BAB II
Nama lengkapnya adalah Abu al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd yang lahir di
Kordoba pada tahun 520 H/ 1126 M dari keluarga hakim. Setelah menguasai
fikih, ilmu kalam, dan sastra arab dengan baik, ia menekuni matematika, fisika,
astronomi, kedokteran, logika, dan filsafat. Ia berhasil menjadi ulama dan
sekaligus filsuf yang tak tertandingi. Setelah diperkenalkan oleh Ibnu Thufail
kepada Sultan Daulah Muwwahidun, Sultan Abu Ya‟qub Yusuf pada tahun 564
H/ 1169 M meminta Ibnu Rusyd menulis ulasan atas karya-karya Aristoteles.17
IbnRusyd memiliki nama nisbat al-Qurthubi dan al-Andalusi. Tanggal dan bulan
kelahirannya tidak diketahui secara pasti, namun telah jelas bahwa IbnRusyd
“sang cucu” ini lahir sebulan sebelum kematian “sang kakek “, yaitu pada tahun
1126 (520 H), atau sekitar lima belastahun setelah kematian Abu Hamid Al-
Ghazali, seorang tokoh yang cukup penting dalam kaitan dengan pembahasan
pemikiran IbnRusyd. Ayahnya bernama Ahmad Ibn Muhammad (487-563 H)
adalah seorang faqih terkemuka dan juga pernah menjabat sebagai Qadhi di
Cordova, demikian juga kakeknya yang bernama Muhammad bin Ahmad bin
Rusyd al-Miliki adalah seorang faqih bermadzhab Maliki dan Hafizh terkemuka
pada zamannya, di samping pernah menduduk ijabatan sebagai qadhi al-qudhah
(semacam hakim agung) di kota yang sama untuk seluruh Andalusia.18
Pada mulanya Ibnu Rusyd mendapat kedudukan yang baik dari Khalifah Abu
Yusuf Al-Mansur (masa kekusaannya 1148 – 1194 M) sehingga ia pada waktu itu
Ibnu Rusyd menjadi raja semua pikiran, tidak ada pendapat kecuali pendapatnya,
dan tidak ada kata-kata kecuali kata-katanya. Akan tetapi, keadaan tersebut segera
17
Amroeni, 2010, Filsafat Islam Buat Yang Pengen Tahu, Jakarta: Erlangga, hal.73
18
el-Hady, Aminullah, 2004, IbnuRusyd Membela Tuhan: Filsafat Ketuhanan Ibnu Rusyd,
Surabaya: lembaga pengkajian Agama dan masyarakat (LPAM), hal. 25-28
12
13
Dalam beberapa bahasa di Dunia Barat, nama Ibn Rusyd ditulis dan diucapkan
bermacam-macam, seperti Ibin-Rosdin, Fillius Rosadis, Ibn Rusid, Ben Raxid,
Ibn-Ruschod, Ben Resched, Aben-Rassd, Aben Rois, Aben-Rasd, Aben-Rust,
Avenrosd, Avenryz, Adveroys, Benroist, Avenroyth, Averroysta, dan sebagainya.
Hanya saja dari sekian banyak nama yang diucapkan, yang sangat terkenal dan
biasa dipergunakan untuk menyebut Ibn Rusyd adalah nama Averroes atau Ibn
Rushd.Dibarat (eropa) Ibnu Rusyd dikenal dengan nama Averoes dan dialah
filosuf islam yang terkenal dan paling berpengaruh di Eropa. Terutama terhadap
Skolastik Latin lebih lebih besar daripada Ibu Sina (Avicenna). Kayanya yang
menyebabkan sangat berpengaruh di Eropa itu ialah hasil karangannya dan
terjemahannya dalam bahasa Arab tentang filsafat Aristoteles. Eropa dapat
mengenal Aristoteles lebih banyak berkat Ibnu Rusydi di Eropa. 20
Di bawah asuhan keluarga yang terdidik dan terpandang, serta kondisi politis
inilah Ibn Rusyd lahir dan berkembang menjadi dewasa. Ia mempelajari ilmu fiqih
dan ayahnya, sehingga dalam usianya yang masih muda Ibn Rusyd telah
menghafal kitab Al Muwaththa karangan Imam Malik. Pendidikannya dimulai
sejak kecil di keluarganya yang alim. Kakek dan ayahnya adalah penganut
mazhab maliki. Ibnu Rusyd juga meriwayatkan hadis dan mnghafal Al
Muwaththa' karya Imam Malik atas bimbingan sang ayah. Setelah menginjak
remaja. Ia terdorong keluar dari lingkar kalurga dalam menuntut ilmu. Para fuqaha
yang menonjol di kawasan Andalusia kala itu didatangi Ibnu Rusyd sebagai guru
untuk ditimba ilmunya. Di antara para fuqaha itu antara lin Abu Al Aim
19
Sudarsono, 2010,Filsafat Islam,Jakarta: PT RINEKA CIPTA, hal.93
20
Bakry Hasbullah, 1984, Disekitar Filsafat Skolastik Islam, Jakarta: Tintamas, hal.68
14
Basykawal, Abu Marwan bin Masarrah, Abu Bakar bin Samhun, Abu Ja'far bin
Abdul Aziz, Abdullah Al Maziri, dan Abu Muhammad bin Rizq. 21
Dalam bidang kedokteran ia belajar pada Abu Ja'far Harun At Tirjali dan Abu
Marwan bin Kharbul. Dalam bidang filsafat, Ibn Rusyd belajar pada Ibn Bajjah,
yang di barat dikenal dengan Avinpace, filosof besar di Eropa sebelum Ibnu
Rusyd. Selain itu, ia juga berhubungan dengan dokter Abu Marwan bin Zuhr dan
raja Dinasti Muwahhidun. Pada tahun 1153 Ibn Rusyd pindah ke maroko,
memenuhi permintaan Khalifah Abd al-Mu‟min, khalifah pertama dari Dinsti
Muwahiddin, khalifah ini banyak membangun sekolah dan lembaga ilmu
pengetahuan, ia meminta Ibn Rusyd untuk membantunya mengelola lembaga-
lembaga tersebut. Pada tahun 111169 risalah pokok tentang medis, al-Risalah,
telah diselesaikannya, dan tahun yang sama pula, ia diperkenalkan oleh Ibn
Thufail kepada Khalifah Abu Ya‟qub. Hasil dari poertemuan ini Ibn Rusyd
diangkat sebagai qadhi di Saville. Ia memanfatkan kesempatan tersebut dengan
sebaik-baiknya. Diriwayatkan bahwa Ibnu Rusyd hanya dua malam melewatkan
begitu saja tanpa membaca dan menulis, yaitu malam meninggal ayahnya dan
malam perkewinannya. Semenjak itu, ia mulai menafsirkan karya-karya
Aristotoles atas permintaan Khalifah tersebut. Keberhasilan menafsirkan karya-
karya Aristoteles ini menjadikan ia terkenal dengan gelar “Komentar Aristoteles.
dua tahun setelah menjadi qadhi di Saville, ia kembali ke Cordova menduduki
jabatan hakim agung (qadhi al-qudhat). Selanjutnya pada tahun 1182 ia bertugas
sebagai dokter Khalifah di istana al-muwahhidin, Maroko menggantikan Ibn
Thufail.22Kehidupannya sebagian besar digunakan untuk menjalani tugas sebagai
hakim dan dokter, tapi di barat ia dikenal sebagai filofof yang banyak mengkaji
dan mengomentarai pemikiran Aristoteles. Ibnu Rusyd termasuk seorang jenius
yang pengetahuannya ensiklopedis. Ia banyak menghasilkan karya tulis dalam
berbagai bidang. Ia ahli hukum Islam, filsafat, cakap dalam kedokteran, kalam,
bahasa, fisika, dan astronomi. Ia wafat pada sekitar tahun 5951198 M dengan
meninggalkan banyak warisan keilmuan yang dikenal Barat dan Timur.
21
C.A. Qadir.1991 “Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam” Jakata : Yayasan Obor.
22
http://fadlyrasta.blogspot.com/2011/04/ibnu-rusyd-sang-filosof-muslim.html
15
23
http://rachmatfatahillah.blogspot.com/2011/10/biografi-ibn-rusyd-karya-kontribusi.html
16
Nurcholish Madjid mencatat, bahwa yang lebih menarik darik figur Ibn Rusyd
dalam peta dunia pemikiran Islam, adalah kesungguhan dan ketulusannya
melakukan upaya harmonisasi antar agama dan filsafat, yang kesungguhannya
melebihi Al-Kindi, Al-Farabi. Ibn Sina, dan lainnya. Sebagaimana disebut di atas
bahwa Ibn Rusyd berasal dari keluarga yang mempunyai otoritas dalam hokum
dan politik. Ayah dan kakeknya di samping sebagai faqih dalam madzhab Maliki
juga pernah menduduki jabatan penting sebagai qadhi, maka demikian juga Ibn
Rusyd.
Pada tahun 1169 (565 H) Ibn Rusyd diangkat menjadi qadhi di kota Seville.
Setelah dua tahun menduduk ijabatan tersebut, Ibn Rusyd kemudian diangkat
menjadi pejabat qadhi di Cordova pada tahun 1171 (567 H). dengan jabatannya
yang terakhir ini Ibn Rusyd sering melakukan perjalanan (Dinas) dari dan ketiga
kota besar di kerajaan Muwahhidin itu. Oleh karenanya kadang-kadang Ibn Rusyd
dapat dijumpai di Marakisy, kadang-kadang di Seville, dan kadang-kadang juga di
Cordova. Kemudian pada tahun 1179 (575 H) Ibn Rusyd diangkat menjadi qadhi
17
di Seville untuk kedua kalinya. Pada tahun 1182 (578 H) Ibn Rusyd diundang ke
Marikisy Untuk diangkat menjadi dokter istana bagi khalifah Abu Ya‟qub Yusuf,
menggantikan Ibn Thufail, meskipun telah meletakan jabatannya sebagai dokter
istana namun Ibn Rusyd masih menjabat sebagai wazir. Akan tetapi tidak
seberapa lama kemudian Ibn Thufail pun meninggal dunia pada tahun 1185 (580
H). Pada tahun 1184 (580 H), Khalifah Abu Ya‟qub Yusuf meninggal dunia dan
kekuasaan di gantikan oleh putranya, Abu Yusuf Ya‟qub yang bergelar al-
Manshur. Padamulanya Khalifah baru ini memperlakukan Ibn Rusyd dengan baik
sebagaimana pendahulunya, dan Ibn Rusyd pun masih sempat memperoleh
penghormatan sebagaimana sebelumnya, bahkan Ibn Rusyd sangat bersahabat
dengan Abu Yusuf Ya‟qub. Akan Tetapi keadaan tersebut menjadi berubah sejak
khalifah Abu Yusuf Ya‟qub tidak mendapat dukungan dari para fuqaha Andalusia
untuk melakukan serangan terhadap kaum Kristen Andalusia. Pada akhirnya Ibn
Rusyd menjadi korban fitnah, sehingga Ibn Rusyd diberhentikan dari segala tugas
dan kedudukan, lalu diusir dari Marakisy dan diasingkan ke Lucena (Lausanne)
padatahun 1195, sebuah kota kecil di sebelah tenggara Cordova, yang merupakan
daerah “pembuangan” dandulu merupakan pemukiman orang-orang Yahudi.
Khalifah menjatuhkan putusannya itu semata-mata didasarkan atas laporan orang-
orang yang mengadukan sikap, perilaku, dan pandangan teologis Ibn Rusyd. Jadi
Khalifah tidak menjatuhkan hukuman itu kecuali berdasar informasi-informasi
yang diterimanya.24
24
Ibid: Op. Cit: Hal: 31-38
18
25
http://kisahislamikita.blogspot.com/2012/02/ibn-rusyd.html
19
buku.Tidak satu haripun yang lewat tanpa belajar kecuali dua malam saja, yaitu
malam perkawinannya dan meninggalnya sang ayah. 26Ibnu Rusyd memang
banyak mengarang buku, tetapi yang asli berbahasa Arab sampai ke tangan kita
sekarang hanya sedikit. Sebagian darinya adalah buku-buku yang telah
diterjemahkan ke dalam Latin dan Yahudi.
Sebagian besar karya Ibn Rusyd musnah bertahun-tahun terakhir hidupnya,
yaitu ketika dirinya diterpa fitnah, dimana penguasa yang dikarenakan dorongan
dan dukungan para ulama atau mereka yang disebut sebagai agamawan
memusuhinya karena pergumulannya dengan filsafat, menganggap Ibnu Rusyd
telah menyeleweng dari akidah yang benar. Maka beberapa tokoh yang dituduh
telah mempelajari filsafat dan ilmu-ilmu kuno („ulum al-awa‟il) diasingkan dan
buku-bukunya pun dibakar atas perintah Khalifah, kecuali buku-buku tentang
kedokteran, hitung matematika, dan astronomi.27
26
Zainal Abidin Ahmad, 1975, Riwayat Ibnu Rusyd Filosof Islam Terbesar di Barat, Jakarta:
Bulan Bintang, hal.32
27
El- Hady Aminullah, 2004, Ibnu Rusyd Membela Tuhan: Filsafat Ketuhanan Ibn Rusyd,
Surabaya: LPAM, hal. 41-42.
28
Ibid: Op. Cit: hal. 94-95
20
29
http://syafieh.blogspot.com/2013/05/pemikiran-filsafat-islam-ibnu-rusyd.html#ixzz3OVjizqO1
21
tidak berdiri sendiri. Yakni bahwa ijma‟ bias abash sebagai sumber hokum
apabila ada sandaran salah satu atau lebih sumber hukum Islam yang lain
yaitu al-Qur‟an, hadits dan ijtihad. Hal ini dinyatakan dalam Bidayatul al-
Mujtahid. Dengan mengikuti tradisi para mujtahid, Ibn Rusyd membagi ijma‟
menjadi dua jenis. Pertama, ijma‟ yang terjadi karena kebulatan suara dari
para mujtahid dan masyarakat umum mengenai hal-hal yang fundamental
dalam islam seperti mengenai shalat, zakat, dan sebagainya. Kedua, ijma‟
yang terjadi karena konsensus dari para mujtahid sendiri dalam hal ini orang
umum secara otomatis menyetujui konsensus para mujtahid tersebut. Ijma‟
jenis kedua ini berkenaan dengan hal-hal yang tidak fundamental dalam islam
tetapi hanya rincian-rincian dari fundamental-fundamental tersebut.
Atas dasar itu semua, Ibn Rusyd menunjukkan adanya nash dalam syara‟
di mana terjadi ijma‟ kaum Muslimin untuk berpegang kepada arti lahirnya,
ada nash yang lain dimana ijma‟ mereka sepakat untuk menta‟wilnya dan
nash yang lain lagi di mana ijma‟ mereka memutuskan bahwa nash itu
diperselisihkan apakah perlu dita‟wil atau tidak. Lebih lanjut Ibn Rusyd
menyatakan bahwa ijma‟ hanya bisa terjadi pada hal-hal yang praktis tidak
pada hal-hal yang bisa teoritis. Memang pada awalnya, Ibnu Rusyd seakan-
akan menyebut kemungkinan adanya ijma‟ pada hal-hal teoritis itu dengan
syarat-syarat tertentu yang dia sebutkan. Namun setelah disimak dengan
seksama syarat-syarat tersebut, ternyata lebih menunjukkan kepada ketidak-
mungkinan. Dan itu bisa dilihat dari kesimpulan yang diambilya. 30Manahij al
Adillah fi Aqaidi Ahl al-Millah (ilmu kalam), Buku ini menguraikan tentang
pendirian aliran ilmu Kalam dan hikmah-hikmahnya.
Berikut ini adalah karya-karya Ibn Rusyd yang berhasil dihimpun dari
berbagai sumber, terutama dari Mawsu‟ab al-Falsafah dan Ibn Rusyd wa al-
Rusydiyyah, atau kecuali jika disebutkan sumber lain.
30
Yusuf suyudono, 2008, bersama ibn rusyd menengahi filsafat dan ortodoksi, Semarang:
Walisongo press, hal. 27-28
22
Buku-buku yang dikarang oleh Ibnu Rusyd banyak sekali dari berbagai
disiplin ilmu: Filsafat, Kedokteran, Politik, Fikih, dan masalah-masalah agama.
sebagian karya-karyanya banyak yang hilang dan ada juga yang dibakar
dikeranakan beberapa sebab diantaranya. Pertama, tulisan-tulisannya yang asli
bahasa arab mengandung anti filsafat dan filosof. Kedua, di Timur ilmu dan
filsafat mulai dikurbankan demi berkembangnya gerakan-gerakan mistis dan
keagamaan, akibat dari pertarungan antara kaum agamawan dan filosof
mengakibatkan Ibnu Rusyd mendapatkan celaan dan siksaan serta diusirnya dia
dari tanah kelahirannya sampai-sampai beliau dianggap sebagai mulhid. Latar
belakang dari pertarungan itu hanya untuk mendapatkan kekuasaan politik.
buku ini memuat pandangan kontroversial Ibn Rushd yang pernah
menggemparkan dunia Eropa pertengahan abad ke-13.
1. Buku lainnya yang juga penting dalam bidang hukum Islam/fiqh, adalah
Bidayah al-Mujtahid (permulaan bagi Mujtahid). Buku ini merupakan
suatu studi perbandingan hukum Islam, di mana di dalamnya diuraikan
pendapat Ibn Rusyd dengan mengemukakan pendapat-pendapat imam-
imam mazhab.
2. Kitab al Kulliyat fi al Thib, telah diterjemahkan dalam bahasa Latin
dengan judul Coliget
3. Dhamimah li Masalah al Qadim.
Antara karya besar pernah dihasilkan Ibnu Rusyd ialah „Kulliyah fit-
Thibb‟yang mengandungi 16 jilid ilmu perubatan secara umum; „Mabadil
Falsafah‟ (Pengantar Ilmu Falsafah); „Tafsir Urjuza‟ yang membicarakan
perubatan dan tauhid. Karya lain, „Taslul‟ buku mengenai ilmu kalam; „Kasyful
31
El-Hady Aminullah, Ibit, hal. 41-48
25
32
http://kisahislamikita.blogspot.com/2012/02/ibn-rusyd.html