Anda di halaman 1dari 13

“Transformasi Filsafat

Dari Dunia Islam Ke


Barat : Pendekatan
Epistemologi Ilmu”
A. Pemikiran Filsafat : Perspektif Ontologi
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat Islam mencapai
puncaknya ketika dunia Islam diperintah oleh para kholifah dari Dinasti Bani
Abbasiyah yang pusat pemerintahannya berada di Baghdad.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat ketika itu ditandai dengan


semaraknya penerjemahan manuskrip-manuskrip berbahasa Yunani ke dalam
bahasa Arab dan Parsi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat di dunia Islam berlangsung


selama kurang lebih enam abad, yakni dari abad ke-7 sampai dengan abad ke-
12 Masehi.
Kemunduran peradaban Islam disebabkan oleh :

• Faktor eksternal : adanya serbuan tentara Mongol di


bawah pimpinan Hulagu yang menghancurluluhkan kota
Baghdad dan menghanguskan ratusan ribu bahkan jutaan
buku-buku ilmu pengetahuan yang tersimpan di
perpustakaan kota Baghdad.

• faktor internal : adanya sikap stagnan dan statis dalam


diri ulama-ulama Islam, terutama dari golongan Sunniy
yang beranggapan bahwa pintu ijtihad telah tertutup.
Di saat dunia Islam mengalami kemunduran
peradaban, justru dunia Barat mulai menepis
kabut kegelapannya, yaitu selama zaman
pertengahan.
Dunia Barat malah sedang mengalami masa
pencerahan (enlightment era), yaitu dengan
terjadinya Renaisans.
Kembalinya filsafat dari dunia Islam ke Barat
terjadi setelah filsafat yang semula datang dari
Barat telah mengalami reformulasi dengan
masuknya unsur-unsur ajaran Islam ke
dalamnya yang dilakukan oleh para filsuf
Muslim.
B. Epistemologi Transmisi Filsafat Islam Ke
Barat
1. Filsafat barat pada zaman
pertengahan

Pada zaman pertengahan, yang menjadi


perhatian sebagian orang adalah filsafat,
dan filsafat yang berkembang pada
zaman itu adalah filsafat skolastik.
Pada abad ke-14 dan 15, sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan di Barat, filsafat
Skolastik mulai mengalami kemunduran.
Hal ini didukung pula dengan semakin intensnya
hubungan intelektual mereka dengan Dunia Timur
(Islam). Dan sejalan dengan itu, filsafat Skolastik
mulai dijauhi oleh masyarakat Barat karena
dianggap tidak sesuai lagi dengen perkembangan
zaman.
2. Penyebaran Filsafat Islam ke Barat Dunia
Barat
Jalur Perdagangan
Antara Spanyol, Jalur
sicilia dan Syria Pendidikan
universitas di
Cordoba , Sevilla,
Valencia, Granada
Penerjemahan di Spanyol banyak
Orang-orang Mozarabes sangat didatangi oleh
berperan dalam menerjemahkan pemuda-pemuda
karya-karya sarjana muslim Eropa.
yang berbahasa Arab ke dalam
bahasa latin.
C. Pengaruh Filsafat Islam Di
Barat: Perspektif Aksiologi
Pengaruh masuknya filsafat Islam ke Barat
merasuki pemikiran para sarjana Barat.
Tokoh yang paling besar pengaruhnya
terhadap perkembangan pemikiran dan
peradaban Barat ialah Ibn Rusyd.
Ada beberapa faktor yang menentukan dan
mendukung besarnya pengaruh Ibn Rusyd di Barat,
yaitu
01
02

dari segi lingkungan tempat


tinggalnya, Ibn Rusyd adalah Kedua, Ibn Rusyd adalah
“orang Barat” karena ia pemikir Islam yang sangat
lahir dan meninggal di tertarik pada pemikiran filsuf
Cordova (Spanyol) Yunani, Aristoteles.
03 Ibn Rusyd berhasil mengembangkan gagasan-gagasan rasional, dan
menempatkan posisi akal pada tempat yang tinggi. Inilah yang selanjutnya
sangat memengaruhi pola pikir orang-orang Barat yang sampai kini sangat
terkenal dengan sikap rasional mereka.

Stipp mengemukakan bahwa, Ibn Rusyd memperkuat posisi akal dan meletakkannya
pada posisi yang lebih tinggi daripada agama (wahyu). Agaknya pandangan ini
didasarkan pada pemahamannya bahwa Ibn Rusyd adalah seorang Aristotelian
murni.
Padahal, sebagai seorang Muslim yang taat, Ibn Rusyd tidak pernah
mempertentangkan antara ke duanya, apalagi menempatkan akal di atas wahyu.
Bahkan dalam hal ini, Ibn Rusyd mengatakan bahwa akal (filsafat) dan agama
(wahyu) keduanya tidak saling bertentangan, tetapi berjalan beriringan.
Di sini jelaslah bahwa Ibn Rusyd dan para filsuf/ ilmuwan Muslim lainnya
tidak menerima mentah-mentah pemikiran filsafat Yunani Kuno yang tidak
berdasarkan pada agama. Karena rasionalisme Yunani adalah rasionalisme-
materialistik.

Hubungan antara agama dan akal justru menimbulkan pertentangan yang hebat
antara pemuka agama (kaum gereja) dengan para ilmuwan.

Sebagai dampaknya ialah munculnya paham sekuler yang memisahkan agama


dari persoalan-persoalan keduniaan inklusif ilmu pengetahuan, sebab disana
terjadi dualisme kebenaran, yaitu kebenaran doktrin agama dan kebenaran ilmu
pengetahuan.
Daftar Pustaka

Suyanta, Sri.” TRANSFORMASI INTELEKTUAL ISLAM KE


BARAT”, Jurnal Ilmiah Islam Futura, Vol X, No. 2, Februari
2011, hal 31-33.
Nizar, Samsul dan Efendi Hasibuan, Zainal. Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: KENCANA, 2020. Hal 1.
 

Anda mungkin juga menyukai