Anda di halaman 1dari 10

IBNU RUSYD

ANDI NADYA AISYAH


FLAZIA SONIA
LARAS ATI DESIANI ADITARI
SHOFA SALSABILA
RIFANI NUGROHO

Riwayat Hidup
Nama lengkapnya adalah Abu Al Wahid Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad
ibn Rusyd. Lahir di kota Cordova pada tahun 1126 M/520 H. Wafat pada tahun
595 H/1198 M.
Ibnu Rusyd adalah seorang ilmuwan muslim yang cerdas dan menguasai banyak
bidang ilmu, seperti al-Quran, fisika, kedokteran, biologi, filsafat, dan astronomi.
Karena kecerdasannya, Ibnu Rusyd diangkat menjadi hakim Agung kordoba,
sebuah jabatan yang pernah dipegang kakeknya pada masa pemerintahan Dinasti
al-Murabitun di Afrika Utara.
Tidak banyak yang mengetahui kalau Ibnu Rusyd pernah hidup dalam
pembuangan. Ia pernah dibuang di Lecena, Spanyol, karena dianggap murtad dan
menghina kepala negara. Ia juga pernah dibuang ke Marako karena difitnah oleh
seseorang, sampai ia menghembuskan nafas terkahirnya di kota ini.

Filsafat Pemikirannya
Agama dan Filsafat
Agama islam kata ibnu rusyd tidak mengandung hal-hal yang bersifat rahasia,
seperti ajaran trinitas dalam agama kristen. Semua ajarannya dapat dipahami
dengan akal karena akal dapat mengetahui segala yang ada. Dari itu, iman dan
pengetahuan akali merupakan kesatuan yang tidak bertentangan, karena
kebenaran itu, pada hakikatnya, adalah satu.
Metafisika
Dalam membuktikan adanya Allah, ibnu rusyd menolak dalil-dalil yang
dikemukakan oleh beberapa golongan sebelumnya karena tidak sesuai dengan apa
yang telah digariskan oleh syara. Dalam kitab al-Kasyfu an manahijil-Adillah,
ia menunjukkan kepada empat golongan yang saling berbeda dalam berdalil
tentang adanya Allah, yaitu : Asyariyyah, Hasywiyyah, Mutazilah, Sufiyyah.

Tanggapan Terhadap Al-Ghazali


Ibnu Rusyd di kenal oleh banyak orang sebagai filosof yang menentang al-Ghazali. Hal
ini terlihat dalam bukunya berjudul Tahafutut-tahafut, yang merupakan reaksi buku alGhazali berjudul Tahafutut Falasifah. Dalam bukunya, Ibnu Rusyd membela pendapatpendapat ahli filsafat Yunani dan umat Islam yang telah diserang habis-habisan oleh alGhazali. Sebagai pembela Aristoteles (filsafat Yunani), tentunya Ibnu Rusyd menolak
prinsip Ijraul-Adat dari al-Ghazali. Begitu pula al-Farabi, dia juga mengemukakan
prinsip hukum kausal dari Aristoteles. Perdebatan panjang antara Al-Ghazali dan Ibn
Rusyd, kiranya tidak akan pernah usai. Karena keduanya memiliki pengikut setia dalam
mempertahankan pendapat-pendapat dari kedua pemikir Islam tersebut.

Etika
Mengenai etika Ibnu Rusyd membenarkan teori Plato yang mengatakan
bahwa manusia adalah makhluk social yang membutuhkan kerja sama
untuk memenuhi keperluan hidup dan mencapai kebahagiaan. Dalam
merealisasikan kebahagiaan yang merupakan tujuan ahir bagi manusia,
diperlukan bantuan agama yang akan meletakkan dasar-dasarkeuamaan
akhlak secara praktis, juga bantuan filsafat yang mengajarkan keutamaan
teoritis, untuk itu diperlukan kemampuan perhubungan dengan akal aktif

Metode Berfikir
Ibnu Rusyd menggunakan metode khusus yang disebut metode
demonstrasi, metode inayah (perhatian) dan metode ikhtira (penciptaan).
Metode pertama digunakan dalam memecahkan masalah persoalanpersoalan filsafat, sedangkan metode inayah dan ikhtira dipergunakan
khusus dalam pembahasan ilmu kalam. Untuk memperoleh kemampuan
berpikir, manusia tidak dapat semata-mata percaya pada kemampuan akal,
tetapi diperlukan pula bantuan rasa, kehendak dan kepercayaan

Filsafat Tentang Manusia


Dalam masalah manusia, Ibn Rusyd juga dipengaruhi oleh
teori Aristoteles. Sebagai bagian dari alam, manusia terdiri
dari dua unsur; materi dan forma. Ibnu Rusyd lebih berfokus
pada jiwa manusia dibanding dengan jasadnya. Ibnu Rusyd
membuat definisi jiwa sebagai kesempurnaan awal, untuk
membedakan dengan kesempurnaan lain yang merupakan
pelengkap baginya.

Menurut Ibu Rusyd, jiwa dibagi menjadi 5 jenis:


1.Jiwa Nabati
2.Jiwa Perasa
3.Jiwa Khayal
4.Jiwa Berfikir
5.Jiwa Kecenderungan

Evaluasi
Usaha pendamaian agama dan filsafat yang dilakukan Ibnu Rusyd
melebihi upaya yang dilakukan para filosof Muslim seperti al kindi, al
Farabi dan lain-lain. Dalam pemikirannya terlihat, perpaduan utuh
kebenaran agama dan filsafat dengan argumentasi yang kokoh dan
sepenuhnya berangkat dari ajaran agama Islam. Dengan keunggulan itu,
Ibnu Rusyd mampu mematahkan serangan Al-Ghazali dengan cara yang
lebih tajam dan jelas.
Maka dari itu terlihat sikap tegas, jujur, terbuka dan penguasaan serta
kedalaman ilmu pengetahuan pada diri Ibnu rusyd. Dari sikap dan
pandangannya demikian pula kemudian Ibnu Rusyd terlihat seorang filsuf
Islam yang paling dekat pandangan keagamaannya dengan golongan
orthodoks. Dan dari riwayat hidupnya diketahui bahwa diantara filsuf
Islam, tidak ada yang menyamainya dalam keahliannya dalam bidang figh
Islam.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai