Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Filsafat dan Tasawuf serta Tokoh-tokohnya

Kelompok : 3
Anggota : Syukran Rizqi Ramdlani
Hilman Ali Qadril Falah
Nadila Putri Aprilia

1. Pengertian Filsafat

Kata filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab falsafah (l) yang
akar katanya berasal dari philosophia (Bahasa Yunani). Philia artinya pecinta atau persahabatan
dan sophia artinya kebijaksanaan. Jadi philosophia artinya, pecinta kebijaksanaan Maksudnya suka
kepada hikmah atau senang memikirkan dan menganalisa soal-soal kehidupan. Sedangkan orang
yang suka kepada hikmah atau ahli pikir disebut filosof dan ilmu yang dihasilkan dinamakan ilmu
filsafat.

Menurut istilah filsafat ialah ilmu yang mempergunakan akal pikiran, untuk merenungkan dan
memikirkan masalah yang akan melahirkan ilmu pengetahuan. Berfilsafat berarti berpikir dengan
insaf, teliti menurut aturan yang berlaku. Setiap persoalan yang dihadapi dipikir dengan penuh
keinsafan, ketelitian, dan keteraturan. Obyek berpikir filsafat tidak hanya alam makro (di luar
dirinya) tetapi juga alam mikro (di dalam dirinya).

2. Pengertian Tasawuf

Tasawuf secara bahasa berasal dari kata suf (Bahasa Arab) yang berarti bulu domba atau
pakaian yang terbuat dari bulu domba. Istilah ini pertama kali muncul dikalangan penduduk Kota
Basrah yang dikenal gemar beribadah dan hidup sederhana. Mereka suka mengenakan pakaian
yang dibuat dari suf (bulu domba).

Menurut istilah, tasawuf ialah sikap dan perilaku menjauhkan diri dari kelezatan dan
kemewahan duniawi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT agar dapat menggapai
kebahagiaan ukhrawi sekalipun memiliki kemampuan untuk mendapatkannya, Tasawuf pertama
kali dikenalkan oleh Sofyan Sauri (161 H.) dan Hasan Basri (110 H.), kemudian berkembang sebagai
ilmu dan dipelajari oleh umat Islam. Pada akhirnya kedua ulama tersebut dikenal sebagai ulama
sufi dan pengembang ilmu tasawuf.

3. Tokoh-tokoh Filsafat Islam

Diantara filosof Islam yang terkenal, antara lain

a. Al-Kindi

Tokoh muslim pertama yang dikenal di bidang pemikiran filsafat adalah Abu Yusuf Ya'qub bin
Ishak Al-Sabah Al- Kindi (796- 873 M). Selain filosof, lelaki berdarah Arab ini dikenal juga sebagai
seorang tabib dan astronom terkemuka Orang tuanya pernah menjabat sebagai Gubernur Kufah
pada masa pemerintahan Abbasiyah. Al-Kindi tumbuh dalam situasi zaman yang penuh dengan
pertentangan agama dan mazhab. la merupakan salah satu tokoh pelopor dalam penterjemahan
kitab-kitab Filsafat Yunani dan India ke dalam Bahasa Arab.

Dari berbagai tulisan tampak bahwa corak pemikirannya bersifat dealektik, yakni memadukan
berbagai aliran pemikiran yang beragam. Sumbangan terbesar Al-Kindi dalam bidang filsafat dan
teologi adalah keberaniannya untuk mengasimilasi berbagai konsep dan metode pengetahuan yang
selama ini dianggap asing dan kurang diminati para tokoh agama pada masanya ke dalam
pengetahuan Islam.

Jadi, pada tingkatan tertentu ia telah mengawali suatu usaha mempertemukan antara filsafat dan
agama. Baginya, filosof adalah 4 orang yang berupaya memperoleh kebenaran dan hidup
mengamalkan kebenaran yang diperolehnya, yaitu orang yang hidup menjunjung tinggi nilai
keadilan atau hidup adil. Jadi, filsafat baginya mencakup teori sekaligus praktek.

b. Al-Razi

Sesudah Al-Kindi, filosof berikutnya adalah Al-Razi (856-925 M), seorang ilmuwan berdarah
Persia yang memandang filsafat sebagai keseluruhan jalan hidup, baik pengetahuan maupun
perilaku. Ia berani melukiskan kehidupan filosof sebagai kehidupan "mirip" Tuhan. Filsafat baginya
bukanlah sekedar hobi, pengisi waktu luang atau serangkaian teka-teki yang dipecahkan sambil
menjalankan bagian lain kehidupan.

Tokoh ini lebih memandang istimewa pada sosok Plato sebagai guru filsafatnya la percaya
bahwa akal adalah piranti untuk menentukan kebenaran yang utama. Jika saja ada wahyu yang
bertentangan dengan akal, maka wahyu harus tunduk kepada akal Al-Razi mempercayai pandangan
bahwa dunia memang diciptakan oleh Allah, tetapi bukan dari ketiadaan. Allah menciptakan dunia
ini dari materi yang telah ada sebelumnya untuk kemudian dijadikan suatu bentukan baru menjadi
dunia.

c. Al-Faraby

Nama lengkapnya Muhammad bin Tarkhan Ani Nasri Al-Faraby. Orang Eropa menyebutnya Al-
Farabius. Lahir pada abad kesembilan dan wafat pada tahun 950 M dalam usia 80 tahun.Al-Faraby
sangat terkenal di masa hidupnya, terutama di Negara Arab dan Eropa Dikenal sebagai ahli
metafisika Islam dan ilmu jiwa. Mempelajari dan mendalami filsafat Yunani dan Etika. Tulisan-
tulisan Aristoteles diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab dan beliau memberikan tafsiran, ulasan
dan bahasan dari karya-karya Aristoteles tersebut.

la menemukan teori tentang Ilmu Musik Timur yang ditulis dalam karyanya Kitabul Musiqi al-
Kabir. Karya ilmu musik ini kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin dan dijadikan buku
pelajaran musik di Eropa Barat, Al-Faraby juga menyusun ringkasan atau ikhtisar (compendium)
beberapa macam ilmu pengetahuan dalam karyanya yang berjudul Ihsanul Ulum yang
diterjemahkan ke dalam bahasa latin dengan kata De Scientiis.

d. Ibnu Sina
Filosof muslim setelah Al-Faraby adalah Ibnu Sina Orang Barat menyebutnya dengan Avicenna,
lahir pada tahun 980 M. Di dunia Islam dikenal sebagai Syaikhur Rais (kepala para pakar) la dikenal
sebagai ilmuan Islam dalam bidang kedokteran.

Beberapa karyamonumental Ibnu Sina antara lain, Kitabusy Syifa' (Ensiklopedia


Kedokteran/terdiri atas 21 jilid) dan Al- Qanun fi Tib (buku tentang pengobatan). Buku ini sudah
diterjemahkan ke dalam berbagai macam bahasa di dunia dan menjadi rujukan ilmu kedokteran
sampai abad ke-17. Selain ilmu kedokteran, karya dan buah pikiran Ibnu Sina juga di bidang filsafat
Islam, ilmu ukur bidang, ilmu bahasa, musik dan ilmu-ilmu ke-Islaman. Di kalangan ilmuwan Barat
dan Eropa, Ibu Sina dikenal sebagai sosok ilmuwan yang dikagumi dan disegani karena keluasan
dan kedalaman ilmunya. Beliau wafat pada tahun 1037 M.

e. Ibnu Rusydi

Nama lengkapnya adalah Al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusydi. Orang
barat menyebutnya Averrus. Lahir di Kordova pada tahun 1.126 M dan meninggal di Maroko tahun
1198 M. Selain seorang filosof, Ibnu Rusydi juga dikenal sebagai ilmuwan yang ahli di bidang
kedokteran dan obat- obatan (farmasi). Ibnu Rusydi adalah sosok ilmuwan yang mempopulerkan
pendapat bahwa seseorang yang sudah terjangkit penyakit cacar, maka ia tidak akan terjangkit
penyakit cacar untuk yang keduakalinya. la juga menemukan selaput jala (retina) dan menyusun
buku kedokteran dengan judul al-Kullyat fi Tib.

Kitabnya tentang filsafat berjudul Tahalutul Falasifah yang menjawab alam pikiran filsafat Al-
Ghazali. Selain itu juga beliau menulis kitab tentang hukum Islam yang cukup terkenal berjudul
Bidayatul Mujtahid.

f. Muhammad Iqbal

Nama lengkapnya adalah Dr. Muhammad Iqbal. Seorang filosof Islam yang lahir di luar negeri
Arab. la berkebangsaan Pakistan, lahir di Punjab India pada tahun 1876 M dan wafat pada tanggal
21 April 1938 M dalam usia 62 tahun. Muhammad Iqbal dikenal sebagai tokoh pembaharu Islam
sekaligus seorang sastrawan. Salah satu karyanya berjudul Shikwa Jawabi Shikwa yang menggugah
dan menyadarkan umat Islam agar bangun dari tidurnya dan menyadari kebesaran pribadi dan
agama Islam.

Kumpulan sajak-sajak beliau yang memuat semangat akhlak dan jihad Islam disusun dengan
indah dan rapi dalam bukunya yang berjudul Asrari Khuddi dan Rumuzi Khuddi. Kedua buku
tersebut mengandung filsafat hidup yang tinggi dan hikmah yang dalam.Muhammad Iqbal juga
memiliki kemampuan untuk membuat konsep tentang Negara Islam. Konsep itu tertuang dalam
karya yang berjudul The Reconstruction of Religious Thought in Islam (Membangun Kembali Alam
Pikiran Islam), terbit tahun 1934. Pada akhirnya, pemikiran beliau mengantarkan berdirinya
Negara Islam Pakistan pada tahun 1947 yang terpisah dari Pemerintahan India.

4. Tokoh-tokoh Tasawuf

a. Al-Faraby
Selain sebagai seorang filosof, Al-Faraby juga dikenal sebagai tokoh tasawuf. Al-Faraby
memadukan antara Filsafat dan Tasawuf. la menggunakan logika dalam mengenal Allah SWT. Kitab
Tasawufnya yang terkenal ialah Fauzul Asghar, yang memuat tentang manusia dan Tuhan dalam
keheningan dan kesyahduan ibadah kepada Allah SWT

Al-Faraby menerapkan dalil aqli sebagai sumber pengetahuan. dan pemahaman untuk menjaga
keseimbangan hidup jasmaniyah dan ruhaniyah. Menurutnya, rasa beribadah dan ketentraman
batin manusia akan lebih mantap apabila logika dihidupkan yang akan menjadi penerang dan
penghubung antara manusia dan Allah SWT. Dalam hal logika, Al-Faraby menghubungkan
rasionalitas pemikiran manusia dengan firman Allah surat Ali Imran ayat 190 yang artinya:
"Sesungguhnya dalam hal terciptanya langit dan bumi serta terjadinya pergantian malam dan siang,
semua itu adalah tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang mempergunakan akal." Ciri khas
tasawuf Al-Faraby ialah kebahagiaan dan pembersihan jiwa tertinggi, tidak semata-mata diperoleh
dan didasarkan pada kerohanian tapi juga bersumber pada pemikiran yang rasional.

b. Al-Hallaj

Nama lengkapnya, Husin bin Mansur Al-Hallaj, lahir di Baida Iran tahun 244 H/858 M., dan
meninggal dunia pada tahun 309 H/921 M. Al-Hallaj dihukum mati karena faham tasawufnya yang
menurut sebagian ulama dianggap sesat dan bertentangan dengan akidah Islam yang murni. Di
antara faham itu antara lain:

1) Paham Hululiyah, berarti ketuhanan menjelma ke dalam diri manusiaatau bersatunya hamba
dengan Tuhan (al-wihdatul wujud).

2) Paham Haqiqatul Muhammadiyah, artinya segala sesuatu, termasuk terciptanya langit dan bumi
serta isinya pada hakikatnya berasal dari Nur Muhammad yang menurut Al-Hallaj sudah tercipta
sebelum sesuatu itu diciptakan Tuhan.

3) Kesatuan Semua Agama, bahwa semua agama itu sama, oleh karena itu tidak perlu dibedakan
dan dipertentangkan masalah agama yang sudah ada.

c. Al-Ghazali

la adalah Abu Hamid bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali. Lahir di Ghazalah, wilayah Khurasan
Iran (450 H/1057 M). Al-Ghazali pertama-tama belajar agama di kota Tus, kemudian meneruskan
di Jurjan, dan akhirnya di Naisabur pada Imam Al-Juwaini. Beliau wafat tahun 505 H/1111 M.

Paham tasawufnya adalah kombinasi paham yang ada dalam tasawuf yang sedang berkembang,
lalu dikembalikan kepada Al-Quran dan Al-Sunnah. Al- Ghazali ingin mengikis dan memberantas
praktik pengamalan tasawuf yang sesat dan menyalahi tauhid murni, lalu dikembalikan sesuai
aslinya yaitu amalan dan peribadatan sebagaimana yang dipraktikkan Nabi Muhammad SAW.

Karya Imam Al-Ghazali yang terkenal adalah Ihya' Ulumuddin yang terdiri atas empat jilid, dan
berisi masalah-masalah keimanan, kelslaman dan akhlaq. Karya lain yang berkaitan dengan
tasawuf antara lain; al-Adab fid Din (Adab dalam Beragama), Ayyuhal Walad (Wahai Anakku), al-
Munqid Minanad Dalal (Terlepas dari Ikatan), dan Mizanul Amal (Neraca Amal).

Anda mungkin juga menyukai