OLEH
1.FAHRUL FAHRUDIN
2. DELLA APRILIYA
3.INDRI APRILIYANI
Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkat
Ridho-Nya kami mampu merampungkan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga
kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi
Wa Sallam, beserta keluarganya, para sahabatnya dan semua ummatnya yang selalu
istiqomah sampai akhir zaman.
Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan tema TOKOH TOKOH IMUAN ISLAM. Yang mana di
dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai IBNU RUSYD.
Namun, kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu, kami
sangat berharap kritik dan saran konstruktif demi penyempurnaan makalah ini. Harapan kami
semoga makalah ini dapat bermanfaat serta mampu memenuhi harapan berbagai pihak.
Aamiin.
KATA PENGANTAR................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB I..................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
C. Metode penulisan......................................................................................................... 4
BAB II.................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 5
BAB III................................................................................................................................. 9
PENUTUP............................................................................................................................ 9
A.Kesimpulan.................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berfilsafat adalah bagian dari peradaban manusia. Semua peradaban yang pernah timbul
didunia pasti memiliki filsafat masing-masing. Kenyataan ini juga sekaligus membantah
pandangan bahwa yang berfilsafat hanya orang barat saja, khususnya orang yunani. Diantara
filsafat yang pernah berkembang, selain filsafat yunani adalah filsafat Persia, cina, India, dan
tentu saja filsafat islam.
Tokoh yang paling popular dan dianggap paling berjasa dalam membuka mata barat adalah
Ibn-Rusyd. Dalam dunia intelektual barat, tokoh ini lebih dikenal dengan nama averros.
Begitu populernys Ibnu Rusyd dikalangan barat, sehingga pada tahun 1200-1650 terdapat
sebuah gerakan yang disebut viorrisme yang berusaha mengembangkan pemikiran-pemikiran
Ibnu Rusyd. Dari Ibnu Rusydlah mereka mempelajari Fisafat yunani Aristoteles (384-322
s.M), karena Ibnu Rusyd terkenal sangat konsisten pada filsafat Aristoteles. Maka dari itu
pada kesempatan kali ini pemakalh mencoba untuk mengkaji filsafat beliau.
2. Rumusan Masalah
3. Metode Penulisan
Metode penulisan yang di gunakan dalam menyelesaikan makalah ini melalui pengumpulan
data dengan alat bantu dari beberapa buku dan artikel di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Metafisika
Dalam masalah ketuhanan, ibnu rusyd berpendapat bahwa allah adalah penggerak pertama
(muharrik al awwal), sifat positif yang diberikan oleh allah adalah akal. Wujud allah adalah
esa-nya. wujud Dan ke esa-annya tidak berbeda dengan zat-nya. Dalam pembuktian adanya
tuhan sendiri, golongan hasywiyah, shufiyah, mu’tazilah, asy’ariyah dan falasifah, masing-
masing golongan tersebut mempunyai pendappat yang berbeda satu sama lainnya.dengan
menggunakan ta’wil dalam mengartikan kata kata syari’i sesuai dengan kepercayaan
mereka.golongan hasywiyah misalnya mereka berpendapat bahwa cara mengenal tuhan
adalah melalui sama’ (pendengaran) saja, bukan melalui akal. Mereka berpegang pada
riwayat-riwayat syr’I yang muttashil tanpa menggunakan ta’wil. Ibnu rusyd menolak jalan
pikiran yang demikian, karenanya islam mengajak kita untuk memperhatikan alam maujud
ini dengan akal pikiran kita. Cara mengenal tuhan menurut golongan tasawuf adalah bukan
berupa pemikiran yang tersusun dari premis-premis yang menghasilkan kesimpulan, akan
tetapi melalui jiwa yang ketika terlepas dari hambatan-hambatan duniawi dan
menghadapkan pikiran pada zat yang maha mengampuni. Ibnu rusyd mengatakan bahwa
keterangan tersebut pun tidak bisa diperlakukan untuk umum, karena derajat keimanan
manusia tidaklah bisa disama ratakan. Dalam membuktikan adanya Allah, Ibn Rusyd menolak
dalil-dalil yang pernah dkemukakan oleh beberapa golongan sebelumnya karena tidak sesuai
dengan apa yang telah digariskan oleh Syara’, baik dalam berbagai ayatnya, dan karena itu
Ibn Rusyd mengemukakan tiga dalil yang dipandangnya sesuai dengan al-Qur’an dalam
berbagai ayatnya, dan karena itu, Ibnu Rusyd mengemukakan tiga dalil yang dipandangnya
sesuai, tidak saja bagi orang awam, tapi juga bagi orang –orang khusus yang terpelajar.
a. Dalil ‘inayah (pemeliharan)
Dalil ini berpijak pada tujuan segala sesuatu dalam kaitan dengan manusia. Artinya segala
yang ada ini, mulai dari siang, malam, matahari bulan dan lain sebagainya, memang
dijadikan untuk tujuan kelangsungan manusia. Pertama segala yang ada ini sesuai dengan
kehidupan manusia. Dan kedua, kesesuaian ini bukanlah terjadi secara kebetulan, tetapi
memang sengaja diciptakan dan dipelihara demikian oleh sang pencipta bijaksana.
b. Dalil Ikhtira’ (penciptaan)
Dalil ini didasarkan pada fenomena ciptaan segala makhluk ini, seperti ciptaan pada
kehidupan benda mati dan berbagai jenis hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Menurut Ibn Rusyd, kita mengamati benda mati lalu terjadi kehidupan padanya, sehingga
yakin adanya Allah yang menciptakannya. Demikian juga berbagai bintang dan falak di
angkasa tunduk seluruhnya kepada ketentuannya. Karena itu siapa saja yang ingin
mengetahui Allah dengan sebenarnya, maka ia wajib mengetahui hakikat segala sesuatu di
alam ini agar ia dapat mengetahui ciptaan hakiki pada semua realitas ini.
c. Dalil harkah (Gerak.)
Dalil ini berasal dari Aristoteles dan Ibn Rusyd memandangnya sebagai dalil yang
meyakinkan tentang adanya Allah seperti yang digunakan oleh Aristoteles sebelumnya. Dalil
ini menjelaskan bahwa gerak ini tidak tetap dalam suatu keadaan, tetapi selalu berubah-
ubah. Gerakan tersebut menunjukkan adanya penggerak pertama yang tidak bergerak dan
bukan benda yaitu tuhan.
Dalil pertama dan dalil kedua disepakati oleh semua pihak karena sesuai dengan syari’at
karena adanya ayat-ayat al-qur’an yang mengisyaratkan pada dalil tersebut. Sedangkan dalil
ketiga adalah dalil yang pertama kali dicetuskan oleh aristoteles yang kemudian
dipergunakan oleh ibnu sina, alfarabi dan ibnu rusyd sendiri.
Moral
Ibnu rusyd membenarkan teori plato bahwa manusia adalah makhluk social yang
membutuhkan kerjasama untuk memenuhi keperluan hidup dan mencapai kebahagiaan.
Dalam mencapai kebahagiaan yang merupakan tujuan akhir bagi manusia, diperlukan
bantuan agama yang akan meletakkan dasar-dasar keutaman akhlak secara praktis, juga
bantuan filsafat yang juaga mengajarkan keutamaan teoristis, untuk itu diperlukan
kemampuan berhubungan dengan akal aktif.
Ibnu rusyd merupakan filsuf muslim rasional, yang mempercayai kekuatan akal, dan
menggunakannya sebagai alat untuk mencari kebenaran di samping wahyu, namun bukan
berarti kebebaan liar seperti yang terjadi pada averoisme yang free thinker ateis, ia tidak
mengutamakan akal daripada wahyu. Tetapi mewariskan pada kita pemikiran rasional yang
sesuai dengan sinyal kebenaran yang dipantulkan oleh al quran dan hadith, tidak ada
satupun ajarannya yang tidak sesuai dengan alquran dan al hadith. Berbeda dengan
averoisme yang mengajarkan double truth, yang akhirnya menganggap manusia tidaklah
butuh agama dan menjadi ateis. Na’udzu billahi min dzalik.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Nama lengkap Ibnu Rusyd adalah Muhammad ibnu Ahmad bin Muhammad Ibn
Ahmad Ibn Rusyd atau Abu Al-Walid atau Averroes lahir di Cordova, 1126M (520
H) Ia berasal dari keluarga ilmuan.
Masalah agama dan falsafah atau wahyu dan akal adalah bukan hal yang baru dalam
pemikiran islam, hasil pemikiran pemikiran islam tentang hal ini tidak diterima begitu
saja oleh sebagian sarjana dan ulama islam
2. Metafisika meliputi:
3. Ibnu rusyd membenarkan teori plato bahwa manusia adalah makhluk social yang
membutuhkan kerjasama untuk memenuhi keperluan hidup dan mencapai
kebahagiaan. Dalam mencapai kebahagiaan yang merupakan tujuan akhir bagi
manusia, diperlukan bantuan agama yang akan meletakkan dasar-dasar keutaman
akhlak secara praktis, juga bantuan filsafat yang juaga mengajarkan keutamaan
teoristis, untuk itu diperlukan kemampuan berhubungan dengan akal aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Iqbal, Ibnu Rusyd dan Averroisme, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004)
h. 21-25
Ahmad Daudy, Kuliah Filsafat Islam, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1986) h. 161-175
Thawil Akhyar Dasoeki, Sebuah Kompilasi Filsafat Islam, (Semarang; Dina Utama
Semarang, 1993), h.86