KAJIAN TEORI
dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran. Makin
tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, diharapkan makin
jalan mengajak anak didik keluar kelas untuk dapat memeperlihatkan hal-
hal atau peristiwa yang ada hubungannya dengan bahan pelajaran. Dan
pembinaan pada asfek psikomotorik karena dalam metode ini siswa lebih
17
untuk tercapainya elaborasi dari teori-teori yang telah didapatkan oleh anak
didik.
Dengan kata lain metode karyawisata yaitu suatu cara mengajar dengan
yang ada hubungannya dengan pendidikan atau memiliki nilai sejarah dan
yayasan-yayasan yatim piatu, dan lain-lain tempat yang sangat baik untuk
pengajaran/pengalaman lapangan.
berbagai Mass Media sehingga menjadi bahan bacaan dan informasi yang
18
Dalam pendidikan agama Islam, melalui metode karyawisata ini sangat
bermanfaat bagi anak didik untuk membangkitkan jiwa dan semangat agama
yatim, yang memerlukan santunan dan uluran tangan dari kaum muslim
semua.[16]
dalam arti umum. Karyawisata disini berarti kunjungan keluar kelas dalam
integral dari kegiatan akademis dan terutama dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan [18].
tempat-tempat tertentu, hal ini bukan rekreasi, tetapi untuk belajar atau
16
TayaYusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 84-85
17
Nana (2005:87)
18
Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2001), hal. 164-166.
19
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikna, Strategi Belajar Mangajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan konsep Islam, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hal. 62.
19
keluar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada
tempat atau objek di luar kelas atau objek di luar sekolah yang dilaksanakan
sumber belajar yang nyata dibawah bimbingan guru dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.
mengatakan bahwa seluruh semesta alam ini bagaikan sebuah buku besar
20
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hal. 53.
21
Arifin (2011:61)
20
e. Menikmati pengalaman-pengalaman baru
setempat.
yang baru.
a. Keunggulan
22
Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2001), hal. 255-256.
21
2. Dapat menjawab masalah atau pertanyaan sekaligus selama di
dipahami.
b. Kekurangan
2. Dilihat dari segi tenaga dan biaya, metode ini juga tampak kurang
23
TayaYusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 85-86
22
Sedangkan menurut Armai Arief (2002:168-169), kelebihan dan kekurangan
a. Kelebihan
objek yang mereka kunjungi. Dalam hal ini bisa juga mendapat
diperolehnya di sekolah.
23
b. Kekurangan
tidak matang.
5. Metode ini akan gagal bilamana menemui objek yang kurang sesuai
lain.
besar sehingga menjadi beban siswa dan guru itu sendiri [24].
karyawisata. Kegiatan ini akan terelisasi dengan baik jika program yang
24
Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hal. 168-169.
24
Menurut TayaYusuf dan Syaiful Anwar (1995: 86-87), agar metode karya
dilaksanakan.
perjalanan.
6. Membuat tata tertib yang harus ditaati, merencanakan waktu yang tepat,
25
TayaYusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 86-87
25
Sedangkan menurut Armai Arief (2002:169-171), dalam penggunaan
a. Pendahuluan :
Pada tahap ini guru harus mulai merencanakan tujuan sementara karya
hasil survey yang dilakukan baik, maka guru harus mulai menyusun
b. Pelaksanaan :
Disaat kegiatan karya wisata berlangsung, siswa harus bisa berperan aktif
kegiatan yang harus dilakukan pada point ini adalah sebagai berikut:
26
2. Selama siswa melaksanakan kegiatan, guru bertugas memberikan
pertanyaan.
acara. Dari kegiatan ini, guru dapat menilai kemajuan siswa dalam
kunjungan tersebut.
c. Penutup:
dan tindak lanjut (follow up). Penilaian sebaiknya dilakukan oleh siswa
dengan bimbingan guru dan hal-hal yang perlu dinilai berkaitan dengan
pelaksanaan pameran tentang hasil karya wisata. Hal ini yang perlu
B. Motivasi Belajar
27
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arifin, (2011:68) bahwa Tuhan
diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil belajar
kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik,
tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi.
mengajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek itu dapat tercapai.
28
cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi
kegiatan-kegiatannya [30].
hal yang saling memengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara
relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau
tujuan tertentu.
belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus
seorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan
semangat. [31]
perhatian khusus oleh para ahli. Karena motivasi itu sendiri merupakan
gejala jiwa yang dapat mendorong manusia untuk bertindak atau berbuat
itu tergantung pada niat). Jadi "niat" kira-kira searti dengan motif. Yaitu
30
Abraham Maslow dalam H.Nashar, (2004:42)
31
Hamzah B. Uno,Teori Motivasi Belajar & Pengukurannya (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2013) hal. 23
29
kecenderungan hati yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan
sesuatu.
melatarbelakanginya. [32]
Demikian pula halnya motif anak didik untuk belajar adalah merupakan
Macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat
berikut :
karena dipelajari.
32
TayaYusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995) hal. 97
30
2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
a. Motivasi Intrinsik
satunya jalan untuk menuju yang ingin dicapai adalah belajar. Tanpa
seremonial.
b. Motivasi Ekstrinsik
31
berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting.
motivasi ekstrinsik.
Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi, perlu
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dewasa.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
32
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu
memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan
mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet
yang belajar dengan baik tidak terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan
yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus
juga peka dan responsive terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana
pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal
33
(6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
Menurut TayaYusuf dan Syaiful Anwar (1995: 98), dilihat dari proses
Yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri anak didik itu sendiri. Pada
motivasi intrinsic anak belajar karena belajar itu sendiri bermanfaat bagi
dirinya. Dan bukan untuk orang lain. Misalnya anak belajar tentang cara
salat yang benar adalah untuk dirinya sendiri. Demikian halnya anak
belajar al-Quran yang benar dan dilagukannya dengan merdu dan indah
dan lain-lain.
2. Motivasi extrinsic
luar. Pada motivasi extrinsic anak belajar bukan karena untuk belajar itu
imbalan berupa hadiah atau melakukan salat karena ingin dipuji. Pada
33
Hamzah B. Uno, (2013:23)
34
dan kebutuhan. Sebaliknya pada motivasi extrinsic anak belajar bukan
karena ingin dipuji atau karena ingin menghindari sesuatu hukuman, dan
sebagainya. [34]
kurang disadarinya, sehingga tampak anak didik malas, dan tidak semangat
untuk menerima pelajaran yang diberikan guru meskipun guru yang tadinya
anak didik untuk belajar. Maka guru harus dapat bagaimana cara
dengan rasa senang hati dan antusias, penuh harapan dan sebagainya.
diri anak. Antara lain teknik motivasi itu adalah sebagai berikut:
34
TayaYusuf dan Syaiful Anwar, (1995:. 97)
35
biologi dan lain sebagainya. Dalam hal ini guru hams dapat mengarahkan
minat anak tersebut. Usaha-usaha dalam hal ini misalnya guru memiliki
akan mengajar, dia selalu menyiapkan pelajaran itu sedemikian rupa dan
Mulai dari menyajikan bahan pelajaran, dari segi berpakaian, cara berdiri
dan berbicara yang jelas. Dan guru hams rajin menulis di papan tulis
kepada anak didik, sampai mereka paham. Adalah suatu kebiasaan yang
sangat buruk, seorang guru hanya duduk di belakang meja saja dan
tulis. Hal ini jelas akan mengurangi wibawa guru itu sendiri.
d. Rangsangan berupa hadiah dan pujian bagi anak didik biasanya sifat
yang lebih disenangi daripada hukuman dan celaan. Kendatipun ada sifat
36
bagi anak yang sudah dianggap melanggar batas-batas norma pendidikan.
kembali.
Biasanya guru yang banyak humor lebih banyak disenangi anak didik
tingkat dasar mereka sangat senang dengan cerita para Nabi dan Rasul
Allah dan pengalaman orang yang sukses dalam menuju cita-cita hidup.
[35]
35
TayaYusuf dan Syaiful Anwar, (1995:. 98-100)
37
7. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka diperlukan
tujuan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai.
siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu
untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain,
bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya
38
motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat menelurkan
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan siswa.
kuat, tetapi juga banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin naik
kelas saja.
itu belum merupakan hasil belajar yang sejati. Oleh karena itu guru
39
tidak hanya nilai kognitif saja, melainkan juga keterampilan dan
apektifnya.
(2) Hadiah
menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk
pekerjaan tersebut.
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Yang harus diingat oleh guru jangan terlalu sering memberi
dahulu.
(6) Pujian
40
Apabila ada siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugas
(7) Hukuman
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan pada diri anak
(9) Minat
Rumusan yang diikuti dan diterima baik oleh siswa merupakan alat
36
Sardiman (1986 : 91-94)
41
kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan
b. Kemampuan siswa.
c. Kondisi siswa.
puluhan atau ratusan siswa. Sebagai pendidik, guru dapat memilil dan
42
memilah yang baik. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik
yaitu lingkungan budaya, keluarga, sekolah dan siswa itu sendiri. Motivasi
belajar bisa menurun akibat ambisi orang tua atau sistem peringkat di
rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju
belajar.
sedangkan yang dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi itu dalam
43
bentuk tingkah laku yang nampak pada individu setidaknya akan menjadi
akan dipelajari
siswa.
penyajian.
44
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras
oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang
lain.
kelebihannya. Hal ini akan membentuk rasa harga diri yang tinggi
dalam diri siswa. Guru juga perlu menemukan sesuatu (bakat atau
45
pasti mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya.
dan tidak kaku harus diterapkan oleh guru dan orang tua, karena
3) Kenali seluruh potensi yang dimiliki siswa. Sejak awal, ajari siswa
motivasi yang lebih kuat daripada tujuan yang ditetapkan oleh orang
orang lain, bisa jadi tujuan itu tidak sesuai dengan kemampuan
siswa.
wujudkan dan apa saja hambatannya. Hal ini bisa dilakukan secara
46
2. Guru sendiri harus antusias mengenai pelajaran yang diberikan.
menggembirakan suasana.
ingin aktif.
6. Pujian dan hadiah lebih berhasil dari hukuman dan celaan. Sebaiknya
kesanggupan anak.
semangat.
kesan bahwa guru marah kepadanya, tetapi hanya kecewa atas hasil
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Banyak sekali definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli tentang
47
Menurut Cronbach, belajar adalah sebagai suatu aktivitas yang di
Menurut Winkel, belajar adalah sebuah aktivitas mental atau fisikis yang
lainnya.
disimpulkan bahwa belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
48
yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar. Dalam arti
seseorang dapat mengetahui sesuatu itu dengan belajar, jadi masalah belajar
diri siswa, baik yang menyangkut asfek kognitif, afektif dan psikomotor
Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan
di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
Karena belajar iru sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar
instruksional.”
37
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) hal. 17-18.
38
Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39)
49
Menurut Rohmalina Wahab (2015: 21) menyatakan bahwa: “Setiap
perubahan yang terjadipada seseorang itu merupakan hasil adri belajar, yang
mana dengan belajar seseorang itu dapat mengetahui dari hal yang ia belum
atau tidak diketahuinya menjadi tahu. Oleh karena itu, perubahan yang
terjadi dalam belajar ini bisa membuat seseorang untuk terus belajar.” [39]
244) yang dimaksud dengan prestasi belajar atau hasil belajar adalah “Taraf
sekolah atau pondok pesantren yang dinyatakan dalam bentuk skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.” [40]
pembelajaran.
1) Kecakapan,
2) informasi,
39
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) hal. 21.
40
Muhibbin Syah dalam Rohmalina Wahab (2015: 244)
41
Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung: Putaka Bani
Quraisy, 2004), hal. 16-17.
50
3) Pengertian, dan
4) Sikap.
1) kognitif,
2) efektif, dan
1) informasi varbel,
a. diskriminasi,
b. konsep konkrit,
c. konsep abstrak,
d. aturan, dan
3) strategi kognitif,
4) sikap, dan
5) kecakapan motorik.
telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka yang harus diingat bahwa
secara keseluruhan, bukan hanya salah satu aspek saja. Miaslnya kalau hasil
51
pembelajaran anak baru berupa hafalan, maka ia belum mencakup seluruh
prilaku lainnya. Jadi, kalau seorang anak dikatakan telah belajar matematik,
mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:
- Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni badan/ kondisi jasmani
sekitar siswa;
42
Arifin (2011:108)
52
- Faktor pendekatan belajar (aproach to learning), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek,
yakni :
pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai sakit
53
organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara
54
pada faktor-faktor intemal lainnya seperti: pemusatan perhatian,
Reber, 1988).
Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas
memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal
55
akan sangat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa
baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh
siswa
dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini, bukan saja anak tidak mau
56
c. Faktor Pendekatan Belajar
efisiensi proses belajar materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti
1991).
komunikasi dan kerjasama guru dan siswa dalam mencapai sasaran dan
57
dan multi-media sebagai cara dan alat menjelaskan, menganalisis,
pokok bahsan (thema, pokok masalah) sebagai bagian kurikulum (isi, materi
dalam PBM peran guru lebih bersifat tut-wuri handayani, berjalan bersama
ialah melalui cara atu metode, yang pada hakekatnya ialah jalan mencapai
1) Metode ini sesuai dengan pokok bahasan, dalam makna lebih menjadi
58
2) Metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar (KBS, kemandirian)
3) Metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok
5) Metode yang berdaya guna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode
membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas.
1) Obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa kedalam kelas karena,
misalnya:
terlalu besar/berat
berbahaya
59
obyek terdapat di tempat tertentu
Tujuan
Manfaat Penggunaan
kegiatan karyawisata
Langkah-langkah Penggunaan
Pemantapan rencana
60
2) Tahap pelaksanaan
yang kuat yang ditumbuhkan oleh peserta didik, terutama oleh guru yang
mana faktor yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan yang
erat.
44
https://alisadikinwear.wordpress.com/2012/07/20/metode-
pembelajaran/?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C8336728925
61
1) Anak didik
2) Pendidik
3) Tujuan pendidikan
4) Alat-alat pendidikan
5) Milleu/lingkungan. [45]
Dari kelima faktor-faktor tersebut antara yang satu dengan yang lain
satu faktor tersebut tidak saling melengkapi, maka proses belajar mengajar
tidak akan berjalan secara efektif. Oleh sebab itu, kelima faktor pendidikan
yang unik dan pasti berbeda satu sama lainnya yang semestinya dapat lebih
serta eksistensi kehidupan itu sendiri. Dengan berpikir seperti itu maka
45
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1991).
Cet ke-8, h. 28
62
dimanusiakan lagi agar pendidikan menjadi
direalisasikan maka out put yang dihasilkan lebih optimal bila didukung
Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien tidak
akan lepas dari cara atau metode mengajar yang diterapkan oleh seorang
guru, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah
materi tersebut secara baik sehingga siswa dapat menyerap materi yang
46
Am. Rukky Santoso, Mengembangkan Kemampuan Otak Kanan Anak-Anak (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2002) h. XIX
47
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Op Cit, h. 3
48
Russeffendi, Pengajran Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid, Guru dan
SPG, seri 5( Bandung: Tarsito, 1980), h. 19
63
Ciri pengajaran yang berhasil salah satu diantaranya dilihat dari kadar
kegiatan siswa belajar. Makin tinggi kegiatan belajar siswa makin tinggi
aktivitas belajar, pengajaran tidak akan memberikan hasil yang baik”. [49]
Keberhasilan siswa belajar itu tidak hanya sekedar berhasil belajar, tetapi
dapat menyebabkan ingatan kita mengenai yang kita pelajari itu lebih lama
dan pengetahuan kita menjadi lebih luas dibandingkan dengan belajar pasif.
tersebut dapat dilakukan salah satunya melalui metode karya wisata. Metode
suasana baru bagi anak didik. Hal ini diterapkan karena untuk
bebas terbuka.
Kegiatan belajar siswa melalui metode ini akan mendorong siswa agar
sekitarnya. Sesuai dengan firman Allah yang artinya: “Dan kami telah
49
Abu Ahmadi dan Djoko Triprastya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka
Setia, 1997), Cet. Ke-1, h. 13
64
menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan
secara langsung.
antara guru dan siswa. Maksudnya guru harus mampu memotivasi siswa
untuk mengikuti pelajaran dengan metode karya wisata ini, dan bagi siswa
tersebut.
baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. [50] Jadi dengan
adanya sikap yang positif dari siswa terhadap pengajaran dengan metode
50
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2002), h.14
65