Dalam evaluasi, terdapat prinsip umum yang penting dalam suatu kegiatan evaluasi,
yakni dapat disebut triangulasi atau suatu hubungan yang saling terkait antara 3 (tiga)
komponen, yakni:
1. Tujuan Pembelajaran
2. KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
3. Evaluasi
Ketiganya, memiliki keterkaitan dan hubungan yang penting dalam prinsip evaluasi.
Hubungan keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan KBM adalah suatu kegiatan belajar
dan mengajar merupakan kegiatan yang disusun serta dirancang oleh guru/pendidik dalam
bentuk rencana pembelajaran, dalam penyusunan tersebut tentu harus mengacu pada tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Sehingga sebuah KBM harus mengacu pada tujuan, dan
tujuan tersebut mengarah pada Kegiatan Belajar Mengajar.
Hubungan keterkaitan antara tujuan dengan evaluasi adalah ketika melihat arti dari
evaluasi yakni suatu kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sampai mana suatu tujuan
tercapai. Sehingga pengukuran menggunakan alat evaluasi
Hubungan keterkaitan antara KBM dengan evaluasi adalah tidak hanya mengacu pada
tujuan saja, namun evaluasi juga harus disesuaikan dengan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan.
Menurut Khusnuridlo (2010) untuk hasil evaluasi yang lebih baik, evaluasi harus
berhubungan dengan beberapa prinsip umum antara lain.
1. Kontinuitas
Evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara kontinu atau berlanjut, sehingga saling
berhubungan antara hasil evaluasi sebelumnya dengan hasil evaluasi selanjutnya. Dengan
demikian guru dapat melihat perkembangan peserta didik dengan melihat prosesnya bukan
hasil belajarnya saja.
2. Komprehensif
Evaluasi dilakukan secara menyeluruh mengenai aspek aspek yang ada didalamnya
seperti afektif, kognitif dan psikomototrik peserta didik.
3. Adil dan Objektif
Dalam melaksanakan evaluasi harus adil dan objektif dimana dalam mengevaluasi
harus tidak memandang perbedaan agama, suku, ras dan budaya serta bersifat objektif sesuai
dengan kemampuan masing masing peserta didik sesuai dengan fakta.
4. Kooperatif
Dalam mengevaluasi sebaiknya guru menjalin komunikasi dengan wali murid, guru
guru dan kepala sekolah sehingga dapat ikut serta dalam proses evaluasi.
5. Praktis
Praktis berarti mudah dalam pengaplikasian, baik guru yang menggunakan maupun
pihak pihak yang akan menggunakan.
Dari beberapa paparan prinsip-prinsip evaluasi yang telah disebutkan diatas, prinsip
tersebut digunakan agar evaluasi pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan baik
dan lancar. Maka sebagai pihak yang melakukan evaluasi pembelajaran, perlu
memperhatikan beberapa prinsip evaluasi secara keseluruhan berikut, yaitu:
1. Prinsip Valid
Prinsip valid adalah yang sesuai, berdasarkan cara yang semestinya, berlaku, serta
benar atau sahih. Evaluasi berdasarkan prinsip valid adalah evaluasi yang dilakukan harus
konsisten, sesuai, benar, dan semestinya dalam mengukur maupun menilai suatu objek sesuai
dengan tujuan yang telah dirumuskan. Dalam evaluasi pembelajaran, harus memiliki berbagai
kompetensi tertentu agar tercapai tujuan yang ingin dicapai serta agar dalam evaluasi tersebut
memiliki standar yang jelas. Sehingga, memerlukan alat ukur agar dapat mencapai hasil
sebuah pengukuran yang valid.
2. Prinsip Mendidik
Prinsip mendidik berarti bahwa evaluasi harus memberikan sesuatu yang baik dan
berpengaruh pada pengembangan diri serta pencapaian hasil kegiatan belajar mengajar.
Mendidik berarti mengembangkan, memberikan motivasi, serta membina peserta didik dan
pendidik. Kegiatan evaluasi pembelajaran diharapkan dapat bertujuan memberi motivasi
kepada peserta didik agar dapat meningkatkan prestasi belajar. Sehingga penilaian hasil
pembelajaran mampu memberikan dorongan serta membina peserta didik dan pendidik agar
menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya. Maka mereka dapat memotivasi dan
termotivasi untuk memperbaiki kualitas belajar dan mengajar dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil dari evaluasi pembelajaran siswa diharapkan dapat mereka rasakan sebagai
sebuah reward atau penghargaan bagi siswa yang berhasil, sedangkan untuk siswa yang
kurang berhasil maka hasil evaluasinya dapat memicu belajarnya agar lebih semangat serta
gigih agar hasil belajarnya meningkat. Oleh karena itu, pendidik diharapkan selalu
memberikan apresiasi kepada siswa terhadap apa yang telah mereka capai.
3. Prinsip yang Berorientasi pada Kompetensi
Penilaian yang akan dilaksanakan untuk peserta didik harus bertujuan untuk
mengukur seberapa tercapainya siswa dalam pencapaian kompetensi dalam kurikulum.
4. Prinsip yang Adil dan Objektif
Penilaian yang dilakukan harus adil, adil yang dimaksud adalah semua siswa
memperoleh perlakuan dan kesempatan yang sama baik dalam perbedaan agama, suku,
budaya, sosial, maupun ekonomi sehingga tidak ada kecemburuan sosial antarsiswa.
Penilaian yang dilakukan juga harus objektif dengan memandang hasil kompetensi
peserta didik bukan dengan subjektif dengan melihat latar belakang peserta didik seperti
tetangganya, anaknya, anak dari temannya. Penilaian harus objektif tidak boleh terpengaruhi
oleh subjektivitas penilai. Contohnya dalam penilaian ujian tulis matematika Deni yang
merupakan tetangga guru dan masih anak dari sepupu guru diberi nilai lebih tinggi daripada
peserta didik yang lain, hal itu merupakan contoh penilaian secara subjektif yang sebaiknya
tidak diterapkan dalam penilaian, penilaiannya seharusnya terletak pada kompetensi peserta
didik dalam pelajaran matematika tersebut.
5. Prinsip Kontinuitas (Kesinambungan/Terus Menerus)
Prinsip kontinuitas dikenal juga dengan konsep kesinambungan. Artinya evaluasi
dilakukan secara terus menerus dan tidak boleh dilakukan hanya pada waktu atau kesempatan
tertentu saja karena pembelajaran itu bersifat terus menerus dan saling terkait satu sama lain.
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dan hasilnya dihubungkan dengan hasil
evaluasi selanjutnya sehingga hasil evaluasi lebih valid. Pengajar juga dapat memperoleh
gambaran perkembangan peserta didik dengan jelas dan terperinci. Prinsip ini penting karena
perkembangan peserta didik tidak hanya dilihat dari sisi produk saja tapi juga dilihat dari
prosesnya dan serta inputnya. Prinsip ini mendorong siswa supaya terus belajar untuk
mempersiapkan diri pada kegiatan pendidikan selanjutnya.
6. Prinsip Terbuka
Prinsip terbuka disebut juga dengan prinsip transparan. Prinsip terbuka dalam evaluasi
pembelajaran bermaksud agar evaluasi itu diketahui oleh pihak-pihak lain yang bersangkutan.
Guru atau pendidik juga menyampaikan secara terbuka mengenai kriteria-kriteria penilaian
sehingga tidak ada yang perlu ditutupi. Terbuka disini mencakup hal-hal seperti prosedur
penilaian, kriteria penilaian, serta dasar pengambilan keputusan.
7. Prinsip Keseluruhan
Prinsip keseluruhan atau menyeluruh juga dapat disebut sebagai prinsip
komprehensif. Untuk melakukan evaluasi hasil belajar tidak boleh dilakukan dengan cara
terpisah pisah atau terpenggal penggal harus dilakukan utuh atau menyeluruh. Dengan kata
lain evaluasi akan terlaksana dengan baik atau sukses apabila dilaksanakan secara bulat,
menyeluruh, dan utuh. Maksudnya, dalam mengevaluasi bisa dikatakan utuh atau
menyeluruh, apabila cara penilaiannya mampu mengungkap keseluruhan aspek-aspek yang
seharusnya dinilai seperti aspek kognitif, efektif, dan psikomotor.
8. Prinsip Bermakna
Hasil evaluasi hendaknya memiliki makna bagi siswa dan juga pihak-pihak yang
berkepentingan. Hasil evaluasi diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap pencapaian
hasil belajar siswa, sehingga siswa mampu mengetahui kemampuannya dan bisa
berkompetisi dengan teman-temannya untuk mendapatkan nilai yang terbaik juga semangat
belajar yang membara. Siswa juga bisa mengetahui keunggulan dan kelemahannya sendiri
dan siswa lain dan mengetahui minat bakat, serta potensi dalam mencapai kompetensi yang
telah ditetapkan.
ACUAN PENILAIAN PEMBELAJARAN