Anda di halaman 1dari 18

IDEOLOGI PANCASILA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


PANCASILA

Dosen Pengampu:
Nina Anggraeni, S.H., M.H.

Oleh:

Muhammad Reza Prasetyo (231231022)

KELAS 1A
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS USHULUDIN DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN MAS SAID SURAKARTA
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Nina Anggraeni, S.H., M.H.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Pancasila yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan saya. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………... iii
BAB I: PENDAHULUAN……………………………………………….. iv
Latar Belakang ……………………………………………………………. v
Rumusan Masalah ………………………………………………………… vi
Tujuan Penulisan …………………………………………………..............
1.1 BAB II: PEMBAHASAN

1Teologi dan
kebebasan………………………………………………….
1.4 Pengaruh Kebebasan dalam Teologi……………………………………

2.1 Pendekatan Teologi Kebebasan………………………………………...


Aliran Teologi kebebasan…………………………………………….........
2.2 BAB III: PENUTUP

2.3 Kesimpulan……………………………………………………………...

2.4 Saran…………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai dasar Negara Indonesia Pancasila memegang peranan penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila pada hakikatnya merupakan hasil
penuangan atau pemikiran seseorang atau sekelompok orang. Pancasila diangkat dari
nilai – nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam
pandangan hidup masyarakat Indonesia. Melalui pendidikan Pancasila warga Negara
Republik Indonesia diharapkan mampu memahami, menganalisis dan menjawab
masalah – masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya secara
berkesinambungan dan konsisten dengan cita – cita dan tujuan nasional seperti
digariskan di dalam pembukaan UUD 1945.
Pancasila adalah ideologi Bangsa Indonesia. Dengan pedoman Pancasila para
pendahulu kita bisa mempersatukan berbagai golongan dan kelompok. Selain
ideologi Pancasila ada banyak ideologi lain yang berkembang di dunia yaitu ideologi
Liberalisme, Kapitalisme, Komunisme dan Sosialisme. Semua itu memiliki banyak
perbedaan dengan ideologi Pancasila. Maka dari itu makalah ini akan membahas
berbagai perbedaan ideologi Pancasila dengan beberapa ideologi yang berkembang di
dunia.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pancasila sebagai ideologi?
2. Apa pengertian Ideologi Liberalisme dan Ideologi Sosialisme?
3. Bagaimana Peran dan Fungsi Ideologi Pancasila?
4. Sebutkan faktor-faktor yang mendasari pancasila dipilih sebagai ideologi!

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui pengertian Pancasila sebagai ideologi.
2. Untuk Mengetahui pengertian Ideologi Liberalisme dan Ideologi Sosialisme.
3. Untuk Mengetahui Peran dan fungsi ideologi Pancasila.
4. Untuk Mengetahui faktor-faktor yang mendasari pancasila dipilih sebagai
ideologi

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pancasila sebagai ideologi


Pancasila sebagai ideologi negara adalah Pancasila sebagai dasar sistem
penyelenggaraan negara bagi seluruh warga negara Indonesia yang berdasar kepada
cita-cita luhur bangsa.
Pancasila sebagai ideologi berarti Pancasila merupakan landasan/ide/gagasan
yang fundamental dalam proses penyelenggaraan tata pemerintahan suatu negara,
mengatur bagaimana suatu sistem itu dijalankan. Visi atau arah dari kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung
tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta nilai keadilan. Visi
atau arah dari kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya
kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan serta nilai keadilan. seluruh warga negara Indonesia menjadikan pancasila
sebagai dasar sistem kenegaraan. seluruh warga negara Indonesia menjadikan
pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan.

2.2 Ideologi Liberalisme dan Ideologi Sosialisme


1. Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik
yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.
Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika
itu masyarakat ditandai dengan dua karakteristik berikut. Anggota masyarakat terikat

6
satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks dan kukuh, dan pola hubungan
dalam system ini bersifat statis dan sukar berubah.
Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja dan
Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV). Disebut
liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint), karena
liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan
raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja
dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak
adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme
menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang
mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem
pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan
individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi
tumbuhnya kapitalisme.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem
demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan
mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal International: "Hak-hak dan
kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati
tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang
dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari kelompok
mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan rahasia, dengan
menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas.
Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme adalah
yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu
sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat
mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu

7
untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang melakukan
sesuatu untuknya atau seseorang untuk mengatakan apa yang harus dilakukan.

2. Sosialisme
Sosialisme sebagai ideologi, telah lama berkembang sejak ratusan tahun yang
lalu. Sosialisme sendiri berasal dari bahasa Latin yakni socius (teman). Jadi
sosialisme merujuk kepada pengaturan atas dasar prinsip pengendalian modal,
produksi dan kekayaan oleh kelompok.
Istilah sosialisme pertama kali dipakai di Prancis pada tahun 1831 dalam
sebuah artikel tanpa judul oleh Alexander Vinet. Pada masa ini istilah sosialisme
digunakan untuk pembedaan dengan indvidualisme, terutama oleh pengikut-pengikut
Saint-Simon, bapak pendiri sosialisme Prancis. Saint-Simon lah yang menganjurkan
pembaruan pemerintahan yang bermaksud mengembalikan harmoni pada masyarakat.
Pada akhir abad ke-19, Karl Marx dan Friedrich Engels mencetuskan apa
yang disebut sebagai sosialisme ilmiah. Ini untuk membedakan diri dengan sosialisme
yang berkembang sebelumnya. Marx dan Engels menyebut sosialisme tersebut
dengan sosialisme utopia, artinya sosialisme yang hanya didasari impian belaka tanpa
kerangka rasional untuk menjalankan dan mencapai apa yang disebut sosialisme.
Oleh karena itu Marx dan Engels mengembangkan beberapa tesis untuk membedakan
antara sosialisme dan komunisme. Menurut mereka, sosialisme adalah tahap yang
harus dilalui masyarakat untuk mencapai komunisme. Dengan demikian komunisme
atau masyarakat tanpa kelas adalah tujuan akhir sejarah. Konsekwensinya, tahap
sosialisme adalah tahap kediktatoran rakyat untuk mencapai komunisme, seperti
halnya pendapat Lenin yang mengatakan bahwa Uni Sovyet berada dalam tahap
sosialisme.

8
Dalam perkembangannya hingga pertengahan abad ke-20, sosialisme
memiliki beberapa cabang gagasan. Secara kasar pembagian tersebut terdiri dari
pertama adalah Sosialisme Demokrasi, kedua adalah Marxisme Leninisme, Ketiga
adalah anarkisme dan sindikalisme. Harus diakui bahwa pembagian ini sangatlah
sederhana mengingat begitu banyak varian sosialisme yang tumbuh dan berkembang
hingga saat ini.

Sebagai contoh Marxisme yang di satu sisi dalam penafsiran Lenin menjadi
Komunisme dan berkembang menjadi Stalinisme dan Marxisme. Disisi lain
Marxisme berkembang menjadi gerakan Kiri Baru dalam pemahaman para pemikir
seperti Herbert Marcuse di era 1970an. Sama halnya dengan anarkisme yang terpecah
menjadi beberapa aliran besar seperti anarkisme mutualis dengan bapak pendirinya
yakni P J Proudhon dan anarkis kolektivis seperti Mikhail Bakunin. Anarkisme juga
memberi angin bagi tumbuhnya gerakan gerakan sindikalis yang menguasai banyak
pabrik di Barcelona semasa Perang Saudara Spanyol 1936-1939.
Hingga saat ini, partai-partai Sosial Demokrat masih tetap berdiri seperti
halnya di Eropa seperti Jerman, Belanda, Norwegia dan Prancis. Beberapa yang
menganut sosialisme juga seperti halnya partai-partai buruh seperti di Inggris dan
Itali. Partai-partai Komunis banyak yang membubarkan diri atau bertahan dengan
berganti nama dan mencoba untuk tetap hidup dengan ikut pemilu di negara-negara
Eropa Timur setelah runtuhnya Uni Sovyet. Beberapa diantaranya bahkan bisa
berkuasa kembali seperti di Polandia dan Ceko dengan jalan yang demokratis.
Sosialisme mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Pada tahun 1827, istilah
ini awalnya digunakan untuk menyebut pengikut Robert Owen (1771-1858) di
Inggris. Istilah ini juga mengacu pada para pengikut Saint Simon (1760-1825) di
Perancis. Bersama Fourier (1772-1832) dari Perancis, Robert Owen dan Saint Simon
membuat rumusan sebuah pemikiran mengenai sosialisme.

9
2.3 Peran dan Fungsi Ideologi Pancasila

A. Fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara RI

Pancasila sebagai dasar negara / dasar filsafat negara maksudnya bahwa


Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita
dan oleh karenanya digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan
negara.
Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut :
1. Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala sumber hukum
atau sumber tertib hukum di Indonesia. Dengan demikian, Pancasila
merupakan asas kerohanian segala peraturan perundang – undangan di
Indonesia yang dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar Republik
Indonesia tahun 1945 dijabarkan lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran
yaitu ;
2. Pokok pikiran pertama : Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan (pokok
pikiran persatuan).
3. Pokok pikiran kedua : Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia (pokok pikiran keadilan sosial).
4. Pokok pikiran ketiga : Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan / perwakilan (pokok pikiran keadulatan
rakyat).
5. Pokok pikiran keempat : Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha esa,
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab (pokok pikiran Ketuhanan)
6. Meliputi suasana kebatinan dari Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945.
7. Mewujudkan cita – cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar
tertulis maupun tidak tertulis).
10
8. Mengandung norma yang mengharuskan Undang – Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 dan Peraturan Perundang – undangan lainnya
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain – lain penyelenggara
negara (termasuk partai politik) memegang teguh nilai – nilai Pancasila.
9. Merupakan sumber semangat bagi Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, penyelenggara negara, para pelaksana tugas
pemerintahan, penyelenggara partai politik dan golongan fungsional lainnya.
Dengan semangat yang bersumber pada asas kerohanian negara, maka
dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan diarahkan oleh asas
tersebut.

B. Fungsi Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia


Pancasila sebagai pandangan Hidup bangsa Artinya Pancasila adalah pemberi
petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam
masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya.
1. Sebagai pandangan hidup, Pancasila memiliki empat fungsi pokok dalam
kehidupan bernegara yaitu :
A. Mempersatukan bangsa Indonesia, memelihara dan mengukuhkan
persatuan dan kesatuan. Fungsi ini amat penting bagi bangsa Indonesia
karena Pancasila tidak hanya merupakan ide – ide atau perenungan
dari seorang saja, melainkan Pancasila berasal dari nilai – nilai yang
dimiliki oleh bangsa sehingga pada hakikatnya dirumuskan untuk
seluruh lapisan serta unsur – unsur bangsa dan negara Indonesia.
B. Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya. Pancasila
memberi gambaran cita – cita bangsa Indonesia sekaligus menjadi
sumber motivasi dan tekad perjuangan mencapai cita – cita
menggerakkan bangsa melaksanakan pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila.

11
C. Memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas
bangsa. Pancasila memberi gambaran identitas bangsa Indonesia
sekaligus memberi dorongan bagi “ nation and character building “
berdasarkan Pancasila.
D. Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita
– cita yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila menjadi ukuran
untuk melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan negara.
2. Pancasila sebagai pandangan hidup mengandung makna yang begitu dalam
serta mencerminkan fungsi dan kedudukannya dalam kehidupan bangsa dan
negara Indonesia. Adapun fungsi Pancasila dalam kedudukannya sebagai
pandangan hidup, diantaranya :
A. Sebagai sumber motivasi, dengan karakteristik sebagai berikut :
 Pancasila mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa dan
negara.
 Pancasila memandu masyarakat menuju cita – citanya.
 Pancasila membimbing bangsa dan negara untuk mencapai
tujuannya melalui berbagai realisasi pembangunan.
B. Sebagai sumber semangat dalam berbagai kehidupan negara, dengan
karakteristik sebagai berikut :
 Pancasila akan menjadi realistis manakala terjadi orientasi
yang bersifat dinamis antara masyarakat dan ideologi
Pancasila.
 Pancasila akan bersifat dinamis, terbuka dan antisipatif.
 Pancasila senantiasa mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan – perubahan sesuai dengan aspirasi bangsanya.

C. Fungsi lain Pancasila bagi Bangsa Indonesia


Penyebutan fungsi – fungsi lain dari Pancasila adalah :

12
1. Jiwa bangsa Indonesia
Artinya lahirnya bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia.
2. Kepribadian bangsa Indonesia.

Artinya Pancasila memberi corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan
tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
3. Perjanjian luhur bangsa Indonesia pada saat mendirikan negara.
Artinya Pancasila adalah apa yang disetujui oleh wakil – wakil bangsa Indonesia
menjelang dan sesudah Proklamasi kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan
sekedar karena ditemukan kembali dari kandungan kepribadian dan cita – cita bangsa
Indonesia yang terpendam sejak berabad – abad yang lalu, melainkan karena
Pancasila itu telah membuktikan kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan
bangsa.
4. Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.
Artinya Pancasila berfungsi untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang
merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan
rakyat dalam suasana peri kehidupan yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta
dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
5. Falsafah hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia
Artinya Pancasila adalah merupakan sarana yang ampuh sekali untuk mempersatukan
bangsa Indonesia.

D. Fungsi Pancasila sebagai acuan membentuk karakter Bangsa Indonesia

13
Pancasila merupakan acuan utama bagi pembentukan hukum nasional,
kegiatan penyelenggaraan negara, partisipasi warga negara dan pergaulan antar warga
negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara atau nilai – nilai yang terkandung
dalam Pancasila menjiwai seluruh kegiatan berbangsa dan bernegara, atau nilai – nilai
yang terkandung dalam Pancasila menjiwai seluruh kegiatan berbangsa dan
bernegara.
Nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila, yaitu

1. Nilai dasar
Meliputi lima sila, nilai tersebut tercermin dalam norma dasar yaitu pasal – pasal
UUD 1945. Karena merupakan nilai dasar, nilai tersebut bersifat abstrak, umum,
relatif dan tidak berubah. Namun maknanya selalu bisa disesuaikan dengan
perkembangan jaman.
1. Nilai instrumental
Merupakan penjabaran dari nilai dasar. Berlaku untuk kurun waktu dan kondisi
tertentu. Sifatnya lebih kontektual bahkan harus disesuaikan dengan tuntutan jaman.
Nilai instrumental tampil dalam bentuk kebijakan, strategi, organisasi, sistem rencana
program yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar. Nilai instrumental
tercantum dalam seluruh dokumen kenegaraan yang menindak lanjuti UUD 1945.
Tiga lembaga negara yang berwenang menyusun nilai instrumental yaitu : MPR, DPR
dan Presiden.
1. Nilai praksis
Merupakan penjabaran nilai instrumental dalam situasi konkret pada tempat dan
situasi tertentu dan sifatnya amat dinamis. Nilai praksis terdapat pada banyak wujud
penerapan nilai – nilai Pancasila, baik oleh lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif,
organisasi sosial politik, organisasi masyarakat, badan ekonomi, pemimpin
masyarakat maupun warga negara..

14
E. Fungsi dan peran Pancasila dalam kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia
Perwujudan Pancasila dalam kehidupan bangsa dan negara baik dalam
bertindak, mengambil keputusan dan bertingkah laku tidak lepas dari nilai-nilai
Pancasila yang diamalkan, sebagai berikut :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Toleransi beragama
3. Kerjasama umat beragama
4. Tidak memaksakan agama kepada orang lain
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui persamaan harkat derajat dan martabat kemanusiaan
2. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
3. Memajukan pergaulan diantara sesama manusia tanpa membedakan
suku, agama, ras dan antar golongan
4. Suka mengembangkan sikap kerja sama
5. Saling mencintai sesama manusia
3. Persatuan Indonesia
1. Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan
2. Cinta tanah air dan bangsa
3. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
4. Memajukan pergaulan yang berbhinneka tunggal ika
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
perusyawaratan/perwakilan
1. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil putusan
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

15
3. Keputusan harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, kepada masyarakat, negara dan bangsa
4. Keputusan harus mengandung nilai-nilai kebenaran dan keadilan
5. Keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotong royongan
2. Bersikap adil
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4. Hidup sederhana
5. Suka bekerja keras
6. Dan sebagainya

2.4 Faktor-Faktor Ideologi Pancasila


1.Pancasila merupakan Ide ide para pahlawan bangsa.
2.Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.
3.Pancasila merupakan aturan paling umum pada bangsa Indonesia.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia adalah landasan yang mendasari
sistem penyelenggaraan negara dan merupakan representasi dari nilai-nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Ideologi ini memainkan
peran penting dalam mengatur tata pemerintahan dan arah kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia.
Selain Pancasila, makalah ini juga membahas dua ideologi lainnya, yaitu
Liberalisme dan Sosialisme. Liberalisme didefinisikan sebagai pandangan politik dan
filsafat yang mengedepankan kebebasan sebagai nilai utama, sementara Sosialisme
menekankan pengendalian kolektif atas modal dan produksi. Pembahasan tentang
kedua ideologi ini memberikan konteks pemikiran yang beragam dalam sejarah
pemikiran politik.
Makalah ini juga menjelaskan peran dan fungsi Pancasila dalam kehidupan
bangsa dan negara Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai dasar negara, pandangan

17
hidup, panduan, dan sumber motivasi bagi bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila juga
membantu dalam pembentukan karakter bangsa dan menjadi acuan untuk
pembentukan hukum, penyelenggaraan negara, dan partisipasi warga negara dalam
berbangsa dan bernegara.
Faktor-faktor yang memengaruhi ideologi Pancasila termasuk warisan dari
para pahlawan bangsa, statusnya sebagai sumber hukum tertinggi, dan peranannya
sebagai aturan umum di Indonesi

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus Syam, M.A. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta. Bumi Aksara.

Setiadi, Elly M. 2003. Pendidikan Pancasila. Jakarta : Gramedia

SANTI, L. R. (2020, Februari 7). FUNGSI DAN PERAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
BANGSA DAN NEGARA INDONESIA. Retrieved from PERAN DAN FUNGSI PANCASILA:
https://lilisrinasanti.smk2pekalongan.sch.id/read/17/peran-dan-fungsi-pancasila

18

Anda mungkin juga menyukai