Disusun Oleh:
Kelompok 9
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat memenuhi tugas makalah dengan judul
“Teknik Penentuan Nilai Akhir, Penyusunan Ranking, dan Profil”.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu yakni Bapak
Dr. Heru Suparman yang telah memberikan tugas serta bimbingannya sehingga makalah ini
dapat disusun dengan baik. Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang
telah memberikan kontribusinya. Sehingga makalah ini dapat selesai pada waktu yang telah
ditentukan.
Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan
makalah ini, namun kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan.
Sehingga, kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunya
makalah yang lebih baik lagi.
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi sangatlah penting dilakukan dalam dunia pendidikan sebab
dengan evaluasi atau penilaian, guru akan mengetahui perkembangan hasil
belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungn social, dan kepribadian
siswa atau peserta didik. Penilaian haisl belajar pada dasarnya adalah
mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil
pembelajarn yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana
pelajar telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan atau
kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat tercapai. Evaluasi
merupakan dasar memperbaiki sistem pengajaran, sesungguhnya pelaksanaan
evaluasi harus bersifat kontinyu. Setiap kali dilaksanakan proses pengajaran
harus dievaluasi. Sebaliknya bila evaluasi hanya dilaksanakan diakhir suatu
program satu kali tidak banyak berarti, sebab telah banyak proses terlampaui
tanpa revisi.
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses bantuan yang diberikan
dalam usaha untuk mencapai perkembangan yang optimal dari siswa sesuai
dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Pendidikan merupakan salah satu
penunjang dalam prosesmencerdaskan bangsa, sehingga mampu menjadi
generasi muda yang cerdas dan dapat berinteraksi baik verbal maupun
nonverbal. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar danterencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didiksecara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
Spintualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta terampilyang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara
(Sanjaya, 2006:2).
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasiuntuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian hasil
1
belajar merupakanbagian integral dari aktivitas proses pembelajaran yang
sangat penting. Penilaian untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada
dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dipergunakan untuk
pengambilankeputusan. Oleh sebab itu, di sampingkurikulum yang tepat dan
proses pembelajaran yang benar perlu adanya sistem penilaian yang terencana
dengan baik secara lokal maupun secara nasional pada setiap akhir masa
pendidikan/setiap akhir semester.
Setiap akhir semester, sekolah melaksanakan evaluasi program pendidikan
yaitu Ujian Akhir Semester (UAS). Tujuannya untuk mengetahui hasil
pembelajaran selama satu semester tersebut, baik pada tingkat dasar,
menengah umum/kejuruan. Ujian Akhir Semester (UAS) merupakan kegiatan
pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik yang dilakukan di setiap
daerah. Adapun tujuannya adalah menilai pencapaian kompetensi lulusan
secara sumatif pada pelajaran tertentu.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat diambil
mengenai:
1. Bagaimana Teknik Penentuan Nilai Akhir?
2. Bagaimana Tata Kelola pengolahan dan pelaporan hasil asesmen dalam
penentuan nilai akhir sebagai hasil capaian belajar siswa?
3. Bagaimana Teknik Penyusunan Urutan kedudukan (ranking)?
4. Bagaimana teknik Pembuatan Profil Prestasi Belajar?
C. Tujuan
1. Mengetahui teknik penentuan nilai akhir.
2. Mengetahui Tata Kelola pengolahan dan pelaporan hasil asesmen dalam
penentuan nilai akhir sebagai hasil capaian belajar siswa.
3. Mengetahui teknik penyusunan urutan kedudukan (ranking).
4. Mengetahui Teknik Pembuatan Profil Prestasi Belajar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b) Fungsi Informatif
Memberikan nilai siswa kepada orang tuanya mempunyai arti
bahwa orang tua tersebut menjadi tahu akan kemajuan dan prestasi
anaknya di sekolah. Dengan catatan ini orang tua akan : a) Sadar
terhadap keadaan anaknya, untuk kemudian lebih baik memberi
bantuan berupa perhatian, dorongan atau bimbingan dan b) Hubungan
orang tua dengan sekolah semakin lebih baik.
c) Fungsi Bimbingan
Pemberian nilai kepada siswa akan mempunyai arti besar bagi
pekerjaan bimbingan. Dengan perincian gambaran nilai siswa, petugas
bimbingan akan segera tahu bagian-bagian mana dari usaha siswa
disekolah yang masih memerlukan bantuan. Catatan lengkap yang juga
mencakup tingkat (rating) dalam kepribadian siswa serta sifat-sifat
yang berhubungan denga rasa sosial akan sangat membantu siswa
dalam mengarahkannya sebagai pribadi yang seutuhnya.
d) Fungsi Instruksional
Tidak ada tujuan yang lebih penting dalam proses belajar mengajar
kecuali mengusahakan agar perkembangan dan belajar siswa mencapai
tingkat optimal. Pemberian nilai merupakan suatu pekerjaan yang
bertujuan untuk memberikan suatu balikan (feed back/ umpan balik)
yang mencerminkan seberapa jauh siswa telah mencapai tujuan yang
ditetapkan dalam pengajaran atau sistem intruksional.
4
a) Faktor pencapaian atau prestasi (Achievement)
Faktor pencapaian atau prestasi dipergunakan sebagai salah satu
bahan pertimbangan dalam penentuan nilai akhir, sebab prestasi atau
pencapaian peserta didik yang dilambangkan dengan nilai-nilai hasil
belajar pada dasarnya mencerminkan sejauh mana tingkat
keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam pencapaian
tujuan pendidikan yang telah ditentukan bagi masing- masing mata
pelajaran atau bidang studi.
5
sebagainya perlu mendapatkan ”hukuman” seimbang berupa
pengurangan nilai akhir.
6
Keterangan:
NA = Nilai Akhir
F1 = Nilai hasil tes Formatif ke-1
F2 = Nilai hasil tes Formatif ke-2
F3 = Nilai hasil tes formatif ke-3
F4 = Nilai hasil tes formatif ke-4
N = banyaknya kali tes formatif dilaksanakan 2 dan 3 =
bilangan konstan (2 = bobot tes formatif, 3 = bobot tes
secara keseluruhan)
S = nilai sumatif
Keterangan:
∑H = jumlah nilai Ulangan harian
E = nilai EBTA
N = banyaknya ulangan harian
3 = bilangan konstan
7
Catatan:
Dalam pembulatan nilai-nilai akan dicantumkan dalam buku raport
atau surat tanda tamat belajar, umumnya dipergunakan pedoman
sebagai berikut:
✓ Jika dibelakang tanda decimal terdapat bilangan yang lebih kecil
dari 50, dianggap = 0 (dibulatkan ke bawah).
Contoh : nilai 5,43 dibulatkan kebawah menjadi 5
✓ Jika dibelakang tanda decimal terdapat bilangan yang besarnya =
50, maka nilai akhir tidak dibulatkan. Jadi tulis apa adanya.
Contoh : 6,50 tetap dicantumkan 6,5
✓ Jika dibelakang tanda decimal terdapat bilangan yang lebih besar
atau diatas 0,50 dibulatkan ke atas. Contoh : nilai 5,75 dibulatkan
ke atas menjadi 6.
8
pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran
dan turunannya
1. Mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan pembelajaran
Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau
lebih tujuan pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian
dari tujuan pembelajaran setiap peserta didik. Pendidik dapat
menggunakan data kualitatif sebagai hasil asesmen tujuan pemeblajaran
peserta didik. Namun, dapat juga menggunakan data kuantitaif dan
mendsikripsikannya secara kualitatif. Pendidik diberi keleluasaan untuk
mengolah data kuantitatif, baik secara rerata maupun proporsional.
Contoh : pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu Tujuan
Pembelajaran pada mata pelajaran Geografi SMA Kelas X Fase E
(Umumnya untuk kelas X SMA) Tujuan Pembelajaran
mengidentifikasi dan memahami tentang Konsep Dasar Ilmu
Geografi dengan indikator terdiri atas: 1) mampu memahami konsep
dasar ilmu geografi ; dan 2) mampu melakukan pengamatan bagaimana
mengidentifikasi fenomena geografi berdasarkan konsep- konsep geografi
. Indikator 1 menggunakan teknik tes tertulis pilihan ganda atau essay,
indikator 2 menggunakan unjuk kerja. Hasil asesmen sumatif peserta
didik dipetakan ke dalam 4 kualitas, yaitu: 1) perlu bimbingan, 2) cukup,
3) baik, dan 4) sangat baik. Pendidik juga dapat menentukan angka
kuantitatif pada setiap kualitas yang disajikan, misalnya untuk kriteria
perlu bimbingan antara 0-60, kriteria cukup antara 61-70, kriteria baik
antara 71-80, dan sangat antara 81-100.Maka rubrik penilaiannya dapat
ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
9
Bukti evidence Perlu Bimbingan Cukup (61-70) Baik (71-80 ) Sangat Baik
(Tujuan (0-60) (81-100)
Pembelajaran )
berdasarkan 10
konsep geografi
dengan tepat
10
Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada
kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas cukup, peserta didik
dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi. Berdasarkan
hasil asesmen pilihan ganda/ esai untuk indikator 1 dan unjuk kerja untuk
indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, untuk pengolahan hasil
asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut:
konsep geografi
pengamatan secara
mandiri, dan
mengidentifikasi
fenomena geografi
berdasarkan 7konsep
11
a. Mengolah capaian tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir Capaian
tujuan pembelajaran peserta didik menjadi bahan yang diolah menjadi
nilai akhir mata pelajaran dalam kurun waktu pelaporan (biasanya satu
semester). Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data
kuantitatif langsung diolah, sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat
memberikan penjelasan mengenai kompetensi yang sudah dikuasai
peserta didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, dan dapat
ditambahkan tindak lanjut secara ringkas jika ada. Penting untuk
diperhatikan bahwa pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil
asesmen formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan sumatif
memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan untuk
memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif
bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir. Dalam
mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu
membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif
agar peserta didik dapat menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam
kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat).
Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa
kegiatan asesmen tersebut. Contoh proses pengolahan tujuan
pembelajaran menjadi nilai akhir.
b. Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian)
Misalnya, dalam 1 semester ada 6 tujuan pembelajaran untuk mapel
IPA, 7 tujuan pembelajaran untuk B. Indonesia, dan 5 tujuan
pembelajaran untuk mapel Agama (contoh hanya 3 mapel, namun cara
ini dapat berlaku untuk semua mapel). ■ Asumsi: satuan pendidikan
menggunakan rentang nilai untuk ketercapaian tujuan pembelajaran.
Rentang ini bisa sama untuk setiap mapel atau berbeda, tergantung
kesepakatan para pendidik di satuan Pendidikan . Ketuntasan
ditentukan untuk setiap tujuan pembelajaran, bukan hasil akhir
pengolahan nilai sumatif per mata pelajaran. Ketidaktuntasan ditandai
12
(*) di tujuan pembelajaran tertentu saja. Hal ini bertujuan untuk
mengkomunikasikan kepada orang tua dan peserta didik tentang tujuan
pembelajaran mana yang belum dituntaskan oleh peserta didik.
Contoh: Para pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum
mencapai ketuntasan dan 56- 100 sudah mencapai ketuntasan.
No Mata Pelajaran TP 1 TP 2 TP 3 TP 4 TP 5
Ilmu Pengetahuan 55 75 90 83
Alam
Bahasa Indonesia 70 85 55 92 86
Agama 67 85 55 92 86
13
Nama Peserta DidikKelas/Fase : Didi
: 7/C
1 2 3 4
Tujuan Pembelajaran 1
Tujuan Pembelajaran 2
Tujuan Pembelajaran 3
...
Bahasa Indonesia
Tujuan Pembelajaran 1
Tujuan Pembelajaran 2
Tujuan Pembelajaran 3
...
Tujuan Pembelajaran 1
Tujuan Pembelajaran 2
Tujuan Pembelajaran 3
...
14
2. Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif
dan sumatif. Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa
angka (kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi
(kualitatif). Pengolahan hasil asesmen dalam bentuk angka (kuantitatif)
didasarkan hanya pada hasil asesmen sumatif, sementara asesmen
formatif sebagaimana diuraikan sebelumnya, berupa data atau informasi
yang bersifat kualitatif, digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran sekaligus sebagai bahan pertimbangan menyusun deskripsi
capaian kompetensi.
Contoh Kuantitatif
15
pengolahan data untuk mendapatkan nilai kualitatif pada akhir semester
berdasarkan indikator-indikator yang dicapai oleh setiap peserta didik.
Contoh Kualitatif
Abdul Memahami Memahami Memahami cara kerja Membuat rangkaian Sudah Sudah
karakteristik rangkaian sakelar push button pengendalian motor memahami memahami
motor listrik pengendalian dan materi instalasi materi dan
satu fasa motor praktik
rotor sangkar pengasutan, kontaktor magnetik listrik satu fasa denganfitur listrik 1 instalasi motor
penguncian, pengasutan, fasa rotor listrik 1fasa
forward, penguncian, sangkar rotor sangkar
dan reverse motor
listrik
satu fasa forward, dan reverse
menggunakan sakelar
push button dan
kontaktor magnetik
Bara Memahami Memahami Memahami cara kerja Hanya mampu Sudah memahami Masih perlu
karakteristik rangkaian sakelar push button membuat rangkaian karakteristik motor bimbingan
motor listrik pengendalian dan listrik dalam instalasi
satu fasa
rotor sangkar pengasutan dan kontaktor magnetik pengendalian motor 1 fasa rotor sangkar motor listrik 1
penguncian motor listrik satu fasa dengan rangkaian fasa
listrik pengasutan rotor sangkar
untuk
satu fasa. Namun, fitur pengasutan dan penguncian, pengendalian
masih namun forward
perlu bimbingan dan penguncian perlu bimbingan dan reverse
untuk menggunakan sakelar dalam
rangkaian forward rangkaian forward
dan dan
reverse motor push button dan reverse.
listrik satufasa kontaktor magnetik.
Namun belum mampu
untuk fitur forward dan
reverse
Contoh di atas ini adalah pada SMK konsentrasi keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik, selama satu semester peserta didik mempelajari materi
instalasi motor listrik satu fasa jenis rotor sangkar. Guru telah melakukan
empat kali sumatif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai pada semester
16
tersebut, dan satu kali sumatif akhir semester. Nilai yang diberikan dalam
bentuk deskripsi kualitatif sesuai capaian peserta didik. Nilai akhir
semester menggambarkan deskripsi kualitas dari capaian peserta didik
yang menunjukkan adanya hal-hal yang belum tercapai dan sudah tercapai
oleh peserta didik. Tabel di bawah ini menunjukkan contoh pengolahan
data untuk mendapatkan nilai kualitatif pada akhir semester.
17
c. Penyusunan Ranking berdasarkan mean dan devisiasi standar
Dengan standar deviasi Yaitu penentuan kedudukan seseorang
dengan membagi kelas atas kelompok-kelompok. Ada 2 cara dalam
penentuan kedudukan dengan standar deviasi yaitu dengan
pengelompokan atas 3 ranking dan atas 11 ranking.
18
Untuk dapat Menyusun urutan kedudukan dari 20 orang siswa
tersebut berdasarkan nilai NEM yang dimilikinya, terlebih dahulu kita
susun NEM tersebut mulai dari yang tertinggi sampai dengan yang
terendah.
20
ditempatkan gejala-gejala yang akan dilukiskan grafiknya, seperti mata
pelajaran atau bidang studi tertentu atau gejala-gejala psikologi lainnya.
Sedangkan pada sumbu vertical (ordinat) dicantumkan angka-angka yang
melambangkan frekuensi, presentase, angka rata-rata dan sebagainya.
21
Keterangan:
Profil prestasi belajar murid bernama Arifin itu dilukiskan dalam
satuan z score. Tanda positif menunjukkan bahwa standing position Arifin
dalam mata pelajarn tertentu berada diatas murid-murid lain dalam
kelompoknya (dalam hal ini adalah mata pelajaran PMP, Agama Islam,
Bahasa Indonesia dan IPS. Tanda negatif (-) menunjukkan bahwa
standing position Arifin dalam mata pelajaran tertentu berada dibawah
murid-murid lain dalam kelompoknya (dalam hal ini adalah prestasi
belajar mata pelajaran Matematika dan IPA).
Profil ini menunjukkan bahwa untuk mata pelajaran yang bersifat
eksak, Arifin termasuk murid yang kemampuannya rendah. Adapun untuk
mata pelajaran non eksak Arifin termasuk murid yang memiliki
keunggulan jika dibandingkan dengan murid-murid lainnya.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mencari dan mengetahui urutan kedudukan peserta didik dalam sutu kelas
atau kelompok pada umumnya dilakukan dengan terlebih dahulu
mengurutkan nilai-nilai yang telah dicapai oleh peserta didik, mulai dari
nilai yang paling tinggi sampai dengan yang terendah. Dengan cara
demikian maka akan dapat ditentukan nomor yang menunjukkan urutan
kedudukan peserta didik ditengah-tengah kelompoknya. Prosedur
penentuan urutan kedudukan seperti telah dikemukakan diatas adalah
merupakan prosedur yang paling sederhana.
2. Dalam praktek, ada beberapa jenis ranking; beberapa diantaranya: (1)
Ranking sederhana (=simple rank), (2) Ranking persenan (=percentile
rank), (3) Ranking berdasarkan mean dan deviasi standar, (4) Ranking
berdasar nilai standar z (z score), dan (5) Ranking berdasar nilai standar T
(T score).
3. Profil hasil belajar peserta didik pada umumnya dituangkan dalam bentuk
diagram batang (grafik balok=barchart), atau dalam bentuk diagram garis.
Dalam hubungan ini, pada sumbu horizontal grafik (abscis) ditempatkan
gejala-gejala yang akan dilukiskan grafiknya, seperti mata pelajaran atau
bidang studi tertentu atau gejala-gejala psikologi lainnya. Sedangkan pada
sumbu vertical (ordinat) dicantumkan angka-angka yang melambangkan
frekuensi, presentase, angka rata-rata dan sebagainya.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun. kami menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekuranagan, oleh sebab itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
23
DAFTAR PUSTAKA
24