Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Azza Wajalla karena berkat izin dan
karunia Nya penulis diberi kekuatan dan kesanggupan sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ membedakan berbagai jenis ideologi”
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan berbagai pihak, penyusuunan makalah
ini mungkin tidak dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada orang tua yang telah mmendukung dan mendoakan,
dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi kritik
dan saran. Tidak lupa penulis mengucaapkan terima kasih kepada Bapak Pepen Apendi
,M.Hum selaku dosen pembimbing mata kuliah ini.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih butuh masukan untuk
penulis untuk yang lebih baik lagi. Dan semoga Makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
teman-teman lainya.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2
BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 5
1. Ideologi ...................................................................................................................... 5
2. Karateristik ................................................................................................................. 7
3. Perbedaan Ideologi Terbuka dan Tertutup ................................................................. 10
4. Pancasila sebagai Paradigma pembangunan dalam berbagai Aspek ............................. 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ideologi
Ideologi atau adicita merupakan suatu ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri
diciptakan oleh Antoine Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan
"sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai
cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat
Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi
politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh
anggota masyarakat. Tujuan utama di balik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak
(tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga
membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem
berpikir yang eksplisit. Sebagaimana yang diungkapkan dalam buku Pendidikan
Kewarganegaraan karya Aa Nurdiaman, tanpa ideologi, sebuah bangsa tidak dapat
menentukan arah dalam menghadapi permasalahan besar yang muncul, termasuk dalam
kehidupan masyarakat dan umat manusia,1
Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi nasional Indonesia
yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Sebagai ideologi
bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya (cultural bond) yang
berkembang secara alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia bukan secara paksaan
atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-
hari bangsa Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi
perubahan masyarakat tergantung daya tahan dari ideologi itu.
Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :
1
Asfar, M. (1999 ). Kekerasan politik pemilu 1998. Prisma (No. 1).
5
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan
Negara.
Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat menjadi etos
yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan perlunya aktualisasi
maksimal setiap elemen bangsa. Hal tersebut bisa saja terwujud karena Pancasila
itu sendiri memuat lima prinsip dasar di dalamnya, yaitu:
a. Kesatuan/Persatuan,
b. kebebasan, persamaan,
c. kepribadian dan prestasi.
6
pengamalan para pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap bertahan sebagai
ideologi terbuka yang tidak bersifat doktriner ketat. Nilai dasarnya tetap
dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat fleksibel. Ketahanan ideologi
Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia dengan
keterbukaannya tersebut.
2. Karateristik
7
Karakteristik yaitu sesuatu yang berkaitan dengan cara seseorang
menggunakan atau menerapkan nilai kebaikan ke dalam tindakan.
lmu psikologi membagi karakteristik manusia dalam empat kategori karakter.
Keempat karakter manusia itu akan diketahui dari sikap dan perilaku yang
ditunjukkan seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Mengetahui berbagai jenis karakteristik ini cukup penting bagi kita. Mengetahui
karakteristik dapat membuat seseorang lebih mengenal dirinya sendiri dan orang-
orang di sekelilingnya.
Ilmu psikologi mengenalnya dalam teori empat temperamen (the four
temperaments). Berdasarkan catatan detikcom, yang dikutip dari akun instagram
Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar), berikut adalah empat karakteristik
manusia, yaitu:
1. Sanguinis
Seseorang dengan karakteristik ini terkenal dengan kepribadian mereka yang
senang bersosialisasi, menyukai tantangan, dan suka berpetualang. Sanguinis
terkenal dengan pembawaannya yang selalu ceria dan membawa suasana yang
menyenangkan bagi lingkungannya. Sanguinis juga senang ketika dirinya menjadi
pusat perhatian. Selain itu, sanguinis juga terkenal dengan ciri-ciri:
Mudah bergaul
Aktif
Impulsif
Humoris
Kompetitif
Optimistis
Kompetitif
2. Koleris
Tipe karakteristik yang kedua ini terkenal dengan sikap yang ambisius, kompetitif,
dan fokus dengan orientasinya. Orang dengan karakteristik ini juga biasanya
merupakan orang yang sangat tegas.
8
Koleris juga terkenal dengan kecerdasannya karena sikap ambisinya itu. Selain itu,
yang dapat kita ketahui dari ciri koleris lainnya adalah sebagai berikut:
Tenang
Cenderung menjauhi konflik
9
Punya kesetiaan yang tinggi
Senang menolong orang lain
Sulit beradaptasi dengan kebiasaan baru
1. Ideologi terbuka
merujuk pada pandangan hidup yang lebih fleksibel, dinamis, dan tidak kaku, serta
dapat berkembang seiring perkembangan zaman, ideologi terbuka ditandai dengan sifat
inklusif yang tidak totaliter dan tidak melegitimasi kekuasaan sekelompok orang,
sehingga hanya dapat terwujud dalam sistem pemerintahan yang demokratis.sebagai
ideologi terbuka, Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia, dianggap dinamis dan
mencerminkanketerbukaan pemikiran. Keterbukaan ini tidak berarti mengubah nilai-
nilai Pancasila, namun lebih pada memperluas wawasan untuk menghadapi berbagai
masalah baru. Pancasila sebagai ideologi terbuka telah ada sejak masa pemerintahan
Presiden Soeharto.
Karateristik Ideologi Terbuka Sifat Ideologi terbuka memiliki sifat yang lebih
terbuka, tidak kaku, dinamis, serta fleksibel, yang dapat bertumbuh atau berkembang
seiring perkembangan zaman. Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter, dan
tidak dapat melegitimasi kekuasaan sekelompok orang, sehingga hanya dapat ada
dalam sistem pemerintahan yang demokratis.
Ciri-ciri ideologi terbuka meliputi pandangan hidup yang dinamis dan
mencerminkan keterbukaan pemikiran. Keterbukaan sendiri tidak berarti dapat
mengubah nilai-nilai dasar, melainkan lebih membuka wawasan yang lebih konkret,
sehingga dapat menghadapi berbagai masalah baru. Pancasila, yang merupakan dasar
negara Indonesia, adalah salah satu contoh ideologi terbuka. Sementara itu,
Pendekatan ideologi terbuka lebih mengedepankan dialog, diskusi, dan kerjasama
dalam menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan bersama. Ideologi terbuka
memberikan ruang untuk berbagai macam pandangan dan nilai-nilai yang berbeda
dalam mencapai tujuan bersama.
10
Penerapan dalam kehidupan politik dan sosial Penerapan dalam kehidupan politik dan
sosial Ideologi terbuka diterapkan dalam sistem pemerintahan yang demokratis, di mana nilai-
nilai dasar dapat diperdebatkan dan diubah secara damai melalui proses demokrasibisa. Dalam
ideologi terbuka, yang menjadi ciri khasnya adalah nilai-nilai dan cita-cita yang ada digali dari
kekayaan adat istiadat, budaya, dan religiusitas masyarakatnya. Ideologi terbuka juga
cenderung dapat menerima terjadinya reformasi. Dalam hubungan antara rakyat dengan
penguasanya, di ideologi terbuka penguasa bertanggung jawab pada masyarakat sebagai wakil
rakyat yang dipercayakan kepentingan rakyat. Contoh negara penganut ideologi terbuka adalah
Indonesia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
2. Ideologi tertutup
Ideologi tertutup merujuk pada ajaran atau pandangan yang menetapkan tujuan-tujuan dan
norma politik serta sosial yang tidak dapat dipertanyakan lagi dan harus diikuti, ideologi ini
bersifat dogmatis dan tidak dapat diubah atau dimodifikasi berdasarkan pengalaman yang ada,
sehingga tidak menerima pandangan atau nilai-nilai lain.
Salah satu contohnya adalah Marxisme-Leninisme, ideologi yang dikembangkan oleh Karl
Marx. Marxisme-Leninisme mengajarkan nilai-nilai seperti hakikat realitas alam, makna
sejarah, norma masyarakat yang perlu diperbaiki, dan legitimasi monopoli.
Karateristik Ideologi Tertutup Sifat Ideologi tertutup memiliki sifat yang lebih kaku,
dogmatis, dan rigid. Ideologi ini tidak dapat diubah atau dimodifikasi berdasarkan pengalaman
yang ada dan tidak menerima pandangan atau nilai-nilai lain. Ciri-Ciri ideologi tertutup
meliputi ajaran atau pandangan yang menetapkan tujuan-tujuan dan norma politik serta sosial
yang tidak dapat dipertanyakan lagi dan harus diikuti. Ideologi ini bersifat dogmatis, rigid, dan
tidak dapat diubah atau dimodifikasi.
Pendekatan Pendekatan ideologi tertutup lebih mengedepankan kekuasaan, otoritas, dan
kontrol atas nilai-nilai dasar yang telah ditetapkan.
Penerapan dalam kehidupan politik dan sosial Ideologi tertutup cenderung diterapkan dalam
sistem pemerintahan otoriter atau totaliter, di mana nilai-nilai dasar tidak dapat dipertanyakan
dan harus diikuti secara paksa. Sementara dalam ideologi tertutup, yang menjadi ciri khasnya
adalah nilai-nilai dan cita-cita dihasilkan dari pemikiran perorangan atau kelompok yang
berkuasa. Dalam hal ini, masyarakat harus berkorban demi nilai-nilai dan cita-cita tersebut.
Penganut ideologi tertutup juga cenderung menolak adanya reformasi dan tidak mentolelir
pandangan dunia atau nilai-nilai lain. Dalam hubungan antara rakyat dengan penguasanya,
masyarakat dengan tanpa kompromi taat pada ideologi yang ditetapkan oleh penguasanya, dan
11
2
penguasa yang memimpin cenderung totaliter. Contoh negara penganut ideologi tertutup
adalah Korea Utara, China, dan Arab Saudi.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional memiliki arti bahwa segala aspek
pembangunan nasional harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu
pembangunan nasional ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang
meliputi aspek rohani, jasmani, aspek individu, sosial, dan ketuhanan. Sementara
itu,pancasila sebagai paradigma artinya nilai-nilai dasar Pancasila secara normatif menjadi
kerangka acuan setiap aspek pembangunan nasional di Indonesia. Ini merupakan
konsekuensi pengakuan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara.
2
Archer, M. S. (1989). Morphogenesis of social agency. Uppsala: SCASSS.
12
Salah satu tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia. Untuk mewujudkannya, diperlukan perlindungan hukum kepada
semua warga negara tanpa diskriminasi. Dengan demikian, substansi hukum yang
dikembangkan harus merupakan perwujudan sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. 3
3
Asfar, M. (Ed.). (2003). Terorisme: Sebab, perkembangan dan kasus. Islām lunak islām radikal: Pesantren,
terorisme dan bom bali. Surabaya: PUSDEHAM dan JP Press.
13
DAFTAR PUSTAKA
14