Anda di halaman 1dari 14

12

BAB II

BIOGRAFI IBN RUSYD

A. Riwayat Hidup Ibnu Rusyd

Nama lengkapnya adalah Abu al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd yang lahir di
Kordoba pada tahun 520 H/ 1126 M dari keluarga hakim. Setelah menguasai
fikih, ilmu kalam, dan sastra arab dengan baik, ia menekuni matematika, fisika,
astronomi, kedokteran, logika, dan filsafat. Ia berhasil menjadi ulama dan
sekaligus filsuf yang tak tertandingi. Setelah diperkenalkan oleh Ibnu Thufail
kepada Sultan Daulah Muwwahidun, Sultan Abu Ya‟qub Yusuf pada tahun 564
H/ 1169 M meminta Ibnu Rusyd menulis ulasan atas karya-karya Aristoteles.17
IbnRusyd memiliki nama nisbat al-Qurthubi dan al-Andalusi. Tanggal dan bulan
kelahirannya tidak diketahui secara pasti, namun telah jelas bahwa IbnRusyd
“sang cucu” ini lahir sebulan sebelum kematian “sang kakek “, yaitu pada tahun
1126 (520 H), atau sekitar lima belastahun setelah kematian Abu Hamid Al-
Ghazali, seorang tokoh yang cukup penting dalam kaitan dengan pembahasan
pemikiran IbnRusyd. Ayahnya bernama Ahmad Ibn Muhammad (487-563 H)
adalah seorang faqih terkemuka dan juga pernah menjabat sebagai Qadhi di
Cordova, demikian juga kakeknya yang bernama Muhammad bin Ahmad bin
Rusyd al-Miliki adalah seorang faqih bermadzhab Maliki dan Hafizh terkemuka
pada zamannya, di samping pernah menduduk ijabatan sebagai qadhi al-qudhah
(semacam hakim agung) di kota yang sama untuk seluruh Andalusia.18

Pada mulanya Ibnu Rusyd mendapat kedudukan yang baik dari Khalifah Abu
Yusuf Al-Mansur (masa kekusaannya 1148 – 1194 M) sehingga ia pada waktu itu
Ibnu Rusyd menjadi raja semua pikiran, tidak ada pendapat kecuali pendapatnya,
dan tidak ada kata-kata kecuali kata-katanya. Akan tetapi, keadaan tersebut segera

17
Amroeni, 2010, Filsafat Islam Buat Yang Pengen Tahu, Jakarta: Erlangga, hal.73
18
el-Hady, Aminullah, 2004, IbnuRusyd Membela Tuhan: Filsafat Ketuhanan Ibnu Rusyd,
Surabaya: lembaga pengkajian Agama dan masyarakat (LPAM), hal. 25-28

12
13

berubah karena ia dipersonanongratakan oleh Al-Mansur dan dikurung di suatu


kampung Yahudi bersama Alisanah sebagai akibat fitnahan dan tuduhan telah
keluar dari Islam yang dilancarkan oleh golongan penentang filsafat , yaitu para
fuqaha masanya.19

Dalam beberapa bahasa di Dunia Barat, nama Ibn Rusyd ditulis dan diucapkan
bermacam-macam, seperti Ibin-Rosdin, Fillius Rosadis, Ibn Rusid, Ben Raxid,
Ibn-Ruschod, Ben Resched, Aben-Rassd, Aben Rois, Aben-Rasd, Aben-Rust,
Avenrosd, Avenryz, Adveroys, Benroist, Avenroyth, Averroysta, dan sebagainya.
Hanya saja dari sekian banyak nama yang diucapkan, yang sangat terkenal dan
biasa dipergunakan untuk menyebut Ibn Rusyd adalah nama Averroes atau Ibn
Rushd.Dibarat (eropa) Ibnu Rusyd dikenal dengan nama Averoes dan dialah
filosuf islam yang terkenal dan paling berpengaruh di Eropa. Terutama terhadap
Skolastik Latin lebih lebih besar daripada Ibu Sina (Avicenna). Kayanya yang
menyebabkan sangat berpengaruh di Eropa itu ialah hasil karangannya dan
terjemahannya dalam bahasa Arab tentang filsafat Aristoteles. Eropa dapat
mengenal Aristoteles lebih banyak berkat Ibnu Rusydi di Eropa. 20

Di bawah asuhan keluarga yang terdidik dan terpandang, serta kondisi politis
inilah Ibn Rusyd lahir dan berkembang menjadi dewasa. Ia mempelajari ilmu fiqih
dan ayahnya, sehingga dalam usianya yang masih muda Ibn Rusyd telah
menghafal kitab Al Muwaththa karangan Imam Malik. Pendidikannya dimulai
sejak kecil di keluarganya yang alim. Kakek dan ayahnya adalah penganut
mazhab maliki. Ibnu Rusyd juga meriwayatkan hadis dan mnghafal Al
Muwaththa' karya Imam Malik atas bimbingan sang ayah. Setelah menginjak
remaja. Ia terdorong keluar dari lingkar kalurga dalam menuntut ilmu. Para fuqaha
yang menonjol di kawasan Andalusia kala itu didatangi Ibnu Rusyd sebagai guru
untuk ditimba ilmunya. Di antara para fuqaha itu antara lin Abu Al Aim

19
Sudarsono, 2010,Filsafat Islam,Jakarta: PT RINEKA CIPTA, hal.93
20
Bakry Hasbullah, 1984, Disekitar Filsafat Skolastik Islam, Jakarta: Tintamas, hal.68
14

Basykawal, Abu Marwan bin Masarrah, Abu Bakar bin Samhun, Abu Ja'far bin
Abdul Aziz, Abdullah Al Maziri, dan Abu Muhammad bin Rizq. 21

Dalam bidang kedokteran ia belajar pada Abu Ja'far Harun At Tirjali dan Abu
Marwan bin Kharbul. Dalam bidang filsafat, Ibn Rusyd belajar pada Ibn Bajjah,
yang di barat dikenal dengan Avinpace, filosof besar di Eropa sebelum Ibnu
Rusyd. Selain itu, ia juga berhubungan dengan dokter Abu Marwan bin Zuhr dan
raja Dinasti Muwahhidun. Pada tahun 1153 Ibn Rusyd pindah ke maroko,
memenuhi permintaan Khalifah Abd al-Mu‟min, khalifah pertama dari Dinsti
Muwahiddin, khalifah ini banyak membangun sekolah dan lembaga ilmu
pengetahuan, ia meminta Ibn Rusyd untuk membantunya mengelola lembaga-
lembaga tersebut. Pada tahun 111169 risalah pokok tentang medis, al-Risalah,
telah diselesaikannya, dan tahun yang sama pula, ia diperkenalkan oleh Ibn
Thufail kepada Khalifah Abu Ya‟qub. Hasil dari poertemuan ini Ibn Rusyd
diangkat sebagai qadhi di Saville. Ia memanfatkan kesempatan tersebut dengan
sebaik-baiknya. Diriwayatkan bahwa Ibnu Rusyd hanya dua malam melewatkan
begitu saja tanpa membaca dan menulis, yaitu malam meninggal ayahnya dan
malam perkewinannya. Semenjak itu, ia mulai menafsirkan karya-karya
Aristotoles atas permintaan Khalifah tersebut. Keberhasilan menafsirkan karya-
karya Aristoteles ini menjadikan ia terkenal dengan gelar “Komentar Aristoteles.
dua tahun setelah menjadi qadhi di Saville, ia kembali ke Cordova menduduki
jabatan hakim agung (qadhi al-qudhat). Selanjutnya pada tahun 1182 ia bertugas
sebagai dokter Khalifah di istana al-muwahhidin, Maroko menggantikan Ibn
Thufail.22Kehidupannya sebagian besar digunakan untuk menjalani tugas sebagai
hakim dan dokter, tapi di barat ia dikenal sebagai filofof yang banyak mengkaji
dan mengomentarai pemikiran Aristoteles. Ibnu Rusyd termasuk seorang jenius
yang pengetahuannya ensiklopedis. Ia banyak menghasilkan karya tulis dalam
berbagai bidang. Ia ahli hukum Islam, filsafat, cakap dalam kedokteran, kalam,
bahasa, fisika, dan astronomi. Ia wafat pada sekitar tahun 5951198 M dengan
meninggalkan banyak warisan keilmuan yang dikenal Barat dan Timur.
21
C.A. Qadir.1991 “Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam” Jakata : Yayasan Obor.
22
http://fadlyrasta.blogspot.com/2011/04/ibnu-rusyd-sang-filosof-muslim.html
15

Di dalam riwayat pendidikannya tergambar bagaimana Ibn Rusyd termotivasi


menggeluti bidang-bidang keilmuan, baik karena faktor lingkungan keluarga
maupun lingkungan sosial tempat ia tumbuh dan berkembang. Disamping karena
latar belakang keluarganya yang terpelajar dan mencintai ilmu, tampaknya kondisi
alam cordova pun sangat kondusif untuk kemajuannya dalam bidang-bidang
keilmuan. Cordova saat itu tampaknya merupakan sebuah kota yang sangat
prestisius, yang bisa disejajarkan dengan kota-kota utama seperti Athena,Roma,
Iskandariah, dan Baghdad.Pendidikan Ibnu Rusyd sangat bagus. Ibnu Rusyd
memanfaatkan lingkungan yang kondusif seoptimal mungkin untuk kegiatan
keilmuan sampai-sampai ia tidak pernah absen dari kegiaran belajar setiap malam
kecuali du malam, ketika ayahnya meninggal dunia dan malam pertama
perkawinannya. Maka tidak heran jika akhirnya dia menjadi seorang tokoh yang
dikagumi karena kemahirannya dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk ilmu fikih.
ilmu filsafat, dan ilmu kedokteran, serta ilmu matematika.Kemahiran di bidang
ilmu fikih ini merupakan jasa ayahnya yang sekaligus merupakan guru
pertamanya dalam bidan tersebut. Melalui pembelajaran dari ayahnya ini Ibnu
Rusyd dapat menghapal kitab al-Muwatha‟ karangan Imam Malik. selain dari
ayahnya, penguasaan ilmu fikih ini diperoleh dari gurunya yang bernama al-
Hafizh Abu Muhammad ibn Rizq, Abu al-Qosim, Ibnu Basykuwal, Abu Marwan,
Ibnu Masarrah, Abu Bakar ibn Samhun, Abu Ja‟far ibn Abd al-Aziz dan Abdullah
al-Ma‟zari.23

B. Masa Karir Intelektual PolitikIbn Rusyd

Ibn Rusyd bukanlah filosof muslim pertama di Andalusia, karena sebelumnya


telah muncul beberapa filosof dan ilmuan penting di kawasan barat di Dunia Islam
itu, seperti Ibn Masarrah al-Qurthubi, Ibn Hazam al-Qurthubi, Ibn Bajjah, dan Ibn
Thufail. Akan tetapi Ibn Rusyd dianggap oleh para ahli sebagai filosof muslim
terbesar dari Andalusia, dan-sebagaimana di nyatakan oleh Corbin-masa Ibn
Rusyd merupakan puncak kebesaran filsafat Islam, yang setelah kematiannya
tidak tampak kemunculan filosof besar dariwilayah negeri tersebut. Dan

23
http://rachmatfatahillah.blogspot.com/2011/10/biografi-ibn-rusyd-karya-kontribusi.html
16

Nurcholish Madjid mencatat, bahwa yang lebih menarik darik figur Ibn Rusyd
dalam peta dunia pemikiran Islam, adalah kesungguhan dan ketulusannya
melakukan upaya harmonisasi antar agama dan filsafat, yang kesungguhannya
melebihi Al-Kindi, Al-Farabi. Ibn Sina, dan lainnya. Sebagaimana disebut di atas
bahwa Ibn Rusyd berasal dari keluarga yang mempunyai otoritas dalam hokum
dan politik. Ayah dan kakeknya di samping sebagai faqih dalam madzhab Maliki
juga pernah menduduki jabatan penting sebagai qadhi, maka demikian juga Ibn
Rusyd.

Sebagaimana tergambar di atas, kiranya komitmen keilmuan dan kapasitas


intelektual Ibn Rusyd tidak diragukan. Dengan jelas sejarah menuturkan betapa
Ibn Rusyd bersungguh-sungguh dalam menggeluti berbagai bidang ilmu,
khususnya filsafat Aristoteles, sehingga keuletannya sulit dicairkan bandingan
dengan tokoh siapapun. Kecintaannya kepada ilmu telah tertanam sejak masa
mudanya. Pada tahun 1153 (548 H), Ibn Rusyd datang memenuhi undangan
Khalifah „Abd al-Mu‟min di istana Marakisy (Maroko, Maghrib), pada saat
Khalifah itu tengah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan (madrasah-
madrasah). Akan tetapi tidak diketahui secara pasti apa tugas dan kedudukan Ibn
Rusyd sejak kedatangannya pertama kali ke istana itu. Dapat diduga bahwa
kedatangannya saat itu adalah untuk diikutkan terlibat dalam pembinaan
pendidikan lembaga-lembaga tersebut. Meskipun demikian IbnRusyd tidak
mengabaikan aktivitasnya dalam bidang astronomi dengan teropong bintangnya.
Namun juga tidak diperoleh data memadai yang menerangkan seberapa lama Ibn
Rusyd berada di Marakisysaat itu.

Pada tahun 1169 (565 H) Ibn Rusyd diangkat menjadi qadhi di kota Seville.
Setelah dua tahun menduduk ijabatan tersebut, Ibn Rusyd kemudian diangkat
menjadi pejabat qadhi di Cordova pada tahun 1171 (567 H). dengan jabatannya
yang terakhir ini Ibn Rusyd sering melakukan perjalanan (Dinas) dari dan ketiga
kota besar di kerajaan Muwahhidin itu. Oleh karenanya kadang-kadang Ibn Rusyd
dapat dijumpai di Marakisy, kadang-kadang di Seville, dan kadang-kadang juga di
Cordova. Kemudian pada tahun 1179 (575 H) Ibn Rusyd diangkat menjadi qadhi
17

di Seville untuk kedua kalinya. Pada tahun 1182 (578 H) Ibn Rusyd diundang ke
Marikisy Untuk diangkat menjadi dokter istana bagi khalifah Abu Ya‟qub Yusuf,
menggantikan Ibn Thufail, meskipun telah meletakan jabatannya sebagai dokter
istana namun Ibn Rusyd masih menjabat sebagai wazir. Akan tetapi tidak
seberapa lama kemudian Ibn Thufail pun meninggal dunia pada tahun 1185 (580
H). Pada tahun 1184 (580 H), Khalifah Abu Ya‟qub Yusuf meninggal dunia dan
kekuasaan di gantikan oleh putranya, Abu Yusuf Ya‟qub yang bergelar al-
Manshur. Padamulanya Khalifah baru ini memperlakukan Ibn Rusyd dengan baik
sebagaimana pendahulunya, dan Ibn Rusyd pun masih sempat memperoleh
penghormatan sebagaimana sebelumnya, bahkan Ibn Rusyd sangat bersahabat
dengan Abu Yusuf Ya‟qub. Akan Tetapi keadaan tersebut menjadi berubah sejak
khalifah Abu Yusuf Ya‟qub tidak mendapat dukungan dari para fuqaha Andalusia
untuk melakukan serangan terhadap kaum Kristen Andalusia. Pada akhirnya Ibn
Rusyd menjadi korban fitnah, sehingga Ibn Rusyd diberhentikan dari segala tugas
dan kedudukan, lalu diusir dari Marakisy dan diasingkan ke Lucena (Lausanne)
padatahun 1195, sebuah kota kecil di sebelah tenggara Cordova, yang merupakan
daerah “pembuangan” dandulu merupakan pemukiman orang-orang Yahudi.
Khalifah menjatuhkan putusannya itu semata-mata didasarkan atas laporan orang-
orang yang mengadukan sikap, perilaku, dan pandangan teologis Ibn Rusyd. Jadi
Khalifah tidak menjatuhkan hukuman itu kecuali berdasar informasi-informasi
yang diterimanya.24

Membicarakan Ibnu Rusyd sebagai seorang failosuf bukanlah sesuatu yang


asing, baik oleh umat Islam atau non Islam terutama di dunia Barat, karena ia
terkenal dengan pemikiran filsafatnya, sehingga muncul suatu ungkapan
“Aristoteles dikembalikan tanpa basa basi ke Barat yang merupakandunianya
bersama Averroes muridnya yang besar”. Lain halnya membicarakan Ibnu Rusyd
sebagai seorang politik tidak sepopuler dia sebagai seorang failosuf. Sejarah tidak
bersikap adil terhadap orang besar seperti Ibnu Rusyd mengenai jasanya dibidang
politik. Kebesaran di lapangan falsafat dibesar-besarkan di zaman pertengahan,

24
Ibid: Op. Cit: Hal: 31-38
18

baik hasil karyanya yang mengagungkan, dan kebesarannya di bidang kedokteran,


Astronomi dan lapangan ilmu lainnya.

Tetapi di lapangan “politik” tidak pernah disinggung kebesaran Ibnu Rusyd.


Bukan tidak ada buku-buku hasil karyanya di dalam politik, bukan tidak pernah
dia bekerja dilapangan pemerintahan. Dan tidak kurang pendapat yang
dilahirkannya mempunyai nilai yang tinggi. Anehnya sejarah tidak memasukkan
Ibnu Rusyd sebagai seorang “politikus” yang ulung,yang sejajar kedudukannya
dengan politik Islam lainnya. Kendatipun demikian, ada beberapa alasan untuk
menelusuri pemikiran “politik” Ibnu Rusyd. pertama, pemerintahan Islam di
tempat kelahirannya (Andalusia) yang berjalan lebih kurang 8 abad yang
mengakui kejayaannya, tidak mungkin kosong sama sekali dari seorang politikus.
Kedua, aktivitas Ibnu Rusyd sendiri yang memberi komentar-komentar terhadap
buku-buku dari failosuf-failosuf Yunani (Aristoteles dan Plato), tidak masuk akal,
sarjana seperti Ibnu Rusyd tidak mempunyai apa-apa dalam Ilmu Politik. Ketiga,
Ibnu Rusyd termasuk salah seorang Failosuf muslim tidak mungkin meninggalkan
satu bagian dari falsafat yaitu “Ilmu Politik”.Bukti beliau pernah berpolitik :Ibnu
Rusyd menjabat pekerjaan hakim dalam pemerintahan sampai tingkat yang tinggi
yaitu sebagai Ketua Mahkamah Agung (Qadhi all Jama‟ah), jabatan hakim
dipangkunya selama 16 tahun (565 sampai 521H).Ibnu Rusyd juga dikenal
sebagai bapa sekuler di dataran Barat ini membantah terhadap pemerintahan yang
diktator pada masanya: sebuah hukum yang dikatakan Ibn Rusyd dengan istilah
yang diciptakannya sendiri dengan istilah Wahdaniyyah Al-Tasalluth (kekuasaan
yang egois). Sebagaimana telah ia tegaskan bahwa pemimpin yang zalim “alladzi
yaqumu bi al-hukmi fi sabili nafsihi, la fi sabil ummah”.25

C. Karya-karya Ibn Rusyd

Produktifitas karangan-karangannya itu karena dia memang sosok yang


mengabdikan ilmu baik lewat belajar mengajar, membaca dan mengarang

25
http://kisahislamikita.blogspot.com/2012/02/ibn-rusyd.html
19

buku.Tidak satu haripun yang lewat tanpa belajar kecuali dua malam saja, yaitu
malam perkawinannya dan meninggalnya sang ayah. 26Ibnu Rusyd memang
banyak mengarang buku, tetapi yang asli berbahasa Arab sampai ke tangan kita
sekarang hanya sedikit. Sebagian darinya adalah buku-buku yang telah
diterjemahkan ke dalam Latin dan Yahudi.
Sebagian besar karya Ibn Rusyd musnah bertahun-tahun terakhir hidupnya,
yaitu ketika dirinya diterpa fitnah, dimana penguasa yang dikarenakan dorongan
dan dukungan para ulama atau mereka yang disebut sebagai agamawan
memusuhinya karena pergumulannya dengan filsafat, menganggap Ibnu Rusyd
telah menyeleweng dari akidah yang benar. Maka beberapa tokoh yang dituduh
telah mempelajari filsafat dan ilmu-ilmu kuno („ulum al-awa‟il) diasingkan dan
buku-bukunya pun dibakar atas perintah Khalifah, kecuali buku-buku tentang
kedokteran, hitung matematika, dan astronomi.27

Karangannya meliputi berbagai-bagai ilmu, seperti : fiqh, usul, bahasa,


kedokteran, astronomi, politik, akhlak, dan filsafat. Tidak kurang dari sepuluh
ribu lembar yang telah ditulisnya. Buku-bukunya adakalanya merupakan karangan
sendiri, atau ulasan, atau ringkasan. Karena sangat tinggi penghargaannya
terhadap Aristoteles, maka tidak mengherankan kalau ia memberikan
perhatiannya yang besar untuk mengulaskan dan meringkaskan filsafat
Aristoteles. Buku-buku lain yang telah diulasnya ialah buku-buku karangan
Platon, Iskandar Aphrodisias, Platinus, Galinus, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali,
dan Ibnu Bajjah.28Ibn Rusyd adalah seorang filosof Muslim terbesar di Barat pada
Abad Pertengahan. Demikian juga pengakuan Henry Corbin, dan pada Masa Ibn
Rusyd itu filsafat Islam mencapai puncaknya. Ia termasuk salah satu tokoh
pemikir yang sangat produktif. Karya-karyanya meliputi berbagai bidang, seperti
filsafat, kalam, fiqih, falak, nahwu, dan kedokteran.

26
Zainal Abidin Ahmad, 1975, Riwayat Ibnu Rusyd Filosof Islam Terbesar di Barat, Jakarta:
Bulan Bintang, hal.32
27
El- Hady Aminullah, 2004, Ibnu Rusyd Membela Tuhan: Filsafat Ketuhanan Ibn Rusyd,
Surabaya: LPAM, hal. 41-42.
28
Ibid: Op. Cit: hal. 94-95
20

Di antara karangan-karangannya dalam soal filsafat ialah :

1. Tahafutul Tahafut, Kitab ini berupaya menjabarkan dengan menyanggah butir


demi butir keberatan terhadap al-Ghazali. Tahafut at-Tahafut lebih luwes
daripada fashl dalam menegaskan keunggulan agama yang didasarkan pada
wahyu atas akal yang dikaitkan dengan agama yang murni rasional. Akan
tetapi, Tahafut at-Tahafut juga setia kepada Fashl, melalui pandangan
terhadap diri Nabi yang mempunyai akl aktif untuk melihat gambaran-
gambaran secara rasional. Seperti halnya juga para filsuf, dan yang mengubah
gambaran-gambaran tersebut dengan mengubah imajinasi menjadi simbol-
simbol yang sesuai kebutuhan orang awam. Dengan demikian, rasioanlisme
religius Ibnu Rusyd bukan sekedar reduksionisme, seperti halnya paham Al-
Muwahhidun, ini merupakan keyakinan pada kemungkinan untuk
membangun kemabli rantai penalaran secara aposteriori.29
2. Risalah fi Ta‟alluqi „Ilmillahi „an „Adami Ta‟alluqihi bil-juziyat.
3. Tafsiru ma ba‟dath-Thabiat.
4. Fashlul-Maqal fi ma Bainal-himaah wasy-Syirah Minal-Ittishal (ilmu
kalam).Berisi keterangan yang menunjukkan adanya persesuaian antara
filsafat dan syari‟ah
5. Al-Kasyfu „an Manahjil „Adilag fi „aqaidi Ahli Millah.
6. Naqdu Nadhrariyat Ibnu Sina „Anil-Mukmin Lidzatihi wal Mukmin
Ligharihi.
7. Risalah fil-Wujudil-Azali wal-Wujudil- Muaqqat.
8. Risalah fil-Aqli wal-Ma‟quili.Bidayatul-Mujtahid, ilmu fiqh yang Berisi
perbandingan mazhab dalam fiqh dengan menyebutkan alasan masing-
masing. Mengenai Ijma‟ ini, tidak satupun karya Ibn Rusyd yang secara
khusus membicarakannya. Pandangannya mengenai ijma‟ tersebar di
berbagai karyanya seperti dalam Bidayat al-mujtahid dan Fashl al-Maqal
secara acak. Ibn Rusyd menganggap ijma‟ sebagai sumber hukum islam yang

29
http://syafieh.blogspot.com/2013/05/pemikiran-filsafat-islam-ibnu-rusyd.html#ixzz3OVjizqO1
21

tidak berdiri sendiri. Yakni bahwa ijma‟ bias abash sebagai sumber hokum
apabila ada sandaran salah satu atau lebih sumber hukum Islam yang lain
yaitu al-Qur‟an, hadits dan ijtihad. Hal ini dinyatakan dalam Bidayatul al-
Mujtahid. Dengan mengikuti tradisi para mujtahid, Ibn Rusyd membagi ijma‟
menjadi dua jenis. Pertama, ijma‟ yang terjadi karena kebulatan suara dari
para mujtahid dan masyarakat umum mengenai hal-hal yang fundamental
dalam islam seperti mengenai shalat, zakat, dan sebagainya. Kedua, ijma‟
yang terjadi karena konsensus dari para mujtahid sendiri dalam hal ini orang
umum secara otomatis menyetujui konsensus para mujtahid tersebut. Ijma‟
jenis kedua ini berkenaan dengan hal-hal yang tidak fundamental dalam islam
tetapi hanya rincian-rincian dari fundamental-fundamental tersebut.
Atas dasar itu semua, Ibn Rusyd menunjukkan adanya nash dalam syara‟
di mana terjadi ijma‟ kaum Muslimin untuk berpegang kepada arti lahirnya,
ada nash yang lain dimana ijma‟ mereka sepakat untuk menta‟wilnya dan
nash yang lain lagi di mana ijma‟ mereka memutuskan bahwa nash itu
diperselisihkan apakah perlu dita‟wil atau tidak. Lebih lanjut Ibn Rusyd
menyatakan bahwa ijma‟ hanya bisa terjadi pada hal-hal yang praktis tidak
pada hal-hal yang bisa teoritis. Memang pada awalnya, Ibnu Rusyd seakan-
akan menyebut kemungkinan adanya ijma‟ pada hal-hal teoritis itu dengan
syarat-syarat tertentu yang dia sebutkan. Namun setelah disimak dengan
seksama syarat-syarat tersebut, ternyata lebih menunjukkan kepada ketidak-
mungkinan. Dan itu bisa dilihat dari kesimpulan yang diambilya. 30Manahij al
Adillah fi Aqaidi Ahl al-Millah (ilmu kalam), Buku ini menguraikan tentang
pendirian aliran ilmu Kalam dan hikmah-hikmahnya.

Berikut ini adalah karya-karya Ibn Rusyd yang berhasil dihimpun dari
berbagai sumber, terutama dari Mawsu‟ab al-Falsafah dan Ibn Rusyd wa al-
Rusydiyyah, atau kecuali jika disebutkan sumber lain.

30
Yusuf suyudono, 2008, bersama ibn rusyd menengahi filsafat dan ortodoksi, Semarang:
Walisongo press, hal. 27-28
22

1. Kitab Al-Kulliyyat fi al-Thibb. Buku dalam bidang kedokteran ini ditulis


sebelum tahun 1162 (558 H).
2. Kitab al-Hiyawan, di selesaikan di Seville pada tahun 1169 (565 H).
3. Syarh Kitab al-Burhan (ulasan buku demonstratione), di kota Seville pada
tahun 1170 (566 H).
4. syarh al-Sama‟ wa al-alam (ulasan buku de Caelo et Mundo), di Seville pada
tahun 1171 (567 H).
5. talkbish Kitab al-Khathabah (ringkasan buku rhetorica), di Cordova pada
tahun 1174 (570 H).
6. Talkhish Kitab al-Syi‟r (ringkasan buku poetica), di Cordova pada tahun
1174 (570 H).
7. Talkhish Ma ba‟d al-Thabi‟ah (ringkasan buku Metaphysica), di Cordova
pada tahun 1174 (570 H).
8. Talkhish Kitab al-Akhlaq li Aristhuthalis (ringkasan buku ethica
nicomachea), pada tahun 1176 (572 H).
9. Beberapa bagian dari Kitab Al-Jirm al-Samawi (Benda-benda langit), di tulis
di Marakisy pada tahun 1178 (574 H) dan diselesaikannya di Seville pada
tahun 1179 (575 H).
10. Talkhish Kitab al-Himmiyat karya Galen, pada tahun 1193 (589 H).
11. Persoalan-persoalan logika (al-Manthiq), ditulis pada saat menjalani
pembuangan di Lucena, tahun 1195 (592 H).
12. Syarh Kitan al-nafs, teks berbahasa Arab separuhnya telah hilang, dan yang
ada dalam terjemahan bahasa Latin sebanyak 6 juz.
13. Syarh al-Sama‟ al-Thabi‟i (ulasan atas buku physica), ditulis pada tahun 1186
(582 H).
14. Talkhish Madkhal Furfuriyus (ringkasan buku pengantar Logika karya
Porphyry), manuskrip terdapat di Leiden dan di Florence.
15. Talkhish Kitab al-Maqulat (ringkasan buku Categoriae), manuskrip terdapat
di Leiden dan Florence. Teks berbahasa Arab diterbitkan oleh Maurice
Bouyges di Beirut tahun 1932.
16. Talkhish Kitab al-Ibarah, manuskrip terdapat di Leiden dan Florence.
23

17. Talkhish Kitab al-Qiyas, Manuskrip terdapat di Leiden dan Florence.


18. Talkhish Kitab al-Burhan li Aristhu, manuskrip terdapat di Leiden dan
Florence.
19. Talkhish Kitab al-Jadal, manuskrip terdapat di Leiden dan Florence, dan
diterbitkan di Kairo tahun 1980.
20. Talkhish Kitab al-Safsathah (ringkasan buku Sophistica), manuskrip terdapat
di Leiden dan Florence.
21. Talkhish al-Sama‟ al-Thabi‟i (ringkasan buku Physica), ditulis di Seville
pada tahun 1170 (566 H). Dalam bahasa Latin buku ini dikenal sebagai
Physica. terdapat di Musium Britannia nomor 9061.
22. Talkhish Kitab al-Hass wa al-Mahsus, ditulis pada tahun 1170 (566 H).
Manuskrip terdapat di perpustakan Aya Sophia Istanbul, dan di Perpustakaan
Nasional Paris dalam bentuk manuskrip dengan hurup Ibrani.
23. Tahafut al-Tahafut, buku ini merupakan buku Ibn Rusyd yang paling terkenal
karena isinya bertujuan menyanggah serangan Al-Ghazali terhadap paara
filosof dan upayanya untuk membela filsafat. Diterbitkan di Kairo bersama
buku Tahafut al-Falasifah karya Al-Ghazali dan Tahafut al-Falasifah karya
Khawjah Zadeh oleh Al-Mathba‟ah al-Alamiyah pada tahun 1885 dari
manuskrip Istanbul.
24. Fashl al-Maqal fi Ma Bayn al-Hikmah wa al-Syari‟ah min wa al-Ittishal.
25. Al-Kasyf „an Manahij al-Adillah fi Aqa‟id al-Millah, ditulis di Seville pada
tahun 1179 (575 H).
26. Dhaminah li Mas‟alah al-Ilm al-Qadim, merupakan apendiks yang terdapat
pada buku Fashl al-Maqal.
27. Maqalah fi Ittishal al-Aql bi al-Insan, manuskrip terdapat di Escoreal.
28. Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid dalam bidang fiqih, telah
diterbitkan berulang-ulang, di Kairo, Beirut, dan beberapa tempat lain.
29. Syarh al-Urjuzah li Ibn Sina, yakni uraian yang dibuat untuk mengulas bait-
bait syair Ibn Sina menngenai kedokteran.
30. Masalah mengenai penolakannya terhadap Ibn Sina yang membagi mawjudat
menjadi mumkin „ala al-ithlaq (the absolutely possible).
24

31. kitab yang berbicara mengenai penolakan Al-Farabi terhadap Aristoteles


tentang tartib (tatanan), qawanin al-barahin (aturan pembuktian), dan al-
hudud (batasan) dalam Analytica posteriora.
32. Kitab al-atsar al-Uwiyyah (Meteorologica).
33. Kitab al-Kawn wa al-Fasad (de Generatione et Corruptione).31

Buku-buku yang dikarang oleh Ibnu Rusyd banyak sekali dari berbagai
disiplin ilmu: Filsafat, Kedokteran, Politik, Fikih, dan masalah-masalah agama.
sebagian karya-karyanya banyak yang hilang dan ada juga yang dibakar
dikeranakan beberapa sebab diantaranya. Pertama, tulisan-tulisannya yang asli
bahasa arab mengandung anti filsafat dan filosof. Kedua, di Timur ilmu dan
filsafat mulai dikurbankan demi berkembangnya gerakan-gerakan mistis dan
keagamaan, akibat dari pertarungan antara kaum agamawan dan filosof
mengakibatkan Ibnu Rusyd mendapatkan celaan dan siksaan serta diusirnya dia
dari tanah kelahirannya sampai-sampai beliau dianggap sebagai mulhid. Latar
belakang dari pertarungan itu hanya untuk mendapatkan kekuasaan politik.
buku ini memuat pandangan kontroversial Ibn Rushd yang pernah
menggemparkan dunia Eropa pertengahan abad ke-13.
1. Buku lainnya yang juga penting dalam bidang hukum Islam/fiqh, adalah
Bidayah al-Mujtahid (permulaan bagi Mujtahid). Buku ini merupakan
suatu studi perbandingan hukum Islam, di mana di dalamnya diuraikan
pendapat Ibn Rusyd dengan mengemukakan pendapat-pendapat imam-
imam mazhab.
2. Kitab al Kulliyat fi al Thib, telah diterjemahkan dalam bahasa Latin
dengan judul Coliget
3. Dhamimah li Masalah al Qadim.
Antara karya besar pernah dihasilkan Ibnu Rusyd ialah „Kulliyah fit-
Thibb‟yang mengandungi 16 jilid ilmu perubatan secara umum; „Mabadil
Falsafah‟ (Pengantar Ilmu Falsafah); „Tafsir Urjuza‟ yang membicarakan
perubatan dan tauhid. Karya lain, „Taslul‟ buku mengenai ilmu kalam; „Kasyful

31
El-Hady Aminullah, Ibit, hal. 41-48
25

Adillah‟ yang mengungkap persoalan falsafah dan agama; dan „Muwafaqatil


Hikmah Wal Syari‟a‟ yang menyentuh persamaan antara falsafah dengan agama.
Beliau juga telah menulis sebuah buku mengenai muzik yang diberi judul “De
Anima Aristoteles” (Commentary on the Aristotle‟s De Animo).
Sebelum meninggal dunia, beliau telah menghasilkan bukunya yang terkenal
Al Taysir. Buku itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa
Inggeris dengan judul Faclititation of Treatment. Kematiannya merupakan
kehilangan yang cukup besar kepada kerajaan dan umat Islam di Sepanyol. Beliau
tidak meninggalkan sebarang harta benda melainkan ilmu dan tulisan dalam
pelbagai bidang seperti falsafah, perubatan, ilmu kalam, falak, fiqh, muzik, kaji
bintang, tata bahasa, dan nahwu. Karya tulisan beliau membuktikan penguasaan
Ibnu Rusyd dalam berbagai bidang dan cabang ilmu sehingga usaha untuk
menterjemahkan tulisannya dilakukan ke dalam bahasa lain. Buku Kulliyah fit-
Thibb diterjemahkan kendalam bahasa Latin pada 1255 oleh Bonacosa. Buku itu
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dengan judul General Rules of
Medicine. Hasil pemikiran yang dimuatkan dalam tulisannya, terutama dalam
bidang falsafah, mempengaruhi ahli falsafah Barat. 32

32
http://kisahislamikita.blogspot.com/2012/02/ibn-rusyd.html

Anda mungkin juga menyukai