Dosen Pengampu :
Andri Ardiansyah, M. Pd.
Disusun oleh:
Syabila Putri Alamsyah 191105010331
Wynda Widiyantie 191105010275
Alhamdulillah Penulis panjatkan puji syukur dengan berkat rahmat Allah SWT, yang
telah memudahkan Penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Shalawat dan
salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Rasulullah terakhir yang diutus
dengan membawa syari’ah yang mudah, penuh rahmat, dan membawa keselamatan dalam
kehidupan dunia dan akhirat.
Makalah “ TOKOH-TOKOH DAN PEMIKIRAN DALAM FILSAFAT ISLAM ”
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Penulis telah
berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada agar makalah ini dapat
tersusun sesuai harapan. Sesuai dengan fitrahnya, manusia diciptakan Allah sebagai makhluk
yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan, maka dalam makalah yang penulis susun ini belum
mencapai tahap kesempurnaan.
Terakhir penulis mengucapkan Jazakumullah akhsanal jaza. Mudah-mudahan makalah
ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua dalam kehidupan sehari-hari. Adapun kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Filsafat islam merupakan filsafat yang seluruh cendikiawannya adalah muslim. Ada
sejumlah perbedaan besar antara filsafat islam dengan filsafat lain. Pertama, meski
semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat yunani terutama
aristoteles, dan plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran agama islam.
Kedua, islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih mencari tuhan,
dalam filsafat islam justru tuhan sudah ditemukan. Dalam arti bukan berarti sudah usang.
filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia, dan alam, karena
sebagaimana diketahui, pembahasan tuhan hanya akan menjadi sebuah pembahasan yang
tak pernah ada finalnya. Namun ilmu filsafat mendapat krtikan dan tantangan dari
kalangan ulama-ulama agama (islam) timbul sikap menolak terhadap keseluruhan filsafat
karena alasan-alasan yang dihubungkan dengan agama. Ini dapat dilihat pada sistem
pendidikan di al-azhar mesir yang dilarang secara keras ilmu filsafat, akan tetapi pada sisi
lain jauh pada masa dinasti abbasiyah memerintahkan muslim untuk mempelajari filsafat
untuk dapat berargumentasi dengan non muslim menggunakan logika atas perdebatan al-
qur’an maupun hadits nabi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Siapa nama tokoh filsafat islam dan karya-karyanya ?
2. Apa pandangan para filsuf muslim tentang filsafat ?
3. Siapakah Filsuf Muslim yang Paling berpengaruh di Dunia Filsafat ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Dapat mengetahui siapa saja tokoh filsafat islam dan karyanya
2. Dapat memahami tentang filsafat para pandangan filsuf muslim
3. Dapat mengetahui filsuf muslim yang berpengaruh
BAB II
PEMBAHASAN
2. BIOGRAFI AL-FARABI
Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan Abu Nasr al-farabi, lahir di wasij dekat
Farab, dikawasan ma wara’a an-nahr (Transoxiana) pada tahun 258 H/870 M.
Dan meninggal pada tahun 339 H/950 M. Biografi al-Farabi tidak ketahui dengan
pasti, sebab ia tidak menulis biografinya sendiri seperti halnya filsuf lain. Namun
demikian, biografi al-Farabi masih dapat dijumpai pada karya Ibn Khalikan,
Wafarat al-A’yan, sekalipun menurut sebagian ahli terdapat kelemahan yang perlu
di kaji ulang. Dari data yang terhimpun menunjukkan bahwa al-Farabi berasal
dari keluarga keturunan Turki, anak seorang jenderal, dan ia pernah menjadi
hakim.
Pendidikan dasar al-farabi dimulai dengan mempelajari ilmu agama dan
bahasa, yang meliputi Al-Qur’an, hadits, tafsir, fiqh, bahasa Arab, Persia, dan
Turki. Ia juga belajar matematika, falsafah, dan melakukan pengembaraan untuk
belajar ilmu-ilmu lain.
b) Jiwa
Adapun jiwa, Al-Farabi juga dipengaruhi oleh filsafat Plato, Aristoteles dan
Plotinus. Jiwa bersifat ruhani, bukan materi, terwujud setelah adanya badan dan
tidak berpindah-pindah dari suatu badan ke badan lain. Kesatuan antara jiwa dan
jasad merupakan kesatuan secara accident, artinya antara keduanya mempunyai
substansi yang berbeda dan binasanya jasad tidak membawa binasanya jiwa. Jiwa
manusia disebut al-nafs al-nathiqah, yang berasal dari alam ilahi, sedangkan jasad
berasal dari alam khalq, berbentuk, beruapa, berkadar, dan bergerak. Jiwa
diciptakan tatkala jasad siap menerimanya.
c) Politik
Pemikiran al-farabi tentang politik banyak dipengaruhi oleh konsep plato. Al-
Farabi mengatakan bahwa bagian-bagian sesuatu negeri sangat erat hubungannya
satu sama lain dan saling bekerja sama, laksana anggota-anggota badan dimana
apabila salah satunya menderita maka lain-lain anggota pun ikut merasakannya
pula. Kesenangan pribadi harus dikenal dalam masyarakat yang baik.
KARYA-KARYA AL-FARABI
Al-Farabi dikenal sebagai “guru kedua” setelah Aristoteles, sang “guru pertama”.
Dia adalah filosof Islam pertama yang berupaya menghadapkan, mepertalikan,
dan sejauh mungkin menyelaraskan politik (yunani) klasik dengan islam. Berikut
ini karya-karyanya dalam bidang humaniora : Syarh Kitab al-Khathabah li
Aristhuthalis (Uraian atas Buku retorika karya Aristoteles); Kitab fi al-Khathabah
(Buku tentang Retorika); Kitab fi Shina’ah al-Kitabah (Kitab tentang Seni
Menulis); Kitab fi al-Syi’r wa al-qawafi (Kitab tentang Syair dan Rima
persajakan); Kalam fi ma yashluhu an yudhama lahu al-muaddib (Wacana tentang
Apa yang seharusnya Dimiliki Seorang Pendidik); dan karya-karya tulis lainnya
dalam filsafat moral, ilmu musik, ilmu pemerintahan, dan strategi militer, di
samping Kitab Ihsha al-‘ulum wa tartibiha (Kitab tentang Cabang-Cabang ilmu
dan Klasifikasinya), yang dua kali diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.[5]
Tahsil as-Sa’adah (Mencari Kebenaran)
3. BIOGRAFI IBNU SINA
Abu Ali al-Husayn bin Abdullah bin Sina atau yang secara umum dikenal dengan
nama Ibnu Sina atau Avicenna (bahasa latin yang terditorsi dari bahasa Hebrew
Aven Sina) adalah seorang ensklopedis, filsuf, fisiologis, dokter, ahli matematika,
astronomer dan sastrawan. Bahkan, di beberapa tempat ia lebih terkenal sebagai
sastrawan dari pada seorang filsuf. Dia adalah ilmuan dan filsuf muslim yang
sangat terkenal dan salah seorang ilmuan dan filsuf terbesar sepanjang masa.
Diakui oleh semua orang bahwa pikirannya merepretasikan puncak Filsafat Arab.
Dia dipanggil oleh orang arab sebutan asy-Syaikh ar-Rais.
Ia lahir di Afshanah, desa kecil dekat bukhara, 370 H/980 M, dan wafat di
hamdan, 428 H/1037 M. Ia adalah putra seorang pegawai tinggi pada Dinasti
Samaniah (204-395 H/819-1005 M). Pada usia yang sama, ia mengawali prosesi
sebagai seorang dokter dan menjadi sangat populer ketika ia berhasil mengobati
Nuh bin manshur (976-997 M), salah seorang penguasa Dinasti Samaniah. Karena
kemampuan dan jasa-jasanya kepada penguasa, maka kemudian ia diangkat
sebagai menteri pada Dinasti Hamdani (293-394 H/905-1005) selama dua
periode, namun pada akhirnya ia dipecat dari jabatannya sebagai menteri, dan
dipenjarakan, karena pemikirannya dianggap merugikan penguasa.
4. BIOGRAFI AL-GHAZALI
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali ath-Thusi asy-Syafi’i (lahir
di Thus : 1058 / 450 H – Meninggal di Thus ; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H :
umur 52-53 Tahun) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal
sebagai algazel di dunia barat abad pertengahan.
Ia berkunyah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid.
Gelar dia al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya bekerja sebagai
pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus,
Khurasan Persia (Iran). Sedangkan gelar Syafi’i menunjukkan bahwa dia
bermazhab Syafi’i. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai
cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam al-
Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang
banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah
memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiya, pusat
pengajian tinggi di Baghdad. Imam al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil
Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus.
Jenazahnya di kebumikan di tempat kelahirannya.
PEMIKIRAN AL-GHAZALI
Pikiran al-Ghazali telah mengalami perkembangan sepanjang hidupnya dan penuh
kegoncangan batin, sehingga sukar diketahui kesatuan dan kejelasan corak
pemikirannya, seperti yang terlihat dari sikapnya terhadap filosof-filosos dan
terhadap aliran-aliran akidah pada masanya.
Sikapnya terhadap filosof-filosof dalam bukunya tahafut al-falasifah dan
Al-Munqidh min adh-Dhalal, al-Ghazali menentang filosof-filosof Islam. Bahkan
mengkafirkan mereka dalam tiga soal : (1) pengingkaran kebangkitan jasmani; (2)
membataskan Ilmu Tuhan kepada Hal-hal yang besar saja; dan (3) kepercayaan
tentang qadimnya alam dan kezalimannya. Akan tetapi dalam bukunya yang lain,
yaitu Mizan al- Amal, dikatakan bahwa ketiga-tiga persoalan tersebut menjadi
kepercayaan orang-orang tasawuf juga. Juga dalam bukunya al-Madlnun ‘Ala
Ghairi Ahlihi ia mengakui qadimnya alam. Kemudian dalam Al-Munqidh min
adh-Dhalal ia menyatakan bahwa kepercayaan yang dipeluknya ialah kepercayaan
orang-orang tasawuf.
Akan tetapi dalam bukunya yang lain lagi, Mi’raj as-Salikin ia menentang
orang-orang tasawuf yang mengatakan adanya kebangkitan rohani saja. Jadi al-
Ghazali menentang kepercayaan dalam tiga soal tersebut dalam beberapa
bukunya, tetapi mempercayai dalam buku-bukunya yang lain. Tafisran para
pembahas disini berbeda-beda. Menurut Ibnu Tufail, perlawanan tersebut
memang suatu kontradiksi benar-benar dari pikiran al-Ghazali. Menurut Ibnu
Shanah, karena al-Ghazali dari aliran ahlusunnah, maka pikiran-pikiran dan buku-
buknya yang berlawanan dengan aliran ini dianggap bukan dari al-Ghazali, seperti
buku al-Madlnun ‘Ala Ghairi Ahlihi.
Menurut dr.Zaki Mubarak dalam bukunya al-Akhlaq ‘Indaal-Ghazali,
perbedaan pendapat tersebut disebabkan karena perkembangan pikiran al-Ghazali,
mulai dari seorang murid biasa, kemudian menjadi murid yang cemerlang
namanya, meningkat menjadi guru, bahkan menjadi guru yang tenar-kenamaan.
Akhirnya menjadi kritikus yang kuat dari menguasai dan mneyikapi macam-
macam pendapat, kemudian menjadi pengarang besar yang membanjiri dunia
dengan pembahasan dan buku-bukunya.
KARYA-KARYA AL-GHAZALI
Al-Munqidh min adh-Dhalal (penyelamat dari kesesatan) kitab ini merupakan
sejarah perkembangan alam pikiran Al Ghazali sendiri dan merefleksikan
sikapnya terhadap beberapa macam ilmu serta jalan mencapai Tuhan. Al-Iqtishad
fi al-I`tiqad (modernisasi dalam aqidah) Al ikhtishos fi al ‘itishod (kesederhanaan
dalam beri’tiqod), Al-Risalah al-Qudsiyyah, Kitab al-Arba'in fi Ushul ad-Din,
Mizan al-Amal, Ad-Durrah al-Fakhirah fi Kasyf Ulum al-Akhirah, Maqasid al-
Falasifah (tujuan para filusuf), sebagai karangan yang pertama dan berisi
masalah-masalah filsafat, Tahafut al-Falasifah, buku ini membahas kelemahan-
kelemahan para filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rusd dalam
buku Tahafut al-Tahafut (The Incoherence of the Incoherence), al-Madlnun ‘Ala
Ghairi Ahlihi.
b) Pemikiran Metafisika
Dalam masalah ketuhanan, Ibn Rusyd berpendapat bahwa Allah adalah penggerak
pertama ( Muharrik al-Awwal). Sifat positif yang dapat diberikan kepada Allah
ialah “akal”, dan “Maqqul” wujud Allah ialah Esa-Nya. Wujud dan ke-Esa-an
tidak berbeda dari zat-Nya. Konsepsi Ibn Rusyd tentang ketuhanan jelas sekali
merupakan Aristoteles, Plotinus, al-Farabi, dan Ibn Sina, disamping keyakinan
agama islam yang dipeluknya. Mensifati Tuhan “Esa” merupakan ajaran islam,
tetapi menamakan Tuhan sebagai penggerak Pertama, tidak pernah dijumpai
dalam pemahaman Islam sebelumnya.
A. SIMPULAN
Filsafat islam merupakan pengaruh dari filsafat yunani namun tujuan dalam filsafat islam
bukanlah untuk menentang al-hikmah yang hakiki. Banyak cendikiawan muslim yang
berusaha mengeluarkan hasil pemikirannya yang merupakan suatu korelasi dalam syari’at
islam. Ilmu filsafat pada mulanya ialah suatu ilmu yang ditentang keras akan tetapi
dengan munculnya filsuf-filsuf muslim yang berusaha mendudukan ilmu filsafat ini
dengan islam menjadikan ilmu filsafat menjadi ilmu yang seharusnya dipelajari umat
muslim sebagai pijakan dalam berargumen dan menegaskan apa yang telah disampaikan
dalam al-qur’an.
B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA