Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Pemikiran Ibnu Rusyd (Averroes)

terhadap Peradaban Dunia Barat


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pemikiran Politik Barat dengan
dosen pengampu : Dr. Hasan Mustapa, S.Fil.I., M.Si.

Disusun Oleh :
Kelompok 1 (Satu)
Adea Suci Adara [1198040001]
Alwin Zulfa [1198040002]
Ergia Maulian [1198040090]

Program Studi Ilmu Politik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
Borrowing merupakan salah satu istilah populer dalam filsafat yang
berarti saling meminjam filsafat satu dengan yang lain. Hal ini pula yang
terjadi pada kontak yang bersifat dua arah antara filsafat Islam dan Barat.
Di zaman kejayaan Islam, filsafat Barat masuk dengan suatu gerakan
penerjemah dalam bahasa arab karya filosof - filosof Yunani Klasik. Umat
Islam yang berkeinginan besar mempelajari filsafat barat, menjadikan
semakin meningkatnya interaksi umat islam dengan bangsa lain (Yunani
dan Romawi).
Pada saat itu, Bangsa Arab muslim mempelajari filsafat Yunani melalui
orang - orang Persia. Karena, merekalah yang pertama kali mengenal
peradaban dan Filsafat Yunani. Maka dari itu, Orang-orang Persia
memegang peranan yang penting dalam proses pengaruh gerakan filsafat
Yunani ke Dunia Islam. Pada abad ke 12 Masehi Dunia Islam di Andalusia
mengalami kemajuan filsafat, yang tumbuh dari pengembangan pemikiran
- pemikiran Islam disana yang kelak menjadi dasar kemajuan sains dan
pemikiran bangsa Barat, selain itu juga sebagai bukti bahwa filosof-filosof
muslim mempunyai andil besar dalam hal ini dan ini mengartikan umat
Islam berjasa membangkitkan kembali Ilmu pengetahuan yang telah
beberapa abad lamanya tidak terjamah.
Ibnu Rusyd atau yang lebih dikenal di dunia Barat dengan Averroes
merupakan salah seorang filosof muslim terkenal baik di Timur maupun di
Barat. Sebenarnya, pengaruh Ibnu Rusyd tidak secara langsung tetapi
melalui murid-muridnya dari Eropa yang belajar di Spanyol. Yang
kemudian mereka dikenal dengan Averroisme. Averroisme memiliki suatu
pandangan tertentu tentang hubungan Bahasa Filsafat dan Bahasa Agama,
yang pandangan ini berakar pada pemikiran Ibnu Rusyd. Pemikiran Ibn
Rusyd tersebut berkembang menjadi suatu gerakan Averroisme yang
memiliki pengaruh lebih besar ke dunia Barat dibandingkan filosof-filosof
muslim yang lainnya. Ia menjadi tokoh yang paling populer dan dianggap
paling berjasa dalam membuka mata peradaban Barat. Oleh karena itu,
pada makalah ini beberapa pembahasan, diantaranya :
a. Seperti apa perjalanan hidup dari seorang Ibnu Rusyd?
b. Bagaimana pemikiran Ibnu Rusyd?
c. Bagaimana Gerakan Averroisme dapat berpengaruh terhadap
Peradaban Barat?
BAB II
PEMBAHASAN
Riwayat singkat Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd alias Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad
bin Rusyd, merupakan filosof yang berasal dari keturunan Arab, dengan
kota kelahiran (Spanyol) Andalusia lebih tepatnya di kota Cordoba sekitar
pada tahun 526H/1198 M. Ia berasal, lahir dan dibesarkan dalam keluarga
ahli fiqh termasyhur, ayahnya Ahmad atau Abu Al Qasim merupakan
seorang hakim di Kordoba . Selain itu, kakeknya sangat terkenal sebagai
ahli fiqh. Tetapi berbeda dengan kedua orang tuanya, Ibn Rusyd lebih
terkenal dalam filsafat ketimbang fiqih. Di dunia Islam namanya terkenal
setelah melancarkan kritik terhadap buku Tahafut al-falasifah karya al-
ghazali. Selain itu pikirannya tentang keselarasan agama dan filsafat
menambah harum namanya di Barat melampaui dunia Islam. Rusyd ini
lahir dari keluarga terhormat alim dan taat dalam beragama Islam.
Keluarganya merupakan pemegang jabatan tinggi qadhi besar selama dua
generasi terakhir, Ibnu Rusyd sendiri sebagai pemegang jabatan yang sama
pada generasi ketiga.
Ibnu Rusyd hidup dalam situasi politik yang sedang berkecamuk 1. Ia
lahir pada masa pemerintahan Al muradiah yang digulingkan oleh
golongan Almunadiyah di Marrakusyi pada tahun 542 H/1147 M yang
menaklukkan Cordoba pada tahun 543 H/1148 M. Ia juga dikenal sebagai
orang yang amat rajin belajar dan mengajar, membaca dan mengarang
sehingga ada suatu riwayat yang mengatakan bahwa tidak ada suatu hari
pun yang terlewatkan untuk itu kecuali dua malam saja, yaitu pada hari
meninggal ayahnya dan pada hari perkawinannya.
Pada usia anak-anak, Ibnu Rusyd sudah mempelajari berbagai disiplin
ilmu, seperti Al-Qurá n, Hadits, Fiqih. Selain itu juga mendalami ilmu-ilmu
eksak seperti Matematika, Astronomi, Logika, Filsafat dan Kedokteran. Saat
menginjak remaja, ia terdorong keluar dari lingkar keluarga dalam
menuntut ilmu. Ibnu Rusyd mendatangi para fuqaha yang menonjol di
kawasan Andalusia kala itu untuk berguru dan menimba ilmu. Banyak
fuqaha terkenal yang ia datangi, karena itulah, ketika Ibn Rusyd tumbuh
dewasa, ia terkenal dengan ilmuwan yang ahli dalam berbagai disiplin ilmu
pengetahuan.
Ibnu Rusyd juga mendalami bidang Kedokteran (Abu Ja'far Harun At
Tirjali dan Abu Marwan bin Kharbul), Bidang Filsafat (Ibnu
Bajjah/Avipave). ia menjalin perhubungan yang akrab dengan Ibnu Zuhr,
Ibnu Rusyd juga mempunyai hubungan yang baik dengan kerajaan Islam
1 Bisri Djalil, M. (2014). Averroes, Hakekat dan Pengaruhnya terhadap Renaissance. JURNAL
LISAN AL-HAL, 8(1). hal 110
Muwahidin terutama dengan amir ketiga khalifah Abu Yusuf Al-Mansur.
Hasil dari Hubungan dan kepercayaan tersebut, akhirnya beliau dilantik
sebagai hakim di Sevilla (1169 M) kemudian hakim di Cordoba (1171 M).
Selanjutnya dilantik menjadi dokter istana (1182 M)
Sayangnya, banyak ulama yang tidak menyukainya karena ajaran
filsafatnya , bahkan Ibnu Rusyd dikafirkan. Selain itu, adapula sekelompok
ulama yang berusaha untuk menyingkirkan dan memfitnah bahwa dia telah
menyebarkan ajaran filsafat yang menyimpang dari ajaran Islam. Atas hal
tersebut, Ibnu Rusyd diasingkan oleh pemerintah ke suatu tempat bernama
Lucena. Selain itu juga, banyak karya-karya filsafatnya dibakar dan
diharamkan untuk dipelajari. Setelah beberapa orang terkemuka dapat
meyakinkan khalifah Al-Mansur mengenai kebersihan dari Ibnu Rusyd dari
fitnah dan tuduhan tersebut, akhirnya ia dapat dibebaskan. Akan tetapi
tidak lama fitnah dan tuduhan tersebut kembali. Akhirnya, pada kali ini
Ibnu Rusyd diasingkan ke Negeri Maghribi (Maroko).
Disanalah kemudian Ibnu Rusyd menghabiskan sisa usianya hingga ia
wafat pada tanggal 19 Safar 595 H/10 Desember 1198 M, ia wafat dengan
meninggalkan banyak warisan keilmuan yang dikenal Barat dan Timur.

Pemikiran Ibnu Rusyd


Ibnu Rusyd merupakan salah satu filosof muslim yang banyak sekali
memberikan kontribusinya dalam khasanah dunia filsafat, baik filsafat yang
berasal dari Yunani maupun berasal dari filosof-filosof muslim terdahulu.
Kemudian, ia sangat mengagumi filsafat Aristoteles dan banyak
memberikan ulasan maupun komentar terhadap filsafat Aristoteles
sehingga ia dikenal sebagai komentator Aristoteles. Gerakan Averoisme
memiliki pandangan tertentu tentang hubungan Bahasa Filsafat dan Bahasa
Agama dan pandangan ini berakar pada pemikiran Ibnu Rusyd. pemikiran
ibnu Rusyd berkembang menjadi suatu gerakan Averroisme yang
pengaruhnya ke Barat lebih besar dibandingkan filosof-filosof muslim
lainnya. Ibnu Rusyd-lah merupakan tokoh yang paling populer dan
dianggap paling berjasa dalam membuka mata peradaban Barat.
Pokok pikirannya yang istimewa adalah merekonsiliasikan antara
agama dan filsafat atau secara kasarnya mempertemukan antara
Aristoteles dan Muhammad. Usaha tersebut ini dipandang menjadi ciri
terpenting dalam filsafat Islam. Menurut ibnu Rusyd, filsafat adalah
mempelajari segala yang wujud (maujudat) dan merenungkan sebagai
suatu bukti tentang adanya Pencipta. Ibnu Rusyd menjelaskan bahwa
segala yang ada ini sebagai suatu ciptaan menunjukkan adanya
Penciptanya. Untuk mengetahui Pencipta tersebut harus mengetahui
ciptaan atau sunnatullah-Nya. Justru itulah menurut ibnu Rusyd semakin
sempurna pengetahuan terhadap ciptaan-Nya niscaya semakin sempurna
pula pengetahuan tentang Sang Pencipta. Menurut ibnu Rusyd antara
filsafat dan agama tidak bertentangan, karena kebenaran tidaklah
berlawanan dengan kebenaran tetapi saling memperkuat. Dengan kata lain,
filsafat adalah saudara agama, antar filsafat dengan agama seperti halnya
sahabat yang pada hakikatnya saling mencintai.
Menurut Ibnu Rusyd ada 3 macam metode manusia dalam
memperoleh pengetahuan yakni:
a. Lewat metode al- Khatabiyyah (Retorika), yang digunakan oleh
mereka yang sama sekali tidak termasuk pada ahli takwil , yaitu
orang-orang yang berfikir retorik, mereka merupakan mayoritas
manusia. Sebab tidak ada seorangpun yang berakal sehat kecuali
dari kelompok manusia dengan kriteria pembuktian semacam ini
(khatabi).
b. Lewat metode al-Jadaliyyah (dialektika) dipergunakan oleh mereka
yang termasuk ahli dalam melakukan ta’wil dialektika. Mereka itu
secara alamiyah atau tradisi mampu berpikir secara dialektik.
c. Lewat metode al-Burhaniyyah (demonstratif) dipergunakan oleh
para ahli dalam melakukan ta’wil yaqini. Mereka itu secara alamiah
mampu karena latihan, yakni latihan filsafat, sehingga mampu
berfikir secara demonstratif. Ta’wil yang dilakukan dengan metode
Burhani sangat tidak layak untuk diajarkan atau disebarkan kepada
mereka yang berpikir dialektik terlebih orang-orang yang berfikir
retorik. Sebab jika metode ta’wil burhani diberikan kepada mereka
justru bisa menjerumuskan kepada kekafiran. Penyebabnya adalah
karena tujuan takwil itu tak lain adalah membatalkan pemahaman
lahiriyah dan menetapkan pemahaman secara interpretatif.
Pengaruh Pemikiran Ibnu Rusyd di Dunia Barat
Rasionalitas filsafat Ibnu Rusyd membawa angin segar ke dunia
Eropa, dan bahkan mampu membuat Eropa terbebas dari cengkraman
hegemoni gereja. Sehingga filsafat Ibnu Rusyd juga membangkitkan
semangat revolusi bangsa Eropa yang menghendaki pemisahan sains dari
agama. Kesadaran akan pentingnya rasio dalam memahami ayat-ayat tuhan
sangat berkembang di Eropa. Sehingga umat Kristen dan umat Yahudi
mulai mengenal harmonisasi antara filsafat dengan agama. Maka
muncullah dalam sejarah bangsa Barat Teolog-Teolog rasionalis yang
menjadi symbol perlawanan terhadap gereja yang sangat hegemonic.
Salah satu Teolog yang sangat berjasa dalam perkembangan filsafat
Ibnu Rusyd di dunia Barat adalah Musa Bin Maemun. Ia merupakan murid
Ibnu Rusyd dari umat Yahudi yang sangat terpengaruh oleh pemikiran-
pemikiran Ibnu Rusyd. Hal ini dapat dilihat dari pemikiran Musa bin
Maemun dalam memahami hubungan antara filsafat dan agama, klasifikasi
derajat intelektual manusia dalam berfilsafat. Karya-karya Musa bin
Maemun menjadi factor penting berkembangannya filsafat islam di Eropa
setelah diterejemahkan kedalam Bahasa ibrani.
Sejak abad ke-13, banyak karya Ibnu Rusyd yang diterjemahkan
kedalam Bahasa ibrani oleh sarjana-sarjana yahudi. Dari sebagian karya
yang diterjemahkan kedalam Bahasa ibrani ini, setelahnya muncul karya
Ibnu Rusyd yang diterjemahkan ke Bahasa latin, dan inilah yang menjadi
pengaruh terhadap pemikiran eropa. Pengaruhnya yang begitu besar dapat
kita lihat dari munculnya gerakan Avveroisme di Eropa sejak abad ke-13
sampai abad ke-17. Gerakan tersebut berusaha mengembangkan
pemikiran-pemikiran Ibnu Rusyd kedalam peradaban barat. Dan gerakan
inilah yang pada akhirnya melahirkan Renaisans dalam peradaban Barat,
yaitu paham yang berusaha kembali untuk membangkitkan ilmu
pengetahuan setelah bangsa barat mengalami masa-masa kegelapan.
Ada tiga faktor yang mendukung besarnya pengaruh Ibnu Rusyd
dalam peradaban Barat, yaitu;
1) Ibnu Rusyd lahir dan meninggal di Cordova, Spanyol. Sehingga ia
merupakan orang barat. Dari segi lingkungan inilah bangsa barat
menjadi mudah untuk mengakses pemikiran Ibnu Rusyd.
2) Ibnu Rusyd merupakan filosof muslim yang sangat tertarik pada
filosof yunani, terkhusus Aristoteles. Ibnu Rusyd dianggap berjasa
oleh bangsa barat karena telah mengadirkan kembali warisan
yunani kuno terhadap dunia barat. Sehingga dengan jasanya itu,
bangsa barat merasa memiliki hutang budi yang begitu besar
kepada Ibnu Rusyd dan juga sangan menghormati Ibnu Rusyd.
3) Dan factor yang paling penting adalah bahwa Ibnu Rusyd
merupakan pemikir yang rasional dan tentunya berhasil
mengembangkan pemikiran rasionalnya ke dunia barat. Ia
menempatkan posisi akal pada posisi yang paling tinggi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari paparan singkat diatas dapat kita Tarik kesimpulan bahwa
Ibnu Rusyd (Avveroisme) merupakan filsuf muslim yang sangat tertarik
pada filosof yunani kuno yakni Aristoteles. sehingga dengan pemikirannya
yang rasional membuat bangsa barat dapat membuka kembali pandangan
terhdap ilmu pengetahuan sehingga lahirlah renaisans.
DAFTAR PUSTAKA

Bisri Djalil, M. (2014). Averroes, Hakekat dan Pengaruhnya terhadap


Renaissance. JURNAL LISAN AL-HAL, 8(1).

Delta Fitrianah, R. (2018). Ibnu Rusyd (Averroisme) dan Pengaruhnya


Dibarat. El-Afkar, 7(1).

Iqbal, Muhammad, Ibnu Rusyd & Averroisme, Jakarta: Gaya media


Pratama,2004), hal 17

Zuhairi Misrawi, Ibnu Rusyd “Gerbang Pencerahan Timur dan Barat”,


PPPM : Jakarta,2007

https://docplayer.info/55657293-Perjalanan-averoisme-ke-eropa-dan-
pengaruhnya-terhadap-perkembangan-dunia-moderen-afrizal-
m.html diakses pada tanggal 10 November.

Anda mungkin juga menyukai