INSTRUMEN TES
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu: Ibu Mutiara Arlisyah Putri Utami, M.Pd
Oleh:
Nurmalia Khoirunisa Zain 19190011
Fanny Rodliyah Prasetya 19190014
Qurrota A’yuni 19190016
Zahrotul Lia K.A 19190021
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
2.1. Rumusan Masalah 5
3.1. Tujuan Masalah 5
BAB II PEMBAHASAN 6
2.1. Pengertian Instrumen Tes 6
2.2. Fungsi Instrumen Tes 7
2.3. Persyaratan Instrumen Tes 7
2.4. Ciri-ciri Tes yang Baik 8
2.5. Bentuk-Bentuk Instrumen Tes 10
2.6. Teknik Penyusunan Tes 15
BAB III PENUTUP 19
3.1. Kesimpulan 19
3.2. Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
BAB I
PENDAHULUAN
\
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah tes diambil dari kata testum dari bahasa perancis kuno yang
berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Test merupakan
sebuah media atau proses yang digunakan untuk melakukan pengukuran
dan penilaian. Testing merupakan peristiwa dalam pelaksanaan
berlangsungnya pengukuran dan penilaian. Tester merupakan seseorang
yang sedang melakukan tes, membuat teks tes, dan eksperimental. Dengan
kata lain tester merupakan orang – orang yang berkaitan mengenai tes. Tes
merupakan proses penilaian komprehensif kepada seseorang atau usaha
keseluruhan evaluasi program. Menurut Arikunto (2005:33) tes adalah
suatu pengumpul informasi yang bersifat lebih resmi karena penuh dengan
batasan-batasan.
Tes dapat dibedakan dari beberapa jenis dan pembagiannya:
a. Tes ditinjau dari berbagai sudut pandang. Tes berdasarkan fungsinya
sebagai alat pengukur perkembangan peserta didik, dengan cara tes
seleksi, tes awal, tes akhir, tes diagnostik, tes formatif.
b. Tes ditinjau dari bidang psikologi seperti tes intelegensi, tes prestasi
belajar, tes bakat, tes kepribadian.
c. Tes berdasarkan jumlah peserta. Tes kelompok, dimana tes tersebut
dilakukan secara berkelompok untuk menyelesaikan bersama dan Tes
perorangan, dimana tes tersebut dilakukan secara perorang atau
individu.
d. Tes berdasarkan penyusunannya. tes baku dan tes yang dibuat oleh
guru.
e. Tes ditinjau dari waktu yaitu. tes kemampuan (power test) dan tes
kecepatan (speed test).
f. Tes ditinjau dari segi responnya, yaitu. verbal test dan nonverbal test.
g. Tes ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara
memberikan jawabannya seperti, tes tertulis, tes lisan, dan tes
perbuatan.
2.2. Fungsi Instrumen Tes
Menurut Sudijono (2001: 67), secara umum ada dua macam fungsi
yang dimiliki tes yaitu:
a. Sebagai media pengukuran terhadap siswa.
Tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan dan kemajuan nilai
yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses
belajar mengajar dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran.
Tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program
pengajaran yang telah digunakan, mampu dikembangkan dan dianggap
berhasil sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
1 Khaerudin. 2015. Kualitas Instrumen Tes Hasil Belajar. Jurnal Madaniyah, 2(9), 212-235, hlm.
213
2 Suryawati dan Yulfikar. 2012. Kualitas Tes dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII
SMP Negeri Banda Aceh Tahun Pelajaran 2020/2021. Jurnal Peluang, 1(1), 71-80, hlm. 73
3 Widodo, Prasetyo Budi. 2006. Reliabilitas dan Validitas Konstruk Skala Konsep Diri Untuk
Mahasiswa Indonesia. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 3(1), 1-9, hlm. 3
Reliabilitas berasal dari kata reliability yang merupakan
gabungan dari kata rely dan ability, yang jika dua kata tersebut
digabungkan maka akan memiliki pemahaman bagaimana sebuah
alat ukur dapat dipercaya dan dapat dijadikan sandaran ketika
melakukan sebuah pengukuran4. Realibilitas ini juga merujuk pada
kekonsistenan sebuah tes yang jika dilakukan berulang kali
terhadap siswa yang sama hasilnya akan konsisten.
c. Objektivitas
Objektif merupakan lawan atau kebalikan dari subjektif
memiliki pengertian penilaian dengan mengikutsertakan unsur
pribadi, sedangkan untuk objektif memiliki pengertian penilaian
yang tidak mengikutsertakan unsur pribadi. Jadi pada objektivitas,
pelaksanaan tes yang dilakukan adalah murni tanpa adanya
keikutsertaan unsur subjektif sehingga hasil tes yang didapatkan
merupakan murni dari kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
d. Praktikabilitas
Praktikabilitas pada pelaksanaan tes merujuk pada
kemudahan dan kepraktisan tes dalam proses administrasi. Pada
praktikabilitas ini sebuah menunjukkan bahwa sebuah tes yang
dilakukan mudah untuk diperiksa, mudah untuk dilaksanakan, dan
tes tersebut telah dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan jelas,
sehingga tes tersebut bersifat simple dan jelas.
e. Ekonomis
Ciri tes yang baik selanjutnya yaitu ekonomis. Ciri
ekonomis pada tes ini bermaksud bahwa tes yang dilaksanakan
tidak memiliki biaya yang mahal, dan biaya yang dikeluarkan
masih bisa dijangkau sehingga tidak memberatkan dalam
pelaksanaannya nanti.
5 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Penulis, ed. by Wajaj Bahaunar Shidiq, Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Revisi (Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012).
6 Adea H. Z. Wulan and Risa Aristia, ‘Jenis - Jenis Instrumen Dalam Evaluasi Pembelajaran’,
2018, 1–13 <http://eprints.umsida.ac.id/4050/1/Evaluasi pembelajaran Adea_Risa-1.pdf>.
serta siswa lebih terbuka dalam menjawab soal dan membuka
kesempatan siswa untuk bekerjasama 7.
Tes dalam bentuk objektif ini memiliki beberapa macam,
antara lain :
a. Pilihan ganda (multiple choice)
Tes pilihan ganda merupakan tes objektif yang ditandai
dengan disediakannya lebih dari kemungkinan jawaban yang
benar dan hanya ada satu dari pilihan jawaban tersebut yang
paling benar8. Tes pilihan ganda penilaiannya sangat mudah
dan cepat, sehingga cocok digunakan untuk ujian yang berskala
besar dan hasil penilaiannya harus segera diumumkan, seperti:
ujian nasional dan ujian akhir sekolah. Namun, untuk
penyusunan teks yang berbentuk pilihan ganda membutuhkan
waktu yang cukup lama.
Contoh: hasil penjumlahan dari 7- (-10) = .....
a. 3 b. 17
c. -3 d. -17
Tentukan apakah pernyataan berikut benar apa salah, dan berilah tanda
cheklist (✔) pada jawaban yang tepat !
Benar Salah
Pernyataan
(B) (S)
1. Bilangan ganjil yang dijumlahkan dengan bilangan
genap hasilnya tetap ganjil
2. 209 – 100 = 99
c. Menjodohkan (matching)
Tes dalam bentuk ini sering disebut dengan istilah tes
menjodohkan atau tes mencocokkan. Tes menjodohkan
merupakan suatu bentuk tes yang terdiri dari dua kolom yang
berbeda, yaitu yang satu berisi kumpulan soal dan yang satu
berisi kumpulan jawaban, kemudian siswa diarahkan untuk
mencari dan menempatkan jawaban yang sesuai dengan
pertanyaan10. Bentuk tes menjodohkan ini bertujuan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam mengidentifikasi informasi
dan kemampuan menghubungkan antara dua hal. Sehingga
semakin banyak hubungan antara pertanyaan dengan jawaban
maka semakin baik pula soal yang dibuat.
Contoh: Pasangkanlah pertanyaan berikut dengan
jawaban yang tepat dan benar!
Pertanyaan Jawaban
1. 3 × 8 = .... a. 0
10 Wulan and Aristia.
2. .... + 4 = 13 b. 24
3. Cos 90 = .... c. 9
4. Sin 90 = .... d. 1
15 Arifin.
16 Pendidikan Profesi Guru, Modul Evaluasi Pembelajaran 2019
soal harus ditulis diatas lembaran jawaban dan sesuai dengan urut
nomor”.
2. Tes tertulis bentuk objektif, tes yang berbentuk objektif memiliki
beberapa jenis yang berbeda dan tentunya memiliki teknik penyusunan
yang berbeda juga. Sebelum mengetahui bagaimana teknik
penyusunan tes objektif, terdapat petunjuk operasional yang harus
diketahui oleh pendidik, yaitu:
a. Pendidik harus sering berlatih dalam menyusun tes objektif
b. Dilakukan analisis item (butir) pada butir soal sebelum soal
tersebut diujikan
c. Menggunakan tabel spesifikasi soal atau kisi-kisi dengan
menyusun kalimatnya lebih sederhana, ringkas, dan jelas. Hal ini
dilakukan agar tidak menimbulkan penafsiran ganda dan sebaiknya
soal disusun dengan menggunakan tanda baca serta ditulis dengan
benar. Selain itu, diwajibkan untuk mencantumkan pedoman dan
kunci jawaban.
Berikut ini adalah teknik penyusunan tes objektif berdasarkan jenisnya 17,
yaitu:
17 Asrul, Rusydi Ananda, and Rosinta, Evaluasi Pembelajaran, Ciptapustaka Media (Medan:
Perdana Mulya Sarana, 2014)
iv. Setiap butir pertanyaan sebaiknya hanya mengandung satu
masalah meskipun berupa masalah yang kompleks. Contoh:
Hasil pemfaktoran dari x 2−5 x+ 6=0 adalah
a. ( x−2)( x +3)=0
b. ( x +3)(x+3)=0
c. ( x +2)( x−3)=0
d. ( x−2)(x−3)=0
c. Menjodohkan (matching), tes jenis ini juga sering disebut dengan
istilah tes menjodohkan, tes mencari pandangan, tes
menyesuaikan, tes mencocokkan, dan lain-lain. Teknik menyusun
tes menjodohkan, yaitu:
i. Butir-butir soal yang dituangkan dalam bentuk matching test
banyaknya tidak kurang dari 10 dan tidak lebih dari 15 soal.
ii. Daftar yang berada di sebelah kiri sebaiknya disusun lebih
panjang daripada daftar yang ada di sebelah kanan, agar
jawaban dapat ditemukan dengan mudah oleh seseorang
yang menjawab.
iii. Meskipun terkadang sulit dilakukan, diusahakan soal disertai
dengan petunjuk cara mengerjakan soal yang dibuat
seringkas dan sejelas mungkin.
d. Tes objektif berbentuk fill in (isian), biasanya dalam bentuk cerita
atau karangan. Teknik penyusunan tes objektif dalam bentuk fill
in, yaitu:
i. Jawaban ditulis pada lembar jawaban atau tempat terpisah
dengan pertanyaan agar memudahkan untuk dikoreksi.
ii. ungkapan cerita yang akan dijadikan tes disusun dengan
seringkas mungkin untuk menghemat tempat atau kertas
yang seimbang dengan waktu penyesuaiannya.
iii. Jika jenis mata pelajaran yang akan disajikan memang
memungkinkan pengajaran atau pengujian soal juga dapat
disajikan dalam bentuk gambar.
e. Benar-Salah (True-False), tes ini juga sering disebut sebagai tes
objektif berbentuk “Ya-Tidak” karena terdapat jawaban yang
benar dan ada yang salah. Teknik penyusunan tes yang berbentuk
Benar-salah adalah:
i. Terdapat petunjuk yang jelas bagaimana cara
mengerjakannya untuk memudahkan seseorang yang
menjawab soal.
ii. Hindari pertanyaan yang ambigu, yaitu pertanyaan yang
masih dipertanyakan benar dan salahnya.
iii. Disarankan untuk setiap soal memiliki satu pengertian saja.
iv. Hindari pertanyaan yang mencantumkan kalimat yang
meragukan, misalnya dengan kata “terkadang”,
“barangkali”, “mungkin”, dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Test merupakan sebuah media atau proses yang digunakan untuk
melakukan pengukuran dan penilaian. Tes merupakan proses penilaian
komprehensif kepada seseorang atau usaha keseluruhan evaluasi program.
Menurut Arikunto (2005:33) tes adalah suatu pengumpul informasi yang
bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Tes dapat
dibedakan dari beberapa jenis dan pembagiannya yaitu : 1) Tes ditinjau
dari berbagai sudut pandang, 2) Tes ditinjau dari bidang psikologi, 3) Tes
berdasarkan jumlah peserta, 4) Tes berdasarkan penyusunannya, 5) Tes
ditinjau dari waktu, 6) Tes ditinjau dari segi responnya. 7) Tes ditinjau dari
segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya. Tes
dalam suatu evaluasi pembelajaran memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai
media pengukuran terhadap siswa dan juga sebagai alat pengukur
keberhasilan program pengajaran. Sebelum pelaksanaan tes dalam evaluasi
belajar, perlu diperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam suatu
instrumen tes. Syarat-syarat tersebut yaitu :
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA