Anda di halaman 1dari 7

IBNU RUSYD

DIAJUKAN PADA MAPEL PAI & BUDI PEKERTI


SEJARAH PERIODISASI ISLAM ERA KLASIK

Disusun Oleh:
1. Andra Ardiansyah (03)
2. Juan Andrew Vandovi (15)
3. Karfu’Anu Yoga Nurfansah (16)
4. Luthfi Alan Perdana (18)
IBNU RUSYD
cendekiawan dan filsuf Arab pada Abad Pertengahan

A.) Riwayat Hidup Ibnu Rusyd

Nama lengkapnya adalah Abu al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd yang lahir di Kordoba
pada tahun 520 H/ 1126 M dari keluarga hakim. Setelah menguasai fikih, ilmu kalam, dan
sastra arab dengan baik, ia menekuni matematika, fisika, astronomi, kedokteran, logika, dan
filsafat. Ia berhasil menjadi ulama dan sekaligus filsuf yang tak tertandingi. Setelah
diperkenalkan oleh Ibnu Thufail kepada Sultan Daulah Muwwahidun, Sultan Abu Ya‟qub
Yusuf pada tahun 564 17 H/ 1169 M meminta Ibnu Rusyd menulis ulasan atas karya-karya
Aristoteles. IbnRusyd memiliki nama nisbat al-Qurthubi dan al-Andalusi. Tanggal dan bulan
kelahirannya tidak diketahui secara pasti, namun telah jelas bahwa IbnRusyd “sang cucu” ini
lahir sebulan sebelum kematian “sang kakek “, yaitu pada tahun 1126 (520 H), atau sekitar
lima belastahun setelah kematian Abu Hamid AlGhazali, seorang tokoh yang cukup penting
dalam kaitan dengan pembahasan pemikiran IbnRusyd. Ayahnya bernama Ahmad Ibn
Muhammad (487-563 H) adalah seorang faqih terkemuka dan juga pernah menjabat sebagai
Qadhi di Cordova, demikian juga kakeknya yang bernama Muhammad bin Ahmad bin Rusyd
al-Miliki adalah seorang faqih bermadzhab Maliki dan Hafizh terkemuka pada zamannya, di
samping pernah menduduk ijabatan sebagai qadhi al-qudhah (semacam hakim agung) di kota
yang sama untuk seluruh Andalusia.

Pada mulanya Ibnu Rusyd mendapat kedudukan yang baik dari Khalifah Abu Yusuf Al-
Mansur (masa kekusaannya 1148 – 1194 M) sehingga ia pada waktu itu Ibnu Rusyd menjadi
raja semua pikiran, tidak ada pendapat kecuali pendapatnya, dan tidak ada kata-kata kecuali
kata-katanya. Akan tetapi, keadaan tersebut segera berubah karena ia dipersonanongratakan
oleh Al-Mansur dan dikurung di suatu kampung Yahudi bersama Alisanah sebagai akibat
fitnahan dan tuduhan telah keluar dari Islam yang dilancarkan oleh golongan penentang
filsafat , yaitu para fuqaha masanya

Di bawah asuhan keluarga yang terdidik dan terpandang, serta kondisi politis inilah Ibn
Rusyd lahir dan berkembang menjadi dewasa. Ia mempelajari ilmu fiqih dan ayahnya,
sehingga dalam usianya yang masih muda Ibn Rusyd telah menghafal kitab Al Muwaththa
karangan Imam Malik. Pendidikannya dimulai sejak kecil di keluarganya yang alim. Kakek
dan ayahnya adalah penganut mazhab maliki. Ibnu Rusyd juga meriwayatkan hadis dan
mnghafal Al Muwaththa' karya Imam Malik atas bimbingan sang ayah. Setelah menginjak
remaja. Ia terdorong keluar dari lingkar kalurga dalam menuntut ilmu. Para fuqaha yang
menonjol di kawasan Andalusia kala itu didatangi Ibnu Rusyd sebagai guru untuk ditimba
ilmunya. Di antara para fuqaha itu antara lin Abu Al Aim.
B.) Masa Karir Intelektual Politik Ibnu Rusyd

Ibn Rusyd bukanlah filosof muslim pertama di Andalusia, karena sebelumnya telah
muncul beberapa filosof dan ilmuan penting di kawasan barat di Dunia Islam itu, seperti Ibn
Masarrah al-Qurthubi, Ibn Hazam al-Qurthubi, Ibn Bajjah, dan Ibn Thufail. Akan tetapi Ibn
Rusyd dianggap oleh para ahli sebagai filosof muslim terbesar dari Andalusia, dan seba-
gaimana di nyatakan oleh Corbin-masa Ibn Rusyd merupakan puncak kebesaran filsafat
Islam, yang setelah kematiannya tidak tampak kemunculan filosof besar dariwilayah negeri
tersebut. Dan Nurcholish Madjid mencatat, bahwa yang lebih menarik darik figur Ibn Rusyd
dalam peta dunia pemikiran Islam, adalah kesungguhan dan ketulusannya melakukan upaya
harmonisasi antar agama dan filsafat, yang kesungguhannya melebihi Al-Kindi, Al-Farabi.
Ibn Sina, dan lainnya. Sebagaimana disebut di atas bahwa Ibn Rusyd berasal dari keluarga
yang mempunyai otoritas dalam hokum dan politik. Ayah dan kakeknya di samping sebagai
faqih dalam madzhab Maliki juga pernah menduduki jabatan penting sebagai qadhi, maka
demikian juga Ibn Rusyd.

Pada tahun 1169 (565 H) Ibn Rusyd diangkat menjadi qadhi di kota Seville. Setelah dua
tahun menduduk ijabatan tersebut, Ibn Rusyd kemudian diangkat menjadi pejabat qadhi di
Cordova pada tahun 1171 (567 H). dengan jabatannya yang terakhir ini Ibn Rusyd sering
melakukan perjalanan (Dinas) dari dan ketiga kota besar di kerajaan Muwahhidin itu. Oleh
karenanya kadang-kadang Ibn Rusyd dapat dijumpai di Marakisy, kadang-kadang di Seville,
dan kadang-kadang juga di Cordova. Kemudian pada tahun 1179 (575 H) Ibn Rusyd diangkat
menjadi qadhi. di Seville untuk kedua kalinya. Pada tahun 1182 (578 H) Ibn Rusyd diundang
ke Marikisy Untuk diangkat menjadi dokter istana bagi khalifah Abu Ya‟qub Yusuf,
menggantikan Ibn Thufail, meskipun telah meletakan jabatannya sebagai dokter istana namun
Ibn Rusyd masih menjabat sebagai wazir.

Membicarakan Ibnu Rusyd sebagai seorang failosuf bukanlah sesuatu yang asing, baik
oleh umat Islam atau non-Islam terutama di dunia Barat, karena ia terkenal dengan pemikiran
filsafatnya, sehingga muncul suatu ungkapan “Aristoteles dikembalikan tanpa basa basi ke
Barat yang merupakandunianya bersama Averroes muridnya yang besar”. Lain halnya
membicarakan Ibnu Rusyd sebagai seorang politik tidak sepopuler dia sebagai seorang
failosuf. Sejarah tidak bersikap adil terhadap orang besar seperti Ibnu Rusyd mengenai
jasanya dibidang politik. Kebesaran di lapangan falsafat dibesar-besarkan di zaman
pertengahan, baik hasil karyanya yang mengagungkan, dan kebesarannya di bidang
kedokteran, Astronomi, dan lapangan ilmu lainnya.

Tetapi di lapangan “politik” tidak pernah disinggung kebesaran Ibnu Rusyd. Bukan tidak
ada buku-buku hasil karyanya di dalam politik, bukan tidak pernah dia bekerja dilapangan
pemerintahan. Dan tidak kurang pendapat yang dilahirkannya mempunyai nilai yang tinggi.
Anehnya sejarah tidak memasukkan Ibnu Rusyd sebagai seorang “politikus” yang ulung,
yang sejajar kedudukannya dengan politik Islam lainnya. Kendatipun demikian, ada beberapa
alasan untuk menelusuri pemikiran “politik” Ibnu Rusyd. pertama, pemerintahan Islam di
tempat kelahirannya (Andalusia) yang berjalan lebih kurang 8 abad yang mengakui
kejayaannya, tidak mungkin kosong sama sekali dari seorang politikus. Kedua, aktivitas Ibnu
Rusyd sendiri yang memberi komentar-komentar terhadap buku-buku dari failosuf-failosuf
Yunani (Aristoteles dan Plato), tidak masuk akal sarjana seperti Ibnu Rusyd tidak mempunyai
apa-apa dalam Ilmu Politik. Ketiga, Ibnu Rusyd termasuk salah seorang Failosuf muslim
tidak mungkin meninggalkan satu bagian dari falsafat yaitu “Ilmu Politik”.Bukti beliau
pernah berpolitik :Ibnu Rusyd menjabat pekerjaan hakim dalam pemerintahan sampai tingkat
yang tinggi yaitu sebagai Ketua Mahkamah Agung (Qadhi all Jama‟ah), jabatan hakim
dipangkunya selama 16 tahun (565 sampai 521H).Ibnu Rusyd juga dikenal sebagai bapa
sekuler di dataran Barat ini membantah terhadap pemerintahan yang diktator pada masanya:
sebuah hukum yang dikatakan Ibn Rusyd dengan istilah yang diciptakannya sendiri dengan
istilah Wahdaniyyah Al-Tasalluth (kekuasaan yang egois). Sebagaimana telah ia tegaskan
bahwa pemimpin yang zalim “alladzi yaqumu bi al-hukmi fi sabili nafsihi, la fi sabil
ummah”.

C.) Karya-karya Ibnu Rusyd

Produktifitas karangan-karangannya itu karena dia memang sosok yang mengabdikan


ilmu baik lewat belajar mengajar, membaca, dan mengarang buku. Tidak satu haripun yang
lewat tanpa belajar kecuali dua malam saja, yaitu malam perkawinannya dan meninggalnya
sang ayah. Ibnu Rusyd memang banyak mengarang buku, tetapi yang asli berbahasa Arab
sampai ke tangan kita sekarang hanya sedikit. Sebagian darinya adalah buku-buku yang telah
diterjemahkan ke dalam Latin dan Yahudi.

Sebagian besar karya Ibn Rusyd musnah bertahun-tahun terakhir hidupnya, yaitu ketika
dirinya diterpa fitnah, dimana penguasa yang dikarenakan dorongan dan dukungan para
ulama atau mereka yang disebut sebagai agamawan memusuhinya karena pergumulannya
dengan filsafat, menganggap Ibnu Rusyd telah menyeleweng dari akidah yang benar. Maka
beberapa tokoh yang dituduh telah mempelajari filsafat dan ilmu-ilmu kuno („ulum al-
awa‟il) diasingkan dan buku-bukunya pun dibakar atas perintah Khalifah, kecuali buku-buku
tentang kedokteran, hitung matematika, dan astronomi.

Karangannya meliputi berbagai-bagai ilmu, seperti: fiqh, usul, bahasa, kedokteran,


astronomi, politik, akhlak, dan filsafat. Tidak kurang dari sepuluh ribu lembar yang telah
ditulisnya. Buku-bukunya adakalanya merupakan karangan sendiri, atau ulasan, atau
ringkasan. Karena sangat tinggi penghargaannya terhadap Aristoteles, maka tidak
mengherankan kalau ia memberikan perhatiannya yang besar untuk mengulaskan dan
meringkaskan filsafat Aristoteles. Buku-buku lain yang telah diulasnya ialah buku-buku
karangan Platon, Iskandar Aphrodisias, Platinus, Galinus, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali,
dan Ibnu Bajjah.28Ibn Rusyd adalah seorang filosof Muslim terbesar di Barat pada Abad
Pertengahan. Demikian juga pengakuan Henry Corbin, dan pada Masa Ibn Rusyd itu filsafat
Islam mencapai puncaknya. Ia termasuk salah satu tokoh pemikir yang sangat produktif.
Karya-karyanya meliputi berbagai bidang, seperti filsafat, kalam, fiqih, falak, nahwu, dan
kedokteran.

Di antara karangan-karangannya dalam soal filsafat ialah:

1. Tahafutul Tahafut, Kitab ini berupaya menjabarkan dengan menyanggah butir demi butir
keberatan terhadap al-Ghazali.
2. Risalah fi Ta‟alluqi „Ilmillahi „an „Adami Ta‟alluqihi bil-juziyat.
3. Tafsiru ma ba‟dath-Thabiat.
4. Fashlul-Maqal fi ma Bainal-himaah wasy-Syirah Minal-Ittishal (ilmu kalam). Berisi
keterangan yang menunjukkan adanya persesuaian antara filsafat dan syari‟ah
5. Al-Kasyfu „an Manahjil „Adilag fi „aqaidi Ahli Millah.
6. Naqdu Nadhrariyat Ibnu Sina „Anil-Mukmin Lidzatihi wal Mukmin Ligharihi.
7. Risalah fil-Wujudil-Azali wal-Wujudil- Muaqqat.
8. Risalah fil-Aqli wal-Ma‟quili.Bidayatul-Mujtahid

Berikut ini adalah karya-karya Ibn Rusyd yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber,
terutama dari Mawsu‟ab al-Falsafah dan Ibn Rusyd wa al-Rusydiyyah, atau kecuali jika
disebutkan sumber lain.

1. Kitab Al-Kulliyyat fi al-Thibb. Buku dalam bidang kedokteran ini ditulis sebelum tahun
1162 (558 H).
2. Kitab al-Hiyawan, di selesaikan di Seville pada tahun 1169 (565 H).
3. Syarh Kitab al-Burhan (ulasan buku demonstratione), di kota Seville pada tahun 1170
(566 H).
4. syarh al-Sama‟ wa al-alam (ulasan buku de Caelo et Mundo), di Seville pada tahun
1171 (567 H).
5. talkbish Kitab al-Khathabah (ringkasan buku rhetorica), di Cordova pada tahun 1174
(570 H).
6. Talkhish Kitab al-Syi‟r (ringkasan buku poetica), di Cordova pada tahun 1174 (570 H).
7. Talkhish Ma ba‟d al-Thabi‟ah (ringkasan buku Metaphysica), di Cordova pada tahun
1174 (570 H).
8. Talkhish Kitab al-Akhlaq li Aristhuthalis (ringkasan buku ethicanicomachea), pada
tahun 1176 (572 H).
9. Beberapa bagian dari Kitab Al-Jirm al-Samawi (Benda-benda langit), di tulis di
Marakisy pada tahun 1178 (574 H) dan diselesaikannya di Seville pada tahun 1179
(575H).
10. Talkhish Kitab al-Himmiyat karya Galen, pada tahun 1193 (589 H).
11. Persoalan-persoalan logika (al-Manthiq), ditulis pada saat menjalani pembuangan di
Lucena, tahun 1195 (592 H).
12. Syarh Kitan al-nafs, teks berbahasa Arab separuhnya telah hilang, dan yang ada dalam
terjemahan bahasa Latin sebanyak 6 juz.
13. Syarh al-Sama‟ al-Thabi‟i (ulasan atas buku physica), ditulis pada tahun 1186 (582
H).
14. Talkhish Madkhal Furfuriyus (ringkasan buku pengantar Logika karya Porphyry),
manuskrip terdapat di Leiden dan di Florence.
15. Talkhish Kitab al-Maqulat (ringkasan buku Categoriae), manuskrip terdapat di Leiden
dan Florence. Teks berbahasa Arab diterbitkan oleh Maurice
Bouyges di Beirut tahun 1932.
16. Talkhish Kitab al-Ibarah, manuskrip terdapat di Leiden dan Florence.
17. Talkhish Kitab al-Qiyas, Manuskrip terdapat di Leiden dan Florence.
18. Talkhish Kitab al-Burhan li Aristhu, manuskrip terdapat di Leiden dan Florence.
19. Talkhish Kitab al-Jadal, manuskrip terdapat di Leiden dan Florence, dan diterbitkan di
Kairo tahun 1980.
20. Talkhish Kitab al-Safsathah (ringkasan buku Sophistica), manuskrip terdapat di Leiden
dan Florence.
21. Talkhish al-Sama‟ al-Thabi‟i (ringkasan buku Physica), ditulis di Seville pada tahun
1170 (566 H). Dalam bahasa Latin buku ini dikenal sebagai Physica. terdapat di
Musium Britannia nomor 9061.
22. Talkhish Kitab al-Hass wa al-Mahsus, ditulis pada tahun 1170 (566 H). Manuskrip
terdapat di perpustakan Aya Sophia Istanbul, dan di Perpustakaan Nasional Paris
dalam bentuk manuskrip dengan hurup Ibrani.
23. Tahafut al-Tahafut, buku ini merupakan buku Ibn Rusyd yang paling terkenal karena
isinya bertujuan menyanggah serangan Al-Ghazali terhadap paara filosof dan upayanya
untuk membela filsafat. Diterbitkan di Kairo bersama buku Tahafut al-Falasifah karya
Al-Ghazali dan Tahafut al-Falasifah karya Khawjah Zadeh oleh Al-Mathba‟ah al-
Alamiyah pada tahun 1885 dari manuskrip Istanbul.
24. Fashl al-Maqal fi Ma Bayn al-Hikmah wa al-Syari‟ah min wa al-Ittishal.
25. Al-Kasyf „an Manahij al-Adillah fi Aqa‟id al-Millah, ditulis di Seville pada tahun 1179
(575 H).
26. Dhaminah li Mas‟alah al-Ilm al-Qadim, merupakan apendiks yang terdapat pada buku
Fashl al-Maqal.
27. Maqalah fi Ittishal al-Aql bi al-Insan, manuskrip terdapat di Escoreal.
28. Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid dalam bidang fiqih, telah diterbitkan
berulang-ulang, di Kairo, Beirut, dan beberapa tempat lain.
29. Syarh al-Urjuzah li Ibn Sina, yakni uraian yang dibuat untuk mengulas baitbait syair
Ibn Sina menngenai kedokteran.
30. Masalah mengenai penolakannya terhadap Ibn Sina yang membagi mawjudat menjadi
mumkin „ala al-ithlaq (the absolutely possible).
31. kitab yang berbicara mengenai penolakan Al-Farabi terhadap Aristoteles tentang tartib
(tatanan), qawanin al-barahin (aturan pembuktian), dan alhudud (batasan) dalam
Analytica posteriora.
32. Kitab al-atsar al-Uwiyyah (Meteorologica).
33. Kitab al-Kawn wa al-Fasad (de Generatione et Corruptione).

Buku-buku yang dikarang oleh Ibnu Rusyd banyak sekali dari berbagai disiplin ilmu:
Filsafat, Kedokteran, Politik, Fikih, dan masalah-masalah agama. sebagian karya-karyanya
banyak yang hilang dan ada juga yang dibakar dikeranakan beberapa sebab diantaranya.
Pertama, tulisan-tulisannya yang asli bahasa arab mengandung anti filsafat dan filosof.
Kedua, di Timur ilmu dan filsafat mulai dikurbankan demi berkembangnya gerakan-gerakan
mistis dan keagamaan, akibat dari pertarungan antara kaum agamawan dan filosof
mengakibatkan Ibnu Rusyd mendapatkan celaan dan siksaan serta diusirnya dia dari tanah
kelahirannya sampai-sampai beliau dianggap sebagai mulhid. Latar belakang dari
pertarungan itu hanya untuk mendapatkan kekuasaan politik.
buku ini memuat pandangan kontroversial Ibn Rushd yang pernah menggemparkan
dunia Eropa pertengahan abad ke-13.

1. Buku lainnya yang juga penting dalam bidang hukum Islam/fiqh, adalah Bidayah al-
Mujtahid (permulaan bagi Mujtahid). Buku ini merupakan suatu studi perbandingan
hukum Islam, di mana di dalamnya diuraikan pendapat Ibn Rusyd dengan
mengemukakan pendapat-pendapat imam-imam mazhab.
2. Kitab al Kulliyat fi al Thib, telah diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul Coliget
3. Dhamimah li Masalah al Qadim.

Diantara karya besar pernah dihasilkan Ibnu Rusyd ialah „Kulliyah fit-Thibb‟ yang
mengandungi 16 jilid ilmu perubatan secara umum; Mabadil Falsafah‟ (Pengantar Ilmu
Falsafah); „Tafsir Urjuza‟ yang membicarakan perubatan dan tauhid. Karya lain, „Taslul‟
buku mengenai ilmu kalam; „Kasyful Adillah‟ yang mengungkap persoalan falsafah dan
agama; dan „Muwafaqatil Hikmah Wal Syari‟a‟ yang menyentuh persamaan antara falsafah
dengan agama. Beliau juga telah menulis sebuah buku mengenai muzik yang diberi judul “De
Anima Aristoteles” (Commentary on the Aristotle‟s De Animo).

Sebelum meninggal dunia, beliau telah menghasilkan bukunya yang terkenal Al Taysir.
Buku itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Inggeris dengan judul
Faclititation of Treatment. Kematiannya merupakan kehilangan yang cukup besar kepada
kerajaan dan umat Islam di Sepanyol. Beliau tidak meninggalkan sebarang harta benda
melainkan ilmu dan tulisan dalam pelbagai bidang seperti falsafah, perubatan, ilmu kalam,
falak, fiqh, muzik, kaji bintang, tata bahasa, dan nahwu. Karya tulisan beliau membuktikan
penguasaan Ibnu Rusyd dalam berbagai bidang dan cabang ilmu sehingga usaha untuk
menterjemahkan tulisannya dilakukan ke dalam bahasa lain. Buku Kulliyah fit-Thibb
diterjemahkan kendalam bahasa Latin pada 1255 oleh Bonacosa. Buku itu kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dengan judul General Rules of Medicine. Hasil
pemikiran yang dimuatkan dalam tulisannya, terutama dalam bidang falsafah, mempengaruhi
ahli falsafah Barat.

Anda mungkin juga menyukai