Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin
sangat sederhana.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran
Pendidikan dan Kewarganegaraan. Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan, motivasi, bimbingan,
arahan dan saran yang telah diberikan sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ideologi.................................................................... 2
B. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka........................................... 3
C. Sikap Positif terhadap Pancasila sebagai Ideologi Terbuka....... 6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-
ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah barang tentu
perlu memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu,
maka bangsa dan negara akan rapuh.
Begitu penting kedudukan dasar negara bagi warga negara dalam hidup berbangsa
dan bernegara, oleh karena itu perlu difahami dengan secara mendalam masalah
dimaksud. Dalam perkembangan lebih lanjut, bahwa Pancasila dinyatakan sebagai
ideologi terbuka tidaklah diragukan lagi kebenarannya. Sebagai ideologi terbuka
Pancasila diharapkan selalu tetap komunikatif dengan perkembangan masyarakatnya
yang dinamis dan sekaligus mempermantap keyakinan masyarakat terhadapnya.
Dengan demikian, sudah seharusnya Pancasila dibudayakan dan diamalkan, sehingga
akan menjiwai serta memberi arah proses pembangunan dalam berbagai bidang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Dengan memperhatikan uraian-uraian tersebut di atas, maka bagi setiap warga
negara Indonesia sudah seharusnya mengambil sikap positif terhadap kebenaran
Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan menunjukkan sikap/perilkau positif.
Pengetahuan yang diperoleh dalam makalah ini juga dapat dijadikan bekal
keterampilan menganalisis dan bersikap kritis terhadap sikap para penyelenggara
negara yang menyimpang dari cita-cita dan tujuan negara.
.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apa pengertian ideologi ?
b. Bagaimana pancasila sebagai ideologi terbuka ?
c. Bagaimana sikap positif terhadap pancasila sebagai ideologi terbuka?
C. Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
a. Untuk mengetahui pengertian ideologi
b. Untuk mengetahui pancasila sebagai ideologi terbuka
c. Untuk mengetahui sikap positif terhadap pancasila sebagai ideologi terbuka
BAB II
1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian. Kata
kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata logi yang berasal dari
bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi mempunyai arti
pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas
atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari
menurut Kaelan idea disamakan artinya dengan cita-cita.
Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy
seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu science of ideas,
suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam
masyarakat Perancis. Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup
yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu
dalam bidang politik atau sosial ekonomi. Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa
ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang
dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua
pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara fungsional dan Ideologi secara struktural.
Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan
bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Ideologi
secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan
Ideologi yang pragmatis. Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang
terkandung di dalam Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya
diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya
adalah komunisme.
Sedangkan Ideologi yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung di
dalam Ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun
dirumuskan secara umum hanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi itu disosialisasikan
secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, system ekonomi,
kehidupan agama dan sistem politik. Pelaksanaan Ideologi yang pragmatis tidak
diawasi oleh aparat partai atau aparat pemerintah melainkan dengan pengaturan
pelembagaan (internalization), contohnya individualisme atau liberalisme. Ideologi
secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula
politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah
kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan
2
sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro
sebagaimana dikutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa Ideologi negara dalam arti
cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk
seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas
kerokhanian yang antara lain memiliki ciri:
1) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan;
2) Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup,
pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan
kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban.
Ideologi merupakan cerminan cara berkir orang atau masyarakat yang
sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi
merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu
pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya.
Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi
pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam sikap
seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus
ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan pribadi ataupun masyarakat.
Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang
dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau
pandangan hidup mereka.
Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik,
yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan
bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi
bersama dengan berbagai dimensinya. Pengertian yang demikian itu juga dapat
dikembangkan untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.
3
Adanya anggapan umum yang demikian dapat dipahami karena adanya sebab
sebab sebagai berikuk;
a. Orang yang bersangkutan tidak atau belum memehami ideologi pancasila
secara mendalam.
b. Kebebasan individu yang menjadi nilai interinsik ideologi liberalisme
bukannya dipersepsikan sebagai konsep ideologi,tetapi justru dipersiapkan
sebagai konsep nilai yang identik dengan konsep yang bersifat objektif
universal.
Semua konsep dari suatu ideologi niscaya terlahir secara deduktif logis dari nilai
intrinsi idologi yang bersangkutan, sebagai contoh ideologi libralisme yaitu
kebebasan individu.
4
rakyat, sangat mengutamakan mengukur kemampuan sebuah ideologi dalam
menyelesaikan berbagai masalah. Sebaik apa pun ideologi tanpa dukungaan
dukungan suberdaya manusia yang baik, anyalah sebagai atopia atau angan angan
belaka.
Ideologi pancasila harus bersifat feleksibel karena mengandung nilai nilai
sebagai berikut
Nilai dasar
Merupakan nilai nilai dasar yang relative tetap (tidak berubah) yang terdapat
pada pembukaan UUD 1945. Nilai niali dasar pancasil (ketuhana,
kemanusian, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosail) akan dijaabrkan lebih
lanjut sebagai nelai instrumental dan nilai praksis yang bersipat feksibel,
dalam bentuk norma norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Nilai instrumental
Merupakan nilai nilai lebih lanjut dari nilai dasar yang dijabaraka lebih
kertif dan dinamis yang dijabarkan dalam bentuk UUD 1945, tap MPR, dan
peraturan perundang undangan lainnya
Nilai praksis
Merupakan nilai yang sesungguhnya yang dipraktikan dalam kehidupan nyata
sehari har baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Nilai praktis yang abstrak diwujudkan dalam siakap tingakah laku dan
perbuatan sehari hari. Dengan demikian nilai tersebut dapat kita rasakan dan
kita rasakan bersama.
5
1) Penyesuaian nilai instrumental pada kemajuan zaman harus dijaga agar daya
kerja nilai instrumental yang disesuaikan itu tetap memadai untuk
mengujutkan nilai intrinsic yang bersngkutan.
2) Nilai instrumental pengganti tidak boleh bertentangan dengan dengan nilai
recta nilai instrumental pengganti. Sebab bila bertentangan akan bertentangan
dengan nilai intrinsiknya.
6
b. Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial,
dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa dan
tidak semena-mena terhadap orang lain.
d. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti : menolong orang lain,
memberi bantuan kepada yang membutuhkan, menolong korban banjir, dan
lain-lain.
7
permusyawaratan/perwakilan sehubungan dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka
dapat ditunjukkan antara lain :
a. Mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak, intimidasi dan berbuat anarkhis
(merusak) kepada orang/barang milik orang lain jika kita tidak sependapat.
c. Mengakui bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama.
d. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang telah terpilih untuk
melaksanakan musyawarah dan menjalakan tugasnya dengan sebaik-baiknya,
dan lain sebagainya.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kata ideologi berasal dari bahasa latin yaitu idea yang berati daya cipta
sebagagai hasil keseadaran manusia dan logos yang berarti ilmu. Bahwa suatu
ideologi pada umumnya menunjukan pandangan khas tentang pentingnya kerja sama
antar manusia dalam kerja, hubungan manusian dengan kekuasaan dan tingkat
kesederajatan antar manusia.
Suatu ideologi pada dasarnya merupakan hasil refleksi manusia atas
kemampuanya mengadakan distansi ( menjaga jarak ) dengan dunia kehidupannya.
Dan pancasila merupakan dasar negara Indonesia dan juga merupakan ideologi
bangsa indonesia.
Pancasila sebagai ideologi terbuka, pancasila senantiasa mampu berinteraksi
secara dinamis. Nilai nilai pancasila tidak boleh diubah , namun pelaksanaannya
kita sesuaikan dengan tantngan nyata yang kita hadapi.
Pancasila dalam dimensi ideologinya telah memenuhi syarat sebagai ideologi
terbukayang didalamnya mengandung dimensi realita, dimensi idealisme, dimensi
fleksibelitas. Sedangkan dalam perujudannya sebagai ideologi terbuka, pancasila
mengandung nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis.
B. SARAN
Pembaca diharapkan mampu mengambil sikap positif terhadap kebenaran
Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan menunjukkan sikap/perilaku positif sesuai
dengan isi pancasila.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://memey7894.blogspot.com/2013/06/makalah-pancasila-sedbagai-ideologi.html.
Diakses pada tanggal 28 Agustus 2015.
http://stiebanten.blogspot.com/2011/05/sikap-positif-terhadap-pancasila.html.
Diakses pada tanggal 28 Agustus 2015
10