Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Rendi Fisabilillah Amin

KELAS : 4c
NIM : 1195020118

Rangkuman filsafat Islam


Ibnu Rusyd
Riwayat Hidup
Abu al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Rusyd lahir di Cordova
pada tahun 520 H/1126 M. Keluarganya terkenal alim dalam ilmu Figh. Ayah dan
kakeknya pernah menjadi Kepala Pengadilan di Andalusia. Latar belakang
keagamaan inilah yang memberinya kesempatan untuk meraih kedudukan yang
tinggi dalam studi-studi keislaman. Al-Quran beserta penafsirannya, Hadis Nabi,
ilmu Figh, bahasa dan sastra Arab dipelajarinya secara lisan dari seorang ahli
('alim). Dia merevisi buku Malikiah, al-Muwatta, yang dipelajarinya bersama
ayahnya abu al-Qasim dan dihapalnya. Dia juga mempelajari matematika, fisika,
astronomi, logika, filsafat dan ilmu pengobatan. Guru-gurunya dalam ilmu-ilmu
tersebut tidak terkenal, tapi secara keseluruhan Cordova terkenal sebagai pusat
studi-studi filsafat, sedangkan Seville terkenal karena aktifitas-aktifitas artistiknya.
Ibn Rusyd hidup dalam situasi politik yang sedang berkecamuk. Dia lahir pada
masa pemerintahan Almurafiah yang digulingkan oleh golongan Almuhadiah di
Marrakusy pada tahun 542H/ 1147 M, yang menaklukkan Cordova pada tahun
543 H/1148 M. Gerakan Almuhadiah dimulai oleh ibn Tumart yang menyebut
dirinya sebagai al-Mahdi. Dia berupaya meniru golongan Fatimiah, yang muncul
seabad sebelumnya dan berhasil mendirikan sebuah kekaisaran di Mesir dalam
hal semangat berfilsafat mereka, penafsiran-penafsiran rahasia mereka serta
kehebatan mereka dalam bidang astronomi dan astrologi. Tiga orang
pewarisnya, dari golongan Almuhadiah, 'abd al-Mu'min, abu Ya'qub dan abu
Yusuf, yang diabdi oleh ibn Rusyd, terkenal karena semangat berilmu dan
berfilsafat mereka.
Ketika abu Ya'qub menjadi Amir, diperintahkannya ibn Rusyd untuk menulis
ulasan-ulasan mengenai Aristoteles. Ibn Rusyd menyatakan bahwa pada suatu
hari ibn Tufail memanggilnya dan mengatakan kepadanya bahwa Pangeran
Orang-orang Beriman itu mengeluh tentang kesulitan ungkapan dari Aristoteles
dan para penerjemahnya, dan me nyebutkan kekaburan arah-arahnya dengan
mengatakan: "Jika seseorang mau menyunting buku-buku ini, merangkum dan
menjelaskan maksud maksudnya secara terinci setelah benar-benar
memahaminya, maka akan lebih mudah bagi banyak orang untuk memahami
buku-buku tersebut." Dan ibn Tufail teruzur tidak bisa memenuhi tugas itu
lantaran usianya yang telah lanjut dan kesibukannya dalam pemerintahan. Oleh
karena itu, dia meminta ibn Rusyd untuk menerima tugas itu.
"Juru Ulas" dan dengan sebutan itulah dia dikenal oleh masyarakat Eropa abad
pertengahan. Dante dalam karyanya Divine Comedy menyebut nama ibn Rusyd
bersama-sama dengan Euclid, Ptolomeus, Hippocrates, ibnu Sina dan Galen serta
menjulukinya "Juru Ulas yang agung."
Dikisahkan bahwa dia menulis tiga macam ulasan: ulasan yang besar,
menengah, dan kecil. Ulasan-ulasan besarnya disebut tafsir, dan mengikuti pola
tafsir Al-Quran. Dia mengutip satu paragraf dari tulisan Aristoteles dan kemudian
memberikan penafsiran serta ulasan atasnya. Kini kita masih memiliki ulasan
besarnya dalam bahasa Arab yaitu Metaphysica (fi ma ba'da thabi'ah). Ulasan
kecilnya disebut talkhis. Dalam bahasa Arab talkhis berarti "rangkuman" Orang
mungkin mengatakan bahwa ulasan-ulasan ini, walau lebih banyak
mengemukakan filsafat Aristoteles, tapi juga mengungkapkan filsafat Rusyd.
Memang benar bahwa sebagian besar ulasan-ulasan tersebut terdapat dalam
terjemahan-terjemahan bahasa Latin atau Ibrani, atau dalam transliterasi bahasa
Ibrani, tapi teks aslinya dalam bahasa Arab lebih jelas dan akurat. Secara
keseluruhan nilai ulasan ulasan ibn Rusyd bersifat historis, kecuali ulasan-ulasan
kecilnya yang mengungkapkan, sampai batas-batas tertentu, pemikirannya
sendiri. Pandangan-pandangan filosofisnya sendiri termaktub dalam tiga buku
penting Fashl, Kasyf dan Tahafut dan dalam sebuah risalah pendek berjudul al-
Ittishal. Karyanya Colliget (Kulliyah) yang membahas ilmu pengobatan sama
pentingnya dengan Canon nya ibn Sina, dan juga telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin. Dalam ilmu hukum Fiqh, kitabnya Bidayat al-Mujtahid dipakai
sebagai buku acuan dalam bahasa Arab.➡ Persesuaian antara filsafat dan agama
adalah ciri terpenting filsafat Islam. Cara ibn Rusyd memecahkan masalah ini
benar-benar merupakan cara yang jenius. Sebagai seorang filosof, dia menyadari
bahwa telah menjadi tugasnyalah membela para filosof dalam menangkis
serangan-serangan keras para faqih dan teolog, terutama setelah mereka
dikutuk oleh al-Ghazali dalam karyanya Tahafut al falasifah. Risalah ibn Rusyd
yang berjudul: Fashl al-Maqal fi ma bainal al-Hikmah wa as-Syari'ah minal-Ittishal
merupakan suatu pembelaan bagi filsafat sepanjang filsafat tersebut serasi
dengan agama..
➡ Mungkin diragukan, pada masa sekarang ini, apakah soal seperti itu pantas
dihebohkan. Tapi pada abad ke-6 H/ke-12 M masalah semacam itu memang
sangat penting. Para filosof dituduh berbuat bid'ah (kufr) atau tidak beragama.
Al-Ghazali dalam karyanya Tahafut, mengutuk para filosof sebagai orang-orang
yang tidak beragama. Kalau tuduhan ini benar, maka para filosof itu,
berdasarkan Hukum Islam, harus dihukum mati, kecuali kalau mereka mau
melepaskan diri dari berfilsafat atau membuat pernyataan di depan umum
bahwa mereka tidak percaya kepada ajaran-ajaran filsafat mereka. Oleh karena
itu, perlulah bagi para filosof membela diri dan pendapat-pendapat mereIbn
Rusyd membuka risalahnya dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah
filsafat itu sah, dilarang, dianjurkan atau diharuskan dalam Syari'ah (Hukum
Islam). Jawabannya, sejak dini, yaitu bahwa filsafat diwajibkan atau paling tidak
dianjurkan dalam agama (agama dalam pengertian ini dianggap sama dengan
Syari'ah, terutama Islam). Sebab fungsi filsafat hanyalah membuat spekulasi atas
yang maujud dan memikirkannya selama membawa kepada pengetahuan akan
Sang Pencipta. Al-Quran memerintahkan manusia untuk berpikir (i'tibar) dalam
banyak ayatnya seperti: "Berpikirlah, wahai yang bisa melihat." Al-i'tibar
merupakan suatu ungkapan Qurani yang berarti sesuatu yang lebih dari sekadar
spekulasi atau refleksi (nazar).afatMengartikan perintah berpikir dalam Al-Quran
ini secara logika, tidak lebih dari sekadar mengetahui yang gaib dari yang
diketahui lewat pengambilan kesimpulan. Cara penalaran semacam ini disebut
deduksi, di mana pemaparan (burhan) merupakan bentuk paling baik. Dan
karena Tuhan memerintahkan manusia untuk mengenal-Nya lewat pemaparan
tersebut, maka orang harus mulai belajar tentang bagaimana membedakan
antara deduksi demonstratif dan deduksi dialektis, retoris dan sofistikis.
Pemaparan merupakan alat yang dapat digunakan oleh seseorang untuk
mendapatkan pengetahuan tentang Tuhan. Ini merukan metode pemikiran yang
logis yang membawa kepada kepastianuJadi Al-Quran memerintahkan manusia
untuk mempelajari filsafat, karena manusia harus membuat spekulasi atas alam
raya ini dan merenungkan bermacam-macam kemaujudan. Kini telah kita lewati
bidang Fiqh yang absah dan menuju bidang filsafat, meskipun keduanya
berbeda. Sasaran agama secara filosolis yakni agama berfungsi sebagai pencapai
teori yang benar dan perbuatan yang benar (al-'ilm al-haq wal 'amal al-haqq).
Hal ini mengingatkan kita kepada definisi filsafat al Kindi dan para pengikutnya,
yang sampai saat ini tetap dipakai dalam filsafat Islam. Pengetahuan sejati ialah
pengetahuan tentang Tuhan, tentang kemaujudan lainnya, dan tentang
kebahagiaan serta kesengsaraan di akhirat. Ada dua cara untuk mendapatkan
pengetahuan, yaitu pencerapan dan persesuaian. Persesuaian bisa bersifat
demonstratif, dialektis atau retoris.
Ketiga macam persesuaian ini digunakan dalam Al Quran. Manusia terdiri atas
tiga golongan: para filosof, para teolog dan orang-orang awam (al-Jumhur). Para
filosof ialah kaum yang menggunakan cara demonstratif. Para teolog-yaitu
orang-orang Asy'ariah, yang ajaran-ajaran mereka menjadi ajaran-ajaran resmi
pada masa ibn Rusyd -mereka memulai dari penalaran dialektis dan Orang awam
ialah "orang-orang retoris" yang hanya bisa mencerap sesuatu lewat contoh-
contoh khayali.
Sejauh ini, agama sejalan dengan filsafat. Tujuan dan tidakan filsafat sama
dengan tujuan dan tindakan agama. Tinggal masalah keselarasan keduanya
dalam metode dan permasalahan materi. Jika yang tradisional itu (al-manqul)
ternyala bertentangan dengan yang rasional (al-ma'qul), maka yang tradisional
harus ditafsirkan sedemikian rupa supaya selaras dengan yang rasional.
Penafsiran yang bersifat alegoris (ta'wil) didasarkan pada kenyataan bahwa di
dalam Al-Quran dan ayat-ayat yang tersirat (batin). Para ulama Muslim pada
masa lain berusaha mengelak dari menafsirkan ayat ayat semacam itu, sebab
mereka takut akan mengacaukan pemikiran kaum awam. Kaum Asy'ariah
menafsirkan ayat-ayat semacam itu sebagai sesuatu yang duduk di alas
Singgasana" (al-istiwa'), sedangkan kaum Hanbaliah percaya bahwa ayat-ayat
tersebut adalah "tersurat". Sebagai filosof, ibn Rusyd bersikap lain dari para
ulama Muslim itu, (orang-orang Asy'ariah dan Hanbaliah). Ta'wil boleh dilakukan
hanya oleh para filosof, yang merupakan kaum demonstratif. Bahkan waktu itu,
ta'wil mesti dipandang sebagai pengetahuan esoteris, dan sama sekali tidak
boleh dikemukakan kepada orang awam.

FILSAFAT & AGAMA


Menurut ibn Rusyd, agama didasarkan pada tiga prinsip yang mesti diyakini oleh
setiap Muslim: eksistensi Tuhan, kenabian dan

kebangkitan. Tiga prinsip ini merupakan pokok masalah agama. Karena kenabian
berdasarkan wahyu, maka filsafat akan selalu berbeda dengan agama, bila tidak
bisa dibuktikan bahwa akal dan wahyu bersesuaian. Masalah ini dibahas secara
lebih terinci dalam bukunya yang lain. Tapi orang yang menolak prinsip yang
mana pun dari yang disebut di atas, berarti ia tak beragama (kafir). Dia dapat
mempercayai apa yang di sukainya secara demonstratif, dialektis ataupun retoris.
Para filosof tidak boleh mengemukakan penafsiran esoteris mereka kepada
orang awam bila tidak mau dituduh ahli bid'ah. Para teolog yang bertindak
begitu, bertanggung jawab atas timbulnya berbagai mazhab dalam Islam yang
tuduh-menuduh sebagai ahli bid'ah,

Ringkasnya, filsafat ialah saudara kembar agama. Keduanya merupakan sahabat


yang pada dasarnya saling mencintai.

Anda mungkin juga menyukai