi sub-
judul Little Astronomy banyak mengandung perbedaan dengan Greater Astronomy
(Almagest) dari Ptolemy. Buku VI berisi aplikasi matematika dalam astronomi, optik dan
mekanika.
Buku VII: tentang sejarah matematika. Melalui
generalisasi, Pappus hampir menemukan prinsip dasar geometri analitik. Mempelopori
generalisasi problem yang terkait dengan berbagai jenis kurva tipe baru. Disebut dengan
problem Pappus yang menyebut tiga atau empat garis seperti halnya Euclid atau
Apollonius. Pengantar Buku VII menjelaskan analisis persyaratan dan sintesis, dan
perbedaan antara teorema dan masalah. Pappus kemudian menyebutkan karya-karya
Euclid, Apollonius, Aristaeus dan Eratosthenes, terdapat 33 buku, substansi yang akan ia
beri, dengan lemma yang diperlukan untuk penjelasan mereka. Buku VII juga berisi
tentang: (1) Di bawah De Sectione Determinata, lemma yang telah ditentukan manjadi
kasus-kasus involusi dari 6 poin. (2) Lemma- lemma penting pada Porism Euclid. (3)
Sebuah lemma Surface Loci dari Euclid yang menyatakan bahwa lokus
dari sebuah titik sedemikian hingga jarak dari titik yang diketahui mempunyai jari-jari ke
garis lurus yang diketahui adalah berbentuk sebuah kerucut, dan bukti bahwa kerucut
merupakan parabola, elips, atau hiperbola. Hal ini tergantung jari-jari sama dengan 0 (r
= 0), kurang atau lebih dari 1 (r >1atau r < 1).
Buku VIII: adalah aplikasi matematika pada bidang astronomi, optik dan mekanika.

3. Blaise Pascal (1623– 1662)

Blaise pascal lahir pada tanggal 19 juni 1623 di Clermont, Ferrand dan meninggal
dunia pada tanggal 19 Agustus 1662 merupakan seorang matematikawan dari
Perancis, fisikawan, penemu, penulis, dan filsafat katolik. Ayahnya barnama Etienne
Pascal seorang hakim dan Ibunya Antoinette Begon. Pascal merupakan anak yang
luar biasa (pintar) untuk matematika dan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh
ayahnya sendiri. Ayahnya melarang untuk lebih mengejar
matematika sampai usia 15 tahun agar tidak merugikan pendidikan bahasa Latin dan
Yunani. Pada usia 12 tahun, ayahnya menemukan bahwa Blaise Pascal menulis sebuah
bukti bahwa jumlah sudut segitiga sama dengan dua kali sudut siku- siku
dengan sepotong batu bara di dinding. Karena terkesan dengan kemampuan Blaise
Pascal, ayahnya memberinya salinan Euclid’s Elements yang memang ingin segera
dibaca dan dikuasai oleh Blaise Pascal dan diijinkan untuk duduk sebagai penonton pada
pertemuan beberapa ahli matematika dan ilmuwan terbesar di Eropa Sebelum menginjak
usia 13 tahun. Blaise Pascal telah membuktikan proposisi ke 32 Euclid dan
menemukan kesalahan geometri Rene Descartes. Pada usia 14 tahun, Blaise Pascal
diijinkan untuk duduk sebagai penonton pada pertemuan beberapa ahli matematika
dan ilmuwan terbesar di Eropa. Pada usia 16 tahun, ia menyusun makalah tentang
kerucut untuk membantu menjelaskan ide Desargues tentang kerucut, namun kertas
Pascal hilang.
Blaise Pascal menulis risalah singkat tentang apa yang disebut “Mystic
Hexagram”, “Essai pour les coniques“, “Essay on Conics” dan mengirimnya ke Pere
Mersenne di Paris yang sampai sekarang kita kenal sebagai teorema Pascal. Pada
tahun 1642, ketika Pascal masih remaja, dia memulai mempelopori kalkulator, dan
setelah berusaha selama 3 tahun, dia menemukan mesin hitung Pascaline. Pascal
merupakan matematikawan urutan pertama. Dia menciptakan dua daerah penelitian
baru. Dia menulis risalah pada subjek geometri
proyektif pada usia 16 tahun, dan kemudian berhubungan dengan Pierre de Fermat
pada teori peluang, sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi modern dan ilmu
social.

4. Philippe De La Hire

Lahir pada tanggal 18 Maret 1640 di Paris, Perancis dan meninggal dunia pada
tanggal 21 April 1718 di paris, Perancis. Ayah Philippe De La Hire bernama Laurent
De La Sewa (27 Februari 1606–28 Desember 1656). Ia merupakan seorang pelukis
dengan cara berbeda. Ia menjadi professor di Akademika Lukisan dan Patung. Ibu
Philippe adalah Marguerite Coquin (meninggal 1669). La Hire dididik sebagai
seorang seniman dan menjadi terampil dalam menggambar dan melukis. Meskipun ia
tidak menerima pendidikan formal baik di sekolah atau disebuah universitas, namun
ayahnya mengharapkan anaknya dapat mengikuti profesinya. Pada saat La Hire
berusia 16 tahun, ayahnya meninggal dunia dan pada saat itu dia
berkomitmen penuh untuk hidup sebagai seniman. Tiga tahun setelah kematian
ayahnya, ia membuat rencana untuk mengunjungi Italia. Ada dua alasan dia
mengunjungi Italia yaitu: ia berharap kehidupannya lebih baik di Italia dan ayahnya
telah memberikan cinta seni Italia walau ayahnya belum pernah ke Italia. La Hire
berangkat ke Venesia pada tahun 1660 dan menghabiskan empat tahun untuk
mengembangkan keterampilan artistic dan belajar geometri. La Hire menulis buku
metode grafis (1673), conic section (1685), sebuah risalah
epicycloids (1694), roulettes (1702), conchoids (1708). Karya-karyanya conic section
dan epicycloids ditemukan pada pengajaran Desargues dimana ia merupakan salah
seorang pengagum Desargues.

5. Gaspard Monge

Lahir pada tanggal 9 mei 1746 di Beaune, Bourgogne dan meninggal dunia pada
tanggal 28 Juli 1818. Gaspard merupakan seorang ahli
matematika Perancis, revolusioner, dan penemu geometri deskriptif. Ayahnya bernama
Jacques Monge, seorang pedagang yang berasal dari Haute-Savoie di tenggara Perancis.
Ibunya bernama Jeanne Rousseaux adalah penduduk asli dari Burgundy. Karya-karya
Monge pada akhir abad 18 dan awal abad 19 penting bagi perkembangan geometri
proyektif selanjutnya. Awal abad 19 geometri proyektif merupakan batu loncatan
dari geometri analitik ke geometri aljabar.

6. Filippo Brunelleschi

Lahir pada tahun 1377 di Florence, Italia dan meninggal pada tanggal 15 April
1446. Filippo adalah seorang arsitek terkemuka dan insinyur dari Renaissance Italia.
Ia paling terkenal atas penemuan perspektif linear dan merancang kubah Katedral
Florence, selain itu juga berprestasi di bidang karya seni perunggu, arsitektur (gereja
dan kapel, benteng, rumah sakit, dll), matematika, teknik (mesin, hidrolik, mekanisme
jarum jam, teater mesin, dll) dan bahkan desain kapal. Ayah Filippo bernama
Brunellesco yaitu seorang pengacara di Lippo, dan ibunya bernama Giuliana Spini.
Filippo merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Filippo diberi pendidikan sastra
dan matematika pada saat ia masih muda. Hal ini betujuan untuk mengikuti jejak sang
ayah sebagai seorang PNS. Filippo juga terdaftar di Seta della Arte, persekutuan
pedagang sutra, emas, pengrajin logam, dan pekerja perunggu. Ia menjadi tukang
emas pada tahun 1398, pada tahun 1401, filippo mengikuti kompetisi untuk
merancang satu set pintu perunggu untuk baptistery di Florence. Selain itu, Filippo
juga dikenal sebagai penemu perspektif linier. Lukisan-lukisan yang dikenal pertama
dalam linier optic geometris perspektif dibuat oleh Filippo sekitar tahun 1425. Filippo
melukis dengan dua panel, yang pertama Florentine Baptistery yang terlihat secara
frontal dari portal barat katedral yang belum selesai dan yang kedua Palazzo Vecchio
terlihat miring dari sudut barat lautnya. Panel Baptistery pertama dibangun dengan
lubang dibor melalui titik hilang sentries. Filippo menginginkan perspektif barunya
“realisme” yang akan diuji tidak dengan membandingkan lukisan baptistery ke actual
tetapi untuk refleksi di cermin sesuai dengan hukum optic geometris Euclidean.
Prestasi ini menunjukkan untuk pertama kalinya bagaimana mereka bisa melukis
gambar mereka yang tidak lagi terlihat dalam dua dimensi namun sudah terlihat
seperti tiga dimensi.

7. Joseph Diaz Gergonne


Joseph Diaz Gergonne lahir 19 Juni 1771 di Nancy, Perancis, anak dari seorang
arsitek dan juga pelukis. Ia adalah seorang perwira artileri Perancis, profesor
matematika, dan ahli logika dan dia datang di bawah pengaruh Gaspard Monge.
Joseph Diaz Gergonne kesulitan mempublikasikan karyanya sehingga dia mendirikan
jurnal matematika sendiri. Gergonne adalah matematikawan pertama yang
menggunakan istilah kutub dalam geometri tahun 1813. Prinsip dualitas tumbuh
dari pekerjaan Poncelet dan pertama kali dinyatakan Gergonne pada tahun 1826.

8. Jean Victor Poncelet (1788– 1867)


Jean Victor Poncelet adalah seorang matematikawanPerancis, dianggap sebagai
bapak geometri modern dan telah memiliki dampak signifikan dalam bidang geometri
proyektif. Jean Victor Poncelet lahir di Metz, Perancis tanggal 1 Juli 1788 anak dari
Claude Poncelet, seorang pengacara. Ia dikirim untuk tinggal dengan keluarga Olierdi
Saint-Avold dan kembali ke Metz untuk pendidikan menengahnya di Lycee. Setelah
itu dia menghadiri Ecole Polytechnique, sebuah sekolah bergengsi di Paris (1808-
1810). Setelah lulus ia bergabung dengan Korps Militer Engineers dan mencapai
pangkat letnan di AD Perancis. Jean Victor Poncelet ditawan saat berperang dalam
kampanye Rusia Napoleon. Selama 2 tahun penangkaran, ia bekerja pada bidang
matematika dalam geometri proyektif (bangunan dari ide-ide Desargues dan Pascal)
tetapi risalahnya tidak dipublikasikan. Ia memisahkan sifat proyektif
suatu obyek dan membangun hubungan antara sifat metrik dan proyektif. Dia
dianggap sebagai pembangun kembali geometri proyektif, karyanya “Traite des
proprietes projectives des figures” dan “Applications d’analyseet de geometrie”. Jean
Victor Poncelet mempelajari conic section dan mengembangkan prinsip dualitas.

9. Jacob Steiner

Jacob Steiner lahir tahun 1796 anak dari Niklaus Steiner dan Anna Barbara
Weber. Jacob Steiner adalah seorang ahli geometri Swiss yang juga memiliki dampak
signifikan terhadap geometri proyektif. Steiner tidak belajar membaca dan menulis
sampai dia berusia 14 tahun dan tidak disekolahkan sampai ia berusia 18 tahun. Pada
usia18 tahun ia meninggalkan rumah untuk menghadiri sekolah Johann Heinrich
Pestalozzi di Yverdom. Sekolah Pestalozzi memberikan efek yang baik bagi Steiner
untuk matematika dan filsafat ketika melakukan penelitian dalam matematika.
Karyanya melanjutkan pekerjaan Poncelet yang dikembangkan menjadi
teorema Poncelet-Steiner. Ide-ide dan teoremanya mendorong pertumbuhan
geometri proyektif Karya Poncelet, Steiner dan lain- lain tidak dimaksudkan
untuk memperpanjang geometri analitik. Teknik seharusnya sintetik: di
ruang efek proyektif seperti sekarang dipahami adalah diperkenalkan secara
aksiomatik. Akibatnya, perumusan karya awal dalam geometri proyektif
sehingga memenuhi standar agak sulit.

DAFTAR PUSTAKA

http://jasapenulisanmakalah.blogspot.com/2017/11/tokoh-tokoh-geometri-dunia.html?m=1

https://123dok.com/document/zlrjgwgz-sejarah-perkembangan-geometri-proyektif.html

Anda mungkin juga menyukai