Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengaruh dominan filsafat Yunani terhadap pemikiran filsafat dalam
Islam tidak terbantahkan, bahkan dominasi tersebut diakui oleh para filosof
Muslim. Secara diplomasi al-Kindi mengatakan bahwa filsafat Yunani telah
membantu umat Islam dengan bekal dan dasar-dasar pikiran serta membuka
jalan bagi ukuran-ukuran kebenaran. Karena itu, beberapa teori filsafat
Yunani, khususnya Aristo dipandang sejalan dengan ajaran Islam seperti teori
ketuhanan, jiwa dan roh, penciptaan alam dan lain-lain. Alkindi dan juga
beberapa filosof Muslim setelahnya muncul sebagai penerjemah, pen-syarah
dan juga komentator “Yunani”. Ibn Rusyd memandang Aristoteles sebagai
seorang pemikir terbesar yang pernah lahir, ia seorang bijaksana yang
memiliki ketulusan keyakinan. Maka dalam syairnya Divine Comedy, Dante
mengatakan Ibn Rusyd sebagai komentator terbesar terhadap filsafat
Aristoteles dimasanya mengalahkan keterkenalannya dalampengetahuan lain
seperti fisika, kedokteran dan astronomi
Dominasi pengaruh filsafat Yunani demikian, tak pelak menimbulkan
masalah dan tantangan tersendiri terhadap eksistensi filsafat Islam. Secara
internal munculnya kritisisme dan bahkan tuduhan negatif oleh kalangan
ulama orthodok terhadap pemikiran filsafat dalam Islam. Secara eksternal ada
sanggahan bahwa sebenarnya filsafat Islam tidak ada, yang ada hanyalah
umat Islam memfilsafatkan filsafat Yunani agar sesuai dengan ajaran Islam.
Persoalannya adalah apakah benar filsafat telah menyelewengkan keyakinan
Islam? Dengan demikian, benarkah para filosof Muslim adalah ahli bid’ah
dan kufur? Seperti terlihat dalam tuduhan-tuduhan kaum orthodok.
Persoalan ini sangat urgen untuk diselesaikan karena sudah
menyangkut persoalan sensitif keimanan dan karena ternyataikhtilaf dalam
metode keilmuan untuk memahami ajaran agama sampai pada klaim-klaim
kebenaran tentang status agama seseorang. Karena itu persoalan ini diangkat
dalam makalah ini dengan tema sentralnya Ibn Rusyd.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi inti pembahasan dari
makalah ini yaitu:
 Bagaimana Biografi Ibn Rusyd?
 Apa Saja Karya-Karya Ibn Rusyd
 Bagaimana Tentang Pemikirannya Ibn Rusyd
 Bagaimana Biografi Muhammad Iqbal
 Apa Saja Pemikiran – Pemikiran Iqbal

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, disamping tujuan yaitu
untuk memenuhi tugas mata pelahjaran aqidah, selain itu juga untuk :
 Mengetahui Bagaimana Biografi Ibn Rusyd.
 Mengetahui Apa Saja Karya-Karya Ibn Rusyd.
 Mengetahui Bagaimana Tentang Pemikirannya Ibn Rusyd.
 Mengetahui Bagaimana Biografi Muhammad Iqbal.
 Mengetahui Apa Saja Pemikiran – Pemikiran Iqbal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Ibn Rusyd


Nama lengkapnya Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibn
Rusyd gelarnya Abul Walied, nama panggilannya Ibn Rusyd kelahiran
Cordova pada tahun 520 H / 1126 M, di kota Cordova ibu kota Andalusia
wilayah ujung barat benua Eropa. ia berasal dari kalangan keluarga besar
yang terkenal dengan keutamaan dan mempunyai kedudukan tinggi di
Andalusia (Spanyol). Ibn Rusyd adalah seorang filosof Islam terbesar yang
dibelahan barat dunia di Eropa pada zaman pertengahan dengan sebutan
“Averrois”.
Keluarga Ibn Rusyd sejak dari kakeknya, tercatat sebagai tokoh
keilmuan. Kakeknya menjabat sebagai Qadhi di Cordova dan meninggalkan
karya-karya ilmiah yang berpengaruh di Spanyol, begitu pula ayahnya. Maka
Ibn Rusyd dari kecil tumbuh dalam suasana rumah tangga dan keluarga yang
besar sekali perhatiannya kepada ilmu pengetahuan. Ia mempelajari kitab
Qanun karya Ibn Sina dalam kedokterandan filsafat di kota kelahirannya
sendiri.
Keluarga Ibn Rusyd yang besar mengutamakan ilmu pengetahuan
yang meruapakan salah satu faktor yang ikut melempangkan jalan baginya
menjadi ilmuan. Faktor lain bagi keberhasilannya adalah ketajaman berpikir
dan kejeniusan otaknya,oleh karena itu tidaklah mengherankan jika ia dapat
mewarisi sepenuhnya intelektualitas keluarganya dan berhasil menjadi
seorang sarjana yang menguasai berbagai disiplin ilmu, seperti hukum,
filsafat, kedokteran, astronomi, sastra arab dan lainnya.
Ibn Rusyd dipandang sebagai pemikir yang sangat menonjol pada
periode perkembangan filsafat Islam mencapai puncaknya. Keunggulannya
terletak pada kekuatan dan ketajaman filsafatnya yang luas serta pengaruhnya
yang besar terhadap perkembangan pemikiran di Barat. Filsafatnya merembes
dari Andalusia (Spanyol) ke seluruh negeri-negeri Eropa, dan itulah yang
menjadi pokok pangkal kebangkitan bangsa-bangsa Barat.

3
Pada tahun 1169 M. Ibn Tufail membawa Ibn Rusyd (ketika itu
umurnya 43 tahun) kehadapan sultan yang berpikiran maju dan memberi
perhatian kepada bidang ilmu, yaitu Abu Ya’qub Yusuf,yang memberinya
tugas untuk menyeleksi dan megoreksi berbagai syarah (komentar) dan tafsir
karya-karya Aristoteles, sehingga ungkapan-ungkapannya lebih kena dan
bersih dari banyak cacat, karena keteledoran transkrip maupun kekeliruan
para penulis sejarah dan penafsir lainnya
Ketika Ibn Tufail memasuki usia senja tahun 1182 M., Ibn Rusyd
(dalam usia 56 tahun) menempati jabatan sebagai dokter pribadi Sultan
Ya’qub di istana Marakish.
Sebagai seorang filosof pengaruhnya dikalangan istana tidak
disenangi oleh kaum ulama dan fukaha. Bahkan ia dituduh membawa filsafat
yang menyeleweng dari ajaran –ajaran Islam, Sebagai akibatnya ia ditangkap
dan dan diasingkan ke suatu tempat bernama Lucena daerah Cordova.
Tindakan kaum ulama dan fukaha tidak hanya sampai di situ, bahkan
membawa pengaruh yang menyebabkan kaum filosof tidak disenangi lagi.
Semua buku Ibn Rusyd diperintahkan untuk dibakar, kecuali mengenai ilmu-
ilmu kedokteran, matematika dan astronomi. Ia pun diumumkan keseluruh
negeri sebagai penyeleweng dan menjadi kafir. Setelah Ibn Rusyd
dipindahkan ke Maroko dan meninggal di sana pada tahun 1198 dalam usia
72 tahun.

B. Karya-karya Ibn Rusyd


Ibn Rusyd adalah seorang ulama besar dan pengulas yang dalam
filsafat Aristoteles. Kegemarannya terhadap ilmu sukar dicari bandingnnya,
karena menurut riwayat, sejak kecil sampai tuanya ia tak pernah membaca
dan menelaah kitab, kecuali pada malam ayahnya meninggal dan dalam
perkawinan dirinya.
Karangannya meliputi berbagai-bagai ilmu, seperti fiqih, usul, bahasa,
kedokteran, astronom politik, akhlak dan filsafat. Tidak kurang dari sepuluh
ribu lembar yang telah ditulisnya. Buku-bukunya adakalanya merupakan
karangan sendiri, atau ulasan atau ringkasan. Karma sangat tinggi

4
penghargaannya terhadap aristoteles, maka tidak mengherankan jik ia
memberi perhatiannya yang besar untuk mengulaskan dan meringkaskan
filsafat Aristoteles. Buku-buku yang lain yang diulasnya adalah buku
Karangan Plato, Iskandar Aphrodisias, Plotinus, Galinus, Al-Farabi, Ibn Sina,
Al-Ghazali, dan Ibn Bajjah.Karya-karya aslinya dari Ibn Rusyd yang penting,
yaitu:
1. Tahafut al-Tahafut (The incoherence of the incoherence = kacau balau
yang kacau). Sebuah buku yang sampai ke Eropa, dengan rupa yang
lebih terang, daripada buku-bukunya yang pernah dibaca oleh orang
Eropa sebelumnya. Dalam buku ini kelihatan jelas pribadinya, sebagai
seorang muslim yang saleh dan taat pada agamanya. Buku ini lebih
terkenal dalam kalangan filsafat dan ilmu kalam untuk membela
filsafat dari serangan al-ghazali dalam bukunya yang berjudul Tahafut
al-Falasifah.
2. Kulliyat fit Thib (aturan Umum Kedokteran), terdiri atas 16 jilid.
3. Mabadiul Falasifah, Pengantar Ilmu Filsafat. Buku ini terdiri dari 12
bab.
4. Tafsir Urjuza, Kitab Ilmu Pengobatan.
5. Taslul, Tentang Ilmu kalam.
6. Kasful Adillah, Sebuah buku Scholastik, buku filsafat dan agama.
7. Muwafaqatil hikmatiwal Syari’ah, persamaan filafat degan agama.
8. Bidayatul Mujtahid, perbandingan mazhab dalam fiqh dengan
menyeutkan alasan-alasannya masing-masing.
9. Risalah al-kharaj (tentang perpajakan)
10. Al-da’awi, dan lain-lain.

C. Pemikirannya
Sebagai komentator Aristoteles tidak mengherankan jika pemikiran
Ibnu Rusyd sangat dipengaruhi oleh filosof Yunani kuno. Ibnu Rusyd
menghabiskan waktunya untuk membuat syarah atau komentar atas karya-
karya Aristoteles, dan berusaha mengembalikan pemikiran Aristoteles dalam
bentuk aslinya. Di Eropa latin, Ibnu Rusyd terkenal dengan nama Explainer

5
(asy-Syarih) atau juru tafsir Aristoteles. Sebagai juru tafsir martabatnya tak
lebih rendah dari Alexandre d’Aphrodise (filosof yang menafsirkan filsafat
Aristoteles abad ke-2 Masehi) dan Thamestius.
Dalam beberapa hal Ibnu Rusyd tidak sependapat dengan tokoh-tokoh
filosof muslim sebelumnya, seperti al-Farabi dan Ibnu Sina dalam memahami
filsafat Aristoteles, walaupun dalam beberapa persoalan filsafat ia tidak bisa
lepas dari pendapat dari kedua filosof muslim tersebut. Menurutnya
pemikiran Aristoteles telah bercampur baur dengan unsur-unsur Platonisme
yang dibawa komentator-komentator Alexandria. Oleh karena itu, Ibnu
Rusyd dianggap berjasa besar dalam memurnikan kembali filsafat Aristoteles.
Atas saran gurunya Ibnu Thufail yang memintanya untuk menerjemahkan
fikiran-fikiran Aristoteles pada masa dinasti Muwahhidun tahun 557-559 H.
Namun demikian, walaupun Ibnu Rusyd sangat mengagumi
Aristoteles bukan berarti dalam berfilsafat ia selalu mengekor dan menjiplak
filsafat Aristoteles. Ibnu Rusyd juga memiliki pandangan tersendiri dalam
tema-tema filsafat yang menjadikannya sebagai filosof Muslim besar dan
terkenal pada masa klasik hingga sekarang.

D. Biografi Muhammad Iqbal


Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot, Punjab Barat Laut. Mengenai
waktu kelahiran secara tepat, terdapat perselisihan, seperti dikemukakan oleh
A. Schinmel dalam The Date of M. Iqball`s Birth, bahwa kelahiran Iqbal
tanggal 22 februari 1873, tetapi dalam tesisnya, penyair (Iqbal) itu sendiri
menuliskan tanggal kelahiran 2 Dzul al-qaidah 1294 H / 1876 M. mengingat
tahun 1294 Hijriah dimulai bersamaan dengan januari 1877 M. bersesuaian
dengan 2 Dzul al-qaidah 1294 M, maka tanggal 9 November 1872
bersesuaian dengan perbedaan fase kehidupan Iqbal di callege dan
Universitas dibandingkan tahun 1973. Mengenai kekeliruan tanggal kelahiran
Muhammad Iqbal yang menyamakan tahun 1294 dengan 1876 dapat terjadi
karena kemungkinan reformasi yang ia terima dari bapaknya memang telah
keliru, kekeliruan bapaknya itu tampaknya karena itu lebih memperhatikan
tanggal Hijriah dibandingkan dengan tanggal Masehi, sehingga penulisan

6
tanggal hijriah lengkap sedangkan untuk masehinya hanya tahun saja yang
tertulis.
Keluarga Iqbal berasal dari Khamsir. Bapaknya seorang pedagang
kecil kemungkinan buta huruf, namun ia adalah seorang muslim yang sangat
ikhlas, shahih lahi sufi, yang mendorong anaknya untuk secara teratur
menghafal al-quran, demikian berpengaruh terhadap prilaku Iqbal dalam
hidupnya secara menyeluruh. Megenai nama ibunya Schimmul tidak
menyebutnya, namun dari syair yang dikutipnya tampak bahwa ibu Iqbal
adalah seorang wanita taat beragama, besar kecintaannya pada anaknya,
demukian pula Iqbal juga mencintainya. Jika pewarisan itu dapat terjadi
secara fisik berdasarkan gen, tampaknya demikian pula secara spiritual. Dan
inilah yang terjadi pada diri Iqbal yang lahir dari ibu bapak yang sama – sama
taat beragama. Iqbal belajar yang pertama kali di the Scottish Mission
College dikampung halamannya di Sialkot. Diantara guru-gurunya, selalu
memberikan dorogan bagi kemajuan pelajar muda itu yang tampak tertarik
pada sastra dan agama begitu cepat. Sesudah menikah, Iqbal hijrah ke Lahora
pada tahun 1895 untuk melanjutkan study tingkat atasnya : ke kota yang
merupakan salah satu pusat keagamaan dan kebudayaan di negara itu sejak
Ghaznawi berkuasa pada abad XI dan XII, dan khususnya pada priode akhir
Mongol di sekolah inilah Iqbal berjaya dapat bertemu dengan Orientalis
Inggris terkenal Sir Thomas Arnold yang segera menyadari kemampuan
Iqbal. Menurut Harun Nasution terdapat keterangan bahwa Sir Thomas
adalah yang mendorng pemuda iqbal untuk melanjutkan study di Inggris. Ia
berangkat ke Inggris pada tahun 1905 belajar falsafah dan hukum, guru
terkemukanya di Cambridge adalah nco-Hegelian Motaggart. Pada tahun
1907 ia meninggalkan Inggris menuju jerman, mempelajari bahasanya di
haidelbarg dan mengajukan tesisnya tentang perkembangan metafisika di
Persia (The development of Metaphisich in Persia) bulan November 1997 di
Universitas Munich.
Sesudah memperoleh gelar Dr. Phil dari Munich, Iqbal kembali ke
London, memberi kuliah di musim semi 1908 tentang topic – topic
keislaman, kemudian kembali ke India pada musim panas. Sejak itu ia

7
memberikan kuliah – kuliah tentang filsafat dan sastra inggris. Ia juga terjun
sebagai pengacara. Akan tetapi beberapa waktu kemudian ia berhenti
mengajar, untuk selanjutnya ia mengkonsentrasikan diri pada bidang hukum.
Pada akhir tahun 1928 dan minggu – minggu pertama tahun 1929 ia
memberikan kuliah di universitas tersebut yang kemudian dipublikasikan
dengan judul Six Lectures on the Recontruction thought in islam (pada edisi
berikutnya hanya : The Reconstruction…) merupakan esensi falsafah karya
iqbal. Dalam bidang politik, karir Iqbal mencapai puncaknya ketika di pilih
menjadi presiden Liga Muslimin pada tahun 1930 ketika itulah ia
mengemukakan gagasannya yang amat monumental tentang perlunya
mewujudkan negara tersendiri bagi kaum muslimin yang terpisah dengan
India yang Hindu.
Pada bulan – bulan terakhir tahun 1931 iqbal mengikuti konfrensi
meja bundar II di London. Sekembalinya dari sana ia menghadiri Kongres
Muslim Dunia di Jerussalem. Pada tahun 1932 Iqbal kembali lagi ke London
untuk menghadiri Konferensi Meja Bundar III. Di pagi hari tanggal 21 april
1938 ia meninggal dunia dalam usia 67 tahun. Dan memang ia meninggal
dengan senyum ketenangan, seraya bibirnya menyebut Allah.

E. Pemikiran – Pemikiran Iqbal


Sebenarnya semula sebelum pergi ke eropa – Iqbal adalah seorang
nasionalis India (an India nasionalist) yang menginginkan persatuan
komunitas muslim dan komunitas hindu dalam satu tanah air, India. Namun
setelah kembali dari eropa ia menjadi pelopor pan islam (a champion of
muslim nationhood).
1) Obsesi Iqbal mengenai terbentuknya negara tersendiri bagi komunitas
muslim tidaklah bertentangan dengan faham pan islam. Ia menyatakan
bahwa islam bukan nasionalisme dan bukan pula imperialisme,
melainkan sebuah lembaga bangsa – bangsa yang mengakui adanya
perbatasan – perbatasan artificial semua perbedaan rasial untuk
mempermudah perkenalan belaka, dan bukan untuk membatasi
cakrawala sosial para anggotanya.[18] Berdasarkan uraian ini tampak

8
bahwa sekalipun Iqbal secara eksplisit menolak nasionalisme, namun
secara implicit ia mengakui pentingnya nasionalisme yang
tersubordinasi pada pan islam. Ia memang menolak faham nasionalis
hanya karena di eropa faham tersebut mengandung bibit meterialisme
dan atheisme. Disamping itu ia curiga adanya “konsep hinduisme
dalam bentuk baru”. Pada faham nasionalis India.
2) Respon Iqbal terhadap stagnasi intelektual umat islam termasuk juga
komunitas muslim India ia sampaikan melalui kajian antara lain
tentang ego manusia: kebebasan dan keabadiannya. Iqbal
mengemukakan adanya kebebasan manusia, sebagai dasar adanya
pertanggung jawaban. Ia memandang ego sebagai “a free personal
causality”yang dengan demikian ia menolak faham jabariyah,
selanjutnya Iqbal mengemukakan bahwa faham tertutupnya pintu
ijtihad sebagai “purofiction” . Sebagai semata-mata fiksi, karena
ijtihad itu sebenarnya merupakan elan vital bagi dinamika islam, tentu
penutupan pintu ijtihad itu sama sekali tidak dapat dicarikan dasar
legitimatifnya. Iqbal melihat adanya kominasi kaum konsertatif
terhadap faham rasionalis dengan cara menggunakan otoritas syariat
untuk membuat umat tunduk dan diam, sebagai salah satu sebab
terjadinya kebekuan hukum islam yang pada gilirannya menjadikan
ijtihad sebagai suatu yang terlarang. Hal itu dilakukan semata-mata
demi stabilitas sosial untuk mendukung kesatuan politik. Dalam
kaitan dengan ini, upaya yang ditempuh oleh ibn taimiyah menolak
pendirian bahwa keempat mazhab telah membahas semua persoalan
yang dengan demikian ijtihad tidak diperlukan lagi, menarik minat
Iqbal
3) Selanjutnya Iqbal melihat kezuhudan juga turun bertanggung jawab
terhadap kemunduran umat, karena umat akan terbawa pada
penolakan hidup materi untuk semata mencurahkan seluruh potensi
pada ritus-ritus keagamaan semata. Dalam kaitannya dengan ini
tampaknya kezuhudan yang berpengaruh di India juga di persubur
oleh faham – faham keagamaan di luar islam seperti faham agama

9
budha, yang penganjur utamanya yaitu ghautama jelas-jelas telah
melepas kehidupan materialnya dalam upaya untuk menemukan
hakikat hidup nirwana.
Jatuhnya kota Baghdad menurut Iqbal merupakan puncak
penyebab kebekuan intelektual kaum muslimin. Seperti diketahui
Baghdad merupakan pusat kemajuan pemikiran islam sampai
pertengahan abad ketiga hijriyah. Ditambah lagi adanya sikap kaum
konserpatif menolak negara untuk pembaharuan dalam bidang hukum
islam untuk kemudian berpegang teguh pada produk ijtihad ulama
pada masa dahulu, benar – benar mempunyai peranan besar terhadap
terjadinya stagnasi intelektual tersebut. Terapi yang diberikan oleh
Iqbal ialah menghidupkan kembali upaya ijtihad secara bebas. Lebih
jauh iqbal mengemukakan pentingnya pemindahan otoritas ijtihad dari
wakil – wakil mazhab kepada dewan islam, dan ia menyatakan inilah
kemungkinan ijma` dewasa ini dapat terjadi. Ijtihad berarti upaya
mencurahkan segenap kemampuan intelektual, dan ini berarti
menempatkan akal pada kedudukan yang tinggi. Bahkan menurut
Iqbal ijtihad merupakan “the principle of movement in the structure of
islam”. Dengan demikian dalam konsep ijtihad terdapat pula aspek
perubahan , karena dengan adanya perubahan itulah ijtihad perlu
dilakukan. Dengan adanya perubahan, sekaligus perkandungan
dinamika kehidupan umat manusia, bahkan juga dinamika alam
semesta. Dari sinilah Iqbal amat cerdik sekali menemukan ajaran
dinamisme. Ia menangkap adanya prinsip dinamika hamper pada
semua segi, termasuk jatuh bangunnya suatu umat juga tidak terlepas
dari prinsip dinamika ini. Harun nasution menyimpulkan bahwa
faham dinamisme yang ditonjolkan inilah yang membuat Iqbal
mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan di India.
Memang terapi Iqbal dengan faham dinamikanya ini amat tepat dilihat
dari sudut keminoritasan komunitas muslim ditengah – tengah
komunitas hindu yang mayoritas, karena dengan menyuntikkan kapsul

10
dinamika itu kedalam komunitas muslim menyebabkan mereka dapat
tampil dengan eksistensi secara penuh.
Dalam syair-syairnya sebagaimana dinyatakan oleh harun
nasution Iqbal mendorong umat islam supaya bergerak dan jangan
tinggal diam, intisari hidup adalah gerak, sedang hukum hidup ialah
menciptakan, maka Iqbal berseru kepada umat islam supaya bangun
dan menciptakan dunia baru. Untuk keperluan ini umat islam harus
menguasai ilmu dan teknologi, dengan catatan agar mereka belajar
dan mengadopsi ilmu dari barat tanpa harus mengulangi kesalahan
barat memuja kekuatan materi yang menyababkan lenyapnya aspek
etika dan spiritual.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nama lengkap Ibn Rusyd yaitu Muhammad bin Ahmad bin
Muhammad yang bergelar Abul Walied, nama panggilannya Ibn Rusyd
kelahiran Cordova pada tahun 520 H / 1126 M. Ibn Rusyd adalah seorang
filosof Islam terbesar yang dibelahan barat dunia di Eropa pada zaman
pertengahan dengan sebutan “Averrois”.
Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot, Punjab Barat Laut. Mengenai
waktu kelahiran secara tepat, terdapat perselisihan, seperti dikemukakan oleh
A. Schinmel dalam The Date of M. Iqball`s Birth, bahwa kelahiran Iqbal
tanggal 22 februari 1873, tetapi dalam tesisnya, penyair (Iqbal) itu sendiri
menuliskan tanggal kelahiran 2 Dzul al-qaidah 1294 H / 1876 M.
Keluarga Iqbal berasal dari Khamsir. Bapaknya seorang pedagang
kecil kemungkinan buta huruf, namun ia adalah seorang muslim yang sangat
ikhlas, shahih lahi sufi, yang mendorong anaknya untuk secara teratur
menghafal al-quran, demikian berpengaruh terhadap prilaku Iqbal dalam
hidupnya secara menyeluruh. Megenai nama ibunya Schimmul tidak
menyebutnya, namun dari syair yang dikutipnya tampak bahwa ibu Iqbal
adalah seorang wanita taat beragama, besar kecintaannya pada anaknya,
demukian pula Iqbal juga mencintainya.

B. Saran
Semoga makalh ini dapat bermanfaat, dan kita dapat meneladani sifat
dari keteladanan Muhammad Iqbal dan Ibnu Rusyd. Penulis menyadari
bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu penulis
meinta kritik dan saran yang dapat membangun untuk pembuatan makalah
berikutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Gado-gado. Tahun 2018. Makalah Meneladani Tokoh Tawashuf Ibnu Rasyd


dan Muhammad Iqbal. http://gad0-gado.blogspot.com/2018/02/pendahuluan-a.html.
08 Februari 2020.

13

Anda mungkin juga menyukai