Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Dosen pengampu : Mochammad Miftachul Huda, SPd.,M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 6

1. Amanda Deviana Putri (2204010217


2. Dwi Lailatul Khikmah (2204010227)
3. Elifiah Ziadatur Rahmah (2204010224)
4. Viviana Nisful Laili (2204010194)
5. Yuliya Indri Rufaida (2204010229)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pancasila, dengan
judul “PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Lamongan, 17 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah.............................................................................................................................5
D. Manfaat.........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka...............................................................................................6
B. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Terbuka.........................................7
C. Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka.................................................................................8
D. Sikap Positif terhadap Pancasila sebagai Ideologi Terbuka...........................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya, setiap bangsa memiliki sesuatu yang dihayati yang menjadi suatu
keyakinan. Itulah yang disebut ideologi. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas dan
menuntut komitmen untuk mewujudkannya. Komitmen tersebut tercermin pada sikap dari
bangsa atau masyarakat yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan normatif yang harus
dipatuhi oleh semua orang dalam hidup bermasyarakat (berbangsa). Pancasila merupakan
ideologi bangsa Indonesia sekaligus fondasi utama berdirinya negara Indonesia yang digali
dari bumi Indonesia. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila digali dari
kehidupan bangsa Indonesia sendiri dan bukan dari bangsa lain. Dengan demikian, Pancasila
sebagai ideologi dapat diterima oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Pancasila merupakan dasar Ideologi bagi Indonesia. Semakin hari, dapat ditinjau bahwa
masyarakat Indonesia yang mengaplikasikan sifat-sifat dari ideologi Pancasila berjumlah
sedikit. Ideologi mempunyai fungsi penting dalam menyusun dan menanam keyakinan
konsep cita-cita negara kepada warga negaranya sehingga dapat menjadi sumber inspirasi
dalam mewujudkan cita-cita. Pancasila ideologi terbuka berarti pancasila dapat menerima dan
mengembangkan pemikiran baru dari luar dapat berinteraksi dengan perkembangan atau
perubahan zaman dan lingkungannya, bersifat demokratis dalam arti membuka diri masuknya
budaya luar dan dapat menampung pengaruh nilai-nilai dari luar yang akan diinkorporasi,
untuk memperkaya aneka bentuk dan ragam kehidupan bermasyarakat Indonesia juga
memuat dimensi-dimensi secara menyeluruh.

Pancasila sebagai ideologi, tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformasi,
dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila bersifat aktual, dinamis
antisipasif senantiasa mampu menyesuaikan perkembangan zaman. Ilmu pengetahuan dan
teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat, keterbukaan ideologi Pancasila
bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya. Namun
mengeksplisikan wawasan secara konkrit sehingga memiliki kemampuan yang reformatif
untuk memecahkan masalah-masalah aktual masyarakat. Pancasila sebagai suatu ideologi
yang bersifat terbuka memiliki dimensi yaitu dimensi idialis, dimensi normatif dan dimensi
realistis.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagi berikut :
1. Apa pengertian Pancasila sebagai ideologi terbuka?
2. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi terbuka?
3. Apa saja dimensi Pancasila sebagai ideologi terbuka?
4. Bagaimana sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka?

4
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah yang akan dicapai pada makalah ini adalah sebagia berikut :
1. Dapat menjelaskan pengertian Pancasila sebagai ideologi terbuka
2. Dapat menyebutkan apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai
ideologi terbuka
3. Dapat mengetahui apa saja dimensi Pancasila sebagai ideologi terbuka
4. Dapat mengetahui sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka

D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar pembaca dapat mengetahui pengertian Pancasila sebagai ideologi terbuka
2. Agar pembaca dapat mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
sebagia ideologi terbuka
3. Agar pembaca dapat mengetahui dimensi Pancasila sebagi ideologi terbuka
4. Agar pembaca dapat mengetahui sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi
terbuka

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu idea dan logos. Idea berarti
gagasan, konsep, pengertian dasar, atau cita-cita. Logos berarti ilmu, ajaran, atau
paham. Ideologi berarti ilmu pengetahuan dasar atau ajaran tentang gagasan dan buah
pikiran. Secara bahasa, ideologi adalah hasil penemuan atau hasil pemikiran yang
berupa ilmu pengetahuan tentang ide-ide.
Menurut Karl Marx, ideologi adalah pandangan hidup yang dikembangkan
dengan mengikuti kepentingan golongan tertentu dalam sosial politik. Menurut Carl J.
Friedrich, ideologi adalah suatu sistem pemikiran yang berkaitan dengan sebuah
tindakan. Sedangkan menurut C.C Rodee, ideologi adalah sebuah gagasan yang
berkaitan dengan nilai-nilai dan secara logis memberi keabsahan untuk institusi
politik.
Secara umum, ideologi diartikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang
dijadikan asas, pendapat yang memberikan arah tujuan untuk kelangsungan hidup.
Ideologi terbuka adalah pandangan hidup yang tidak bersifat kaku, bersifat dinamis,
dan flekskibel. Artinya, bahwa ideologi terbuka merupakan ideologi yang dapat
berkembang dan bertumbuh mengikuti perkembangan zaman. Ideologi terbuka sendiri
biasa disebut juga dengan suatu sistem dengan pemikiran terbuka. Maka dari itu,
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, dianggap sebagai ideologi terbuka
karena memiliki nilai dan cita-cita yang tidak dipaksakan dari luar.
Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki arti Pancasila bergerak seiring
perkembangan aspirasi masyarakat yang sesuai dengan kehidupan bangsa Indonesia
dan perkembangan zaman. Jadi, penerapan Pancasila tetap bisa disesuaikan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sarana komunikasi. Sila-sila dalam
Pancasila tidak bisa diganti bunyinya, namun nilai-nilai dari setiap silanya bisa
diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan di zaman yang maju ini. Tujuannya
adalah mewujudkan cita-cita untuk hidup berbangsa dalam mencapai harkat dan
martabat kemanusiaan.

B. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Terbuka


Setiap bangsa memiliki kepribadian tersendiri, termasuk Indonesia yang dikenal
dengan ideologi Pancasila. Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara Indonesia.
Artinya, Pancasila menjadi patokan utama dalam mengatur pemerintahan,
penyelenggaraan negara, dan kepribadian bangsa Indonesia. Tidak hanya itu,
Pancasila juga dijadikan sebagai ideologi terbuka. Maksudnya adalah ideologi yang
mampu mengikuti perkembangan zaman dan bersifat dinamis. Pancasila sebagai
ideologi terbuka berarti mengizinkan warga negaranya untuk berpendapat dan
melaksanakan sesuatu sesuai kebutuhan masing-masing yang tidak bertentangan
dengan nilai Pancasila. Lalu, apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

6
sebagai ideologi terbuka? Adapun Nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai
ideologi terbuka antara lain :
1. Nilai Dasar.
Nilai dasar merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang sifatnya universal. Oleh
sebab itu, nilai dasar dalam Pancasila bersifat tetap sehingga tidak bisa diubah
karena terkandung cita-cita, tujuan, dan nilai yang baik dan benar. Selain itu,
tertuang juga Pembukaan UUD 1945 dalam nilai dasar karena pembukaan UUD
1945 berperan sebagai norma dasar yang wajib diterapkan pada bangsa Indonesia.
Nilai dasar inilah yang dijadikan sebagai landasan dasar dalam berkehidupan
berbangsa dan bernegara guna menghadapi zaman yang terus berkembang.
2. Nilai instrumental
Nilai instrumental adalah penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar sebagai
bentuk penyesuaian dalam pelaksanaan nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. Fungsi
nilai instrumental adalah menjabarkan nilai dasar Pancasila menjadi norma-norma
yang sesuai dengan perubahan zaman yang terjadi. Contohnya, perundang-
undangan. Isi dari perundang-undangan adalah aturan yang masih berkaitan
dengan perubahan zaman sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Nilai Praksis
Nilai praksis adalah realisasi nilai-nilai instrumental yang bersifat nyata ke dalam
kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam
realisasi praksis inilah penjabaran nilai-nilai Pancasila bersifat dinamis, di mana
dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Akan tetapi, harus dipastikan bahwa perubahan yang terjadi masih
sesuai dengan nilai dasar Pancasila. Contoh nilai praksis adalah membantu teman
yang kesulitan, ikut kerja bakti, beribadah sesuai dengan agama yang dianut, tidak
melakukan diskriminasi, dan mematuhi aturan negara.

C. Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka


Sebuah ideologi dapat bertahan dalam menghadapi perubahan dan tantangan dalam
masyarakat jika ideologi tersebut memiliki beberapa dimensi. Pancasila sebagai
ideologi terbuka mengandung sejumlah dimensi. Beberapa dimensi yang terdapat
dalam Pancasila sebagai ideologi terbuka, yakni:
1. Dimensi realitas
Dimensi realitas memiliki maksud bahwa nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila
berakar dari masyarakat dan juga hidup di dalam masyarakat itu sendiri. Selain
dimensi-dimensi yang ada di atas, Pancasila harus bisa dijabarkan dalam
masyarakat secara konkrit atau nyata. Pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari.
2. Dimensi idealism
Kemampuan sebuah ideologi untuk memberikan harapan kepada masyarakatnya
untuk mewujudkan masa depan yang cerah. Idealisme dari Pancasila mampu
memberikan harapan, optimisme dan memotivasi masyarakat untuk mencapai
cita-cita bangsa. Dimensi idealitas memiliki maksud bahwa di dalam Pancasila
ada nilai-nilai dasar sebagai pedoman hidup dan cita-cita. Cita-cita tersebut

7
diwujudkan untuk mencapai masa depan negara yang lebih baik. Nilai-nilai dasar
dimensi pancasila  tersebut bersifat sistematis, menyeluruh dan juga rasional.
Nilai-nilai dasar tersebut yang terkandung dalam Pancasila adalah ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Idealisme yang ada dalam
dimensi Pancasila bisa memberikan harapan, semangat dan motivasi untuk
masyarakat sehingga bisa mewujudkan cita-cita bersama. Dimensi pancasila yang
idealis membuat ideologi sebuah bangsa menjadi kuat dan tangguh dalam
perannya sebagai bentuk negara.
3. Dimensi Normatif
Dimensi normatif memiliki maksud bahwa nilai-nilai dasar di dalam Pancasila
diajarkan dalam norma yang merupakan norma dari kenegaraan. Pancasila ada di
dalam pembukaan UUD 1945, hal ini merupakan norma tertib hukum yang paling
tinggi di negara Indonesia. Pancasila dan UUD 1945 juga merupakan pokok
kaidah negara fundamental. Hal ini berarti bahwa ideologi Pancasila bisa
dijabarkan dalam langkah-langkah operasional.

D. Sikap Positif terhadap Pancasila sebagai Ideologi Terbuka


Pancasila sebagai ideologi terbuka telah diterima oleh bangsa Indonesia untuk
diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, nilai-nilai
yang terkandung di dalam Pancasila perlu disampaikan melalui Pendidikan dan
penerapan secara langsung. Tujuannya untuk mewujudakan masyarakat Indonesia
yang beragama, manusiawi, Bersatu, demokratis, adil, dan sejahtera.
Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan, mengingat banyaknya masalah
bangsa yang belum terselesaikan dan perkembangan kemajuan teknologi serta arus
globalisasi. Meskipun demikian, kita sebagai anggota masyarakat dapat melakukan
hal-hal positif di lingkunagn terdekat. Contohnya, melakukan gotong royong,
menjalin kerukunan, menerima perbedaan, dan sebagainya.
1. Sikap Positif terhadap Nilai-nilai Pancasila
Sikap positif terhadap Pancasila harus dilakukan oleh setiap warga negara
tanpa terkecuali, termasuk kita sebagai pelajar. Sikap positif ini perlu
dikembangkan agar setiap warga negara ikut serta menjadikan nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila sebagai kebudayaan keseharian. Contoh sikap
positif terhadap nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila dari Pancasila adalah
sebagia berikut :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama ini bermakna adanya keyakinan setiap warga kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan negara berdasarkan atas ketuhanan. Dengan demikian setiap
warga nerara dilarang menganut paham ateisme. Contohnya, adanya
kebebasan memeluk agama, toleransi antar umat beragama, menjaga
kerukunan antar umat beragama, serta penghormatan dan sikap saling
menghargai antar umat beragama.
Pengakuan terhadap hakikat Tuhan ini dapat dikembangkan melalui sikap
berikut ini.

8
 Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing.
 Hormat-hormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan
hidup.
 Salling menghormati kebebasan beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
 Tidak memaksa suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua ini bermakna adanya prinsip persamaan harkat dan martabat
manusia yang memiliki potensi kultural. Setiap warga negara Indonesia
merupakan bagian dari warga dunia yang mengakui adanya prinsip persamaan
harkat dan martabat. Contohnya, adanya kebebasan untuk berhubungan
dengan individu maupun kelompok maupun adanya hubungan saling
menghormati dan menghargai.
Pengakuan terhadap hakikat manusia ini dapat dikembangkan melalui sikap
berikut ini.
 Mengakui pesamaan derajat, hak, dan kewajiban antara esame
manusia.
 Saling mencintai sesame manusia.
 Tenggang rasa terhadap orang lain.
 Tidak semena-mena kepada orang lain.
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
 Berani membela kebenaran dan keadilan.
 Saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
c. Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini bermakna adanya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
yang meliputi politik, ekonomi, esame dan budaya dan pertahanan keamanan.
Tujuannya untuk mewujudkan persatuan antarwarga warga negara yang
memiliki keberagaman budaya sehingga dapat menumbuhkan rasa
kebersamaan, solidaritas, kebanggaan, dan cinta kepada bangsa dan negara
Republik Indonesia.
Contohnya, memiliki rasa kebersamaan sebagai suatu bangsa, memiliki
kerelaan untuk berkorban demi bangsa dan negara, menghargai dan
menghormati perbedaan-perbedaan antarsuku suku bangsa, saling bekerja
sama untuk kepentingan bangsa dan negara.
Pengakuan terhadap hakikat persatuan ini dapat dikembangkan melalui sikap
berikut ini.
 Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara.
 Cinta tanah air dan bangsa.
 Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.

9
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika.
d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Sila keempat ini bermakna bahwa negara Republik Indonesia menganut
paham demokrasi yang bersumber dari nilai kehidupan bangsa, seperti gotong
royong dan kekeluargaan. Perwujudan dari paham demokrasi tersebut adalah
kekuasaan negara berada di tangan rakyat atau disebut dengan kedaulatan
rakyat.
Contohnya, memiliki sikap untuk menerima pendapat orang lain,
mengutamakan kepentingan secara esame, tidak memaksakan kehendak
kepada orang lain, serta menyelesaikan semua persoalan secara musyawarah.
Pengakuan terhadap hakiakt kerakyatan ini dapat dikembangkan melalui sikap
berikut ini.
 Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.
 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan esame.
 Menerima dan melaksanakan sikap keputusan musyawarah.
 Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila kelima ini bermakna keadilan di segala aspek kehidupan, baik secara
material maupun spiritual untuk semua rakyat Indonesia. Contohnya, memiliki
sikap berlaku adil kepada setiap individu dalam masyarakat tanpa
membedakan satu dengan yang lain, dermawan kepada esame, hidup hemat
dan suka bekerja keras, tidak mengorbankan kepentingan pribadi maupun
kepentingan masyarakat.
Pengakuan terhadap hakikat keadilan ini dapat dikembangkan melalui sikap
berikut ini.
 Kekeluargaan dan kegotongroyongan.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Menghormati hak-hak orang lain.
 Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
 Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain.
 Menjauhi sikap boros dan gaya hidup mewah.
 Rela bekerja keras.
 Menghargai hasil karya orang lain.
2. Perilaku yang sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Sebagai ideologi dalam Pancasila sangat terbuka sehingga memberikan
keleluasaan bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan konsep-konsep dalam
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa mengubah nilai-nilai dasar.
Untuk itu, setiap warga negara Indonesia dan penyelenggara negara Republik

10
Indonesia wajib memiliki sikap positif demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa
Indonesia. Pada era reformasi ini, ideologi Pancasila diterima sebagai ideologi
terbuka, tetapi kadang kala nilai-nilai yang ada dalam Pancasila yang merupakan
nilai-nilai luhur dari seluruh kebudayaan masyarakat Indonesia sering
ditinggalkan. Contohnya, rasa kebersamaan yang mulai berkurang, penyelesaian
permasalahan tidak secara musyawarah melainkan dengan kekuasaan maupun
kekerasan, kurangnya sikap saling menghormati dan menghargai, atau rasa
kegotongroyongan yang mulai berkurang. Hal-hal seperti ini hendaknya tidak
perlu terjadi apabila setiap warga negara menyadari arti pentingnya Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup. Oleh karena itu sikap-sikap positif
perlu ditampilkan baik dari diri sendiri, keluarga, lingkungan hingga pada
tingkatan yang lebih luas.
Contoh sikap positif tersebut, antara lain, menerima segala perbedaan,
menerima pendapat yang ditolak, memberikan kesempatan kepada orang lain
untuk mengeluarkan pendapat (aspirasinya), menghormati dan menghargai
terhadap esame, serta berlaku adil kepada setiap orang tanpa memandang suku,
budaya, golongan, status, dan sebagainya. Sikap positif dari penyelenggara
negara, antara lain, mampu melaksanakan segala peraturan perundangan-
perundangan secara baik dan konsekuen, menjamin adanya kepastian dan keadilan
dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memberikan contoh
perilaku konstitusional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apabila sikap
positif dapat diterapkan, kelima sila dari Pancasila bukan lagi hanya suatu bacaan
yang dibaca setiap upacara, melainkan telah dihayati serta dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya, akan terbentuk manusia Indonesia yang
berketuhanan, menghargai harkat dan martabat manusia, rela berkorban demi
bangsa dan negara, menghargai pendapat, serta berkeadilan. Nilai-nilai Pancasila
akan terasa keberadaannya jika ditampilkan dalam perilaku dalam kehidupan
sehari-hari di berbagai lingkungan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
a. Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga
 Membuka diri untuk menerima masukan dari anggota keluarga lain.
 Menghargai keberadaan pembantu rumah tangga.
 Beribadah tepat pada waktunya.
 Terbiasa berdialog dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain
serta pembantu rumah tangga.
 Selalu menonton tatangan televisi yang memberikan kesempatan untuk
memperluas cakrawala berpikir, seperti menonton berita.
 Menerima pendapat yang dikemukakan oleh saudara, jika pendapat
tersebut banyak mengandung manfaat bagi kehidupan.
b. Dalam Kehidupan di Lingkungan Sekolah
 Menghargai hasil karya teman.
 Tidak berbuat curang Ketika ulangan.
 Terbiasa berdialog dengan guru dan warga sekolah lainnya.

11
 Tidak membeda-bedakan teman.
 Menggunakan uang jajan secara bijaksana.
 Mencari informasi yang berguna untuk memperdalam materi
pembelajaran, seperti melalui internet atau membaca buku di
perpustakaan.
c. Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat
 Bersedia menerima masukan dari orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan setiap persoalan.
 Memanfaatkan teknologi untuk kepentingan masyarakat.
 Bersikap selektif terhadap budaya yang datang dari luar masyarakat.
 Senantiasa terbuka terhadap inovasi dan perubahan yang terjadi di
lingkunagn masyarakat.
d. Dalam Kehidupan di Lingkungan Berbangsa dan Bernegara
 Bekerja sama dengan bangsa lain.
 Bersikap selektif terhadap budaya asing.
 Berbuat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Tidak merusak fasilitas negara.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maka dari itu, Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, dianggap sebagai
ideologi terbuka karena memiliki nilai dan cita-cita yang tidak dipaksakan dari luar.
Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki arti Pancasila bergerak seiring
perkembangan aspirasi masyarakat yang sesuai dengan kehidupan bangsa Indonesia
dan perkembangan zaman. Sila-sila dalam Pancasila tidak bisa diganti bunyinya,
namun nilai-nilai dari setiap silanya bisa diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan
di zaman yang maju ini.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Setiap
bangsa memiliki kepribadian tersendiri, termasuk Indonesia yang dikenal dengan
ideologi Pancasila. Pancasila sebagai ideologi terbuka berarti mengizinkan warga
negaranya untuk berpendapat dan melaksanakan sesuatu sesuai kebutuhan masing-
masing yang tidak bertentangan dengan nilai Pancasila. Oleh sebab itu, nilai dasar
dalam Pancasila bersifat tetap sehingga tidak bisa diubah karena terkandung cita-cita,
tujuan, dan nilai yang baik dan benar. Nilai dasar inilah yang dijadikan sebagai
landasan dasar dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara guna menghadapi
zaman yang terus berkembang. Contoh nilai praksis adalah membantu teman yang
kesulitan, ikut kerja bakti, beribadah sesuai dengan agama yang dianut, tidak
melakukan diskriminasi, dan mematuhi aturan negara.
Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Sebuah ideologi dapat bertahan
dalam menghadapi perubahan dan tantangan dalam masyarakat jika ideologi tersebut
memiliki beberapa dimensi. Dimensi realitas Dimensi realitas memiliki maksud
bahwa nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila berakar dari masyarakat dan juga hidup
di dalam masyarakat itu sendiri. Nilai-nilai dasar tersebut yang terkandung dalam
Pancasila adalah ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Idealisme yang ada dalam dimensi Pancasila bisa memberikan harapan, semangat dan
motivasi untuk masyarakat sehingga bisa mewujudkan cita-cita bersama. Dimensi
pancasila yang idealis membuat ideologi sebuah bangsa menjadi kuat dan tangguh
dalam perannya sebagai bentuk negara.
Sikap Positif terhadap Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Pancasila sebagai
ideologi terbuka telah diterima oleh bangsa Indonesia untuk diterapkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sikap positif ini perlu dikembangkan agar setiap
warga negara ikut serta menjadikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila
sebagai kebudayaan keseharian. Contoh sikap positif terhadap nilai-nilai yang
terkandung pada setiap sila dari Pancasila adalah sebagia berikut : Ketuhanan Yang
Maha Esa sila pertama ini bermakna adanya keyakinan setiap warga kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan negara berdasarkan atas ketuhanan; Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab sila kedua ini bermakna adanya prinsip persamaan harkat dan martabat
manusia yang memiliki potensi kultural; Persatuan Indonesia sila ketiga ini bermakna

13
adanya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang meliputi politik, ekonomi,
sosial dan budaya dan pertahanan keamanan; Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan sila keempat ini bermakna bahwa
negara Republik Indonesia menganut paham demokrasi yang bersumber dari nilai
kehidupan bangsa, seperti gotong royong dan kekeluargaan; Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia sila kelima ini bermakna keadilan di segala aspek
kehidupan, baik secara material maupun spiritual untuk semua rakyat Indonesia.

B. Saran
Pancasila menjadi alat untuk melaksanakan pembangunan nasional melalui
pengamalan sila-sila yang terdapat pada Pancasila. Oleh karenanya, Pancasila dapat
menjadi sumber inspirasi, penggerak, serta pendorong dalam pembangunan nasional.
Demikian makalah yang dapat penulis susun. Adapun kesalahan dan kekurangan yang
ada pada makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Karena itu, kritik
dan saran dari para pembaca sangat diharapkan untuk upaya penyempurnaan makalah
ini dan semoga dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA
Isabela, Monica Ayu Caesar. 2022. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.
https://amp-kompas-com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/nasional/read/
2022/04/01/03000071/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#amp_ct=1670677686600&amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16706776798991&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com. Online. Diakses pada 10 Desember 2022, pukul 20.06.
https://www.kompas.com/stori/read/2022/09/20/120000379/nilai-yang-terkandung-
dalam-pancasila-sebagai-ideologi-terbuka.
https://www.gramedia.com/literasi/dimensi-pancasila/.
https://doc.lalacomputer.com/makalah-pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/.

15

Anda mungkin juga menyukai