Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA
“ PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL”

NAMA KELOMPOK 5
1) ANITA RAHMA DANI (221186206092)
2) NADIA VIAROSA (221186206077)
3) M.RIZQI MAULANA (221186206074)
4) RIGO ALENDRE SYAPUTRA

DOSEN PENGAMPU:
DEDEK HELIDA PITRA, M.Sc

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN SEKOLAH DASAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Ideologi Nasional” ini dapat
terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Dedek Helida Pitra, M.Sc.
Yang telah memberikan tugas ini untuk pembelajaran dan penilaian mata kuliah
Pendidikan Pancasila.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambahkan pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca. Karena sangat penting bagi kita mengetahui apa itu
Pancasila Ideologi Nasional, karna keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
maka kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun menuju
kesempurnaan dari para pembaca untuk makalah ini

Bungo, 9 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................


DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I ..............................................................................................................
PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Latar Belakang ...................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................
C. Tujuan .........................................................................................
BAB II ...........................................................................................................
PEMBAHASAN............................................................................................
A. Pengertian Ideologi ........................................................
B. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka .....................
C. Pancasila Sebagai Darul Ahdi Wa Syahada .....................
D. Perbedaan Konsep Ideologi Pancasila Dengan Ideologi Besar Di
Dunia ...............................................................................................................
BAB III .....................................................................................................
PENUTUP ........................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran ......................................................................................................
C. Kritik .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah
terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah
tentu perlu memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula.
Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh, maka dari itu peran ideologi
sangat penting untuk sebuah negara.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar bangsa
Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup
sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan
berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan Pancasila Sebagai
Ideologi Nasional. Pengetahuan yang diperoleh dalam makalah ini juga dapat
dijadikan bekal keterampilan menganalisis dan bersikap kritis terhadap sikap para
penyelenggara negara yang menyimpang dari tujuan negara.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Ideologi
2. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
3. Pancasila Sebagai Darul Ahdi Wa Syahada
4. Perbedaan Konsep Ideologi Pancasila Dengan Ideologi Besar Didunia

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini selain sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
pancasila, juga sebagai media untuk mempraktekkan ilmu yang telah dipelajari
1. Mengetahui Pengertian Ideologi
2. Mengetahui Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
3. Mengetahui Pancasila Sebagai Darul Ahdi Wa Syahada
4. Mengetahui Konsep Ideologi Pancasila Dengan Ideologi Besar Didunia
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IDEOLOGI
Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua
kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu.
Pengertian Ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideologi adalah
pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita,
nilai dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan
pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian
pengertian dasar. Dlam pengertian sehari-hari menurut kalian “idea” disamakan
artinya dengan cita-cita.
Berdasarkan KBBI (Kanus Besar Bahasa Indonesia), Ideologi memiliki
arti kumpulan konsep bersistem yang dijadikan atas pendapat (kejadian) yang
memberikan arah dan tujuan yang merupakan satu program sosial polotik.
Ada beberapa pengertian ideologi menurut para ahli. Pengertian Ideologi
adalah kumpulan ide atau gagasan. Tujuan  utama di balik ideologi adalah untuk
menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem
pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada
masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit
setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan
sebagai sistem berpikir yang eksplisit. (definisi ideologi Marxisme).
Pengertian ideologi dapat dianggap sebagai visi yang luas, sebagai cara
memandang segala sesuatu. Pengertian Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak
(tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik
sehingga membuat konsep ini menjadi intisari politik.
Berikut  pengertian ideologi menurut para ahli:
1. Menurut Descartes, ideologi adalah inti dari semua pikiran
manusia
2. Menurut Machiavelli, ideologi adalah sistem perlindungan
kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
3. Menurut Thomas Hobbes, Ideologi adalah seluruh cara untuk
melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur
rakyatnya.
4. Menurut Francis Bacon, ideologi adalah paduan atau gabungan
pemikiran mendasar dari suatu konsep
5. Menurut Karl Marx, ideologi adalah alat untuk mencapai
kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.

Fungsi Ideologi
Fungsi ideologi juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan konsep yang
bersistem yang dijadikan sebagai asas, atau pendapat yang memberikan arah
tujuan bagi kelangsungan hidup. Ideologi sangatlah diperlukan bagi suatu negara.
Jika suatu negara tidak miliki ideologi, maka bangsa tersebut akan rapuh serta
perlahan-lahan akan hancur. Karenanya ideologi merupakan suatu pandangan
beserta falsafah hidup dari suatu bangsa. Maka dari itu, fungsi ideologi sendiri
merupakan suatu landasan beserta tujuan hidup dari suatu negara.

Fungsi Ideologi sebagai Orientasi Dasar serta Struktur Kognitif

1. Orientasi Dasar

Fungsi ideologi sebagai orientasi dasar artinya miliki arti untuk membuka
wawasan yang dapat memberikan makna beserta menunjukkan adanya tujuan di
dalam kehidupan masyarakat. Ideologi di dalam hal ini miliki fungsi yaitu guna
menentukan arah di dalam menjalankan berbangsa serta bernegara.

Suatu negara wajib memiliki ideologi agar dapat melangsungkan kehidupan


bernegara. Jika suatu negara tidak memiliki ideologi, maka dapat diprediksikan
Negara tersebut akan mudah terpengaruh ideologi-ideologi yang menyerang
bangsa mereka, sehingga bangsa tersbeut akan dekat dengan kehancuran.

2. Struktur kognitif

fungsi ideologi miliki fungsi yaitu segala pengetahuan beserta pandangan yang
akan menjadi landasan dalam memahami segala kejadian yang terjadi di
sekitarnya. Struktur kognitif ini menjadi pacuan dalam memahami dan menyikapi
segala persoalan yang menghadapai sekelompok masyarakat atau bangsa ketika
menghadapi masalah tertentu. Pemahaman ideologi oleh suatu bangsa dapat
memengaruhi kebijakan-kebijakan yang ada dalam negaranya, baik itu kebijakan
politik, sosial, ekonomi, maupun kebudayaan.

Fungsi Ideologi sebagai Norma dan Identitas Diri

1. Fungsi Ideologi sebagai Norma

Setiap negara berkewajiban memiliki ideologi yang sangat berpegang teguh


kepada norma-norma yang akan menjadi pedoman di dalam kehidupan berbangsa
serta bernegara. Maka dari itu, di dalam suatu tindakan selalu ada dalam batasan
norma-norma yang akan terkandung di dalam ideologi tersebut. berpedoman
kepada norma-norma, maka seseorang akan dapat terarah serta bertingkah laku.

2. Fungsi Ideologi sebagai Identitas Diri

Sebagai warga negara yang tertib dan berperilaku baik, maka sudah menjadi
kewajiban untuk membangun jati diri yang akan dapat memperkuat adanya
eksistensi ideologi yang akan dianut. Ideologi dapat menentukan identitas suatu
bangsa, yakni suatu jati diri yang akan berbeda dengan negara yang lainnya.
Identitas nasional Indonesia ini yang akan menjadi pembeda dari bangsa yang
lain, salah satunya adalah adanya ideologi pancasila. Ideologi pancasila dijadikan
sebagai dasar filsafat, pandangan hidup, kepribadian, dan dasar Negara.

Fungsi Ideologi sebagai Kekuatan dan Edukasi bagi Masyarakat

1. Fungsi Ideologi Sebagai Kekuatan untuk Mencapai Tujuan

Fungsi ideologi yang selanjutnya adalah sebagai kekuatan guna mendorong serta
menyemangati seseorang dalam mencapai suatu tujuan. Tanpa adanya pandangan
hidup yang akan dianggap sebagai pedoman di dalam berbangsa serta bernegara,
maka suatu bangsa tidak akan mampu dalam mencapai suatu tujuan serta cita-
citanya. Maka dari itu, ideologi merupakan salah satu faktor yang sangat penting
di dalam mewujudkan suatu cita-cita negara tersebut.

2. Fungsi Ideologi Sebagai Sumber Edukasi Masyarakat

Fungsi ideologi yang terakhir adalah sebagai sumber pendidikan bagi masyarakat,
guna memahami, menghayati, serta menolak tingkah lakunya sesuai dengan
orientasi serta norma-norma yang terkandung di dalamnya.

Jenis Ideologi

1. Ideologi Kapitalisme

Merupakan kebebasan individu untuk melakukan akumulasi capital individual.


Ideologi ini, Negara tidak diperbolehkan untuk ikut campur dalam upaya
memperkaya diri yang dilakukan oleh seseorang.

2. Ideologi Sosialisme
Merupakan kesetaraan sosial di mana pemerintah memiliki peran dominan atas
individu. Dalam ideologi sosialisme, tidak ada pengakuan atas hak milik pribadi.

3. Ideologi Liberalisme

Gagasan utama dalam liberalisme adalah kebebasan individu dan menjunjung


tinggi kesetaraan di dalam masyarakat suatu negara. Hak-hak dasar setiap orang
harus dilindungi oleh negara.

4. Ideologi Nasionalisme

Gagasan utama dari paham Nasionalisme adalah kesadaran dan semangat cinta
tanah air dan bangsa yang ditunjukkan melalui sikap individu dan masyarakat.

5. Ideologi Feminisme

Gagasan utama feminisme adalah perjuangan kesetaraan hak dan tanggung jawab
bagi perempuan dalam politik, ekonomi, budaya, ruang pribadi dan ruang publik.

Asal Mula Pancasila

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan Negara indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seorang sebagai
mana yang terjadi pada ideology ideologi lain di dunia. Namun terbentuknya
pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Oleh karena itu agar kita memiliki pengetahuan yang lengkap tentang proses
terjadinya pancasila , maka secara ilmiah harus ditinjau berdasrkan proses
kausalitas. Maka secara kausalitas asal mula pancasila dibagikan atas dua macam
yaitu : asal mula yang langsung dan asal mula yang tidak langsung.
Pengertian Asal Mula Pancasila

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideology bangsa dan negara Indonesia bukan
terbentuk secara mendadak, namun melalui proses yang cukup panjang dalam
sejarah bangsa Indonesia. Secara kausalitas Pancasila sebelum disyahkan menjadi
dasar filsafat negara dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri, yang berupa adapt
istiadat, religius dan kebudayaan. Kemudian para pendiri negara secara
musyawarah, anatara lain sidang BPUPKI pertama, Piagam Jakarta. Kemudian
BPUPKI kedua, setelah kemerdekaan sebelum sidang PPKI sebagai dasar filsafat
negara RI. Asal mula Pancasila dibedakan menjadi 2 macam, yaitu asal mula yang
langsung dan tidak langsung.

1) Asal Mula Langsung

Asal mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara, yaitu
asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi kemerdekaan. Rincian asal
mula langsung Pancasila menurut notonagoro, yaitu :

a. Asal Mula Bahan (Kausa Materialis)

Nilai-nilai yang merupakan unsur-unsur Pancasila digali dari Bangsa Indonesia


yang berupa adat-istiadat, religius. Dengan demikian pada bangsa Indonesia
sendiri yang terdapat dalam kepribadiandan pandangan hidup.

b. Asal Mula Bentuk (Kausa Formalis)

Bentuk Pancasila dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Asal mulanya adalah
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI.
c. Asal Mula Karya (Kausa Efisien)

Asal mula dengan menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar
negara yang sah.

d. Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis)

Tujuannya : untuk dijadikan sebagai dasar negara. Para anggota BPUPKI dan
Soekarno – Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum
ditetapkan oleh PPKI.

2) Asal Mula Tidak Langsung

Adalah asal mula yang terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan sehari-
hari bangsa Indonesia perincian asal mula tidak langsung :

a. Unsur-unsur Pancasila tersebut sebelum secara langsung dirumuskan menjadi


dasar filsafat negara. Nilai-nilainya yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia
sebelum membentuk negara. Nilai-nilainya yaitu adat istiadat, kebudayaan dan
religius. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman memecahkan problema.
c. Asal mula tidak langsung Pancasila pada hakikatnya bangsa Indonesia sendiri
(Kausa Materealis).

Pancasila Sebagai Ideologi Nasional


Pancasila Ideologi Nasional Kita semua mengetahui bahwa pancasila
merupakan pedoman hidup rakyat Indonesia. Tapi, tidak sedikit dari kita
mengetahui dari manakah ide PANCASILA itu muncul di permukaan bumi
indonesia. Lalu apa arti dari PANCASILA sebagai ideologi nasional? Kumpulan
nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang diyakini kebenarannya
kemudian digunakan untuk mengatur masyarakat, inilah yang disebut dengan
ideologi.

Seperti yang dikatakan oleh Jorge Larrain bahwa ideology as a set of


beliefs yang berarti setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki suatu
sIstem kepercayaan mengenai sesuatu yang dipandang bernilai dan yang menjadi
kekuatan motivasional bagi perilaku individu atau kelompok. Nilai-nilai itu
dipandang sebagai cita-cita dan menjadi landasan bagi cara pandang, cara berpikir
dan cara bertindak seseorang atau suatu bangsa dalam memecahkan setiap
persoalan yang dihadapinya.

Begitu pula dengan pancasila sebagai ideologi nasional yang artinya


Pancasila merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini kebenaranya
oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk
menata/mengatur masyarakat Indonesia atau berwujud Ideologi yang dianut oleh
negara (pemerintah dan rakyat) indonesia secara keseluruhan, bukan milik
perseorangan atau golongan tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik
bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Klafikasi Pancasila Sebagai Ideologi Nasional


Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diklasifikasikan melalui :

1. Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi


mengandung di dalamnya sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang baik
dan benar. Nilai-nilai itu akan merupakan citacita yang memberi arah terhadap
perjuangan bangsa dan negara.
2. Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya
dengan berbagai pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan menjadi
kesepakatan bersama dari suatu bangsa.
3. Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-
menerus dan menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan
para pendiri negara (the fouding father).
4. Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk
melalui pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama, sehingga
memberi kekuatan motivasional untuk tunduk pada cita-cita bersama.
5. Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar
negara dan sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pancasila ideologi nasional dipahami dalam


perspektif kebudayaan bangsa dan bukan dalam perpektif kekuasaan, sehingga
bukan sebagai alat kekuasaan.

Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi :

a. Dimensi Idealitas, artinya ideologi Pancasila mengandung harapan-harapan


dan cita-cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai masyarakat.
b. Dimensi Realitas, artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya
bersumber dari nilainilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya, yang
menjadi milik mereka bersama dan yang tak asing bagi mereka.
c. Dimensi normalitas, artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat
mengikat masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-aturan yang
harus dipatuhi atau ditaati yang sifatnya positif.
d. Dimensi Fleksilibelita, artinya ideologi Pancasila itu mengikuti
perkembangan jaman, dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman, dapat
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, bersifat terbuka dan
demokratis.

B. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Hakekat Pancasila Sebagai Ideologi terbuka pertama kali dikemukakan


oleh Bapak Presiden Soeharto pada tahun 1985. Kemudian beliau ulangi lagi pada
berbagai kesempatan dalam tahun-tahun berikutnya. Dalam kesempatan-
kesempatan itu beliau menegaskan bahwa pancasila sebagai ideologi terbuka
harus kita kembangkan secara kreatif dan dinamis, karena jika hal itu tidak terjadi,
maka pancasila tidak akan dapat menjawab tantangan zaman yang terus berubah
dan bertambah maju. Pancasila terbuka memberikan kesempatan kepada semua
warganegara untuk terus menerus menggembangkannya melalui kosensus-
kosensus nasional.

Ditegaskan kembali bahwa pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.


Artinya, Pancasila bukan dogma yang beku, dan dengan tukar pikiran yang
terbuka dan terarah, berarti kita memiliki pemahaman yang kritis dan dinamis
dalam pengamalan pancasila. Dari penegasan dan penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa keterbukaan ideologi Pancasila itu tidak akan dan tidak boleh
menyimpang dari atau menggubah nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
pancasila bersifat terbuka, namun nilai-nilai dasarnya adalah tetap dan hendaknya
makin dihayati dan dibudayakan.
Pancasila dapat menerima dan mengembangkan ideologi baru dari luar, dapat
berinteraksi dengan perkembangan/perubahan zaman dan lingkungannya, bersifat
demokratis dalam arti membuka diri akan masuknya budaya luar dan dapat
menampung pengaruh nilai-nilai dari luar yang kemudian diinkorporasi, untuk
memperkaya aneka bentuk dan ragam kehidupan bermasyarakat di Indonesia juga
memuat empat dimensi secara menyeluruh.

Setiap negara memiliki ideologi tersendiri. Ada yang memiliki ideologi


individualistik yang memandang manusia dari sisi hak asasinya, ideologi
komunistik yang memendasarkan diri pada premise bahwa semua materi
berkembang mengikuti hukum kontradiksi, dengan menempuh proses dialektik
yang mana di dalam diri manusia tidak ada yang permanen sehingga kontradiksi
terhadap lingkungan selalu menghasilkan perubahan yang menentukan diri
manusia dan faham agama yang bersumber dari falsafah agama yang termuat
dalam kiblat suci agama. Indonesia sendiri menganut ideologi pancasila yang
memandang manusia selaku makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan
selalu membutuhkan yang lain.

Pancasila dan kelima silanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh, sehingga
pemahaman dan pengalamannya harus mencakup semua nilai yang terkandung di
dalamnya.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung nilai sprituil yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan YME sehingga atheis tidak berhak hidup di bumi Indonesia.

Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung nilai satu derajat, sama
hak dan kewajiban, serta bertoleransi dan saling mencintai. Sila Persatuan
Indonesia, mengandung nilai kebersamaan, bersatu dalam memerangi penjajah
dan bersatu dalam mengembangkan negara Indonesia.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, mengandung nilai kedaulatan berada di tangan
rakyat atau demokrasi yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang rill dan
wajar.

Sila Keadiilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung sikap adil,
menghormati hak orang lain dan bersikap gotong royong yang menjadi
kemakmuran masyarakat secara menyeluruh dan merata.

C. PANCASILA SEBAGAI Darul Ahdi Wa Syahada

Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah adalah sebagai pedoman pemikiran


dan perilaku mengenai hubungan antara agama, negara dan organisasi sekaligus
sebagai ijthad politik Muhammadiyah yang bertujuan untuk menguatkan
harmonisasi kebangsaan. Sedangkan model internaliasai nilai-nilai Islam yang
diterapkan di dalam penguatan wawasan kebangsaan di lingkungan perguruan
tinggi Muhammadiyah yaitu dilakukan dalam dua bentuk pertama dengan model
dakwah gerakan tanwiriyah (pencerahan) sebagaimana konsep Islam berkemajuan
dan kedua dakwah Bil Amal (aksi) sebagaimana dalam prinsip teologi sosial Al
Ma’un. Peranan umat Islam Islam melalui organisasi-organisasi dan kerajaan-
kerajaan Islam sangat penting dan strategis dalam perjuangan kemerdekaan dan
pembentukan Indonesia.

Muhammadiyah dan para tokohnya ikut serta berkonstribusi dalam setiap fase
sejarah bangsa. Dimulai dari KH Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah, yang
dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Tokoh Muhammadiyah lainnya yang
membaktikan peran strategis bagi perjuangan kebangsaan adalah KH Mas
Mansur, Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, Kahar Mudzakkir, Kasman
Singodimedjo, Muhammad Roem, Djuanda, hingga Jenderal Sudirman. Setelah
kemerdekaan, pengabdian Muhammadiyah masih berlanjut, semisal dalam bidang
intelektual melalui tokoh Buya Hamka, Farid Makruf, Moh Rasyidi.
Muhammadiyah memandang bahwa NKRI ditegakkan di atas falsafah yang luhur
dan sejalan dengan nilai ajaran Islam. Negara Pancasila dipahami sebagai ideologi
negara hasil konsensus segenap elemen bangsa (dar al-ahdi) dan sekaligus
sebagai tempat pembuktian atau kesaksian (dar al-syahadah) untuk mewujudkan
negara yang aman dan damai (dar al-salam). Nilai ideal yang dicita-citakan
termaktub dalam (Qs Al-Araf: 96), (Al-Dzariat: 56), (Hud: 61), (Al-Baqarah: 11
dan 30), (Ali Imran: 110 dan 112), (Al-Hujurat: 13) (hlm 14-15).

Setelah berjuang mendirikan negara, Muhammadiyah memandang bahwa umat


Islam harus berkomitmen mengisi negara hasil kesepakatan dan menjadikan
negara ini sebagai dar al-syahadah, negara tempat bersaksi dan membuktikan diri
dalam membangun kehidupan kebangsaan. Umat Islam harus ikut memajukan
kehidupan kebangsaan dengan segenap kreasi dan inovasi terbaik, sehingga
mampu menjadi uswah hasanah yang berprestasi.  Hal ini menuntut perjuangan
bersama yang sungguh-sungguh.

Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah ideologi negara yang
mengikat seluruh rakyat dan komponen bangsa. Pancasila bukan agama, tetapi
substansinya mengandung dan sejalan dengan nilai-nilai ajaran Islam, yang
menjadi rujukan ideologis dalam kehidupan kebangsaan yang majemuk. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa Pancasila itu Islami karena substansi pada
setiap silanya selaras dengan nilai-nilai ajaran Islam. Dalam Pancasila terkandung
ciri keislaman dan keindonesiaan yang memadukan nilainilai ketuhanan dan
kemanusiaan (humanisme religius), hubungan individu dan masyarakat,
kerakyatan dan permusyawaratan, serta keadilan dan kemakmuran. Melalui proses
integrasi keislaman dan keindonesiaan yang positif itu maka umat Islam Indonesia
sebagai kekuatan mayoritas dapat menjadi uswah hasanah dalam membangun
Negara Pancasila menuju cita-cita nasional yang sejalan dengan idealisasi
Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.

Segenap umat Islam termasuk di dalamnya Muhammadiyah harus


berkomitmen menjadikan Negara Pancasila sebagai Dar al-Syahadah atau negara
tempat bersaksi dan membuktikan diri dalam membangun kehidupan kebangsaan
yang bermakna menuju kemajuan di segala bidang kehidupan. Dalam Negara
Pancasila sebagai Darus Syahadah, umat Islam harus siap bersaing (fastabiqul
khairat) untuk mengisi dan memajukan kehidupan bangsa dengan segenap kreasi
dan inovasi yang terbaik. Dalam hal ini Muhammadiyah sebagai komponen
strategis umat dan bangsa mempunyai peluang besar untuk mengamalkan etos
fastabiqul khairat itu dan tampil menjadi a leading force atau kekuatan yang
berada di garis depan untuk mengisi dan memimpin Negara Pancasila menuju
kehidupan kebangsaan yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat
sejajar dengan negara-negara lain yang telah maju dan berperadaban tinggi.

D. PERBEDAAN KONSEP IDEOLOGI PANCASILA DENGAN


IDEOLOGI BESAR DI DUNIA

Suatu ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas serta
karakteristik masing-masing sesuai dengan sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri.
Namun demikian dapat juga terjadi bahwa ideologi pada suatu bangsa datang dari
luar dan dipaksakan keberlakuannya pada bangsa tersebut sehingga tidak
mencerminkan kepribadian dan karakteristik bangsa tersebut. Ideologi Pancasila
sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia berkembang melalui suatu proses
yang cukup panjang. Pada awalnya secara kausalitas bersumber dari nilai-nilai
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat-istiadat, serta dalam agama-
agama bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa. Oleh karena itu nilai-
nilai Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa telah diyakini
kebenarannya kemudian diangkat oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat
Negara dan kemudian menjadi ideologi bangsa dan Negara. Oleh karena itu
ideologi Pancasila, ada pada kehidupan bangsa dan terlekat pada kelangsungan
hidup bangsa dalam rangka bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam
usaha untuk memahami dasar Negara Indonesia yakni Pancasila , akan lebih jelas
jika memahami ideologi ideologi bangsa-bangsa lain. Lebih-lebih Jika bangsa lain
itu sedikit banyak turut mementukan baik perjalanan bangsa-bangsa di dunia pada
umumnya maupun perjalanan bangsanya sendiri. Ideologi-ideologi bangsa didunia
selain Pancasila adalah :
1. Liberalisme – Kapitalisme
2. Marxisme – Leninisme (Komunisme)
3. Fasisme, Totalitarianisme dan Nasionalsosialisme (NAZI)
4. Sosialisme

Liberalisme - kapitalisme
Liberalisme, berakar pada kata Latin liber, artinya bebas.Seorang yang
berjiwa dan berpikiran liberal berarti orang yang percaya akan kebebasan sebagai
nilai yang utama, di atas nilai-nilai lainnya. Ada empat ciri pokok dari doktrin
liberalisme klasik menurut Ludwig von Mises (tokoh Liberalisme abad ke-20),
yaitu kesejahteraan material, kecenderungan rasionalistik, kebaikan bagi lebih
banyak orang, dan kepemilikan hak pribadi atau property. (Hendar Putranto, dkk.,
2015;71-72) Masyarakat yang menggunakan.

prinsip-prinsip liberal seperti 4 ciri tersebut adalah masyarakat kapitalis.


Dalam tatanan sosial-ekonomi, kapitalisme didasarkan pada kepemilikan pribadi
sarana-sarana produki. Hak milik pribadi dan kepemilikan atas modal oleh
pribadi, yang dilindungi oleh undang-undang, akan menjamin sebuah aturan
permainan yang objektif tanpa ada campur tangan kekuasaan (prinsip non-
intervention) didalamnya. Alasannya jika kekuasaan ikut campur tangan, apalagi
sampai mengambil alih hak milik, maka aturan permainan akan jadi berat sebelah
dan kondisi semacam ini tidak memungkinkan bagi perwujudan kebebasan yang
merupakan nilai utama dalam ideologi Liberalisme.
Pokok-pokok ideologi liberal
menurut Sukarna (1981) adalah :
a. Percaya terhadap Tuhan sebagai pencipta.
b. Percaya terhadap persamaan dasar semua manusia.
c. Memperlakukan pemikiran orang lain secara sama.
d. Pemerintahan dilakukan dengan persetujuan yang diperintah.
e. Pemerintahan berlandaskan hukum.
f. Mementingkan individu.
g. Negara adalah alat.
h. Menolak dogmatisme.
Jadi bisa dikatakan bahwa liberalisme adalah suatu ideologi atau ajaran tentang
negara, ekonomi dan masyarakat yang mengharapkan kemajuan di bidang budaya,
hukum, ekonomi dan tata kemasyarakatan atas dasar kebebasan individu yang
dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya sebebas mungkin. Liberalisme
ekonomi mengajarkan kemakmuran orang perorang dan masyarakat seluruhnya
diusahakan dengan memberi kesempatan untuk mengejar kepentingan masing-
masing dengan sebebas-bebasnya

Marxisme – Leninisme (Komunisme)

Marxisme-Leninisme berasal dari nama Karl Marx (filsuf asal Jerman, ahli
ekonomi,seorang komunis dan revolusioner, bersama rekannya Friedrich Engels,
1820-1895, merumuskan “kitab suci” kaum komunis, “The Communist
Manifesto”, yang diterbitkan pada 1848) dan Vladimir Lenin (1870-1924),
seorang tokoh komunis revolusioner, politisi dan pemikir politik kelahiran Rusia.
Ideologi Marxisme-Leninisme merupakan ideologi gabungan dari ide-ide kedua
tokoh ini, dan sering juga disebut sebagai penafsiran Lenin terhadap ideologi
Marxis. Nama ideologi ini awalnya diusulkan oleh Josef Stalin (1878 – 1953).
Sebagai ideologi, komunisme memang “baru” mulai diterapkan saat meletusnya
Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917, namun kiprah dan
pengaruhnya masih terasa hingga sekarang, berkat daya tarik ajaran ideologisnya
untuk membebaskan manusia (kelas proletar) dari belenggu penindasan
kelas borjuis, dan untuk mewujudkan masyarakat tanpa kelas, di mana cita-cita
keadilan dan kesamaan meraja. Pada 25 Desember 1989, President USSR,Mikhail
Gorbachev mundur dari jabatannya dan mengumumkan bahwa pemerintahan
komunis sudah punah. The Supreme Soviet (parlemen)
mengumumkankebangkrutan dan pembubaran negara komunis Soviet. Secara
ringkas, beberapa ajaran kunci Marxisme-Leninisme adalah :

1. Doktrin partai komunis revolusioner yang memiliki peran kunci dalam


masyarakat;
2. Kemungkinan terjadinya revolusi kelas proletar (kelas pekerja) dan
terbentuknya sosialisme di negara manapun yang sistem kapitalismenya
berkembang lambat;
3. Peran revolusioner dari buruh tani, orang desa dan simpatisan gerakan
pembebasan nasional (yang disimbolkan dengan palu dan arit);
4. Penanaman doktrin secara terstruktur, sistematis, dan masif bahwa kapitalisme
modern adalah sebentuk penjajahan baru (imperalisme);
5. Paham Ateisme yang menolak eksistensi agama dan menyebarkan pemahaman
materialis tentang alam. Agama harus dihapuskan dari muka bumi dan sebagai
konsekuensinya, ateismelah yang harus dipeluk. (Hendar Putranto, dkk., 2015;73)
Dalam mewujudkan masyarakat komunis, menurut Herqutanto Sosronegoro
(1984) digunakan beberapa prinsip pelaksanaan yang merupakan ciri- ciri pokok
yaitu:

a. Sistem totaliter.
b. Sistem pemerintahan kediktatoran satu partai.
c. Sistem ekonomi negara.
d. Sistem sentralisme demokratis.

Fasism-Totalitarianisme-Nasionalisme (Nazi)

Kata Fasisme (fascism) berasal dari kata Italia fascio (bentuk jamaknya: fasci),
yang berarti ikatan (bundle). Ditampakkan dalam ikatan kelompok (entah
politis,ideologis, berdasarkan kelas, dsb.) atau ikatan kolektif seperti bangsa.
Kamus Merriem-Webster mendifinikan fasisme sebagai sebuah filsafat
politik, gerakan politik atau rezim (Fascisti) yang mengagungkan bangsa dan ras
di atas individu, yang berjuang untuk mewujudkan pemerintahan otokrasi, dan
tersentral yang dikepalai seorang diktator, dengan mekanisme pengaturan sosial
dan ekonomi yang keras terkontrol, dan memakai cara-cara kekerasan untuk
menekan lawan politiknya (oposisi). (Hendar Putranto, dkk., 2015; 75) Menurut
Prof. Dr. William Eberstein (dalam Sukarna, 1981) Fascisme ialah
pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran
suatu partai, yang berwatak atau bercorak nasionalist, racialist, militarist dan
imperialist.

Sosialisme.

Sosialisme bertumpu pada ide keadilan dan solidaritas sosial. Paham “solidaritas
sosial” sebenarnya sudah bisa ditelusuri akar historisnya sejak Abad Pertengahan,
lewat paham religius Kristiani yang mengatakan bahwa untuk mencapai
kesempurnaan hidup, orang harus terbebas dari segala jenis keterikatan atau
kelekatan duniawi, terutama keterikatan terhadap hak milik.
Gagasan kunci pelepasan diri dari kelekatan duniawi ini berkeyakinan
bahwa hak milik pribadi sebagai sarana yang membuat manusia menjadi egois
dan, pada gilirannya,menghancurkan keselarasan alami atau harmoni antara alam
dan manusia. Sosial-demokrasi merupakan ideologi politik yang
mengkampanyekan transisi masyarakat secara damai dan evolusioner, dari
kapitalisme menuju
sosialisme, dengan menggunakan prosesproses politik yang sudah ada dan
dianggap mapan.
Meminjam cukup banyak ide dan mimpi dari sosialisme abad ke-19,
digabungkan dengan pokok-pokok ajaran Karl Marx dan Friedrich Engels,
ideologi sosial demokrasi berbagi akar-akar ideologis yang sama dengan ideologi
komunisme, namun tidak mengadopsi semangat militan, penggunaan kekerasan,
maupun pandangan totaliternya. Ideologi ini awalnya dikenal dengan nama
revisionisme, karena di dalamnya berisikan ajaran Marxis yang sudah mengalami
modifikasi, khususnya dalam hal tidak menggunakan jalan revolusi untuk
membentuk masyarakat yang sosialis.

BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Ideologi sebagai suatu rangkaian kesatuan cita-cita yang mendasar dan
menyeluruh dan yang mengkait menjadi suatu sistem pemikiran yang logis,adalah
bersumber pada filsafat. Pancasila merupakan hasil perenungan yang mendalam
dari tokoh-tokoh kenegaraan Indonesia untuk mengarahkan kehidupan bangsa
Indonesia dalam bernegara. Pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia adalah
hasil karya bangsa indonesia sendiri sejajar dengan ideologiideologi besar lainnya
di dunia, bahkan memiliki keunggulan dibandingkan dengan ideologi lainnya.

B. SARAN
Demikianlah makalah mengenai Pancasila Sebagai Ideologi Nasional yang
dapat kami sampaikan, kami berharap kepada pembaca agar dapat memberikan
saran dan kritikan yang positif maupun negatif. Apabila terdapat kesalahan
mohon dapat dimaafkan karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari
salah dan juga khilaf, semoga dengan makalah yang kami sampaikan bermanfaat
bagi pembaca yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

psikologimania. “PENGERTIAN IDEOLOGI MENURUT PARA


AHLI.” EJURNAL, 2013, diakses pada 9 November. 2022.

Sudharmono Sudharmono. “Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.” Jurnal Filsafat,


vol. 1, no. 1, 2017. diakses pada 9 November. 2022.
Junaedi, Muhammad, et al. “Negara Pancasila Sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah :
Internalisasi Nilai-Nilai Islam Dalam Membangun Wawasan Kebangsaaan Di
Lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah.” Jurnal Pancasila Dan
Kewarganegaraaan, vol. 6, no. 1, 25 Jan. 2021.

https://rinosafrizal.com/Rino Safrizal, and abugaza_. “Perbandingan Ideologi
Pancasila Dengan Ideologi Lain Di Dunia.” Rinosafrizal.com, 16 Mar. 2019,
rinosafrizal.com/perbandingan-ideologi-pancasila-dengan-ideologi-lain-di-
dunia/. diakses pada 9 November. 2022.

Surajiyo. “PERBEDAAN KONSEP IDEOLOGI PANCASILA DENGAN


IDEOLOGI BESAR DI DUNIA.” Keunggulan Dan Ketangguhan Ideologi
Pancasila, vol. 4, no 3 Nov. 2020.

Anda mungkin juga menyukai