Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengkaji filsafat Islam tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ia
sarat dengan muatan teologis dan historis. Secra historis, tarik-menarik
kepentingan bahwa orisinalitas filsafat itu berasal dari Yunani atau islam
adalah fakta yang tidak bisa dihindari. Begitu pula, dalam tataran eologis,
penerimaan filsafat kerap berbenturan antara pandangan keimannan dan
pemikiran liberal filsafat.
Saling mengklaim antara ilmuan barat dan islam menjadi lembaran panjang
dalam perjalanan filsafat, misalnya Oliver Leaman yang berpendapat bahwa
filsafat yunani sebenarnya pertama kalidiperkenalkan kepada dunia lewt
karya-karya terjemahan berbahasa arab, lalu kedalam bahasa yahudi dan baru
kemudian dalam bahasa latin atau langsung dari bahasa arab kebahasa latin
atau langsung dari bahasa arab ke bahas latin. Berbeda dengan Al-farabi yang
berpendapat bahwa filsafat berasal dari Irak terus ke Mesir dan ke Yunani,
kemudian diteruskan Syiria dan sampai ketangan orang-orang Arab.
Polemik itu tampak ketika hampir semua penulis tidak sama dalam
memberikan istilah filsafat islam, apakah ”FilsafatIislam” ataukah “Filsafat
Arab” . Di antara penulis-penulis ang ,enamakan filsafat arab ialah Maurice de
Wulf dalam bukunya Histoire de la philosophie Medievale (Sejarah Filsfat
Abad Pertengahan) dan Emile Brehier dalam bukunya Historie de la
Philosophie (Sejarah Filsafat). Lutfi As-Sayyid dari Mesir juga memakai
istilah tersebut dalam terjemahannya buku Aristoteles: Etika untuk
Nikomakus. Istilah filsafat Arab tepatnya adalah filsafat yang berbahasa Arab
sebagaimana Philip K. Hitti menyatakan bahwa Ibnu Rusyd adalah filsuf
bangsa Arab(Arabic Writing Philosopher).
B. Rumusan Masalah
1. Apa biografi Ibnu Rusyd?
2. Apasaja karya-karya Ibnu Rusyd?
3. Apa filsafat Ibnu Rusyd?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui biografi Ibnu Rusyd
2. Mengetahui karya-karya Ibnu Rusyd
3. Mengetahui filsafat Ibnu Rusyd
BAB II

PEMBAHASAN

1. Biografi
Filsuf muslim yang muncul dibelahan barat setelah Ibnu Thufail
adalah Ibnu Rusyd. Keahliannya diakui sebagai filsuf. Nama lengkapnya
Abu al-Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Cordova pada tahun 520
H/1126 M. keluarganya terkenl alim dalam ilmu fiqh. Ayah dn kakeknya
pernah menjadi kepala pengadilan di Andalusia. Ia hidup dalam keluarga
akademis ayahnya dan kakeknya seorang ahli fiqh.
Hal itu terbukti, Ibnu Rusyd bersama-sama merevisi buku Imam
Malik, Al-Muawathatha, yang dipelajarinya bersama ayahnya Abu Al-
Qosim dan dihapalnya. Dia juga mempelajari matematika, fisika,
astronomi, logika, filsafat, dan ilmu pengobatan. Guru-gurunya dalam
ilmu tersebut tidak terkenal, tetapi secara keseluruhan Cordova terkenal
sebagai pusat studi-studi filsafat. Adapun Seville terkenal karena aktivitas-
aktivitas artistiknya. Cordova pada saat itu menjadi saingan bagi
Damaskus, Baghdad, Kairo, dan kota-kota besar lainnya di negri-negri
Islam di Timur.
Sebagaimana dijelaskan bahwa Ibnu Rusyd berasal dari keluarga faqih
maka jabatan pertama yang ia raih adalah hakim. Hal itu terbukti pada 565
H/1169 M, ia diangkat sebagai qadhi Seville, yang menjadi ibukota
Andalusia. Ia kembali ke Cordova sepuluh tahun kemudian sebagai qadhi,
sera tetap mengunjungi Seville dan Marrakesh. Setelah diangkat untuk
mamsa jabatan kedua sebagai qadhi Seville pada 575 H/1179 M, ia
menjadi qhadi kepla kota Cordoba tigatahu kemudin. Beberapa bulan
sebelumnya, ia menggantikan Ibnu Thufail sebagi dokter sang sultan, dan,
setelah Abu Yusuf naik tahta, saudara dari penguasa sebelumnya, pada
580 H/1184 M, ia hidup didekatnya dan menjadi teman akrab. Dalam
upacara-upacara kekhalifahan, Ibnu Rusyd secara simbolis ditempatkan
pada tingkat tertinggi dalam hierarki Al- Muwahhidin.
Keterkenalan Ibnu Rusyd dalam bidang filsafat diawali dari peristiwa
khalifah Abu Yaqub yang menyuruh Ibnu Thufail untuk menyuruh orang
meringkas intisari filsafat Aristoteles. Sejak Ibnu Rusyd mampu meramu
dan meringkas pikiran-pikiran filsafat Yunani, Bouyges yang dikutip
Ahmad Fuad Al-Ahwani, Ibnu Rusd layak disebut sebagai “juru ulas” dan
dengan sebutan itulah, dia dikenal oleh masyarakat Eropa abad
pertengahan. Dante dalam karyanya Divine Comedy menyebut nama Ibnu
Rusyd bersama-sama dengan Euclid, Ptolomeus, Hippocrates, Ibnu Sina,
dan Galen, serta menjulukinya “juru ulas yang agung”.
Di negri-negri Eropa Latin, Ibnu Rusyd terkenal dengan Explainer
(Asy-syarih) atau juru tafsir , dalam bahasa Ahmad Fuad Al-Ahwani,
martabatnta tidak lebih rendah dari Alexandre d’ Aphrodise (filsuf yunani
yang menafsirkan filsafat Aristoteles abad ke-2 M) dan Thamestius.
Dengan realitas yang dialami sebagai qhadi,dokter, dan didukung oleh
berbagai penguasaan ilmu, seperti matematika, fisika, astronomi,
kedokteran, logika, dan filsafat, ibnu Rusyd menjadi ulama dan filsuf yang
sulit ditandingi. Kehebatannya dapat dilihat dari berbagai karya yang telah
ditulis, meskipun duakhir hidupnya, Ibnu Rusyd mendapat tuduhan besar
(mihnah) sehingga ia dibuang dari tanah kelahirannya.
Tuduhan ang dilontarkan kepadanya berkenaan dengan penulisannya
dalam beberapa bukuna mengenai pengakuannya bahwa dia telah melihat
jerapah didalam taman raja orang-orng Barbar. Dalam pembelaannya,
Ibnu Rusyd mengatakan bahwa dia telah menulis “raja dua negri”. Kisah
kedua mengemukakan, dia menyangkal kebenaran historis mengenai
orang-orang ‘Ad yang disebut-sebut di dalam Al-Qur’an. Hal itu
mengakibatkan Ibnu Rusyd bukan saja dihukum buang, tetapi juga
tulisan-tulisannya dibakar dimuka umum. Sebuah manifesto yang
menentang filsafat dan para filsuf dikeluarkan dan disebarkan disetiap
tempat di Andalusia dan Marrakusy, yang melarang studi-studi yang
dianggap membahayakan serta memerintahkan pembakaran semua buku
yang berhubungan dengan ilmu-ilmu semacam itu, tetapi aib ang diderita
oleh Ibnu Rusyd tidak berlangsung lama. Dan Al-Mansur, sekembalinya
dari Marrakuys, mengampuni dan memanngil kembali. Ibnu Rusyd pergi
ke Marrkuys,dan dia meninggal pada tahun 595 H/ 1198 M.
2. Karya-karya Ibnu Rusyd
Kara-karya teoritisnya memperlihatkan bahwa ia adalah seorang ahli
termuka dalam ushul fiqh dan dalam studi atas berbagai pendapat yang
ditawarkan oleh beberapa mazhab besar fiqh (ikhtilaf). Ini
menghubungkannya dengan gagasan pembaruan fiqh Maliki yang
menganjurkan pengintegrasian penalaran analogis (qiyas). Meskipun tidak
meninggalkan karya yang setara, putranya ang berna Abu Al-Qosim
Ahmad juga dikaitkan dengan kehidupan publik sejak menduduki posisi
yang sama.
Karya fiqh Ibnu Rusyd benar-benar memuat sudut pandang filosofis.
Di samping potongan-potongan karyanya, ia meninggalkan, dalam karya
utamanya, Bidayah Al-Mujtahid wa Nihdyah Al-Muqtashid, yang sebagian
besar tertulis sejak sekitar tahun 564 H/1168 M sebuah uraian logis
tentang hukum Islam yang monumental. Karya itu merupakan risalah
tentang ikhtilaf (ilmu perbandingan mazhab) ang menilai dan
mempertimbangkan dalam setiap hal, setiap sudutnya pendapat-pendapat
ang diajukan oleh berbagai mazhab kecil atau individu terkemuka, bukan
hanya oleh mazhab besar

Anda mungkin juga menyukai