Anda di halaman 1dari 18

KONSEP TOKOH FILSAFAT ILMU IBNU RUSYD

Oleh :
QUNDHORI ABDUL KHODIR
220606110022
Program Studi Teknik Arsitektur
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

ABSTRAK
Ibnu Rusyd selama ini dikenal sebagai komentator
Aristoteles, namun dalam ranah politik ia justru
memberikan komentar terhadap buku Republic karya
Plato. Komentarnya tersebut ia abadikan dalam kitab
aḍ-Ḍarūri fi as-Siyāsah: Mukhtaṣar Kitāb as-Siyāsah li
Aflāṭūn, yang ulas ia dalam bentuk sebuah ringkasan
atau talkhis. Walaupun Ibnu Rusyd dikenal sebagai
seorang pemikir yang beraliran Aristotelian, ia ternyata
memiliki beberapa konsep politik yang sama dengan
Plato dan berseberangan dengan Aristoteles. Untuk
melihat hal tersebut, penulis langsung merujuk kepada
kitab politik Ibnu Rusyd. Penulis juga melengkapinya
dengan tanggapan dan tulisan para pemikir lain yang
konsen membahas pemikiran Ibnu Rusyd, di antaranya
Ābid alJābiri, Erwin Rosenthal dan Ernest Renan.
Dengan pembacaan yang intensif dan didukung oleh
tulisan para pemikir lainnya, penulis dapat lebih mudah
mengambil poin penting dari filsafat politik Ibnu Rusyd.
Untuk melihat apakah Ibnu Rusyd terpengaruh dengan
Plato yang beraliran idealis atau tetap pada posisinya
sebagai pemikir yang realis, penulis menggunakan teori
idealisme dan realisme Harold Titus. Penulis
menyimpulkan bahwa walaupun Ibnu Rusyd meringkas
kitab politik Plato, ia tetap menggunakan teori
demonstratif Aristoteles sebagai pijakan. Hal tersebut
membuktikan bahwa Ibnu Rusyd tetap konsisten
dengan pemikirannya yang realistis. Dalam kitab aḍ-
Ḍarūri fi as-Siyāsah terlihat bahwa Ibnu Rusyd mampu
mengolah data yang ia ambil dari Republic Plato
menggunakan metode Aristoteles untuk menghasilkan
sebuah pandangan politik yang berlandaskan
kemanusiaan. Ide politik yang ia tuangkan di dalam
kitab aḍ-Ḍarūri fi as-Siyāsah juga merupakan kritik atas
pemerintahan yang ada di Maghrib-Andalusia. Hal
tersebut menjadikan buku politik Ibnu Rusyd bukan
hanya merupakan ringkasan yang bersifat akademik
saja, tetapi merupakan sebuah respon dari keadaan
politik pada masanya. Satu hal yang membedakan Ibnu
Rusyd dengan Plato dan Aristoteles adalah
kemampuannya untuk menjadikan syari’at sebagai
salah satu pondasi pemerintahan yang baik dan benar.
Oleh karenanya dalam kitab politik Ibnu Rusyd kita akan
mendapati tawaran konsep politik yang bukan hanya
bersifat divine namun juga sistematis dan responsif
terhadap realita yang ada.
Kata kunci: aḍ-Ḍarūri fi as-Siyāsah, filsafat politik, Ibnu
Rusyd
PENDAHULUAN didasari oleh perbedaan sudut pandang. Di satu sisi para filosof
mendasari argumen pemikirannya berdasarkan akal, sedangkan
Filsafat dan Agama merupakan sesuatu yang berbeda.
para ulama argumen pemikirannya lebih berdararkan wahyu.
Walaupun agama dan filsafat pada dasarnya memiliki tujuan
Sudah banyak upaya yang dilakukan guna menghubungkan
yang sama yaitu mengungkap kebenaran akan tetapi filsafat dan
kedua pemikiran tersebut, terutama filosof muslim. Mereka
agama berasal dari landasan yang berbeda. Agama berasal dari
berusaha untuk mencari jalan keluar guna menyelesaikannya
sebuah keyakinan, sementara filsafat berasal dari kebertanyaan.
hingga muncul beberapa konsep pemikiran yang berusaha
Perbedaan inilah yang membuat para filosof saling bertentangan
mempertemukan kebenaran filsafat dan agama. Usaha-usaha
dan saling berbeda pendapat. Adapula salah satu yang ikut
yang telah dilakukan filosof muslim guna menjembatani filsafat
berkonstribusi dalam memikirkan hal ini, yaitu Ibnu Rusyd. Ibnu
dan agama belum sepenuhnya mampu menjembatani agama
Rusyd merupakan salah satu tokoh yang memiliki pengaruh
dan filsafat, hingga Ibnu Rusyd berusaha mencari titik
besar dalam bidang filsafat. Ibnu Rusyd melalui tulisannya
penyesuaian antara argumen akal (filsafat) dan juga argumen
Tahafut At-Tahafut berusaha kembali menggembangkan
syariat (agama). Pemikiran Ibnu Rusyd lebih condong ke dalam
pemikiran-pemikiran filsafat yang sebelumnya tenggelam. Ibnu
spiritual secara mendalam, hingga akhirnya muncul stagnasi
Rusyd berjasa besar terhadap perkembangan pemikiran filsafat.
intelektual dalam dunia Islam. Tulisan ini berisikan uraian
Ibnu Rusyd juga berjasa mempertemukan antara filsafat dengan
mengenai riwayat hidup Ibnu Rusyd, konsep filsafat dan agama
agama berdasarkan aspek yang berbeda dengan filusuf” yang
dalam pandangan Ibnu Rusyd, dan pemikiran Ibnu Rusyd
sebelumnya. Ibnu Rusyd atau Averoes adalah seorang filsuf dan
mengenai hubungan agama dan filsafat.
juga pemikir dari alAndalus. Ibnu Rusyd lahir di Cordova pada
tahun 520 H atau 1126 M. Beliau merupakan filsuf muslim
terkemuka pada abad pertengahan. Sebagai seorang filosof Ibnu
METODE PENELITIAN
Rusyd telah memberikan kontribusi dalam dunia filsafat. Dalam
pemikirannya, Ibnu Rusyd sangat tertarik terhadap pemikiran Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah
Aristoteles dan ia juga sering memberikan komentar dan ulasan kepustakaan atau studi pustaka. Dalam mengkaji materi atau
terhadap pemikiran Aristoteles. Hal inilah yang membuat Ibnu teori dalam penulisan ini berdasarkan langsung kepada artikel-
Rusyd dijuluki komentator Aristoteles. Ibnu Rusyd dalam artikel yang telah dipublikasikan ataupun berdasarkan buku-buku
pemikirannya berusaha mempertemukan yang telah diterbitkan. Kepustakaan atau studi pustaka
argumentasiargumentasi agama-agama dengan filsafat. Dalam merupakan metode yang sangat penting digunakan dalam
peradaban sejarah Islam klasik telah terjadi perdebatan yang melakukan penelitian. Dengan metode ini penulis akan lebih
mudah dalam menyelesaikan permasalahan yang hendak dikaji, surga dan neraka. Maksud amal perbuatan yang benar disini
dan berdasarkan sumber yang telah dapat diakui kebenarannya. adalah melakukan perbuatan-perbuatan yang baik yang sesuai
dengan syariat dan juga menjauhkan perbuatan-perbuatan yang
dapat berdampak buruk. Ibnu Rusyd juga berpendapat bahwa
PEMBAHASAN agama Islam juga tidak mengandung hal-hal yang bersifat
rahasia, hampir semua yang dipelajari dan dipahami di dalam
Ibnu Rusyd adalah seoranfg filosof yang lebih mengutamakan agama Islam dapat dipahami juga oleh akal manusia.1
akal ketimbang perasaan, hal ini bukan berarti Ibnu Rusyd tidak
memintangka persoalan agama. Menurut Ibnu Rusyd Konsep filsafat berdasarkan Ibnu Rusyd sangat mempengaruhi
persoalaan-persoalan yang berkaitan dengan agama Islam harus alam pikiran dunia pada saat itu. Berdasarkan pemikiran Ibnu
diselesaikan pula dengan akal dan pikiran. Dalam kitab fashul Rusyd filsafat tidak ada pertentangannya dengan iman. Oleh
maqal karangan dari beliau sendiri menegaskan bahwa logika karena itu Ibnu Rusyd berpendapat bahwa orang Islam
harus dipakai sebagai dasar segala penilaian tentang kebenaran. dianjurkan untuk mempelajari filsafat dan tidak ada larangannya.
Hal ini juga juga berlaku dalam mempelajari agama, dalam Di dalam Alquran berisi tentang pencipta dan segala yang
mempelajari agama seseorang harus juga mempelajarinya berkaitan dengan pencipta. Hal ini berarti bahwa Alquran
secara logika. Akan tetapi Ibnu Rusyd juga mengakui kelemahan membuat manusia untuk berpikir lebih mendalam atau berpikir
berpikir secara logika, ketika memecahkan permasalahan yang filsafat mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan
bekaitan dengan gaib dan yang eneh yang berhubungan dengan sang pencipta. Sesuai dengan tugas filsafat dalam membuat
agama, maka logika tidak dapat membuktikannya, sehingga manusia berpikir wujud mengenai penciptanya dan juga segala
dianggap sesuatu yang lemah pembuktiannya. Ibnu Rusyd juga sesuatu yang berhubungan dengan sang pencipta.2Pada
menjelaskan bahwa tujuan utama syariat Islam yang sebenarnya dasarnya hubungan antara filsafat dan agama tidak mungkin
adalah pengetahuan yang benar dan amal perbuatan yang benar bertentangan. Karena kedua hal ini merupakan hal yang saling
(al-ilmulhaqwal-amalul-haq). Pengetahuan disini maksudnya berhubungan. Filsafat adalah ilmu yang lebih mengutamakan
adalah mengetahui dan memahami Allah ta’ala serta segala akal, sedangkan agama adalah hal yang berkaitan dengan sang
alam dan hakikat yang sebenarnya berdasarkan syariat.dan pencipta dimana kita juga memerlukan akal dalam
mengerti apa yang sebenarnya dikehendaki seperti adanya memahaminya. Agama dan filsafat pada dasarnya memiliki
1
Asep sualaiman, mengenal filsafat islam. (Bandung, yrama widya, 2016). hlm. 109
2
Sunardji Dahri Tiam, Historiografi Filsafat Islam, (Malang: Intrans Publising, 2015). hlm. 141. Chairul fahmi,” transformasi filsafat dalam penerapan syariat islam”. Al-
manahij. Vol.6 No.2. 2012. hlm 167.
persamaan yaitu mengungkap kebenaran. Akan tetapi ada dengan yang dinyatakan Muhammad Yusuf Musa bahwa
beberapa pendapat mengenai hal hubungan antara filsafat dan Thabi'ah al-Qur'an Tad'u li at-Tafalsuf (Karakter Alquran
agama. Sama halnya dengan Ibnu Rusyd, ia adalah seorang mengajak untuk berfilsafat). Terbukti banyaknya ayat yang
filosof besar yang berusaha mencari titik temu atau hubungan menganjurkan untuk melakukan tadabbur, perenungan,
antara filsafat dan agama. Ibnu Rusyd menjelaskan bahwa pemikiran tentang alam, manusia dan juga Tuhan.
antara filsafat dan syariat seperti dua sisi mata uang yang sama,
2. Anna as-Syar'a fihi Dhzahirun wa Batinun, yaitu bahwa Syariat
hanya pada ungkapannya saja yang membuat filsafat dan syariat
itu terdiri dari dua dimensi, yaitu lahir dan batin. Dimensi lahir itu
menjadi terlihat berbeda sedangkan esensinya tetap sama, yaitu
untuk konsumsi para fuqaha', sedang dimensi batin itu untuk
mencari suatu kebenaran. Kebenaran sendiri menurut Ibnu
konsumsi para filusuf.
Rusyd tidak ada yang ganda, hanya ada satu kebenaran saja.
Ibnu Rusyd sendiri menegaskan bahwa antara filsafat dan 3. Anna at-Ta'wil Dharuriyyun li al-Khairi as-Syari'ah wal Hikmah
agama sangat berhubungan dan tidak ada dasar yang membuat aw ad-Din wal Falsafah. Artinya, ta'wil merupakan suatu
keduanya bertentangan. Pernyataan Ibnu Rusyd sendiri keharusan untuk kebaikan bagi syariat dan filsafat.
diperkuat dengan dalil Alquran yaitu Qs. Al-hasyr: 2 dan QS.
Alisra: 84. Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia Adapun pendekatan yang dilakukan Ibnu Rusyd ada dua, yaitu
dianjurkan untuk berfilsafat atau berpikir secara mendalam. pendekatan rasional dan pendekatan syar’i. Upaya-upaya yang
Fungsi agama sebenarnya adalah mencari kebenaran dan dilakukan Ibnu Rusyd dalam menyelaraskan antara agama dan
disinilah peran filsafat dibutuhkan. Dapat disimpulkan filsafat merupakan suatu pemikiran yang sangat ia yakini. Ketika
berdasarkan Alquran umat muslim diwajibkan untuk berfilsafat banyak filosof yang berusaha menjaga eksistensi fisafat dari
dan tidak apabila ada dalil yang berisi mengenai larangan tokoh-tokoh Islam, maka upaya terbaik yang dilakukan adalah
berfilsafat, maka dalil tersebut harus ditafsirkan secara jelas penyesuaian antara agama dan filsafat. Upaya yang dilakukan
terlebih dahulu. 3 adalah menempatkan filsafat pada posisi yang tidak
bertentangan dengan agama. Adapun upaya yang dilakukan
Dalam pemikirannya mengenai hubungan antara filsafat dan Ibnu Rusyd dalam menyesuaikan filsafat dan agama didasari
agama, ada tiga asumsi yang mendasari pemikiran tersebut: pada 4 empat prinsip: Keharusan berfilsafat menurut syara,
pengertian lahir dan pengertian batin serta keharusan ta’wi,
1. Ad-Din Yujibu at-Tafalsuf (Agama mengandalkan dan
Aturan-aturan dan kaidah ta’wil, dan Pertalian akal dengan
mendorong untuk berfilsafat). Pandangan tersebut senada
wahyu.Ibnu Rusyd memandang bahwa hubungan akal dan
3
Mustofa hasan, sejarah filsafat islam. (Bandung: Pustaka Setia, 2015) hlm.169.
wahyu dalam membahas suatu masalah saling mendukung satu mempunyai nama yang sama, yaitu Abu al-Walid. Maka untuk
sama lain. Dimana ada sesuatu yang harus dibahas oleh wahyu membedakannya, sang kakek dipanggil Abul Walid al-Jadd
dan ada juga yang harus dibahas oleh wahyu dan juga akal. (kakek), sedang sang cucu Abul Walid al-Hafidz.6
Dalam prosesnya, akal harus juga bertumpu kepada wahyu,
Semenjak kecil Ibnu Rusyd belajar ilmu fiqh, ilmu pasti dan ilmu
seperti sesuatu yang bersifat prinsipil. Jika wahyu dan akal saling
kedokteran di Sevilla kemudian berhenti dan pulang ke Cordova
bertentangan tawil dapat dilakukan guna mencari kebenaran.
untuk melakukan studi, penelitian, membaca buku-buku dan
Metode yang dilakukan Ibnu Rusyd dalam menghubungkan
menulis.7 Pada usia 18 tahun Ibnu Rusyd bepergian ke Maroko,
antara filsafat dan agama menggunakan metode qiyas dan ta'wil.
di mana ia belajar kepada Ibnu Thufail. Dalam bidang ilmu
Ibnu Rusyd berpendapat bahwa filsafat dan agama tidak saling
Tauhid (teologi) ia berpegang pada paham Asy’ariyah dan hal ini
bertentangan, dengan kata lain filsafat adalah saudara kembar
tetap memberikan jalan baginya untuk mempelajari ilmu filsafat.
agama, sehingga antara keduanya saling mencari hakikat dari
Ringkasnya Ibnu Rusyd adalah seorang yang ahli dalam bidang
suatu kebenaran. Penggunaan tawil atau qiyas sendiri juga
filsafat, agama, syari’at, dan kedokteran yang terkenal pada
harus disesuaikan.4
masa itu8.
Pada tanggal 19 Shafar 595 H/10 Desember 1197 Ibnu Rusyd
A. Biografi Ibnu Rusyd dan karya karyanya. meninggal dunia di kota Marakesh. Beberapa tahun setelah ia
wafat, jenazahnya dipindahkan ke kampung halamannya, kota
Nama lengkapnya Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin
Cordova.Menurut Ibrahim Madkur, Ibnu Rusyd adalah filosof
Muhammad bin Rusyd. Berasal dari keturunan Arab kelahiran
muslim besar periode terakhir dalam dunia filsafat Islam. Setelah
Andalusia5.Ibnu Rusyd lahir di kota Cordova tahun 526-595 H
wafatnya Ibnu Rusyd, secara berangsur-angsur filsafat Islam
atau 1126-1198 M. Ia lahir dan dibesarkan dalam keluarga ahli
mulai mengalami kemunduran akibat kritikan tajam al-Ghazali
fiqh. Ayahnya seorang hakim. Demikian juga kakeknya sangat
terhadap masalah-masalah filsafat dalam kitabnya Tahafut al-
terkenal dengan sebagai ahli fiqh. Sang kakek dengan cucunya
Falasifah. Ketika budaya berfikir ala filsafat mulai dibenci dan
4
Hamzah. ”Epistemologi Ibnu Rusyd Dalam Merekonsiliasi Agama dan Filsafat”, Jurnal Pemikiran Islam. Vol. 4 No. 1, 2018, hlm.179.
5
Mahmud Qasim, Dirasah fi al-Falsafah al-Islamiyah, Dar al-Ma’arif, Kairo, 1973, h. 112
6
Ahmad Fuad al-Ahwani, Filsafat Islam, penyunting: Sutardji Calzoum Bachri, Pustaka Firdaus, cetakan kedelapan, Jakarta, 1997, h. 107
7
Ibid, h. 108

8
Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1996, h. 165
banyak ditinggalkan umat Islam, maka pemikiran-pemikiran  Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid. Buku fiqh
filsafat beralih kepada Eropa yang dibawa dan dikembangkan Islam yang berisi perbandingan mazhab (aliran-aliran
oleh murid-murid Ibnu Rusyd yang beragama non-muslim. dalam fiqh dengan menyebutkan alasan masing-masing).
Berawal dari sini, filsafat-filsafat Aristoteles dan Ibnu Rusyd
 Fashl al-Maqal Fi Ma Baina al-Himah Wa asy-Syirah Min
akhirnya mulai berkembang di Eropa secara perlahan walaupun
al-Ittishal. Buku yang menjelaskan adanya persesuaian
pada awalnya mendapat kecaman yang keras dari pihak gereja.
antara filsafat dan syari’at.[7]
Namun pada akhirnya ilmu filsafat menjadi pintu gerbang bagi
Eropa dalam menyongsong peradaban yang maju dalam bidang  Al-Mukhtashar al-Mustashfa fi Ushul al-Ghazali.
ilmu pengetahuan dan teknologi.9 Ringkasan atas kitab al-Mustashfa al-Ghazali
Sebagai seorang penulis produktif, Ibnu Rusyd banyak  Risalah al-Kharaj. Buku tentang perpajakan
menghasilkan karya-karya dalam berbagai disiplin keilmuan.
Menurut Ernest Renan (1823-1892) karya Ibnu Rusyd mencapai  Kitab al-Kulliyah fi al-Thibb. Ensiklopedia kedokteran
78 judul yang terdiri dari 39 judul tentang filsafat, 5 judul tentang  Dhaminah li Mas’alah al-‘Ilm al-Qadim. Buku apendiks
kalam, 8 judul tentang fiqh, 20 judul tentang ilmu kedokteran, 4 mengenai ilmu qadimnya Tuhan yang terdapat dalam
judul tentang ilmu falak, matematika dan astronomi, 2 judul buku Fashl al-Maqal
tentang nahu dan sastra.Di antara karya-karyanya yang terkenal,
yaitu:  Al-Da’awi. Buku tentang hukum acara di pengadilan

 Tahafut al-Tahafut. Buku yang terkenal dalam lapangan  Makasih al-Mulk wa al-Murbin al-Muharramah. Buku yang
ilmu filsafat dan ilmu kalam. Buku ini merupakan berisi tentang perusahaan-perusahaan negara dan
pembelaan Ibnu Rusyd terhadap kritikan al-Ghazali sistem-sistem ekonomi yang terlarang
terhadap para filosof dan masalah-masalah filsafat dalam
 Durusun fi al-Fiqh. Buku yang membahas beberapa
bukunya yang berjudul Tahafut al-falasifah.
masalah fiqh.
 Al-Kasyf ‘an Manahij al-‘Adillah fi ‘Aqaid ahl al-Millah.
Buku yang menguraikan metode-metode demonstratif
yang berhubungan dengan keyakinan pemeluk agama.

9
Ibrahim Madkur, Fi al-Falsafah al-Islamiyah, Juz-2, Dar al-Ma’arif, Kairo, 1976, h. 84
Buku-buku yang disebutkan di atas merupakan karya asli dari logika, ilmu pasti, dan ilmu agama. Sehubungan dengan itu, ia
pemikiran Ibnu Rusyd dalam berbagai bidang seperti filsafat, sangat menguasai ilmu tafsir al-Quran dan hadis, juga ilmu
kedokteran, fiqh/ushul fiqh, politik dan sebagainya. Selain itu, hukum dan fikih.Disebabkan kecerdasannya itulah, ia kemudian
Ibnu Rusyd juga menghasilkan karya ulasan atau komentar diangkat menjadi Hakim Agung Kordoba, sebuah jabatan yang
terhadap karya filosof-filosof sebelumnya seperti Ibnu Sina, pernah dipegang kakeknya pada masa pemerintahan Dinasti al-
Plato, Aristoteles, Galen dan Porphiry, seperti: Urjazah fi al- Murabitun di Afrika Utara. Ibnu Rusyd menjadi hakim agung
Thibb, Kitab al- Hayawan, Syarh al-Sama’ wa al-A’lam, Syarah selama masa pemerintahan Khalifah Abu Ya’kub Yusuf hingga
Kitab Burhan, Talkhis Kitab al-Akhlaq li Aristhuthalis, Jawami’ anaknya, Khalifah Abu Yusuf. Di sela-sela kesibukannya sebagai
Siyasah Aflathun, dan sebagainya10. seorang dokter dan hakim agung, Ibnu Rusyd menyempatkan
diri menulis. Ia menghasilkan lebih dari dua puluh buku
Karya-karya Ibnu Rusyd yang lainya meliputi bidang filsafat,
kedokteran. Salah satunya adalah al-Kulliyyat fi al-Thibb, yang
kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan
kemudian diterjemahkan dalam bahasa Latin. Buku yang
resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan
merupakan ikhtisar kedokteran yang terlengkap pada zamannya
ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga
ini diterbitkan di Padua pada tahun 1255.Sementara itu,
kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.zaman
salinannya dalam versi bahasa Inggris dikenal dengan judul
keemasan Abad XII dan beberapa abad sebelumnya adalah
General Rules of Medicine. Salinan tersebut sempat dicetak
zaman keemasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di
ulang sebanyak beberapa kali di Eropa. Para penulis sejarah
dunia Islam. Saat itu, Dinasti Abbasiyah sedang berkuasa,
mengungkapkan kedalaman pemahaman Ibnu Rusyd dalam
dengan pusat pemerintahan di Semenanjung Andalusia
bidang kedokteran dengan berkata, “Fatwanya dalam ilmu
(Spanyol).Para penguasa muslim pada masa itu sangat
kedokteran dikagumi sebagaimana fatwanya dalam fikih. Semua
mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka sering
itu disebabkan kedalaman filsafat dan ilmu kalamnya.” Ibnu
meminta para ilmuwan untuk menggali kembali warisan
Rusyd juga seorang ahli filsafat yang cerdas. Pada masa itu,
intelektual Yunani yang masih tersisa. Dengan begitu, nama-
buku-buku Aristoteles yang diterbitkan masih sangat sedikit dan
nama ilmuwan beserta Yunani beserta karyanya, seperti
sulit dipahami. Menyadari hal itu, Ibnu Rusyd tergerak untuk
Aristoteles, Plato, Phytagoras, dan Euclides, masih tetap
mengoreksi buku terjemahan karya Aristoteles tersebut bahkan
terpelihara hingga sekarang.Ibnu Rusyd dapat digolongkan
melengkapinya. Ia juga menerjemahkan dan melengkapi
sebagai seorang ilmuwan yang komplit. Selain sebagai seorang
sejumlah karya pemikir Yunani lain, seperti Plato yang
ahli filsafat, ia juga dikenal pakar di bidang kedokteran, sastra,
10
Ibid., h. 31-32
mempunyai pengaruh selama berabad-abad.Pada 1169-1195, bidang ilmu agama, ia menghasilkan sejumlah karya, seperti
Ibnu Rusyd menulis sejumlah komentar terhadap karya-karya Tahafut at-Tahafut, sebuah kitab yang menjawab serangan Abu
Aristoteles, seperti De Organon, De Anima, Phiysica, Hamid al-Ghazali terhadap para filosof terdahulu. Sebagai
Metaphisica, De Partibus Animalia, Parna Naturalisi, seorang ahli ilmu agama dan filsafat, Ibnu Rusyd dianggap
Metodologica, Rhetorica, dan Nichomachean Ethick. Dengan cukup berhasil mempertemukan hikmah (filsafat) dengan syariat
kecerdasannya, komentar Ibnu Rusyd itu seolah menghadirkan (agama dan wahyu).Semasa hidupnya, Ibnu Rusyd
kembali pemikiran Aristoteles secara lengkap. Di sinilah terlihat menghasilkan sekitar 78 karya, yang semuanya ditulis dalam
kemampuan Ibnu Rusyd yang luar biasa dalam melakukan bahasa Arab. Kini, sejumlah karyanya tersimpan rapi di
sebuah pengamatan.Di kemudian hari, komentar Ibnu Rusyd perpustakaan Escurial, Madrid, Spanyol.Tidak banyak yang
tersebut sangat berpengaruh terhadap pembentukan tradisi mengetahui kalau Ibnu Rusyd pernah hidup dalam pembuangan.
intelektual kaum Yahudi dan Nasrani. Hal itulah yang kemudian Ia pernah dibuang di Lecena, Spanyol, karena dianggap murtad
membuka jalan bagi Ibnu Rusyd mengunjungi Eropa untuk dan menghina kepala negara. Ia juga pernah dibuang ke Marako
mempelajari warisan Aristoteles dan filsafat Yunani. 11Di bidang karena difitnah oleh seseorang, sampai ia menghembuskan
filsafat, Ibnu Rusyd (1126-1198 M) mengritisi Al Ghazali (Algazel, nafas terkahirnya di kota ini.Ibnu Rusyd wafat pada 595 Hijriyah
1058-1111 M) lewat karya fenomenalnya: The Incoherence of (1198 M) di kota Marakis, Maroko. Jenazahnya kemudian dibawa
the Incoherence (Tahafut al-Tahafut). Karya Al Ghazali yang ke Andalusia dan dimakamkan di sana.
dikiritisinya adalah Incoherence of the Philosophers (Tahafut al-
falasifa) yang juga merupakan karya puncak di zamannya. Oleh
sebagian umat Islam, Ibnu Rusyd dianggap sebagai ulama yang
berpikiran sekuler dalam hal pemahaman keislaman.Ia
menggunakan pendekatan logika dan rasionalitas yang kelak B. Filsafat Ibnu Rusyd.
menjadi dasar bagi berkembangnya sains dan teknologi modern. Sebagai komentator Aristoteles tidak mengherankan jika
Ini berbeda dengan Al Ghazali yang lebih bertumpu kepada pemikiran Ibnu Rusyd sangat dipengaruhi oleh filosof Yunani
filsafat dan akhlak yang menjurus kepada sufisme dan kuno. Ibnu Rusyd menghabiskan waktunya untuk membuat
mistisisme. Ia juga tertarik pada gagasan al-Farabi tentang syarah atau komentar atas karya-karya Aristoteles dan berusaha
logika.Ibnu Rusyd adalah seorang filosof yang telah berjasa mengembalikan pemikiran Aristoteles dalam bentuk aslinya. Di
mengintegrasikan Islam dengan tradisi pemikiran Yunani. Di Eropa latin, Ibnu Rusyd terkenal dengan nama Explainer (asy-
11
https://aceh.tribunnews.com/2015/02/06
Syarih) atau juru tafsir Aristoteles. Sebagai juru tafsir pengetahuan filsafat. Agama adalah bagi setiap orang,
martabatnya tak lebih rendah dari Alexandre d’Aphrodise (filosof sedangkan filsafat hanya bagi mereka yang memiliki
yang menafsirkan filsafat Aristoteles abad ke-2 Masehi) dan kemampuan-kemampuan intelektual yang memadai. Meskipun
Thamestius12.Dalam beberapa hal Ibnu Rusyd tidak sependapat demikian, kebenaran yang dijangkau suatu kelompok tidaklah
dengan tokoh-tokoh filosof muslim sebelumnya, seperti al-Farabi bertentangan dengan kebenaran yang ditemukan kelompok
dan Ibnu Sina dalam memahami filsafat Aristoteles walaupun lain.Seperti al-Kindi, Ibnu Rusyd juga berpendapat bahwa tujuan
dalam beberapa persoalan filsafat ia tidak bisa lepas dari filsafat adalah memperoleh pengetahuan yang benar dan
pendapat dari kedua filosof muslim tersebut. Menurutnya berbuat benar. Dalam hal ini, filsafat sesuai dengan agama.
pemikiran Aristoteles telah bercampur baur dengan unsur-unsur Sebab tujuan agama-pun tidak lain adalah untuk menjamin
Platonisme yang dibawa komentator-komentator Alexandria. pengetahuan yang benar bagi umat manusia dan menunjukkan
Oleh karena itu, Ibnu Rusyd dianggap berjasa besar dalam jalan yang benar bagi kehidupan yang praktis.Agama dan filsafat
memurnikan kembali filsafat Aristoteles. Atas saran gurunya, adalah sejalan dan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
Ibnu Thufail yang memintanya untuk menerjemahkan fikiran- mencapai pengetahuan yang benar. Dengan demikian,
fikiran Aristoteles pada masa dinasti Muwahhidun tahun 557-559 berfilsafat secara benar dengan menggunakan metode ilmu
H.Namun demikian, walaupun Ibnu Rusyd sangat mengagumi mantiq yang benar pula, akan didapat pengetahuan yang tidak
Aristoteles bukan berarti dalam berfilsafat ia selalu mengekor bertentangan dengan ajaran agama.
dan menjiplak filsafat Aristoteles. Ibnu Rusyd juga memiliki
2. Tingkat Kemampuan manusia
pandangan tersendiri dalam tema-tema filsafat yang
menjadikannya sebagai filosof Muslim besar dan terkenal pada Dalam hal ini Ibnu Rusyd membuat perbedaan tingkat kapasitas
masa klasik hingga sekarang.13 dan kemampuan manusia dalam menerima kebenaran menjadi
tiga kelompok. Mereka adalah kelompok yang menggunakan
1. Agama dan Filsafat
metode retorik (khathabi), metode dialektik (jadali) dan metode
Ibnu Rusyd adalah tokoh yang ingin mengharmoniskan agama demonstratif (burhani). Metode yang pertama dan kedua dipakai
dan filsafat. Di antaranya tidak terdapat dua kebenaran yang oleh manusia awam, sedangkan metode yang ketiga merupakan
kontradiktif, tetapi sebuah kebenaran tunggal yang dihadirkan pengkhususan yang diperuntukkan bagi kelompok manusia yang
dalam bentuk agama, dan melalui takwil, menghasilkan tingkat intelektual dan daya kemampuan berfikirnya

12
Ahmad Fuad al-Ahwani., h. 108
13
Seyyed Hossein Nasr, Intelektual Islam, terj. Suharsono & Djamaluddin M.Z., Pustaka pelajar, Yogyakarta, 1996, h. 55
tinggi.Tingkat kemampuan manusia ini terkait dengan masalah dengan Tuhan. Dengan demikian ia tidak bisa menerima
pembenaran atau pembuktian atas sesuatu yang dipengaruhi anggapan kaum sufi bahwa kebahagiaan seseorang dapat
oleh kapasitas intelektualnya. Ibnu Rusyd menjelaskan, bagi dicapai tanpa ilmu pengetahuan.Ibnu Rusyd percaya bahwa
manusia, adanya tingkatan pembuktian kebenaran secara konsep kebahagiaan hanya dapat dicapai melalui akal aktual dan
burhani, jadali dan khatabi, karena kemampuan manusia dalam ilmu pengetahuan. Ia berpendapat bahwa sejak bayi dilahirkan,
menerima kebenaran itu berbeda-beda dan beragam. ia sudah membawa kesiapan untuk menerima pengetahuan-
Pengelompokan ini, menurut Ibnu Rusyd sesuai dengan pengetahuan umum sehingga jika ia mulai belajar, maka
semangat al-Qur’an yang mengajarkan umat Islam untuk kesiapan ini berubah menjadi akal aktual. Akal ini selalu
mengajak manusia kepada kebenaran dengan jalan hikmah, berkembang dan meningkat sampai ia bisa berhubungan dengan
pelajaran yang baik dan debat yang argumentatif.Ajaklah mereka akal yang tidak ada pada benda dan daripadanya mengambil
ke jalan Tuhanmu dengan cara hikmah, pengajaran yang baik pancaran ilham. Akal yang sudah sampai kepada tahap
dan ajak bicaralah (debat) mereka dengan cara yang baik pula. menerima pancaran ilham merupakan kesempurnaan tertinggi.
Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang sesat di Sedangkan jalan yang akan menuntun untuk mencapainya, ialah
jalan-Nya dan Ia juga lebih tahu siapa yang mendapat petunjuk. perkembangan segala pengetahuan dan peningkatan persepsi
(al-Nahl: 125)14 manusia. Karena ilmu pengetahuan semata-mata adalah jalan
kebahagiaan dan hubungan dengan alam akal dan alam ruh.15

3. Kebahagiaan
4. Akal dan Jiwa Manusia
Mengenai konsep kebahagiaan, Ibnu Rusyd sejalan dengan ide
al-Farabi dan Ibnu Sina bahwa ilmu pengetahuan adalah jalan Manusia menurut Ibnu Rusyd, mempunyai dua gambaran yang
pencapaian dan kebahagiaan spiritual. Derajat kesempurnaan dalam bahasa Arab disebut ma’ani. Kedua gambaran itu
tertinggi ialah jika seseorang menembus tabir dan melihat dirinya dinamakan percept (perasaan) dan concept (pikiran). Perasaan
aspek demi aspek di hadapan realitas-realitas. Ibnu Rusyd adalah gambaran khusus yang dapat diperoleh dengan
menolak jika kesederhanaan dan kejumudan orang-orang pengalaman yang berasal dari materi. Ibnu Rusyd memberi
tasawuf merupakan sarana untuk menyendiri dan berhubungan perbedaan antara perasaan dan akal. Pemisahan ini
14
Ibnu Rusyd, Kaitan Filsafat dengan Syari’at, judul asli, Fashl al-Maqal fi ma baina al-Hikmah wa al-Syari’ah min al-Ittishal,terj. Ahmad Shodiq Noor, Pustaka Firdaus,
Jakarta, 1996, h. 17
15
Ibrahim Madkur, Fi al-Falsafah al-Islamiyah, Juz-1, Dar al-Ma’arif, Kairo, 1968, h. 56
memperlihatkan kecenderungan Ibnu Rusyd dalam memisahkan mereka adalah imam bagi Barat selama enam abad. Demikian
antara pengetahuan akali (aqli) dengan pengetahuan inderawi juga Rom Landau (Nasution, 1985: 74-75) menegaskan bahwa
(naqli). Dengan sendirinya kedua pengetahuan ini berbeda dari orang-orang Arab-Islam inilah orang-orang Barat belajar
dalam hal cara manusia memperolehnya. Pengetahuan inderawi berpikir objektif dan menurut logika. Arab telah membukakan
diperoleh dengan percept (perasaan), sedangkan pengetahuan mata Barat untuk belajar berlapang dada dan mengembangkan
aqli diperoleh lewat akal, pemahamannnya dilakukan dengan toleransi terhadap kaum minoritas. Hal tersebut membawa Barat
kepada kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan.
penalaran atau pikiran.
Tokoh-tokoh ilmuwan, filosof dan saintis Barat banyak yang
Akal sendiri dibagi menjadi dua jenis, yang pertama disebut akal belajar dari filosof dan saintis muslim. Banyak tokoh-tokoh
praktis dan yang kedua adalah akal teoritis. Akal praktis memiliki ilmuwan dan filosof muslim Abad Pertengahan mendapat tempat
fungsi sensasi, di mana akal ini dimiliki oleh semua manusia. Di yang terhormat di kalangan sarjana-sarjana Barat. Namun tokoh
samping memiliki fungsi sensasi, akal praktis juga memiliki filosof dan pemikir muslim yang dianggap paling berpengaruh
dalam proses alih ilmu pengetahuan dan filsafat Islam ke Barat
pengalaman dan ingatan. Sedangkan akal teoritis mempunyai
adalah Ibn Rusyd.
tugas untuk memperoleh pemahaman (konsepsi) yang bersifat Rasionalitas filsafat Ibn Rusyd justru membawa angin segar bagi
universal.16 dunia Eropa, bahkan mampu membebaskan Eropa dari
cengkraman hegemoni gereja. Kehadiran filsafat Ibn Rusyd telah
mengobarkan api revolusi yang menghendaki pemisahan sains
C. Pengaruh pemikiran Ibnu Rusyd di peradaban barat. dari agama. Ibn Rusyd, dengan kemampuannya mengomentari
karya-karya Aristoteles, telah membangkitkan kembali budaya
17
Kenyataan yang tak terbantahkan bahwa kemajuan peradaban berpikir yang telah lama redup dalam peradaban tersebut.
Barat (Eropa) sejak abad ke-12 tidak terlepas dari sumbangan Kesadaran akan urgensi rasio dalam memahami ayat-ayat
peradaban Arab-Islam yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh Tuhan mulai berkembang subur di Eropa. Kristen dan Yahudi
filosof saintis muslim. Orang-orang Barat menimba ilmu dari mulai mengenal harmonisasi antara agama dengan filsafat.
orang-orang Islam dan membangun peradaban mereka setelah Muncullah dalam sejarah Barat teolog-teolog rasionalis yang
mendapat sentuhan dari peradaban Islam. Oleh karena itu menjadi simbol perlawanan terhadap gereja yang sangat
Gustave Lebon (Nasution, 1985: 74-75) mengakui bahwa orang hegemonik.
Arablah yang menyebabkan Barat mempunyai peradaban,
16
Ibid.,
17
https://stitibnurusyd-tgt.ac.id/halaman/30/sejarah-ibnu-rusyd.html
Dalam hal ini, figur Maimonides (Musa bin Maemun) merupakan universitas Barat. Gerakan inilah yang akhirnya melahirkan
teolog Yahudi yang sangat berjasa bagi perkembangan Renaisans dalam masyarakat Barat, yaitu paham yang berusaha
pemikiran Ibn Rusyd di Eropa. Ia adalah salah satu murid Ibn membangkitkan kembali ilmu pengetahuan, setelah Barat
Rusyd yang sangat terpengaruh oleh pemikiran-pemikirannya. mengalami masa-masa kegelapan.
Pengaruh tersebut dapat dilihat dari pemikiran Musa bin Ada beberapa faktor yang mendukung besarnya pengaruh Ibn
Maemun dalam memahami hubungan antara agama dan filsafat, Rusyd ke dalam peradaban Barat (Iqbal, 2004: 93-94-). Pertama,
klasifikasi derajat intelektual manusia dalam berfilsafat, dan dari segi lingkungan tempat tinggalnya, Ibn Rusyd adalah ”orang
kesamaan tujuan antara kitabnya Dillah Khayrin dengan Fashlu Barat”. Ia lahir dan meninggal di Barat (Cordova, Spanyol). Dari
al-Maql. Inspirasi pemikiran Ibn Rusyd telah menjadikan Musa segi lingkungn inilah, sangat mudah bagi orang-orang Barat
bin Maemun mampu menafsirkan permasalahan-permasalahan untuk mengakses pemikirannnya. Apalagi keadaan ini
teologis dalam Yahudi, yang dianggap tidak sejalan dengan rasio dipengaruhi pula oleh sikap umat Islam di belahan Timur yang
manusia. Karya-karya Musa bin Maemun yang diterjemahkan ke kurang bersahabat dengan filsafat sejak al-Ghazali menyerang
dalam bahasa Ibrani merupakan faktor terpenting bagi filsafat dan mengkafirkan para filosof.
perkembangan filsafat Islam di Eropa. Kedua, Ibn Rusyd adalah pemikir Muslim yang sangat
Selanjutnya, sejak abad ke-13 banyak sarjana-sarjana yahudi tertarik pada pemikiran filosof Yunani, Aristoteles. Ibn Rusyd
yang menulis himpunan dan ringkasan atas terjemahan- berjasa dalam menghadirkan kembali warisan Yunani Kuno
terjemahan karya Ibn Rusyd ke dalam bahasa Ibrani. Selain kepada Barat. Ibn Rusyd-lah yang menggali dan
menterjemahkan karya-karya Ibn rusyd, para sarjana Yahudi mengembalikan mutiara yang telah lama hilang terebut.
abad ke-14 juga menulis komentar-komentar terhadap karya Ibn Sehingga orang Barat merasa berutang budi kepada Ibn Rusyd
Rusyd. Tokoh yang paling terkenal diantaranya adalah Lavi ben dan begitu menghormatinya.
gerson dari Begnol dan Moses dari Narbonne. Ketiga, dan yang paling penting adalah Ibn Rusyd
Dari sebagian karya-karya terjemahan Ibn Rusyd ke dalam pemikir rasional dan berhasil mengembangkan gagasan-
bahasa Ibrani ini kelak muncul karya-karya terjemaham ke dalam gagasan rasional ke Dunia Barat. Ia Menempatkan posisi akal
bahasa Latin. Inilah yang kemudian mempengaruhi pemikiran pada tempat yang tinggi. Inilah yang kemudian berkembang dan
Eropa dan menguncang sendi-sendi kehidupan sosio-religius sangat mempengaruhi pola pikir Barat sejak Abad Pertengahan
dalam masyarakat barat. Pengaruhnya yang demikian besar akhir.
terlihat dari adanya gerakan averoisme, yaitu gerakan yang Namun, diakui atau tidak, kehidupan memang tidak selamanya
berkembang di Barat sejak abad ke-13 yang berusaha berjalan mulus. Kalangan ortodoks Yahudi ternyata tidak begitu
mentransfer dan mengembangkan gagasan-gagasan Ibn Rusyd saja membiarkan kehadiran filsafat agung tersebut. Perlawanan
ke dalam peradaban Barat. Sampai abad ke-17 pengaruhnya para rahib Yahudi maupun para pendeta agama lainnya cukup
tetap dominan dan buku-bukunya tetap dipelajari di Universitas- menjadi bukti ketidakcocokan para agamawan terhadap filsafat.
Filsafat dianggap sebagai pemikiran yang akan mendistorsi filsafat dalam Kristen. Gagasan tentang keabadian alam,
paham keagamaan. Sebagai antisipasi, cara satu-satunya ketidaktahuan Tuhan terhadap hal-hal partikular dalam alam
adalah melakukan penindasan terhadap para filsuf. Walaupun semesta dan lain sebagainya, merupakan faktor pemicu
pelbagai penindasan dilakukan, penggalian terhadap filsafat perseteruan antara kaum agamawan dengan para filsuf. Para
Islam tidak mengalami penyusutan dalam tradisi Yahudi. agamawan tidak terbiasa mendengarkan pernyataan-pernyataan
Terjadilah perpindahan etnis Yahudi, dari Andalusia menuju semacam itu. Di Eropa, Thomas Aquinas merupakan penentang
Profinsia, dibarengi dengan penerjemahan keilmuan Islam paling dahsyat terhadap pemikiran Ibn Rusyd di Eropa. Dalam
secara besar-besaran. Dan atas jasa filsuf Yahudi bernama perlawanannya, Thomas Aquinas secara langsung merujuk
Lawn Afriqi, filsafat Ibn Rusyd mendapatkan tempat yang layak kepada filsafat Aristoteles. Menurutnya, Ibn Rusyd telah
dalam pemikiran Yahudi. Peran Lawn Afriqi terhadap filsafat Ibn melakukan kesalahan. Kesalahan itu terletak pada
Rusyd sama halnya dengan peran Ibn Rusyd terhadap filsafat ketidakkonsistenannya dalam memegang filsafat Aristoteles,
Aristoteles. Ia mampu menjadi kementator terbaik atas filsafat sehingga berdampak sangat fatal bagi perkembangan filsafat
Ibn Rusyd. Aristoteles itu sendiri. Ditambah lagi kesalahan para akademisi
Pada babak selanjutnya, pengaruh filsafat Ibn Rusyd mulai Arab ketika mereka menerjemahkan dan mengomentari filsafat
melemah. Perlawanan ortodoksi Yahudi membuat prestise Aristoteles.
pemikiran Ibn Rusyd mulai menyusut dan hampir punah. Ini tidak Sepeninggal Thomas Aquinas, perlawanan kaum teolog Kristen
lepas dari andil Musa al-Masneu yang menerjemahkan karya al- terhadap pemikiran Ibn Rusyd bukannya melemah, bahkan
Ghazali; Tahfutu al-Falsifah. Kesadaran akan ketidakampuhan semakin menguat dan terorganisir. Raymun Martin dengan
kekuasaan dan kekerasan dalam memberangus sebuah menggunakan pemikiran al-Ghazali melakukan perlawanan
pemikiran semakin membuka lebar pintu masuk khazanah terhadap penganut Averroisme di Eropa, yang kemudian
keilmuan Islam. Penerjemahan karya al-Ghazali terus diteruskan oleh generasi selanjutnya. Bahkan Dante, seorang
digalakkan. Paparan al-Ghazali dalam kitab Maqshidu al- pujangga berkebangsaan Italia, juga ikut ambil bagian dalam
Falsifah dianggap sebagai paparan filsafat yang mudah dipahami perlawanan tersebut. Dalam rangka perlawanan itu, berusaha
oleh publik. Dan pada akhirnya, penerjemahan tidak hanya keras mendapatkan pengukuhan secara langsung dari Kongres
dilakukan terhadap keilmuan yang berlawanan dengan filsafat, Gereja dengan mengusulkan tiga hal. Pertama, membentuk
bahkan tasawuf, syariat, juga sastra, turut serta menjadi bidang tentara untuk menghancurkan Islam, kedua, mendirikan
garapan. Krisis intelektual yang menimpa Yahudi telah universitas bahasa Arab, dan ketiga, melarang umat Kristiani
memaksanya menerjemahkan semua keilmuan Arab Islam. mempelajari filsafat Ibn Rusyd. Tapi sayang, usulan-usulan yang
Tidak hanya dalam Islam dan Yahudi filsafat Ibn Rusyd diajukannya tidak mendapatkan respon positif, ditolak oleh
mendapat perlawanan. Thomas Aquinas, sebagai representasi Kongres.
dari kaum agamawan Kristen, merasa resah dengan kehadiran
Pengaruh Ibn Rusyd kembali menguat di Eropa, tepatnya setelah sekaligus menganggap Ibn Rusyd sebagai komentator terbaik
Lois XI melakukan pembaharuan terhadap keilmuan filsafat. Lois filsafat Aristoteles. Karya-karya Ibn Rusyd tersebar begitu luas.
XI memerintahkan pembelajaran terhadap filsafat Aristoteles Mereka mampelajari filsafat Aristoteles melalui ringkasan dan
yang telah dikomentari oleh Ibn Rusyd kepada semua pelajar. penjalasan Ibn Rusyd, sehingga mampu memunculkan dua
Pemikiran Ibn Rusyd pada akhirnya mampu menunjukkan aliran besar dalam memahami pemikiran Aristoteles; yaitu aliran
kekuatannya setelah teraniaya pada abad ke tiga belas. Pada yang berpegang pada penjelasan Ibn Rusyd dan aliran yang
abad ini, posisi filsafat Ibn Rusyd yang semula berada di bawah berpegang pada penjelasan Alexander. Hal ini memperlihatkan
filsafat Ibnu Sina, terlihat mulai mengungguli, bahkan juga bahwa perbedaan metode dalam memahami filsafat Aristoteles
terhadap semua bentuk aliran pemikiran yang berkembang di tidak mengakibatkan perbedaan pada signifikansi pemikirannya
Eropa, filsafat maupun agama. Hal ini kembali kepada beberapa dalam menghadapi problematika hidup. Kesatuan persepsi
faktor. Pertama, pengakuan para teolog dan filsuf mengenai dalam dua aliran tersebut melahirkan kesadaran untuk mengacu
signifikansi filsafat Aristoteles, yang dengan demikian secara langsung kepada pemikiran Aristoteles, tidak melalui
memperlihatkan bahwa perbedaan antara mereka hanya pada perantara lain.
tataran penafsiran. Oleh karenanya, pemikiran Ibn Rusyd mulai ditinggalkan dan
Kedua, keturunan Aria yang berkembang di Eropa mempunyai digantikan dengan pemikiran asli Aristoteles, di mana pada
kelebihan tertentu dalam membidangi dunia filsafat. Ketiga, akhirnya pemikiran Aristoteles juga mengalami kepunahan di
peran Fadrik II dalam memerangi agama di Eropa melalui saat filsafat modern mulai lahir di Eropa. Filsafat modern yang
filsafat, telah memotivasi penerjemahan pemikiran filsafat Islam sangat menekankan sisi empirik telah berhasil mengeser filsafat
di Eropa. Keempat, serangan Kristen terhadap Islam cenderung Aristoteles yang hanya menekanakan sisi pemikiran dan
mengabaikan etika-etika kemanusian, di mana secara tidak perenungan belaka. Uniknya, keberhasilan melepaskan diri dari
langsung paradigma sopan-santun Shalahuddin al-Ayyubi telah hegemoni pemikiran Aristoteles justru merupakan buah dari
memberikan pengaruh mendalam terhadap kaum Kristiani untuk pemahaman terhadap filsafat Aristoteles secara benar.
mengetahui lebih jauh pemikiran Islam; paradigma yang Rasionalitas yang didapatkan dari pemikiran Aristoteles telah
berfungsi sebagai falsafah hidup yang tidak lagi memerlukan membuat para pemikir Eropa memikirkan sebuah kontinuitas dari
penjelasan. apa yang telah diletakkan Aristoteles. Pemikiran Aristoteles
Pada abad ke enam belas, muncullah anggapan baru tentang merupakan pemikiran yang pernah berjaya pada masanya.
keserasian filsafat Aristoteles dengan paham gereja, yaitu Maka, Aristoteles dengan komentator terpercayanya, Ibn Rusyd,
dibarengi dengan pernyataan Kardianal Bill Avinsi mengenai merupakan instrumen terpenting dalam
signifikansi filsafat Aristoteles dalam teologi Kristen, yang
membangunfilsafat modern; sebuah filsafat yang telah
menghantarkan Barat menuju masa cemerlang.
Pemikiran Ibnu Rusyd Ibnu Rusyd adalah seorang filsuf yang yang benar (al-ilmulhaq wal-amalul-haq).Mengenai pengetahuan,
lebih mementingkan akal daripada perasaan (emosi dan menurut Ibnu Rusyd maksudnya untuk mengetahui dan mengerti
sentimen). Segala persoalan agama Islam baginya harus tentang adanya Allah Ta’ala serta segala alam maujudat ini pada
dipecahkan dengan kekuatan akal pikiran.Di dalam kitabnya, hakikatnya yang sebenarnya memaklumi dengan sebenarnya
Fashul Maqal, Ibnu Ruysd menandaskan bahwa logika harus apa maksud syariat itu, dan mengerti pula apa sebenarnya yang
dipakai sebagai dasar segala penilaian tentang kebenaran. dihendaki dengan pengertian kebahagiaan di akhirat (surga) dan
Dalam mempelajari agama, orang harus belajar memikirkannya kecelakaan di akhirat (neraka).Maksud amal yang benar adalah
secara logika. Akan tetapi, di samping mementingkan logika itu, mengerjakan amal perbuatan yang memberikan faedah
Ibnu Rusyd juga mengkritik pada kelemahan akal manusia kebahagiaan dan menjauhkan pekerjaan-pekerjaan yang akan
sendiri dalam memecahkan masalah yang gaib dan aneh yang mengakibatkan penderitaan. Mengetahui tentang amal
berhubungan dengan agama.18 Mengenai tujuan agama sendiri, perbuatan seperti inilah yang dinamakannya ilmu yang praktis
Ibnu Rusyd mengatakan bahwa pokok tujuan syariat Islam yang (al-ilmul-amaliah)
sebenarnya ialah pengetahuan yang benar dan amal perbuatan
Ibn Rusyd membenarkan teori Plato bahwa manusia adalah manusia, diperlukan bantuan agama yang akan meletakkan
makhluk sosial yang membutuhkan kerjasama untuk memenuhi dasar-dasar keutamaan akhlak secara praktis, juga bantuan
keperluan hidup dan mencapai kebahagiaan. Dalam filsafat yang mengajarkan keutamaan teoritis, untuk itu
merealisasikan kebahagiaan yang merupakan tujuan akhir bagi diperlukan kemampuan berhubungan dengan akal aktif.

KESIMPULAN Sedangkan tentang filsafatnya diantaranya yang terpenting


diantara problema-problema filsafat diantaranya: tentang
Bahwa menurut Ibn Rusyd tentang tujuan agamanya tidak lain
pengetahuan Tuhan terhadap soal-soal juziyat, tentang
hanya untuk tujuan syari’at Islam yang sebenarnya yaitu tentang
terjadinya alam maujudat dan perbuatannya, tentang keazalian
pengetahuan yang benar dan amal perbuatan yang benar.
18
Poerwantara, dkk., op.cit., hlm. 200.
dan keabadian alam, tentang gerak dan keazaliannya, dan  Ahmad Fuad al-Ahwani, Filsafat Islam, penyunting: Sutardji
tentang akal yang universal dan satu. Calzoum Bachri, Pustaka Firdaus, cetakan kedelapan, Jakarta,
1997
 Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, Bulan Bintang,
Sedangkan tentang moral yaitu : Dalam merealisasikan
Jakarta, 1996
kebahagiaan yang merupakan tujuan akhir bagi manusia,
diperlukan bantuan agama yang akan meletakkan dasar-dasar  C.A. Qadir, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam, terj.
keutamaan akhlak secara praktis, juga bantuan filsafat yang Hasan Basari, Yayasan Obor, Jakarta, 1991
mengajarkan keutamaan teoritis, untuk itu diperlukan
 Harun Nasution, Islam Rasional, Mizan, Bandung, 1995
kemampuan berhubungan dengan akal aktif.
 Ibrahim Madkur, Fi al-Falsafah al-Islamiyah, Juz-1, Dar al-
Ma’arif, Kairo, 1968
 , Fi al-Falsafah al-Islamiyah, Juz-2, Dar al-Ma’arif, Kairo, 1976
 Ibnu Rusyd, Kaitan Filsafat Dengan Syari’at, judul asli, Fashl
al-Maqal fi ma baina al-Hikmah wa al-Syari’ah min al-Ittishal,
terj. Ahmad Shodiq Noor, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1996
 Mahmud Qasim, Dirasah fi al-Falsafah al-Islamiyah, Dar al-
Ma’arif, Kairo, 1973
 Miska Muhammad Amin, Epistemologi Islam, UI-Press,
Jakarta, 1983
 Muhammad Iqbal, Ibn Rusyd & Averroisme, Gaya Media
/ Pratama, Jakarta, 2004
DAFTAR PUSTAKA  Oliver Leaman, Pengantar Filsafat Islam, terj. Amin Abdullah,
Rajawali, Jakarta, 1989
 Seyyed Hossein Nasr, Intelektual Islam, terj. Suharsono &
Djamaluddin M.Z., Pustaka pelajar, Yogyakarta, 1996
 Hamzah. Epistemologi Ibnu Rusyd Dalam Merekonsiliasi
Agama Dan Filsafat. Jurnal pemikiran islam. 2018, Vol. 4 No.
1.
 Hasan, Mustofa. Sejarah Filsafat Islam. (Bandung: Pustaka
Setia, 2015).
 Ibnu, Rusyd. Tahafut at-tahafut. Terj. Khalifurahman Fath.
Yogjakarta: Pustaka Pelajar. 2004.
 Maggalatung, A.S.; Aji, A.M.; Yunus, N.R. How The Law
Works, Jakarta: Jurisprudence Institute, 2014.
 Syamsudin, Mukhtasar. Hubungan Wahyu Dan Akal Dalam
Tradisi Filsafat Islam. Jurnal Filsafat. 2012, Vol. 1 No. 2.
 Tiam, Sunardji Dahri. Historiografi Filsafat Islam,
(Malang:Intrans Publising, 2015).
 Yunus, N.R. Restorasi Budaya Hukum Masyarakat Indonesia,
Jakarta: Jurisprudence Press, 2012
 https://aceh.tribunnews.com/2015/02/06
 https://stitibnurusyd-tgt.ac.id/halaman/30/sejarah-ibnu-
rusyd.html
 Poerwantara, dkk., op.cit., hlm. 200.

Anda mungkin juga menyukai