Urgensi Pendidikan Islam Pluralis-Multikultural Dalam Keserasian Hidup
Beragama Esty Maisaroh Abstrak
Dunia merupakan suatu kampung besar (global village) sebagaimana yang
dikemukakan oleh ahli komunikasi Kanada, McLuhan. Di era globalisasi dewasa ini kita tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan global. Pendidikan di Indonesia haruslah peka menghadapi arus perputaran globalisasi. Gelombang demokrasi menuntut pengakuan perbedaan dalam tubuh bangsa Indonesia yang majemuk. Pendidikan multikultural adalah jawaban dari problematika kemajemukan yang ada di Indonesia. Perlu disadari bahwa proses pendidikan adalah proses pembudayaan dan cita-cita persatuan bangsa merupakan unsur budaya nasional.
Pendidikan multikultural merupakan wujud kesadaran tentang keanekaragaman kultur,
hak-hak asasi manusia serta pengurangan atau penghapusan berbagai jenis prasangka atau prejudise untuk membangun suatu kehidupan masyarakat yang adil dan maju. Pada prinsipnya, pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menghargai perbedaan. Pendidikan multikultural senantiasa menciptakan struktur dan proses di mana setiap kebudayaan bisa melakukan ekspresi. Ada dua hal untuk mewujudkan pendidikan multikultural yang mampu memberikan ruang kebebasan bagi semua kebudayaan untuk berekspresi.
Pertama adalah dialog. Dalam pendidikan multikultural, setiap peradaban dan
kebudayaan yang ada berada dalam posisi yang sejajar dan sama. Dengan dialog, diharapkan terjadi sumbang pikiran yang kemudian akan memperkaya kebudayaan atau peradaban serta menjadi titik temu (kalimatun sawa) antar peradaban dan kebudayaan yang ada. Kedua adalah toleransi. Toleransi adalah sikap menerima bahwa orang lain berbeda dengan kita. Dialog dan toleransi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan di Indonesia selama ini terlalu menitikberatkan pada pengkayaan pengetahuan dan ketrampilan tetapi mengabaikan penghargaan atas nilai- nilai budaya dan tradisi bangsa. Maka, kehadiran wacana baru tentang pendidikan yang menghargai dan menjunjung tinggi terwujudnya kesetaraan budaya ini merupakan suatu keniscayaan bagi dunia pendidikan nasional saat ini.
Kata kunci : multukulturalisme, pendidikan, kesetaraan.
PENDAHULUAN
Sejak Presiden Soeharto jatuh Kecenderungan gaya hidup baru yang
dari kekuasaannya, kemudian diikuti tidak selalu sesuai, positif dan kondusif dengan era reformasi, kebudayaan bagi kehidupan sosial budaya Indonesia cenderung mengalami masyarakat dan bangsa Indonesia. disintegrasi. Krisis moneter, ekonomi Dari berbagai kecenderungan dan politik yang bermula sejak akhir ini, orang bisa menyaksikan tahun 1997, kemudian mengakibatkan kemunculan kultur hybrid di Indonesia terjadinya krisis sosio-kultural di dalam dewasa ini. Kemunculan budaya hybrid kehidupan berbangsa dan bernegara. tampaknya tidak terelakkan yang Krisis sosial budaya yang dikarenakan proses globalisasi yang meluas itu dapat terlihat dalam berbagai semakin sulit dihindari. Tetapi disisi modus disorientasi dan dislokasi banyak lain, budaya hybrid dapat kalangan di masyarakat Indonesia saat mengakibatkan erosi budaya, yang itu, misalnya : lenyapnya kesabaran kemudian mengakibatkan lenyapnya sosial dalam menghadapi realitas identitas kultural nasional dan lokal. kehidupan yang semakin sulit sehingga Padahal identitas nasional dan lokal mudah mengamuk dan melakukan tersebut mutlak diperlukan bagi berbagai tindakan kekerasan dan anarki; terwujudnya integrasi sosial, kultural merosotnya penghargaan dan kepatuhan dan politik masyarakat dan Negara- terhadap hukum, etika, moral, dan bangsa. kesantunan sosial; semakin meluasnya Tragedi kekerasan penyebaran narkoba dan penyakit sosial antarkelompok yang meledak di akhir lainnya; berlanjutnya konflik dan tahun 1990-an di berbagai kawasan di kekerasan yang bernuansa politis, etnis Indonesia menunjukkan betapa dan agama. Kemudian munculnya rentannya rasa kebersamaan yang kecenderungan-kecenderungan gaya dibangun dalam kehidupan berbangsa di hidup baru akibat proses globalisasi Indonesia dan betapa kentalnya yang terus tidak terbendung. prasangka antar kelompok serta menyebabkan tidak tumbuhnya sikap rendahnya nilai-nilai multikulturalisme. menghargai terhadap setiap perbedaan Multikultralisme merupakan yang ada. sebuah konsep di mana sebuah Sistem pendidikan yang komunitas dalam konteks kebangsaan dikembangkan di Indonesia tampaknya dapat mengakui keberagaman, lebih menekankan pada aspek perbedaan dan kemajemukan budaya, keseragaman dan sentralistis. ras, suku, etnis, agama. Sebuah konsep Penyeragaman ini mencakup hampir yang memberikan pemahaman bahwa seluruh aspek, mulai seragam sekolah, sebuah bangsa yang plural dan kurikulum, metode, hingga buku ajar. majemuk adalah bangsa yang dipenuhi Pola ini membawa implikasi pada dengan budaya-budaya yang beragam. timbulnya eksklusivitas, tidak toleran, Dan bangsa yang multikultural adalah dan menganggap mereka yang berbeda bangsa yang kelompok-kelompok etnik sebagai lawan, bukan sebagai mitra atau budayanya yang ada dapat hidup dialog setara yang harus dihormati dan berdampingan secara damai dalam dihargai. prinsip co-existensi yang ditandai oleh Pendidikan yang seragam dan kesediaan untuk menghormati budaya tidak menghargai terhadap pluralitas lain. justru banyak membawa implikasi Pendidikan merupakan hak negatif. Penyeragaman bukan saja dasar pada setiap manusia. Sebagai mematikan kreativitas, tetapi lebih jauh manusia unik yang berbeda satu dengan juga dapat melahirkan sikap dan cara yang lainnya, kebutuhan terhadap pandang yang tidak toleran. Oleh karena pendidikan pun tidak sama. Masing- itu, membangun pendidikan yang masing individu memiliki tingkat berparadigma pluralis-multikultural ketertarikan tertentu terhadap bidang merupakan kebutuhan yang tidak bisa keilmuan dan lembaga pendidikan. Oleh ditunda lagi. Dengan paradigma karena itu, seharusnya pendidikan tidak semacam ini, pendidikan diharapkan menjurus kepada penyeragaman. Sebab, akan melahirkan anak didik yang keseragaman akan mengakibatkan memiliki cakrawala pandangan luas, terbonsainya potensi masing-masing menghargai perbedaan, penuh toleransi, anak didik. Keseragaman juga dan penghargaan terhadap segala bentuk kemajemukan budaya. Dalam konteks perbedaan. Pendidikan Islam Pluralis-Multikultural, multikultural adalah sikap menerima Tujuan dari kajian ini antara kemajemukan ekspresi budaya manusia lain: 1) Untuk mengimplemetasikan dalam memahami pesan utama agama. pendidikan Islam Pluralis-Multikultural Selanjutnya M. Ainul Yaqin secara dalam pendidikan di indonesia; 2) lebih spesifik menjelaskan bahwa Untuk meningkatkan kompetensi afektif pendidikan multikultural adalah strategi peserta didik; 3) Mengembangkan sikap pendidikan yang diaplikasikan pada moral dan spiritual peserta didik; 4) semua jenis mata pelajaran dengan cara Menumbuhkan sikap toleransi terhadap menggunakan perbedaan-perbedaan sesama. Manfaat kajian ini antara lain: kultural yang ada pada peserta didik, 1) Bagi penulis: terealisasikannya ide- seperti perbedaan agama, etnis, bahasa, ide kreatif yang dimiliki; 2) Bagi gender, kelas sosial, kemampuan dan instansi: memberikan inovasi program usia agar proses belajar mengajar pendidikan untuk mengembangkan menjadi lebih efektif dan mudah. kompetensi afektif siswa yang Pluralisme dan multikultural diintegrasikan dalam pembelajaran; 3) memang dua hal yang berbeda, tetapi Bagi pemerintah: memberikan masukan antara keduanya memiliki hubungan untuk menambah inovasi baru dalam yang sangat erat dan saling berkaitan. penyusunan kurikulum pendidikan demi Dalam konteks masyarakat, masyarakat kemajuan pendidikan di indonesia. plural (plural society) memang berbeda KONSEP PENDIDIKAN ISLAM dengan masyarakat multikultural. PLURALIS-MULTIKULTURAL Masyarakat plural adalah dasar bagi Selain plural secara agama, berkembangnya tatanan masyarakat masyarakat Indonesia juga majemuk multikultural dimana masyarakat dan secara budaya. Dalam hal kemajemukan budaya berinteraksi dan berkomunikasi budaya, sikap pluralis harus ada dan secara intens. disertai dengan sikap multikultural Konstruksi pendidikan semacam masyarakatnya. Pluralisme merupakan ini berorientasi pada proses penyadaran kemajemukan agama, sementara yang berwawasan pluralis secara multikulturalisme lebih pada agama, sekaligus berwawasan multikultural. Konstruksi pendidikan dan Achmad Sauqi, 2008:213). Islam Pluralis-Multikultural dapat Pertama, belajar hidup dalam diposisikan sebagai bagian dari upaya perbedaan. Pendidikan konvensional secara komprehensif dan sistematis pada umumnya bersandar pada tiga untuk mencegah dan menanggulangi pilar utama yang menopang proses dan konflik etnis agama, radikalisme agama, produk pendidikan nasional, yaitu how separatisme, dan integrasi bangsa. to know yang menitikberatkan pada sedangkan nilai dasar dari konsep proses belajar mengajar, how to do pendidikan ini adalah toleransi, yaitu sekolah berfungsi memberikan menghargai segala perbedaan sebagai pembekalan ketrampilan-ketrampilan realitas yang harus diposisikan hidup secara luas, dan how to be yang sebagaimana mestinya. menekankan pada cara “menjadi orang” Untuk mewujudkan tujuan sesuai dengan karakteristik dan pendidikan yang bercorak pluralis- kerangka berpikir anak didik. Namun multikultural setiap komunitas pada kenyataannya ketiga pilar ini pendidikan di Indonesia perlu belum secara mendasar mengajarkan memperhatikan konsep unity in sekaligus menanamkan “ketrampilan diversity, dan menanamkan kesadaran hidup bersama” dalam komunitas yang bahwa keragaman dalam hidup sebagai plural secara agama, kultural, ataupun suatu kenyataan yang harus dihadapi etnik. Sehingga perlu menanamkan pilar dan disikapi dengan penuh kearifan, dan keempat sebagai suatu jalinan juga memerlukan kesadaran moralitas komplementer terhadap tiga pilar dan kebajikan. Dalam penanaman lainnya dalam praktik pendidikan, konsep ini dilakukan tanpa meliputi proses: pertama, mempengaruhi kemurnian masing- pengembangan sikap toleran, empati, masing agama yang diyakini dan simpati yang merupakan prasyarat kebenarannya oleh anak didik agar tidak esensial bagi keberhasilan terjadi kesalahpahaman. koeksistensial dan proeksistensi dalam Dalam kaitannya dengan proses keragaman agama. Kedua, membangun pembelajaran agama, hal penting yang saling percaya. Ketiga, memelihara rasa harus dipahami adalah karakteristik saling pengertian. Agama mempunyai pluralis-multikultural (Ngainun Naim tanggung jawab membangun landasan etis untuk bisa saling memahami di menyenangkan, maka pembelajaran antara entitas agama dan budaya yang harus berorientasi pada proses, misalnya plural-multikultural. Keempat, bermain peran, diskusi, pembelajaran menjunjung tinggi sikap saling kooperatif, partisipatoris. menghargai. Kelima, pendidikan pluralis- Kedua, pendidikan pluralis- multikultural lebih menekankan pada multikultural dikembangkan agar aspek afektif dan kognitif dengan cara pembelajar tidak mengembangkan sikap membangun dan mengembangkan etnosentris. Dalam hal ini pendidikan keterkaitan isu dan masalah-masalah bertujuan untuk membangun kesadaran keseharian yang dihadapi anak didik di yang tidak bersifat mengunggulkan diri lingkungan sekitarnya. dan kelompoknya sebagai yang paling Keenam, pendidikan pluralis- unggul. Dengan penanaman kesadaran multikultural harus mencakup realitas ini diharapkan akan tumbuh sosial dan kesejarahan dari agama dan pemahaman yang mutualis dan empati etnis yang ada. Pendidikan pluralis- terhadap keragaman agama dan budaya multikultural harus bersifat lokal, dalam masyarakat. nasional, dan global untuk Ketiga, pendidikan pluralis- menumbuhkan rasa hormat, toleran, dan multikultural dikembangkan secara menghargai keragaman yang ada. integratif, komprehensif, dan IMPLEMENTASI KONSEP konseptual. Dengan harapan pendidikan Dari hasil penelusuran pustaka pluralis-multikultural dapat dimasukkan yang kami pahami perlu adanya dalam kurikulum pendidikan secara kerjasama dari berbagai pihak dalam total yang terintegrasi ke dalam semua menjalankan program pendidikan ini mata pelajaran. guru atau pihak sekolah, anak didik, Keempat, pendidikan pluralis- orang tua, masyarakat dan juga multikultural harus menghasilkan pemerintah. Dengan adanya integrasi sebuah perubahan, bukan saja pada dari berbagai pihak diharapkan dapat materi kurikulum, tetapi juga pada berjalannya program pendidikan ini praktik pembelajaran dan struktur sosial yang menghargai perbedaan dengan dari sebuah kelas. Untuk mencapai menumbuhkan sikap toleransi serta suasana pembelajaran yang kreatif dan memposisikan peserta didik dalam posisi yang sama, sehingga dengan Sosialisasi Program Pendidikan Islam Pluralis- Multikultural secara intensif harapan akan melahirkan generasi yang memiliki cakrawala pandangan luas, Pelatihan, pembimbingan, pendampingan program Pendidikan Islam Pluralis-Multikultural bagi guru- menghargai perbedaan, penuh toleransi, guru dan penghargaan terhadap segala bentuk Sosialisasi program dengan orang tua murid, kepala perbedaan yang ada. sekolah, masyarakat
Mengenai langkah implementasi Merancang perangkat pembelajaran Pendidikan Islam
Pluralis-Multikultural dan melaksanakan konsep pendidikan Islam Pluralis- pembelajaran Multikultural. Dalam kegiatan ini dilakukan dengan sosialisasi dengan Mentoring dan evaluasi program pembelajaran Pendidikan Islam Pluralis-Multikultural pihak-pihak yang terkait. Pelaksanaannya di lakukan dengan Pendidikan Islam Pluralis-Multikultural work shop bagi guru-guru dan calon dalam pendidikan budaya dan karakter pendidik supaya lebih paham mengenai bangsa diprediksikan dapat program pendidikan Islam Pluralis- menumbuhkan sikap toleran, empati Multikultural. Selanjutnya membuat dan simpati pada diri setiap siswa, penyusunan kurikulum tentang meningkatkan perasaan dan emosi siswa pendidikan Islam Pluralis-Multikultural secara positif terhadap pelajaran, supaya dapat terealisasikan dalam dunia mengembangkan sikap moral dan pendidikan di Indonesia. Kemudian spiritual peserta didik serta langkah akhir dari kegiatan ini adalah menumbuhkan kepercayaan diri pada dengan mengadakan mentoring dan siswa. evaluasi dari program yang telah PENUTUP dilaksanakan guna dapat memperbaiki Pendidikan hendaknya menekankan dan meningkatkan tujuan yang telah pada pengembangan potensi manusia ditentukan. Langkah implementasi dari yang menghargai pluralitas dan konsep pendidikan Islam Pluralis- heterogenitasnya sebagai konsekuensi Multikultural merupakan satu kesatuan keragaman budaya, etnis, suku, dan yang tidak dapat dipisahkan seperti agama. Karena pendidikan secara dalam grafik dibawah ini. umum dipahami sebagai proses tanpa akhir atau proses sepanjang hayat. Pendidikan Islam Pluralis-Multikultural merupakan usaha reduksi secara sehingga tujuan pembelajaran yang sistematis menuju terciptanya telah ditentukan baik dari segi kognitif, kehidupan yang penuh dengan toleransi afektif, maupun psikomotor dapat guna mengatasi realitas masyarakat tercapai. Indonesia yang multikultural dan rentan DAFTAR PUSTAKA terhadap konflik dan kekerasan. Melalui Ngainun Naim, Achmad Sauqi. 2008. pendidikan Islam Pluralis-Multikultural Pendidikan Multikultural ini, peran guru dalam penyadaran siswa Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. sangat dibutuhkan. Dalam pengembangan nilai guru bisa Choirul Mahfud. 2008. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: mendesain pembelajaran dan Pustaka Pelajar. menggunakan pendekatan terhadap siswa sesuai dengan kebutuhan siswa