Anda di halaman 1dari 13

PEMIKIRAN DEMOKRASI LIBERAL : MONTESQUEU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemikiran Politik Barat


Dosen Pengampu : Dr. Hasan Mustopa, S.Fil.i., M.Si

Oleh
Deni Aulia 1198040018
M.Dimas Pamungkas 1198040044
M.Ikbal Pebrinsyah 1198040045

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat


dan anugrah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pemikiran Demokrasi Liberal : Montesqueu” ini. Sholawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang
lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah
terbesar bagi seluruh alam semesta.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu
kami dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada
penulisan makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan dari pembaca sekalian. Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Bandung 15 November 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................3
BAB I.......................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................5
BAB II.....................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................5
2.1 BIOGRAFI MONTESQUEUI.......................................................5
2.2. KONSEP DEMOKRASI LIBERAL MONTESQUEIU.................6
2.3. DAMPAK PEMIKIRAN DEMOKRASI LIBERAL
MONTESQUEIU TERHADAP DUNIA BARAT................................8
BAB III..................................................................................................11
SIMPULAN...........................................................................................11
3.1 KESIMPULAN....................................................................11
Referensi.............................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Montesqueui atau nama lengkapnya Charles-Louis de secondat, Baron de
La Brede et de Montesqueui lahir pada tanggal 18 Januari 1689, yang
mana ia adalah seorang tokoh pemikir politik dari Perancis yang hidup di
zaman pencerahan. Montesqueui adalah seorang tokoh yang terkenal
melalui barbagai macam karyanya seperti karyanya dalam pemikiran
teori pemisahan kekuasaan pada negara. Salah satu pemikiran yang
paling terkenal dari seorang Montesqueui ialah ia menghadirkan sebuah
konsep Trias Politica yang mana itu adalah sebuah teori dalam
pemisahan negara yang mana kekuasaan dipisahkan menjadi tiga bagian.
Montesqueui sebagai seorang tokoh pemikir yang banyak tertarik untuk
menyelesaikan permasalahan di tengah-tengah masyarkat (WIJAYA,
2016), dimana sebagai salah satu upaya menangani permasalah yang ada
di tengah masyarakat ia menawarkan sebiuah konsep yang dikenal
dengan sistem demokrasi liberal, yang mana dalam konsep demokrasi
liberal menghendaki sebuah sistem politik yang menekankan kebebasan
pada tiap tiap individu.
Dalam Konsep Demokrasi Liberal ini,Montesqueui lebih menekankan
pada aspek agama dan politik,yang mana dalam konsepnya ini ia
menganjurkan sebuah konsep sekularisasi politk dan membuat sebuah
teologi konsisten dengan tujuan temporalnya. Berkat dari adanya konsep
yang diperkenalkan oleh Montesqueui tersebut lah muncul sebuah
revolusi yang cukup besar dalam dunia politik yang mana dengan adanya
revolusi tersebut memunculkan dampak yang cukup besar pada
perkembangan politik di kemudian hari.

1.2 Rumusan Masalah


1. Siapa Itu Montesqueu ?
2. Bagaimana Konsep Demokrasi Liberal Montesqueu ?
3. Apa Dampak Pemikiran Demokrasi Liberal Montesqueu bagi
dunia barat ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengenal lebih jauh seorang Montesqueu
2. Untuk Mengetahui konsep pemikiran Demokrasi Liberal
Montesqueu
3. Untuk Mengetahui Dampak dari pemikiran Demokrasi Liberal
Montesqueu bagi dunia barat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BIOGRAFI MONTESQUEUI


Montesqueui atau nama lengkapnya Charles-Louis de secondat, Baron de
La Brede et de Montesqueui lahir pada tanggal 18 Januari 1689, yang
mana ia adalah seorang tokoh pemikir politik dari Perancis yang hidup di
zaman pencerahan. Montesqueui adalah seorang tokoh lahir di Bordeaux
perancis dimana ia terkenal melalui barbagai macam karyanya seperti
karyanya dalam pemikiran teori pemisahan kekuasaan pada
negara.Montesqueui pada awal karier dalam menempuh jalur pendidikan
studi hukum di universitas Bordeaux yang dilanjutkan dengan
menempuh studi di paris,Perancis dan darisanalah ia mulai berkenalan
dengan kaum intelek negara.
Setelah ia menghabiskan banyak waktu di Paris Perancis,ia harus kembali
ke kampung halamnya di Bordeaux karena ia mendapat kabar
duka,dimana ayahnya wafat pada tahun 1714. Dan pada tahun yang sama
ia bergabung dengan parlemen Bordeaux sebagai sorang penasihat.
Selama hidupnya Montesqueiu ini telah mengeluarkan berbagai macam
karya dimulai dari Les Lettres Persanes atau The Persian Letters yang
mana dalam buku itu berisikan sebuah kritikan terhadap pemerintah dan
masyarakat Perancis,lalu ada juga buku mengenai L’esprit des
lois atau The Spirit of Laws yang mana buku itu menjadi pondasi dalam
penulisan sejarah dan studi sosiologi terutama dalam hal bentuk-bentuk
pemerintahan, dan karya yang paling terkenal dari seorang Montesquieu
ialah adalah karyanya dalam konsep Trias Politica, yaitu sebuah konsep
pemisahan kekuasaan dalam sebuah negara menjadi beberpa
bagian,yaitu Eksekutif,Legislatif dan juga Yudikatif.
Setelah ia sukes sebagai seorang tokoh pemikir yang menghasilkan
banyak karya dan karyanya juga lah yang telah mempengaruhi banyak
orang,Montequeui ini harus tutup usia pada umur 66 tahun atau
bertepatan pada tanggal 10 Februari 1755, dimana ia wafat di paris
Perancis. Serta ia meninggalkan 4 orang anak dari hasil pernikahan nya
di tahun 1715 dengan Jeanne de Lartigue.

2.2. KONSEP DEMOKRASI LIBERAL MONTESQUEIU


a. Pengertian demokrasi
Istilah Demokrasi merupakan berasal dari bahasa Yunani yaitu demos
yang artinya rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan. Maka
pengertian demokrasi secara sederhana berarti pernerintahan rakyat
atau menurut definisi lain bahwa demokrasi adalah pemerintahan yang
kekuasaan tertinggi terdapat di tangan rakyat yang dijalankan secara
langsung atau diwakilkan oleh wakil wakil yang pilih melalui sistem
pemilihan.

Selanjutnya pengertian demokrasi secara luas menurut phillip C.


Schmitter, ia berpendapat bahwa demokrasi sebagai suatu sistem
pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung jawab atas
tindakan tindakannya di wilayah public oleh warga negara, yang
bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama
dengan wakil wakil mereka yang telah terpilih.

Dalam penerapan sistem Demokrasi, sistem demokrasi terbagi menjadi


dua kategori dasar yaitu:

 Demokrasi langsung, didalam implementasi sistem


demokrasi ini rakyat dimungkinkan dapat s dan mengambil
keputusan bersama didalam rapat secara langsung.
 Demokrasi perwakilan, Demokrasi ini dalam
implementasinya menggunakan sistem keterwakilan
(representative). Rakyat menyalurkan segala gagasan dan
kehendaknya melalui wakil wakilnya yang telah dipilih
untuk duduk di dewan perwakilan rakyat yang dipilih oleh
rakyat pada pemilihan umum.
b. Pemikiran montesque mengenai demokrasi liberal

Istilah Demokrasi liberal pertama kali dikemukakan pada Abad


Pencerahan, pada saat Perang Dingin, istilah demokrasi liberal bertolak
belakang dengan paham komunisme ala Republik Rakyat. Pada era
sekarang sistem Demokrasi konstitusional pada umumnya dibanding-
bandingkan dengan Demokrasi langsung atau Demokrasi partisipasi.
Demokrasi liberal dipakai untuk menjelaskan sistem politik dan
Demokrasi barat dinegara Amerika Serikat, Britania Raya, Kanada.
Konstitusi yang dipakai dapat berupa republik (Amerika Serikat, India,
Perancis) atau monarki konstitusional (Britania Raya, Spanyol).

sebenarnya dari sekian banyak bentuk dan variasi mengenai demokrasi,


secara singkat beberapa konsep demokrasi dapat dipelajari salah satunya
yaitu Demokrasi liberal diidentikan dengan adanya kebebasan penuh
terhadap individu. Sering pula disebut sebagai sistem demokrasi
konstitusional. Sebuah sistem yang peran dan kekuasaan
Pemerintahannya dibatasi oleh undang-undang.

Sosok Montesquieu ialah salah satu tokoh yang banyak menuangkan hasil
pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari hasil bacaannya maupun
perjalanannya. Montesqueieu dalam teorinya mengambil contoh dari
sistem pemerintahan yang ada di Inggris, Kekuasaan di Inggris secara
bijaksana dapat dibagi-bagi, sehingga berpandangan bahwa sistem
monarki disana tidak membawa akibatkan keburukan-keburukan
maupun tindakan kesewenang-wenangan.

Konsep pembagian kekuasaan yang dimaksud oleh montesquieu ialah


bernama Trias Politika, sebetulnya Konsep Trias Politika pertama kali
dikemukakan oleh john locke. Akan tetapi beberapa tahun kemudian
sosok Montesquieu mengembangkan pemikiran dari john locke. Beliau
menyatakan bahwa diharuskannya pemisahan antara eksekutif dan
legislatif mempunyai fungsi untuk mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan hukum antar negara, sementara itu kekuasaan yudikatif
berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan hukum sipil. Hal itu
dikemukakan pada buku karangannya yang berjudul The Sprit of Law
(Anwar, 2019)
Montesquieu berpendapat bahwa didalam sebuah pemerintahan Negara
haruslah terdapat 3 (tiga) jenis kekuasaan yaitu: pertama legislatif, kedua
eksekutif, dan ketiga yudikatif. Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan
yang berwenang untuk memformulasikan perundang undangan.
Kekuasaan eksekutif merupakan kekuasaan yang berwenang untuk
melaksanakan undang-undang yang telah disahkan oleh legislatif.
Kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan yang berwenang untuk mengadili
pelanggaran terhadap undang-undang yang telah dibuat oleh yudikatif.

Doktrin trias politika merupakan suatu prinsip normatif yang


menekankan bahwa kekuasaan kekuasaan sebaiknya tidak dimiliki oleh
orang yang sama, sebab akan menimbulkan sebuah kesewenang
wenangan dan penyalahgunaan kekuasaan. Dari Pemikiran Montesquieu
juga ia mengemukakan bahwa kemerdekaan suatu negara akan bisa
terjamin apabila suatu kekuasaan negara tidak hanya dipegang oleh satu
penguasa saja, akan tetapi dimiliki oleh tiga Badan Kekuasaan yang
terpisah secara sendiri-sendiri. ia menganggap apabila kekuasaan
eksekutif dan legislatif disatukan dalam satu orang atau dalam satu
Lembaga maka tidak akan ada kemerdekaan dan berpotensi otoriter.
(Gusmansyah, 2017).

2.3. DAMPAK PEMIKIRAN DEMOKRASI LIBERAL MONTESQUEIU


TERHADAP DUNIA BARAT
Tulisan dan ideologi Montesquieu dalam bukunya The Spirit of the Laws
berdampak besar pada masyarakat modern, membantu menciptakan
basis bagi lembaga-lembaga demokrasi setelah revolusi Prancis, dan
bahkan dapat dilihat dalam konstitusi Indonesia. Gagasan pemisahan
kekuasaan sekarang digunakan di banyak negara di dunia, dan tidak akan
berkembang atau mencapai popularitas seperti itu tanpa kontribusi
Montesquie.
Dalam pandangannya mengenai filsafat dan kebebasan, Seperti kaum
konservatif, bagaimanapun, Montesquieu juga percaya bahwa kebebasan
harus dibatasi karena kemungkinan korupsi, kelalaian, dan "kekurangan
cinta tanah air" yang selalu ada. Untuk alasan ini, Montesquieu
mengusulkan perlunya senat tua-tua dan badan sensor yang akan
mempertahankan disiplin moral yang keras yang dibutuhkan oleh
republik-republik demokratis. Dengan cara yang sama ia menganjurkan
suatu bentuk kebajikan yang menundukkan kepentingan pribadi untuk
kesejahteraan kebaikan bersama. “Kebajikan ini sekarang dapat
didefinisikan sebagai cinta hukum dan negara” [ CITATION Kin08 \l
1057 ]. Patriotisme yang menyangkal diri adalah pusat pemahaman
Montesquieu tentang kebajikan politik. Untuk Montesquieu maka
kebebasan dan kesetaraan disimpan dalam keseimbangan genting
melalui kebajikan patriotisme, berhemat, dan keinginan untuk melayani
kebaikan bersama. Kebebasan sejati hanya dapat dicapai di negara
hukum, karena hanya di negara seperti itu warga negara dapat merasa
aman dan dengan demikian bebas dari ketakutan warga negara lain.
Kebajikan politik yang sejati melibatkan penundukan keinginan diri
sendiri terhadap keinginan kebaikan bersama, sehingga menghasilkan
“patriotisme yang tercela.” Akhirnya, kebajikan seperti itu mendorong
berhemat dan menolak kemewahan yang menciptakan kondisi bagi
masyarakat yang aman, stabil, dan egaliter secara ekonomi.
Kontribusi Montesquieu yang sering dikutip untuk wacana politik adalah
teorinya tentang pemisahan kekuasaan antara cabang legislatif, eksekutif
dan yudikatif, yang menjadi landasan Konstitusi Indonesia dan cara para
pendiri membayangkan sebuah rencana yang akan membagi dan dengan
demikian menyeimbangkan kekuasaan pemerintahan baru. Montesquieu
mendasarkan pemikirannya pada pemerintahan republik Romawi kuno
dan pada monarki parlementer Inggris pada saat itu. Pemerintah-
pemerintah ini, menurutnya, mencegah pemusatan kekuasaan di tangan
satu orang dan pelanggaran terhadap kebebasan individu yang datang
dengan pemerintahan diktator.
oleh 1748, oleh karena itu, ia telah merumuskan pembagian tripartit dari
fungsi-fungsi pemerintahan dalam bentuk modern yang dapat dikenali.
Banyak perubahan masih harus terjadi dalam dua ratus tahun berikutnya
dalam konotasi yang tepat dari konsep-konsep ini, tetapi pada dasarnya
polanya sekarang telah ditetapkan. Membuat undang-undang berarti
membuat undang-undang; untuk mengeksekusi adalah untuk
menerapkannya; kekuasaan kehakiman adalah mengumumkan apa
hukumnya dengan penyelesaian sengketa. Fungsi-fungsi ini
menghabiskan semua "kekuatan" pemerintah, dan mereka dapat dengan
jelas dibedakan satu sama lain. Setiap tindakan pemerintah dapat
dimasukkan ke dalam satu atau beberapa kategori ini. Ia juga mendirikan
gagasan tiga cabang pemerintahan—eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Begitu banyak untuk pemisahan analitis lembaga dan fungsi. Tetapi
untuk menunjukkan bahwa Montesquieu memiliki "teori pemisahan
kekuasaan" dalam satu atau lain hal, kita harus melangkah lebih jauh.
Kita harus menunjukkan bahwa dia mempertahankan bahwa setiap
fungsi harus dijalankan oleh badan pemerintah yang sesuai, dan bahwa
dia lebih jauh lagi percaya bahwa personel dari ketiga cabang tidak boleh
bersamaan. Akan menjadi sangat jelas pada tahap selanjutnya bahwa dia
tidak mempertahankan doktrin murni pemisahan kekuasaan, karena dia
menggabungkan dengannya ide-ide pemerintahan campuran dan checks
and balances; namun, bahwa dia menganjurkan agar setiap lembaga
harus menjalankan, pada dasarnya, hanya fungsinya sendiri, juga sangat
jelas. Dia cukup eksplisit di sini:
Ketika kekuasaan legislatif dan eksekutif disatukan dalam orang yang
sama, atau dalam badan hakim yang sama, tidak akan ada kebebasan.,
jika kekuasaan yudikatif tidak dipisahkan dari legislatif dan eksekutif.
Jika digabungkan dengan legislatif, kehidupan dan kebebasan subjek
akan terkena kontrol sewenang-wenang; karena hakim kemudian akan
menjadi pembuat undang-undang. Jika bergabung dengan kekuasaan
eksekutif, hakim mungkin akan bertindak dengan kekerasan dan
penindasan. Akan ada akhir dari segalanya, jika orang yang sama, atau
badan yang sama, apakah bangsawan atau rakyat, untuk menjalankan
ketiga kekuasaan itu, yaitu membuat undang-undang, melaksanakan
resolusi publik, dan mengadili penyebabnya. dari individu [ CITATION
Vil98 \l 1057 ].
Badan perwakilan tidak boleh menjalankan fungsi eksekutif, karena tidak
sesuai dengannya. Legislatif tidak boleh mendakwa orang yang
dipercayakan dengan kekuasaan eksekutif, karena ini akan mengubah
legislatif menjadi badan dengan kekuasaan sewenang-wenang. Seseorang
tidak dapat mengabaikan arti yang jelas dari kata-kata ini. Montesquieu
percaya bahwa berbagai fungsi pemerintahan harus dipercayakan
kepada badan-badan pemerintahan yang berbeda, yang sebagian besar
akan independen satu sama lain dalam pelaksanaan fungsi-fungsi ini.
Masalah sejauh mana masing-masing lembaga ini harus mampu
mengendalikan yang lain akan dipertimbangkan nanti.
Montesquieu percaya bahwa pemerintahan yang dipilih oleh rakyat
adalah bentuk pemerintahan yang terbaik. Namun, dia percaya bahwa
keberhasilan demokrasi – pemerintahan di mana rakyat memiliki
kekuasaan – bergantung pada pemeliharaan keseimbangan kekuasaan
yang tepat. Konsep tersebut sekarang dianut oleh mayoritas
pemerintahan diseluruh dunia dan pemikirannya membantu untuk
membentuk geopolitik yang ada sekarang ini.
Tidak seperti Locke yang memahami negara demokrasi sebagai
instrumen atau alat yang dapat diambil dan digunakan warga negara
tanpa dibentuk atau dipaksa olehnya, Montesquieu berpendapat bahwa
kekuatan demokrasi berasal dari sekelompok individu yang setara yang
merupakan negara yang akan secara aktif bekerja untuk menjaga
kesetaraan itu. Pelaksanaan kekuasaan positif ini, Locke mungkin hanya
akan melihat sebagai pelanggaran terhadap kebebasan rakyat untuk
membentuk karakter mereka sendiri, tetapi bagi Montesquieu itu adalah
bagian integral dan perlu dari pemeliharaan dan keberadaan demokrasi
sebagai keadaan kesetaraan. Bagi Montesquieu, tanpa pelaksanaan
kekuasaan positif yang terus-menerus bertujuan pada kesetaraan,
hasilnya bukanlah ketiadaan kekuasaan positif dan demokrasi yang
beroperasi pada mekanisme kekuasaan yang sepenuhnya negatif, tetapi
hanya beberapa pelaksanaan kekuasaan positif lainnya seperti despotik,
monarki, atau pelaksanaan kekuasaan aristokrat.

BAB III

SIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Charles-Louis de Secondat, Baron de La Brède et de Montesquieu 18
Januari 1689 – 10 Februari 1755), umumnya disebut hanya sebagai
Montesquieu, adalah seorang hakim, sastrawan, sejarawan, dan filsuf
politik Prancis.Dia adalah sumber utama teori pemisahan kekuasaan,
yang diterapkan di banyak konstitusi di seluruh dunia. Dia juga dikenal
karena melakukan lebih dari penulis lain untuk mengamankan tempat
kata "despotisme" dalam leksikon politik. Karyanya yang diterbitkan
secara anonim The Spirit of the Laws (1748), yang diterima dengan baik
di Inggris Raya dan koloni-koloni Amerika, mempengaruhi para Bapak
Pendiri Amerika Serikat dalam merancang Konstitusi AS.

Montesquieu terkenal karena The Spirit of Laws (1748), salah satu karya
besar dalam sejarah teori politik dan yurisprudensi. Di antara
argumennya yang berpengaruh adalah klasifikasi pemerintah sebagai
republik, monarki, atau despotisme; teori pemisahan kekuasaan; dan
pengaruh politik iklim.pada tahun 1721 Montesquieu menerbitkan
Lettres persanes (Persian Letters, 1722), memotret satir brilian dari
Perancis, khususnya Paris, peradaban, dilihat melalui mata dua
pengelana Persia. Karya itu—diresapi dengan semangat baru berupa
kritik yang penuh semangat, tidak sopan, dan ikonoklastik—membuat
Montesquieu terkenal dan menjadi seorang salah satu pemikir besar
pada perkembangan ilmu politik

Referensi

WIJAYA, D. N. (2016). Montesquieu Dan Makna Sebuah Keadilan. Jurnal


Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 1(2), 79–84.
https://doi.org/10.17977/um019v1i22016p079
Hakiki, P. (2011). Sistem Pemerintahan Pada Masa Demokrasi Liberal
Tahun 1949-1959.

Ruhenda, R., Heldi, H., Mustapa, H., & Septiadi, M. A. Tinjauan trias
politika terhadap terbentuknya sistem politik Indonesia.

Surajiyo, S. (1994). Prinsip-prinsip Kenegaraan Menurut Pandangan


Montesquieu, I. Kant, dan Hegel. Jurnal Filsafat, 1(1), 24-33.

Yani, A. (2018). Sistem Pemerintahan Indonesia: Pendekatan Teori dan


Praktek Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945. Jurnal Ilmiah Kebijakan
Hukum, 12(2), 119.

BUKU MEMBEDAH DEMOKRASI (Sejarah, Konsep, dan lmplementasinya


di Indonesia)

BUKU DASAR DASAR ILMU POLITIK

Kingston, R. (2008). Montesquieu and His Legacy. New York: Suny Press.
Vile, M. (1998). Constitutionalism and the Separation of Powers. Oxford
University Press.

Anda mungkin juga menyukai