Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

Teknik Penentuan Nilai Akhir, Penyusunan Ranking Dan Profil


(Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan)

Dosen: Dr. Heru Suparman

Disusun Oleh:
Kelompok 9

1. Wiwiek Susanti 20227370063


2. Yanti Sofiyanti 20227370069
3. Nurul Fadlilah 20227370075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat memenuhi tugas makalah dengan judul
“Teknik Penentuan Nilai Akhir, Penyusunan Ranking, dan Profil”.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu yakni Bapak
Dr. Heru Suparman yang telah memberikan tugas serta bimbingannya sehingga makalah ini
dapat disusun dengan baik. Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang
telah memberikan kontribusinya. Sehingga makalah ini dapat selesai pada waktu yang telah
ditentukan.
Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan
makalah ini, namun kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan.
Sehingga, kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunya
makalah yang lebih baik lagi.

Jakarta, 20 Juni 2023

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teknik Penentuan Nilai Akhir ................................................................ 3
B. Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen ............................................. 8
C. Teknik Penyusunan Urutan Kedudukan (Ranking) ................................ 17
D. Teknik Pembuatan Profil Prestasi Belajar .............................................. 20
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 23
B. Saran ....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi sangatlah penting dilakukan dalam dunia pendidikan sebab
dengan evaluasi atau penilaian, guru akan mengetahui perkembangan hasil
belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungn social, dan kepribadian
siswa atau peserta didik. Penilaian haisl belajar pada dasarnya adalah
mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil
pembelajarn yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana
pelajar telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan atau
kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat tercapai. Evaluasi
merupakan dasar memperbaiki sistem pengajaran, sesungguhnya pelaksanaan
evaluasi harus bersifat kontinyu. Setiap kali dilaksanakan proses pengajaran
harus dievaluasi. Sebaliknya bila evaluasi hanya dilaksanakan diakhir suatu
program satu kali tidak banyak berarti, sebab telah banyak proses terlampaui
tanpa revisi.
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses bantuan yang diberikan
dalam usaha untuk mencapai perkembangan yang optimal dari siswa sesuai
dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Pendidikan merupakan salah satu
penunjang dalam prosesmencerdaskan bangsa, sehingga mampu menjadi
generasi muda yang cerdas dan dapat berinteraksi baik verbal maupun
nonverbal. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar danterencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didiksecara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
Spintualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta terampilyang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara
(Sanjaya, 2006:2).
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasiuntuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian hasil

1
belajar merupakanbagian integral dari aktivitas proses pembelajaran yang
sangat penting. Penilaian untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada
dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dipergunakan untuk
pengambilankeputusan. Oleh sebab itu, di sampingkurikulum yang tepat dan
proses pembelajaran yang benar perlu adanya sistem penilaian yang terencana
dengan baik secara lokal maupun secara nasional pada setiap akhir masa
pendidikan/setiap akhir semester.
Setiap akhir semester, sekolah melaksanakan evaluasi program pendidikan
yaitu Ujian Akhir Semester (UAS). Tujuannya untuk mengetahui hasil
pembelajaran selama satu semester tersebut, baik pada tingkat dasar,
menengah umum/kejuruan. Ujian Akhir Semester (UAS) merupakan kegiatan
pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik yang dilakukan di setiap
daerah. Adapun tujuannya adalah menilai pencapaian kompetensi lulusan
secara sumatif pada pelajaran tertentu.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat diambil
mengenai:
1. Bagaimana Teknik Penentuan Nilai Akhir?
2. Bagaimana Tata Kelola pengolahan dan pelaporan hasil asesmen dalam
penentuan nilai akhir sebagai hasil capaian belajar siswa?
3. Bagaimana Teknik Penyusunan Urutan kedudukan (ranking)?
4. Bagaimana teknik Pembuatan Profil Prestasi Belajar?

C. Tujuan
1. Mengetahui teknik penentuan nilai akhir.
2. Mengetahui Tata Kelola pengolahan dan pelaporan hasil asesmen dalam
penentuan nilai akhir sebagai hasil capaian belajar siswa.
3. Mengetahui teknik penyusunan urutan kedudukan (ranking).
4. Mengetahui Teknik Pembuatan Profil Prestasi Belajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknik Penentuan Nilai Akhir


Dalam menentukan nilai akhir bobot nilai-nilai yang merupakan
komponennya perlu ditentukan dan diberitahukan kepada siswa. Sistem
penilaian yang sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah disebutkan diatas
adalah system penilaian relative, yaitu system yang digunakan untuk menilai
kemampuan siswa yang lain dalam kelasnya
1. Pengertian Nilai Akhir
Nilai akhir sering dikenal dengan istilah nilai final. Yang berarti
nilai yang berupa angka atau huruf yang melambangkan tingkat
keberhasilan peserta didik setelah mereka mengikuti program pendidikan
pada jenjang pendidikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

2. Fungsi Nilai Akhir


Penentuan nilai akhir setidaknya memiliki empat macam fungsi,
yakni sebagai berikut:
a) Fungsi Administratif
Secara administratif pemberian nilai kahir oleh seorang pendidik
terhadap peserta didiknya itu memiliki fungsi sebagai berikut:
(1) Menentukan kenaikan dan kelulusan siswa
(2) Memindahkan atau menempatkan siswa
(3) Memberikan beasiswa
(4) Memberikan rekomendasi untuk melanjutkan belajar
(5) Memberi gambaran tentang prestasi siswa/lulusan kepada para
calon pemakai tenaga kerja.

3
b) Fungsi Informatif
Memberikan nilai siswa kepada orang tuanya mempunyai arti
bahwa orang tua tersebut menjadi tahu akan kemajuan dan prestasi
anaknya di sekolah. Dengan catatan ini orang tua akan : a) Sadar
terhadap keadaan anaknya, untuk kemudian lebih baik memberi
bantuan berupa perhatian, dorongan atau bimbingan dan b) Hubungan
orang tua dengan sekolah semakin lebih baik.

c) Fungsi Bimbingan
Pemberian nilai kepada siswa akan mempunyai arti besar bagi
pekerjaan bimbingan. Dengan perincian gambaran nilai siswa, petugas
bimbingan akan segera tahu bagian-bagian mana dari usaha siswa
disekolah yang masih memerlukan bantuan. Catatan lengkap yang juga
mencakup tingkat (rating) dalam kepribadian siswa serta sifat-sifat
yang berhubungan denga rasa sosial akan sangat membantu siswa
dalam mengarahkannya sebagai pribadi yang seutuhnya.

d) Fungsi Instruksional
Tidak ada tujuan yang lebih penting dalam proses belajar mengajar
kecuali mengusahakan agar perkembangan dan belajar siswa mencapai
tingkat optimal. Pemberian nilai merupakan suatu pekerjaan yang
bertujuan untuk memberikan suatu balikan (feed back/ umpan balik)
yang mencerminkan seberapa jauh siswa telah mencapai tujuan yang
ditetapkan dalam pengajaran atau sistem intruksional.

3. Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penentuan Nilai Akhir


Sekalipun antara lembaga pendidikan formal yang satu dengan lembaga
pendidikan formal lainnya belum tentu memiliki kesamaan, namun pada
umumnya kegiatan menentukan nilai akhir itu didasarkan pada empat
faktor, yaitu:

4
a) Faktor pencapaian atau prestasi (Achievement)
Faktor pencapaian atau prestasi dipergunakan sebagai salah satu
bahan pertimbangan dalam penentuan nilai akhir, sebab prestasi atau
pencapaian peserta didik yang dilambangkan dengan nilai-nilai hasil
belajar pada dasarnya mencerminkan sejauh mana tingkat
keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam pencapaian
tujuan pendidikan yang telah ditentukan bagi masing- masing mata
pelajaran atau bidang studi.

b) Faktor usaha (Effort)


Disamping nilai-nilai hasil belajar yang dicapai oleh para peserta
didik, faktor usaha yang telah mereka lakukan juga perlu
mendapatkan pertimbangan dalam rangka penentuan nilai akhir.
Sekalipun misalnyaseorang pesera didik hanya dapat mencapai nilai-
nilai hasil belajar yang minimal (prestasinya rendah), namun apabila
pendidik dengan secara cermat dapat mengamati sehingga dapat
diperoleh bukti bahwa dengan nilai-nilai hasil tes hasil belajar yang
rendah itu sebenarnya sudah merupakan hasil usaha yang sungguh-
sungguh (sangat rajin dalam mengikuti pelajaran, tekun di dalam
belajar dan sebagainya), maka sudah selayaknya kepada peserta didik
tersebut dapat diberikan nilai penunjang sebagai penghargaan atas
usaha sungguh-sungguh dari peserta didik itu, tanpa mengenal rasa
putus asa.

c) Faktor aspek pribadi dan sosial (Personnal and Social Characteristic)


Karakter yang dimiliki oleh peserta didik baik sebagai individu
maupun sebagai anggota kelompok perlu juga mendapat
pertimbangan dalam penentuan nilai akhir. Seorang peserta didik yang
sekalipun prestasi belajarnya tergolong menonjol namun akhlaknya
tidak baik, indisipliner, sering berbuat curang atau berbuat onar dan

5
sebagainya perlu mendapatkan ”hukuman” seimbang berupa
pengurangan nilai akhir.

d) Faktor kebiasaan kerja (Work Habit)


Dimaksud dengan kebiasaan kerja di sini adalah hal-hal yang ada
hubungannya dengan kebiasaan melakukan tugas. Misalnya: tepat
waktu atau tidaknya dalam menyerahkan pekerjaan rumah (PR), rapi
tidaknya hasil pekerjaan rumah tersebut, ketelitiannya dalam
menghitung dan sebagainya. Daapt juga dimasukkan di sini:
kebersihan badan, kerapian berpakaian dan sebagainya.

4. Beberapa Contoh Cara Penentuan Nilai Akhir


Dalam pelaksanaannya, dicarilah nilai rata-rata hitung nilai hasil
tes formatif dan nilai hasil tes sumatif; nilai nilai mana sebelum dicari
rata-rata hitungnya terlebih dahulu diubah atau dikonversikan kedalam
nilai standar berskala sepuluh. Penentuan nilai akhir pada umumnya
dilakukan pada saat guru akan mengisi buku laporan pendidikan (Rapor),
atau mengisi ijazah (Surat Tanda Tamat Belajar). Dalam praktek mereka
telah dibimbing oleh suatu peraturan atau pedoman yang ditetapkan oleh
pihak yang berwenang. Karena itu, dalam praktek kita jumpai berbagai
macam cara yang biasa digunakan oleh guru dalam menentukan nilai
akhir tersebut.
Berikut ini dikemukakan contoh cara yang sering dipergunakan
dalam penentuan nilai akhir.
a. Nilai akhir diperoleh dengan jalan menghitungkan nilai hasil tes
formatif, yaitu nilai rata-rata hasil ulangan harian, dengan nilai hasil
tes sumatif, yaitu nilai hasil ulangan umum atau UAS, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

6
Keterangan:
NA = Nilai Akhir
F1 = Nilai hasil tes Formatif ke-1
F2 = Nilai hasil tes Formatif ke-2
F3 = Nilai hasil tes formatif ke-3
F4 = Nilai hasil tes formatif ke-4
N = banyaknya kali tes formatif dilaksanakan 2 dan 3 =
bilangan konstan (2 = bobot tes formatif, 3 = bobot tes
secara keseluruhan)
S = nilai sumatif

b. Cara kedua dipergunakan untuk keperluan pengisian dalam ijazah atau


Surat Tanda Tamat Belajar (STTB). Disini nilai akhir dari nilai rata-
rata hasil ulangan harian (H), diberi bobot 1, ditambah dengan hasil
Evaluasi Tahap Akhir (EBTA), diberi bobot 2. Jika dituangkan dalam
bentuk rumus yaitu:

Keterangan:
∑H = jumlah nilai Ulangan harian
E = nilai EBTA
N = banyaknya ulangan harian
3 = bilangan konstan

7
Catatan:
Dalam pembulatan nilai-nilai akan dicantumkan dalam buku raport
atau surat tanda tamat belajar, umumnya dipergunakan pedoman
sebagai berikut:
✓ Jika dibelakang tanda decimal terdapat bilangan yang lebih kecil
dari 50, dianggap = 0 (dibulatkan ke bawah).
Contoh : nilai 5,43 dibulatkan kebawah menjadi 5
✓ Jika dibelakang tanda decimal terdapat bilangan yang besarnya =
50, maka nilai akhir tidak dibulatkan. Jadi tulis apa adanya.
Contoh : 6,50 tetap dicantumkan 6,5
✓ Jika dibelakang tanda decimal terdapat bilangan yang lebih besar
atau diatas 0,50 dibulatkan ke atas. Contoh : nilai 5,75 dibulatkan
ke atas menjadi 6.

B. Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen


Asesmen (assessment) adalah upaya untuk mendapatkan data/informasi
dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja
mahasiswa, kelas/mata kuliah, atau program studi dibandingkan terhadap
tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu. Setelah diperoleh hasil asesmen
maka dilakukan proses penilaian. Penilaian (grading) adalah proses
penyematan atribut atau dimensi atau kuantitas (berupa angka/huruf) terhadap
hasil asesmen dengan cara membandingkannya terhadap suatu instrumen
standar tertentu. Hasil dari penilaian berupa atribut/dimensi/kuantitas tersebut
digunakan sebagai bahan evaluasi. Evaluasi (evaluation) adalah proses
pemberian status atau keputusan atau klasifikasi terhadap suatu hasil
assesmen dan penilaian.Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan
menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen.
Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh melalui data
kualitatif (hasil pengamatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa
angka). Data-data ini diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil
belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, baik

8
pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran
dan turunannya
1. Mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan pembelajaran
Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau
lebih tujuan pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian
dari tujuan pembelajaran setiap peserta didik. Pendidik dapat
menggunakan data kualitatif sebagai hasil asesmen tujuan pemeblajaran
peserta didik. Namun, dapat juga menggunakan data kuantitaif dan
mendsikripsikannya secara kualitatif. Pendidik diberi keleluasaan untuk
mengolah data kuantitatif, baik secara rerata maupun proporsional.
Contoh : pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu Tujuan
Pembelajaran pada mata pelajaran Geografi SMA Kelas X Fase E
(Umumnya untuk kelas X SMA) Tujuan Pembelajaran
mengidentifikasi dan memahami tentang Konsep Dasar Ilmu
Geografi dengan indikator terdiri atas: 1) mampu memahami konsep
dasar ilmu geografi ; dan 2) mampu melakukan pengamatan bagaimana
mengidentifikasi fenomena geografi berdasarkan konsep- konsep geografi
. Indikator 1 menggunakan teknik tes tertulis pilihan ganda atau essay,
indikator 2 menggunakan unjuk kerja. Hasil asesmen sumatif peserta
didik dipetakan ke dalam 4 kualitas, yaitu: 1) perlu bimbingan, 2) cukup,
3) baik, dan 4) sangat baik. Pendidik juga dapat menentukan angka
kuantitatif pada setiap kualitas yang disajikan, misalnya untuk kriteria
perlu bimbingan antara 0-60, kriteria cukup antara 61-70, kriteria baik
antara 71-80, dan sangat antara 81-100.Maka rubrik penilaiannya dapat
ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

9
Bukti evidence Perlu Bimbingan Cukup (61-70) Baik (71-80 ) Sangat Baik
(Tujuan (0-60) (81-100)
Pembelajaran )

mampu Belum mampu Menguraikan Menguraikan Menguraikan


memahami menguraikan 5 contoh 7 contoh contoh
konsep dasar konsep dasar konsep implementasi implementasi
ilmu geografi ilmu geografi georafi dari dari 10 lebih dari 7
10 konsep konsep yang konsep
yang ditetapkan geografi
ditetapkan
Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu
mampu
melakukan bimbingan dalam prosedur prosedur mengarahkan
pengamatan
melakukan pengamatan pengamatan teman yang lain
bagaimana
mengidentifikas prosedur secara mandiri, secara mandiri, dalam melakukan
i fenomena pengamatan tentang dan dan prosedur
geografi
gejala /fenomena mengidentifikasi mengidentifikasi pengamatan
berdasarkan
konsep-konsep berdasarkan 10 fenomena fenomena secara mandiri,
geografi
konsep geografi geografi geografi dan

berdasarkan 5 berdasarkan mengidentifikasi

konsep geografi 7konsep geografi fenomena

dengan tepat dengan tepat geografi

berdasarkan 10

konsep geografi

dengan tepat

10
Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada
kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas cukup, peserta didik
dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi. Berdasarkan
hasil asesmen pilihan ganda/ esai untuk indikator 1 dan unjuk kerja untuk
indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, untuk pengolahan hasil
asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut:

NAMA Kualitas bukti Kualitas Deskripsi NIlai


(Avidence 1 ) Bukti
(Avidence
2)

Casey Sangat Baik (95) Baik (80 ) Menguraikan contoh 87,5

implementasi lebih dari 7

konsep geografi

Rezky Baik (76 ) Baik (76) Melakukan prosedur 76

pengamatan secara

mandiri, dan

mengidentifikasi

fenomena geografi

berdasarkan 7konsep

geografi dengan tepat

Hasil asesmen tujuan pembelajaran : Tujuan Pembelajaran


mengidentifikasi dan memahami tentang Konsep Dasar Ilmu
Geografi yang dapat diamati di lingkungan sekitar

11
a. Mengolah capaian tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir Capaian
tujuan pembelajaran peserta didik menjadi bahan yang diolah menjadi
nilai akhir mata pelajaran dalam kurun waktu pelaporan (biasanya satu
semester). Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data
kuantitatif langsung diolah, sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat
memberikan penjelasan mengenai kompetensi yang sudah dikuasai
peserta didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, dan dapat
ditambahkan tindak lanjut secara ringkas jika ada. Penting untuk
diperhatikan bahwa pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil
asesmen formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan sumatif
memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan untuk
memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif
bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir. Dalam
mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu
membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif
agar peserta didik dapat menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam
kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat).
Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa
kegiatan asesmen tersebut. Contoh proses pengolahan tujuan
pembelajaran menjadi nilai akhir.
b. Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian)
Misalnya, dalam 1 semester ada 6 tujuan pembelajaran untuk mapel
IPA, 7 tujuan pembelajaran untuk B. Indonesia, dan 5 tujuan
pembelajaran untuk mapel Agama (contoh hanya 3 mapel, namun cara
ini dapat berlaku untuk semua mapel). ■ Asumsi: satuan pendidikan
menggunakan rentang nilai untuk ketercapaian tujuan pembelajaran.
Rentang ini bisa sama untuk setiap mapel atau berbeda, tergantung
kesepakatan para pendidik di satuan Pendidikan . Ketuntasan
ditentukan untuk setiap tujuan pembelajaran, bukan hasil akhir
pengolahan nilai sumatif per mata pelajaran. Ketidaktuntasan ditandai

12
(*) di tujuan pembelajaran tertentu saja. Hal ini bertujuan untuk
mengkomunikasikan kepada orang tua dan peserta didik tentang tujuan
pembelajaran mana yang belum dituntaskan oleh peserta didik.
Contoh: Para pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum
mencapai ketuntasan dan 56- 100 sudah mencapai ketuntasan.

No Mata Pelajaran TP 1 TP 2 TP 3 TP 4 TP 5

Ilmu Pengetahuan 55 75 90 83

Alam

Bahasa Indonesia 70 85 55 92 86

Agama 67 85 55 92 86

c. Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan


pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor) a. Perlu
bimbingan: peserta didik masih kesulitan dan sangat bergantung pada
bimbingan dalam mencapai tujuan pembelajaran dan belum siap
memasuki pembelajaran lebih lanjut. Perlu direkomendasikan untuk
menguatkan tujuan pembelajaran dengan mengikuti remedial . Cukup:
peserta didik masih kesulitan dalam mencapai sebagian tujuan
pembelajaran dan perlu menguatkan tujuan pembelajaran yang
dipelajari sebelum mengikuti pembelajaran selanjutnya dengan
penekanan pada aspek-aspek yang Sangat baik:

13
Nama Peserta DidikKelas/Fase : Didi

: 7/C

1 2 3 4

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Tujuan Pembelajaran 1

Tujuan Pembelajaran 2

Tujuan Pembelajaran 3
...

Bahasa Indonesia

Tujuan Pembelajaran 1

Tujuan Pembelajaran 2

Tujuan Pembelajaran 3

...

[Mata Pelajaran Lainnya]

Tujuan Pembelajaran 1

Tujuan Pembelajaran 2

Tujuan Pembelajaran 3

...

Tanda centang diberikan sesuai dengan rubrik ketercapaian yang ada


pada masing-masing tujuan pembelajaran. Penilaian pencapaian hasil
belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan pencapaian
hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran. Kriteria ini bukan berupa angka, melainkan kalimat
yang menjelaskan penguasaan kompetensi pada tujuan pembelajaran.
Misalnya, “Peserta didik menguasai semua indikator tanpa banyak
menghadapi kesulitan.”

14
2. Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif
dan sumatif. Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa
angka (kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi
(kualitatif). Pengolahan hasil asesmen dalam bentuk angka (kuantitatif)
didasarkan hanya pada hasil asesmen sumatif, sementara asesmen
formatif sebagaimana diuraikan sebelumnya, berupa data atau informasi
yang bersifat kualitatif, digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran sekaligus sebagai bahan pertimbangan menyusun deskripsi
capaian kompetensi.
Contoh Kuantitatif

Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif


dan sumatif. Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa
angka (kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi
(kualitatif). Pengolahan hasil asesmen dalam bentuk angka (kuantitatif)
didasarkan hanya pada hasil Tabel di bawah ini menunjukkan contoh

15
pengolahan data untuk mendapatkan nilai kualitatif pada akhir semester
berdasarkan indikator-indikator yang dicapai oleh setiap peserta didik.

Contoh Kualitatif

Materi Instalasi Motor Listrik Satu Fasa Jenis Rotor Sangkar

Sumatif 1 Sumatif 2 (Teori) Sumatif 3 (Teori) Sumatif 4 (Praktik)


(Teori)
Memahami Memahami Memahami prinsip Menerapkan prosedur Sumatif Akhir Semester
Nilai Akhir
jenis dan macam- kerjakomponen pemasangan instalasi (Teori)
Semester
Nama karakteristi macam pengendali motor pengendali motor listrik
Peserta k motor pengendali listrik dengan elektromagnetik
Didik listrik motor listrik untuk pengasutan motor
listrik

Abdul Memahami Memahami Memahami cara kerja Membuat rangkaian Sudah Sudah
karakteristik rangkaian sakelar push button pengendalian motor memahami memahami
motor listrik pengendalian dan materi instalasi materi dan
satu fasa motor praktik
rotor sangkar pengasutan, kontaktor magnetik listrik satu fasa denganfitur listrik 1 instalasi motor
penguncian, pengasutan, fasa rotor listrik 1fasa
forward, penguncian, sangkar rotor sangkar
dan reverse motor
listrik
satu fasa forward, dan reverse
menggunakan sakelar
push button dan
kontaktor magnetik

Bara Memahami Memahami Memahami cara kerja Hanya mampu Sudah memahami Masih perlu
karakteristik rangkaian sakelar push button membuat rangkaian karakteristik motor bimbingan
motor listrik pengendalian dan listrik dalam instalasi
satu fasa
rotor sangkar pengasutan dan kontaktor magnetik pengendalian motor 1 fasa rotor sangkar motor listrik 1
penguncian motor listrik satu fasa dengan rangkaian fasa
listrik pengasutan rotor sangkar
untuk
satu fasa. Namun, fitur pengasutan dan penguncian, pengendalian
masih namun forward
perlu bimbingan dan penguncian perlu bimbingan dan reverse
untuk menggunakan sakelar dalam
rangkaian forward rangkaian forward
dan dan
reverse motor push button dan reverse.
listrik satufasa kontaktor magnetik.
Namun belum mampu
untuk fitur forward dan
reverse

Contoh di atas ini adalah pada SMK konsentrasi keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik, selama satu semester peserta didik mempelajari materi
instalasi motor listrik satu fasa jenis rotor sangkar. Guru telah melakukan
empat kali sumatif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai pada semester
16
tersebut, dan satu kali sumatif akhir semester. Nilai yang diberikan dalam
bentuk deskripsi kualitatif sesuai capaian peserta didik. Nilai akhir
semester menggambarkan deskripsi kualitas dari capaian peserta didik
yang menunjukkan adanya hal-hal yang belum tercapai dan sudah tercapai
oleh peserta didik. Tabel di bawah ini menunjukkan contoh pengolahan
data untuk mendapatkan nilai kualitatif pada akhir semester.

C. Teknik Penyusunan Urutan Kedudukan (Rangking)


1. Pengertian Ranking
Ranking adalah suatu tingkat atau kedudukan yang diraih oleh
siswa dalam suatu pencapaian hasil belajar di kelasnya. Dalam rangkaian
kegiatan belajar mengajar guru atau dosen sebagai seorang pendidik
dihadapkan pada tugas untuk melaporkan atau menyampaikan informasi,
baik kepada atasan, maupun kepada wali murid, mengenai dimanakah
letak urutan kedudukan seseorang peserta didik jika dibandingkan dengan
peserta didik yang lainnya.
Dengan disampaikan informasi tersebut di atas, maka pihak-pihak
yang bersangkutan akan dapat mengetahui, apakah peserta didik itu
berada pada urutan atas, atau berada pada urutan bawah. Dengan kata
lain, pihak-pihak yang bersangkutan akan dapat mengetahui standing
position masing-masing peserta didik dari waktu ke waktu, apakah
posisinya stabil, semakin meningkat, atau sebaliknya.

2. Jenis dan Prosedur Penyusunan Ranking


Jenis-jenis ranking:
a. Ranking sederhana (simple rank)
Adalah urutan yang menunjukkan letak atau kedudukan seseorang
dalam kelompok dan dinyatakan dengan nomor atau angka biasa.
b. Ranking presenan (Percentil rank)
Adalah kedudukan seseorang dalam kelompok yang menunjukkan
banyaknya persentase yang berada dibawahnya.

17
c. Penyusunan Ranking berdasarkan mean dan devisiasi standar
Dengan standar deviasi Yaitu penentuan kedudukan seseorang
dengan membagi kelas atas kelompok-kelompok. Ada 2 cara dalam
penentuan kedudukan dengan standar deviasi yaitu dengan
pengelompokan atas 3 ranking dan atas 11 ranking.

Dalam hal ini, penulis hanya akan memberikan contoh penentuan


ranking secara sederhana, karena ranking ini yang sering digunakan
karena sederhana dan mudah cara menyusunnya.
Ranking sederhana (simple rank) adalah urutan yang menunjukkan
posisi atau kedudukan seseorang peserta didik di tengah-tengah
kelompoknya yang dinyatakan dengan nomor atau angka-angka biasa.
Contoh : Misalkan dari 20 siswa Madrasah Ibtidaiyah yang mengkuti
Ujian Akhir Nasional diperoleh nilai-nilai hasil UAS sebagai berikut :
Nilai-Nilai Hasil UAS yang dicapai oleh 20 orang siswa
Madrasah Ibtidaiyah XX

18
Untuk dapat Menyusun urutan kedudukan dari 20 orang siswa
tersebut berdasarkan nilai NEM yang dimilikinya, terlebih dahulu kita
susun NEM tersebut mulai dari yang tertinggi sampai dengan yang
terendah.

Ranking yang dimiliki oleh 20 orang siswa Madrasah Ibtidaiyah XX


Berdasarkan NEM-nya

Cara menulis ranking di dalam buku raport umumnya sebagai berikut:


Jumlah siswa kelas = 45 siswa. Siswa Bernama Dimas
menduduki ranking pertama, maka penulisan rankingnya adalah 1/45.

Apabila terdapat urutan kedudukan yang sama atau kembar, maka


dalam penentuan rankingnya digunakan rata-rata hitung yaitu:

1. Siswa bernama Hasan dan Qomariah sama-sama memiliki NEM


sebesar 44,17. kedua orang siswa itu menurut urutan kedudukan
19
seharusnya berada pada urutan ke-5 dan ke-6. karena terjadi
kekembaran dua, maka urutan kedudukan bagi kedua orang siswa
tersebut ditentukan = (5 + 6) : 2 = 5,5
2. Siswa bemama Budi, Tutik, dan Aminah masing-masing memiliki
NEM sebesar 43,17. ketiga siswa tersebut seharusnya menduduki
urutan ke-7, 8 dan 9. Karena teriadi kekembaran tiga, maka ranking
bagi ketiga orang siswa tersebut ditentukan =(7 + 8+ 9) :3=8

Akhirnya perlu diketahui pula bahwa ranking paling bawah (paling


rendah) akan selalu menuniukkan angka yang sama dengan jumlah testee
yang akan ditetapkan rankingnya, kecuali apabila pada ranking terendah
itu teriadi kekembaran.

D. Teknik Pembuatan Profil Prestasi Belajar


1. Pengertian Profil Prestasi Belajar
Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam rangka menganalisis
hasil belajar peserta didik adalah menvisualisasikan hasil belajar tesebut
dalam bentuk lukisan grafis itu, pendidik akan memperoleh gambaran
secara visual mengenai perkembangan dan hasil-hasil yang telah dicapai
oleh para peserta didiknya, setelah mereka mengikuti proses
pemebelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Jadi profil hasil belajar adalah suatu bentuk grafik yang biasa
dipergunakan untuk melukiskan hasil belajar peserta didik, baik secara
individual maupun kelompok, baik dalam satu bidang studi maupun untuk
beberapa bidang studi, baik dalam satu waktu (at a point of time) maupun
dalam deretan waktu tertentu (time series).

2. Bentuk-Bentuk Profil Prestasi Belajar


Profil hasil belajar peserta didik pada umumnya dituangkan dalam
bentuk diagram batang (grafik balok=barchart), atau dalam bentuk
diagram garis. Dalam hubungan ini, pada sumbu horizontal grafik (abscis)

20
ditempatkan gejala-gejala yang akan dilukiskan grafiknya, seperti mata
pelajaran atau bidang studi tertentu atau gejala-gejala psikologi lainnya.
Sedangkan pada sumbu vertical (ordinat) dicantumkan angka-angka yang
melambangkan frekuensi, presentase, angka rata-rata dan sebagainya.

3. Kegunaan Profil Belajar


Pembuatan profil belajar diantaranya memiliki kegunaan sebagai
berikut:
a. Pembuatan profil hasil belajar itu diantaranya memiliki kegunaan
sebagai berikut:
b. Untuk melukiskan hasil atau prestasi belajar yang dicapai oleh peserta
didik, baik secara individual maupun kelompok dalam satu bidang
studi atau dalam beberapa jenis bidang studi.
c. Untuk melukiskan perkembangan prestasi belajar peserta didik secara
individual maupun secara kolektif dalam beberapa periode tes, pada
suatu bidang studi.
d. Untuk melukiskan prestasi belajar peserta didik dalam beberapa aspek
psikologis dari suatu bidang studi.

4. Beberapa Contoh Cara Pembuatan Profil Hasil Belajar


Berikut ini contoh tentang bagaimana cara membuat profil prestasi
belajar peserta didik.
a. Contoh cara membuat profil prestasi atau hasil belajar dalam rangka
melukiskan prestasi belajar dari satu orang peserta didik dalam
beberapa jenis mata pelajaran.
Misalkan kita ingin membuat profil prestasi belajar dari seorang murid
Madrasah Ibtidaiyah XX bernama Arifin untuk enam jenis mata
pelajaran yang dinyatakan dalam satuan nilai standar z (z score).
Lukiskan garis yang menggambarkan kedudukan relative (standing
position) siswa yang Bernama Afirin adalah sebagai beriku:

21
Keterangan:
Profil prestasi belajar murid bernama Arifin itu dilukiskan dalam
satuan z score. Tanda positif menunjukkan bahwa standing position Arifin
dalam mata pelajarn tertentu berada diatas murid-murid lain dalam
kelompoknya (dalam hal ini adalah mata pelajaran PMP, Agama Islam,
Bahasa Indonesia dan IPS. Tanda negatif (-) menunjukkan bahwa
standing position Arifin dalam mata pelajaran tertentu berada dibawah
murid-murid lain dalam kelompoknya (dalam hal ini adalah prestasi
belajar mata pelajaran Matematika dan IPA).
Profil ini menunjukkan bahwa untuk mata pelajaran yang bersifat
eksak, Arifin termasuk murid yang kemampuannya rendah. Adapun untuk
mata pelajaran non eksak Arifin termasuk murid yang memiliki
keunggulan jika dibandingkan dengan murid-murid lainnya.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Mencari dan mengetahui urutan kedudukan peserta didik dalam sutu kelas
atau kelompok pada umumnya dilakukan dengan terlebih dahulu
mengurutkan nilai-nilai yang telah dicapai oleh peserta didik, mulai dari
nilai yang paling tinggi sampai dengan yang terendah. Dengan cara
demikian maka akan dapat ditentukan nomor yang menunjukkan urutan
kedudukan peserta didik ditengah-tengah kelompoknya. Prosedur
penentuan urutan kedudukan seperti telah dikemukakan diatas adalah
merupakan prosedur yang paling sederhana.
2. Dalam praktek, ada beberapa jenis ranking; beberapa diantaranya: (1)
Ranking sederhana (=simple rank), (2) Ranking persenan (=percentile
rank), (3) Ranking berdasarkan mean dan deviasi standar, (4) Ranking
berdasar nilai standar z (z score), dan (5) Ranking berdasar nilai standar T
(T score).
3. Profil hasil belajar peserta didik pada umumnya dituangkan dalam bentuk
diagram batang (grafik balok=barchart), atau dalam bentuk diagram garis.
Dalam hubungan ini, pada sumbu horizontal grafik (abscis) ditempatkan
gejala-gejala yang akan dilukiskan grafiknya, seperti mata pelajaran atau
bidang studi tertentu atau gejala-gejala psikologi lainnya. Sedangkan pada
sumbu vertical (ordinat) dicantumkan angka-angka yang melambangkan
frekuensi, presentase, angka rata-rata dan sebagainya.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun. kami menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekuranagan, oleh sebab itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

23
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. 2013. PT Bumi


Aksara : Jakarta.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. 2014. PT Remaja Rosdakarya :
Bandung
Supriyadi, Gito. 2011. Pengantar dan Teknik Evaluasi Pembelajaran.
Intimedia. Malang
BADAN STANDAR KURIKULUM DAN ASESMENT PENDIDIKAN,
KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TERKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, Panduan pembelajaran dan Asesmen (Pendidikan
Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah)
Almaiyah, Dzawil. 2018. Makalah Penyusunan Rangking dan Pembuatan
Profil Prestasi Belajar. Diakses 9 April 2023 pada
http://dzawilalmaiyah.blogspot.com/2018/12/makalah-penyusunan-rangking-
dan.html

24

Anda mungkin juga menyukai