Tahun Pelajaran 2022/2023 SMKN 1 JENANGAN PONOROGO A. Riwayat Hidup Ibnu Rusyd Nama lengkapnya adalah Abu al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd yang lahir di Kordoba pada tahun 520 H/ 1126 M dari keluarga hakim. Setelah menguasai fikih, ilmu kalam, dan sastra arab dengan baik, ia menekuni matematika, fisika, astronomi, kedokteran, logika, dan filsafat. Ia berhasil menjadi ulama dan sekaligus filsuf yang tak tertandingi. Setelah diperkenalkan oleh Ibnu Thufail kepada Sultan Daulah Muwwahidun, Sultan Abu Ya‟qub Yusuf pada tahun 564 H/ 1169 M meminta Ibnu Rusyd menulis ulasan atas karya-karya Aristoteles.17 Ibnu Rusyd memiliki nama nisbat al-Qurthubi dan al-Andalusi. Tanggal dan bulan kelahirannya tidak diketahui secara pasti, namun telah jelas bahwa IbnRusyd “sang cucu” ini lahir sebulan sebelum kematian “sang kakek “, yaitu pada tahun 1126 (520 H), atau sekitar lima belastahun setelah kematian Abu Hamid AlGhazali, seorang tokoh yang cukup penting dalam kaitan dengan pembahasan pemikiran IbnRusyd. Ayahnya bernama Ahmad Ibn Muhammad (487-563 H) adalah seorang faqih terkemuka dan juga pernah menjabat sebagai Qadhi di Cordova, demikian juga kakeknya yang bernama Muhammad bin Ahmad bin Rusyd al-Miliki adalah seorang faqih bermadzhab Maliki dan Hafizh terkemuka pada zamannya, di samping pernah menduduk ijabatan sebagai qadhi al-qudhah (semacam hakim agung) di kota yang sama untuk seluruh Andalusia. Pada mulanya Ibnu Rusyd mendapat kedudukan yang baik dari Khalifah Abu Yusuf Al-Mansur (masa kekusaannya 1148 – 1194 M) sehingga ia pada waktu itu Ibnu Rusyd menjadi raja semua pikiran, tidak ada pendapat kecuali pendapatnya, dan tidak ada kata-kata kecuali kata-katanya. Akan tetapi, keadaan tersebut segera berubah karena ia dipersonanongratakan oleh Al-Mansur dan dikurung di suatu kampung Yahudi bersama Alisanah sebagai akibat fitnahan dan tuduhan telah keluar dari Islam yang dilancarkan oleh golongan penentang filsafat , yaitu para fuqaha masanya. Dalam beberapa bahasa di Dunia Barat, nama Ibn Rusyd ditulis dan diucapkan bermacam- macam, seperti Ibin-Rosdin, Fillius Rosadis, Ibn Rusid, Ben Raxid, Ibn-Ruschod, Ben Resched, Aben-Rassd, Aben Rois, Aben-Rasd, Aben-Rust, Avenrosd, Avenryz, Adveroys, Benroist, Avenroyth, Averroysta, dan sebagainya. Hanya saja dari sekian banyak nama yang diucapkan, yang sangat terkenal dan biasa dipergunakan untuk menyebut Ibn Rusyd adalah nama Averroes atau Ibn Rushd. Dalam bidang kedokteran ia belajar pada Abu Ja'far Harun At Tirjali dan Abu Marwan bin Kharbul. Dalam bidang filsafat, Ibn Rusyd belajar pada Ibn Bajjah, yang di barat dikenal dengan Avinpace, filosof besar di Eropa sebelum Ibnu Rusyd. Selain itu, ia juga berhubungan dengan dokter Abu Marwan bin Zuhr dan raja Dinasti Muwahhidun. Pada tahun 1153 Ibn Rusyd pindah ke maroko, memenuhi permintaan Khalifah Abd al-Mu‟min, khalifah pertama dari Dinsti Muwahiddin, khalifah ini banyak membangun sekolah dan lembaga ilmu pengetahuan, ia meminta Ibn Rusyd untuk membantunya mengelola lembagalembaga tersebut. Di dalam riwayat pendidikannya tergambar bagaimana Ibn Rusyd termotivasi menggeluti bidang-bidang keilmuan, baik karena faktor lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial tempat ia tumbuh dan berkembang. B. Masa Karir Intelektual Politik Ibn Rusyd Ibn Rusyd bukanlah filosof muslim pertama di Andalusia, karena sebelumnya telah muncul beberapa filosof dan ilmuan penting di kawasan barat di Dunia Islam itu, seperti Ibn Masarrah al- Qurthubi, Ibn Hazam al-Qurthubi, Ibn Bajjah, dan Ibn Thufail. Akan tetapi Ibn Rusyd dianggap oleh para ahli sebagai filosof muslim terbesar dari Andalusia, dan-sebagaimana di nyatakan oleh Corbin-masa Ibn Rusyd merupakan puncak kebesaran filsafat Islam, yang setelah kematiannya tidak tampak kemunculan filosof besar dariwilayah negeri tersebut. Dan Nurcholish Madjid mencatat, bahwa yang lebih menarik darik figur Ibn Rusyd dalam peta dunia pemikiran Islam, adalah kesungguhan dan ketulusannya melakukan upaya harmonisasi antar agama dan filsafat, yang kesungguhannya melebihi Al-Kindi, Al-Farabi. Ibn Sina, dan lainnya. Sebagaimana disebut di atas bahwa Ibn Rusyd berasal dari keluarga yang mempunyai otoritas dalam hokum dan politik. Ayah dan kakeknya di samping sebagai faqih dalam madzhab Maliki juga pernah menduduki jabatan penting sebagai qadhi, maka demikian juga Ibn Rusyd.
C. Karya-karya Ibn Rusyd
Produktifitas karangan-karangannya itu karena dia memang sosok yang mengabdikan ilmu baik lewat belajar mengajar, membaca dan mengarang buku.Tidak satu haripun yang lewat tanpa belajar kecuali dua malam saja, yaitu malam perkawinannya dan meninggalnya sang ayah.26Ibnu Rusyd memang banyak mengarang buku, tetapi yang asli berbahasa Arab sampai ke tangan kita sekarang hanya sedikit. Sebagian darinya adalah buku-buku yang telah diterjemahkan ke dalam Latin dan Yahudi. Sebagian besar karya Ibn Rusyd musnah bertahun-tahun terakhir hidupnya, yaitu ketika dirinya diterpa fitnah, dimana penguasa yang dikarenakan dorongan dan dukungan para ulama atau mereka yang disebut sebagai agamawan memusuhinya karena pergumulannya dengan filsafat, menganggap Ibnu Rusyd telah menyeleweng dari akidah yang benar. Maka beberapa tokoh yang dituduh telah mempelajari filsafat dan ilmu-ilmu kuno („ulum al-awa‟il) diasingkan dan buku-bukunya pun dibakar atas perintah Khalifah, kecuali buku-buku tentang kedokteran, hitung matematika, dan astronomi. Karangannya meliputi berbagai-bagai ilmu, seperti : fiqh, usul, bahasa, kedokteran, astronomi, politik, akhlak, dan filsafat. Tidak kurang dari sepuluh ribu lembar yang telah ditulisnya. Buku-bukunya adakalanya merupakan karangan sendiri, atau ulasan, atau ringkasan. Karena sangat tinggi penghargaannya terhadap Aristoteles, maka tidak mengherankan kalau ia memberikan perhatiannya yang besar untuk mengulaskan dan meringkaskan filsafat Aristoteles. Buku-buku lain yang telah diulasnya ialah buku-buku karangan Platon, Iskandar Aphrodisias, Platinus, Galinus, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, dan Ibnu Bajjah.28Ibn Rusyd adalah seorang filosof Muslim terbesar di Barat pada Abad Pertengahan. Demikian juga pengakuan Henry Corbin, dan pada Masa Ibn Rusyd itu filsafat Islam mencapai puncaknya. Ia termasuk salah satu tokoh pemikir yang sangat produktif. Karya-karyanya meliputi berbagai bidang, seperti filsafat, kalam, fiqih, falak, nahwu, dan kedokteran. Di antara karangan-karangannya dalam soal filsafat ialah : 1. Tahafutul Tahafut, Kitab ini berupaya menjabarkan dengan menyanggah butir demi butir keberatan terhadap al-Ghazali. Tahafut at-Tahafut lebih luwes daripada fashl dalam menegaskan keunggulan agama yang didasarkan pada wahyu atas akal yang dikaitkan dengan agama yang murni rasional. Akan tetapi, Tahafut at-Tahafut juga setia kepada Fashl, melalui pandangan terhadap diri Nabi yang mempunyai akl aktif untuk melihat gambarangambaran secara rasional. Seperti halnya juga para filsuf, dan yang mengubah gambaran-gambaran tersebut dengan mengubah imajinasi menjadi simbolsimbol yang sesuai kebutuhan orang awam. Dengan demikian, rasioanlisme religius Ibnu Rusyd bukan sekedar reduksionisme, seperti halnya paham AlMuwahhidun, ini merupakan keyakinan pada kemungkinan untuk membangun kemabli rantai penalaran secara aposteriori.29 2. Risalah fi Ta‟alluqi „Ilmillahi „an „Adami Ta‟alluqihi bil-juziyat. 3. Tafsiru ma ba‟dath-Thabiat. 4. Fashlul-Maqal fi ma Bainal-himaah wasy-Syirah Minal-Ittishal (ilmu kalam) . Berisi keterangan yang menunjukkan adanya persesuaian antara filsafat dan syari‟ah 5. Al-Kasyfu „an Manahjil „Adilag fi „aqaidi Ahli Millah. 6. Naqdu Nadhrariyat Ibnu Sina „Anil-Mukmin Lidzatihi wal Mukmin Ligharihi. 7. Risalah fil-Wujudil-Azali wal-Wujudil- Muaqqat. 8. Risalah fil-Aqli wal-Ma‟quili.Bidayatul-Mujtahid, ilmu fiqh yang Berisi perbandingan mazhab dalam fiqh dengan menyebutkan alasan masingmasing. Mengenai Ijma‟ ini, tidak satupun karya Ibn Rusyd yang secara khusus membicarakannya. Pandangannya mengenai ijma‟ tersebar di berbagai karyanya seperti dalam Bidayat al-mujtahid dan Fashl al-Maqal secara acak. Ibn Rusyd menganggap ijma‟ sebagai sumber hukum islam yang tidak berdiri sendiri.