Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tes adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui tercapai atau tidak
tercapainya suatu standar kompetensi yang telah ditentukan dalam suatu pembelajaran.
Keberhasilan proses belajar seorang siswa dalam hal belajar mengajar di kelas dapat dilihat
dari sejauh mana penguasaan kompetensi yang telah dikuasai oleh seluruh siswa dalam kelas
tersebut.
Adanya perbedaan individu tentu menentukan berhasil atau tidaknya para individu-
individu dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang berupa tugas belajar. Dengan adanya
perbedaan individu tersebut maka perlu diciptakan alat untuk mengukur keadaan individu.
Dan alat pengukur tersebut disebut tes.
Tes bahasa dan pengajaran bahasa merupakan dua kegiatan yang saling berhubungan
erat. Sehingga tes bahasa ini dirancang dan dilaksanakan untuk memperoleh informasi
mengenai hal yang berkaitan dengan keefektifan pengajaran bahasa. Oleh karena itu dalam
makalah ini disampaikan lebih lanjut mengenai jenis-jenis tes bahasa, kriteria tujuan
penyelenggaraan dan cara menilainya.

B. Rumusan masalah
1. Apa-apa saja jenis-jenis tes bahasa ?
2. Bagaimana kriteria penyelenggaraan ?
3. Bagaimana cara menilai tes bahasa ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis tes bahasa
2. Untuk mengetahui kriteria penyelenggaraan
3. Untuk mengetahui cara menilai tes bahasa.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. JENIS-JENIS TES
Dari segi istilah yang dimaksud tes menurut Anne Anastasi adalah alat pengukur yang
mempunyai standart yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat
digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku para
individu. Sedangkan menurut Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas
yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu untuk membandingkan kecakapan
mereka satu dengan yang lain.
Jadi, tes bahasa adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan dalam melakukan
penilaian dan evaluasi pada umumnya untuk mengetahui kemampuan bahasa tersebut.
Misalnya dengan melakukan pengukuran terhadap kemampuan bahasa yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis.
Berdasarkan kriteria bagaimana bahasa dikaji dan ditelaah maka tes dikembangkan
berdasarkan pandangan yang berbeda dalam memahami hakikat bahasa. Tes kebahasaan yang
dilakukan mungkin hanya menyangkut salah satu aspek bahasa itu sendiri, atau mungkin
langsung dikaitkan dengan pemakaian bahasa secara faktual sesuai dengan fungsi
komunikatif bahasa. Dari latar belakang pendekatan bahasa, jenis tes bahasa dapat
dikelompokkan menurut kriteria seperti dibawah ini:
1. Berdasarkan Kriteria cara mengerjakan
Tes bahasa dapat dibedakan berdasarkan cara yang digunakan peserta tes dalam
mengerjakannya. Secara umum tes bahasa dapat dikerjakan secara tertulis atau lisan.
Maka dari itu tes bahasa menurut kriteria ini dapat dibedakan menjadi:
a. Tes tertulis
Dalam tes tertulis, baik soal maupun jawabannya dilakukan secara tertulis.
Ciri dari tes tertulis adalah tes tertulis lebih terkait dengan cara mengerjakan soal
daripada dengan cara memberikan pertayaan. Misalnya, jika jawaban peserta tes
dilakukan secara tertulis sedangkan soalnya dalam bentuk lisan itu masih tergolong
tes tertulis. Dalam pengajaran bahasa, bentuk tes tertulis dapat ditemukan pada tes
untuk berbagai jenis kemampuan berbahasa seperti menyimak, membaca atau
mengarang. Contoh:
‫رتب الكلمات لتوصبح جملة‬:
‫الشجرة‬-‫في‬-‫نشاهد‬-‫الحديقة‬

2
Kelebihan dari tes tertulis ini adalah agar dalam mengerjakan soal para
peserta mendapatkan ketenangan karena tempat berlangsungnya tes dipilihkan jauh
dari keramaian1.
b. Tes lisan
Pada penyelenggaraan tes ini baik pertanyaan dan terlebih jawaban dilakukan
secara lisan. Dalam hubungannya dengan kemampuan berbahasa, tes lisan yang
lebih utama digunakan adalah tes berbicara. biasanya dalam tes ini para siswa hanya
akan memperoleh tema kemudian disuruh untuk mengembangkan tema tersebut
dengan bahasanya sendiri secara lisan. Enyelenggaraan tes lisan memerlukan lebih
banyak kejelian pada pihak pelaksanaan tes. Kejelian itu diperlukan untuk
memperoleh hasil tes yang reliabel serta untuk memperkecil unsur subyektifitas.
2. Berdasarkan kriteria bentuk jawaban
a. Tes Essay
Makna essay di sini adalah karangan atau karya tulis. Dalam dunia
pendidikan, tes essay ini mewajibkan siswanya untuk melakukan tugas dengan
memberikan jawaban dalam bentuk essay. Sebagai suatu essay, isi, susunan dan
panjang jawaban tidak dapat ditentukan. Semua itu tergantung pada masalah yang
ditanyakan dan terutama keinginan dan kemampuan siswa atau peserta tes masing-
masing dalam menjawabnya.2
Pada dasarnya tes essay ini adalah tes yang menguraiakan atau dapat
dikatakan tes uraian. Disebut essay atau uraian karena dalam tes ini menuntut peserta
didik untuk menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-
katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya berbeda satu dengan lainnya.3
Tes ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Tes uraian terbatas
Dalam tes ini, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu
sebagai batas-batasnya. Walaupun jawaban dari peserta didik itu beraneka
ragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika
jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki
dalam soalnya.4
Contoh:
1
M. Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa Dalam Pengajaran (Bandung: ITB, 1996),Hlm 25
2
Zainal Arifin, Evaluasin Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),h. 125.
3
Ibid
4
Ibid

3
a) Jelaskan bagaimana prosedur operasional sebuah pesawat komputer!
b)  Sebutkan lima komponen dalam pesawat computer!
2) Tes Uraian Bebas
Dalam tes ini, peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara
dan sistematikanya sendiri. Selain itu, bebas mengemukakan pendapat sesuai
dengan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap peserta didik mempunyai
cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap harus
mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik
nanti5
Contoh:
a) Bagaimana perkembangan komputer di Indonesia, jelaskan dengan
singkat!
b) Bagaimana peranan komputer dalam pendidikan!
Dalam pelaksanaannya dalam dunia pendidikan, tes ini
tentunya mempunyai kelebihan dan kelemanahan.
b. Tes Jawaban Pendek
Dalam tes bahasa ini yakni dengan jawaban pendek, peserta didik diwajibkan
bukan memberikan jawaban dalam bentuk essay melainkan dalam bentuk jawaban-
jawaban pendek.
Dalam tes ini memerlukan kepandaian untuk menemukan inti dari masalah
yang ditanyakan dan kemampuan untuk menemukan cara tersingkat untuk
mengungkapkannya.
Dan sebagai tes bahasa, tes jawaban pendek ini dapat diterapkan pada tes
kemampuan berbahasa, seperti menyimak dan pemahaman bacaan. Demikian pula
pada tes komponen bahasa, seperti kosakata dan tata bahasa.6
Jawaban pendek itu dapat berupa rangkaian kata-kata pendek, kata-kata lepas
atau bahkan sekedar huruf dan angka.
Jawaban ini diberikan atas dasar pemahaman peserta didik terhadap masalah
yang ditanyakan , yang perlu diungkapkan sesingkat mungkin tanpa menggunakan
kalimat atau ungkapan yang panjang.7
Bentuk dari jawaban pendek, ada 2 yaitu:

5
Soenardi  Djiwandono, Hlm. 26.
6
Ibid
7
Zainal Arifin, Hlm. 145.

4
a) Jawaban singkat (Short Answer )
Soal  tes bentuk jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk
jawaban. Dengan kata lain, soal tersebut berupa soal kalimat bertanya yang
dapat dijawab dengan singkat, berupa kata, prase, nama, tempat, nama tokoh,
lambang dan lain-lain.8
Contoh:
1) Siapa nama pencipta computer yang pertama ?
2) Apa nama papanketik dala computer ?
b) Melengkapi (Completion)
Yang dimaksud melengkapi adalah mengisi bagian yang kosong pada
sebuah wacana.9 Biasanya soal melengkapi ini, dikemukakan dalam kalimat
yang tidak lengkap.10
Contoh:
1) Tempat sampah daur ulang dalam computer disebut…..
2) Fungsi utama  mouse adalah untuk meletakkan……dan memilih……
Kelebihan dan kekurangan tes ini, yakni:
 Kelebihan:
a. Relatif mudah disusun
b. Sangat baik untuk menilai kemampuan peserta didik
c. Menuntut peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya
secara singkat dan jelas.
d. emerikasaan lembar jawaban dapat dilakukan dengan obyektif.
 Kekurangan:
a.  Hanya mengandalkan kemampuan mengingat.
b.  Para peserta didik sering terkecoh jikalau titik-titik kosong yang
harus diisi terlalu banyak.
c. Dibutuhkan waktu yang banyak dalam memeriksa lembar
jawaban.11
c) Tes Pilihan
Pada tes ini, peserta didik tidak menjawab pertanyaan dengan essay,
paragraph, kalimat, huruf atau angka. Jawaban terhadap tes ini semata-mata
8
Soenardi Djiwandono, Hlm. 26
9
Zainal Arifin, Hlm. 146
10
Ibid
11
Soenardi Djiwandono, Hlm. 26.

5
untuk memilih salah satu alternative jawaban yang telah disediakan. Pilihan itu
dinyatakan secara sangat sederhana biasanya dengan sekedar member tanda
dalam bentuk tanda silang, lingkaran kecil, tanda cawing, atau tanda-tanda
sejenis lainnya.
Pada tes pilihan yang baik, alternatif  jawaban yang harus dipilih
dirumuskan sedemikian rupa, sehingga masing-masing alternatif seolah-olah
merupakan jawaban yang benar. Alternatif yang merupakan jawaban yang
benar itu sering disebut jawaban kunci, sedangkan alternative-alternatif yang
lainnya disebut jawaban pengecoh. Tujuan dari jawaban pengecoh ini, semata-
mata untuk membuat peserta tes berpikir sungguh-sungguh sebelum
menentukan pilihannya, agar tidak terkecoh oleh alternstif jawaban yang
salah.12
Tes pilihan ini, ada beberapa bentuk. Bentuk-bentuk tes pilihan ini,
dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Tes pilihan ganda (Multiple Choice)13
Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih
kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi. Soal tes bentuk ini terdiri atas pembawa
pokok persoalan dan  pilihan jawaban. Pembawa pokok persoalan
dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan yang
belum sempurna, yang sering disebut stem.  Sedangkan pilihan
jawaban dapat berupa perkataan, bilangan atau kalimat yang sering
disebut  option.
Adapun kemamampuan yang dapat diukur dari bentuk tes ini,
antara lain:Istilah,  Fakta,  Prinsip,  Metode, Prosedur,Mengidentifikasi
penggunaan fakta dan prinsip,  Menafsirkan hubungan sebab-akibat,
Menilai metode dan prosedur.
Bentuk tes ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun
kelebihannya, yakni:
 Cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan
obyektif.

12
Zainal Arifin, Hlm. 138.
13
Ibid., Hlm.143

6
 Kemungkinan peserta didik menjawab dengan terkaan dapat
dikurangi.
 Dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam
berbagai jenjang kemampuan kognitif.
 Dapat digunakan berulang-ulang.
 Sangat cocok untuk jumlah peserta tes yang banyak.
Selain kelebihan, tes ini juga mempunyai kekurangan,
kekurangan itu, yaitu:
 Tidak dapat digunakan untuk kemampuan verbal dan
pemecahan masalah.
 Membutuhkan waktu lama dalam penyusunan soal yang benar-
benar baik.
 Sukar menentukan alternative jawaban yang benar-benar
homogeny, logis.14
2. Tes pilihan benar salah
Bentuk tes ini adalah pernyataan yang mengandung dua
kemungkinan jawaban, yakni benar atau salah. Peserta didik diminta
untuk menentukan pilihannya mengenai pernyataan-pernyataan dengan
cara seperti yang diminta dalam petunjuk mengerjakan soal. Salah satu
fungsinya yakni untuk mengukuir kemampuan peserta didik dalam
membedakan antara fakta dengan pendapat. Agar soal dapat berfungsi
dengan baik, maka materi yang ditanyakan hendaknysa homogeny dari
segi isi. Bentuk soal seperti ini lebih banyak digunakan untuk
mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan
hubungan yang sederhana. Dalam penyusunan bentuk soal ini tidak
hanya menggunakan kalimat pertanyaan atau pernyataan, tetapi juga
dalam bentuk gambar, tabel dan diagram.
Tes ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun
kelebihannya:
 Mudah disusun dan dilaksanakan
 Dapat mencakup materi yang lebih luas
 Dapat dinilai dengan cepat dan obyektif

14
Ibid., Hlm.144

7
 Banyak digunakan untuk mengukur fakta-fakta dan prinsip-
prinsip.
Adapun kekurangannya:
 Ada kecenderungan untuk mencawab coba-coba.
 Memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang rendah.
 Sering terjadi kekaburan, karena itu sukar untuk menyusun item
yang benar-benar jelas.
 Terbatas mengukur aspek pengetahuan saja.
 Mudahnya jawaban ditebak tanpa diketahui oleh korektor.
3. Tes menjodohkan 15
Bentuk tes ini terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban
yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda yaitu, kolol
sebelah kiri menunjukkan kumpulan persoalan dan kolom sebelah
kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah pilihan jawaban dibuat
lebih banyak daripada jumlah persoalan. Bentuk soal ini sangat baik
untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi
berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan
mengidentifikasi kemampuan menghubungkan antara dua hal.
Tes ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun
kelebihannya:
 Relatif mudah disusun
 Penskorannya mudah, obyektif dan cepat
 Dapat digunakan untuk menilai teori dengan penemunya, sebab
dan akibatnya
 Materi tes cukup luas
Adapun kelemahannya:
 Adanya kecenderungan untuk meningkatkan ingatan saja
 Kurang baik untuk menilai pengertian guna membuat tafsiran.
3. Berdasarkan kriteria cara penilaian
a. Tes Subyektif
Tes ini dikatakan tes subyektif, apabila penilaian terhadap jawabannya
dipengaruhi oleh kesan dan pendapat pribadi si penilai. Jawaban terhadap tes ini
15
 Soenardji Djiwandono, Hlm. 28.

8
biasanya berupa ungkapan-ungkapan bebas dalam bentuk kalimat, paragraph atau
uraian  lengkapa termasuk karangan atau essay.
Dalam tes ini , digunakan dalam penilaian terhadap hal-hal yang memerlukan
penguraian pikiran, yang tidak semata-mata bersifat hafalan, atau bsekedar penyebutan
hal-hal yang terpisah-pisah.16
Dalam pengajaran bahasa, tes ini sesuai untuk digunakan pada pengajaran
mengarang, dalam bentuk tes mengarang, atau dalam pengajaran membaca
pemahaman, dalam bentuk tes kemampuan membaca.
Unsur penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya adalah cara
penilaian yang dapat mengurangi kadar subyektif itu, dan meningkatkan
keterandalannya. Usaha itu dapat dilakukan, misalnya dengan cara melakukan
penilaian lebih dari sekali, menugaskan lebih dari satu orang penilai, atau melengkapi
penilai dengan rambu-rambu penilaian yang terinci dan sebagainya.[22]17
b. Tes Obyektif
Tes obyektif adalah tes yang penilaiannya dapat dilakukan secara obyektif,
dengan meniadakan unsure subyekvitas penilai, atau setidak-tidaknya menekan
sampai tingkat terendah.
Sifat itu mengacu kepada cara penilaian yang dapat dilakukan secara ajeg,
dengan hasil yang sama, tidak berubah-ubah meskipun seandainya penilaian itu
dilakukan berulang-ulang atau dilakukan oleh penilai yang berbeda.18
Salah satu ciri dari tes obtektif yakni harus dikembangkan dan disusun
sedemikian rupa, sehingga jawaban yang benar terhadap butir-butir soalnya dapat
dipastikan sebelumnya dan dijadikan satu dalam bentuk kunci jawaban. Kunci
jawaban ini digunakan sebagai patokan dan pegangan mengikat. Jawaban peserta
dianggap benar bilamana jawaban peserta tes sesuai dengan kunci jawaban yang ada.
Namun, dalam soal pilihan ganda, yang merupakan salah satu bentuk tes obyektif
yakni kunci jawaban itu berupa daftar nomor soal dan huruf yang menandakan pilihan
yang benar. Pemeriksaan jawaban tes obyektif semacam itu menjadi amat mudah dan
praktis dan dapat dilakukan oleh siapa saja bahkan oleh mesin sekalipun.
Adapun kelebihan tes ini, yakni:

16
Ibid
17
Ibid
18
Ibid, Hlm 29

9
 Praktis cara menegerjakannya, seperti sekedar memberi tanda pada tes
pilihan ganda.
 Mudah dalam malakukan pembijian atau penilaian, dengan sekedar
mencocokkan huruf.
 Cara mengerjakan yang cepat dan tidak banyak memerlukan waktu.
 Memberi peluang yang luas untuk mencakup bahan tes yang luas pula.
Dalam pengajaran bahasa, tes ini digunakan untuk tes kemampuan berbahasa,
seperti tes menyimak atau membaca, maupun tes komponen bahasa seperti tes
kosakata dan tes tata bahasa.19

19
ibid, Hlm 30

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tes bahasa dapat dibedakan  ke dalam berbagai jenis atas dasar sejumlah
kriteria. Kriteria-kriteria tersebut yakni:
1. Berdasarkan cara mengerjakan
a. Tes tertulis
b. Tes lisan
2. Berdasarkan bentuk jawaban
a. Tes Essay
b.  Tes Jawaban Pendek
c. Tes Pilihan
3. Berdasarkan kriteria cara penilaian
a. Tes Subyektif
b. Tes Obyektif

11
DAFTAR PUSTAKA
Sudjiono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja
Prees Djiwandono, Soenardji. 1996. Tes Bahasa Dalam Pengajaran. Bandung:  
ITB
Arifin, Zainal. 2009.  Evaluasin Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

12

Anda mungkin juga menyukai