Anda di halaman 1dari 16

 

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan
belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang.
Belajar memegang peranan penting didalam perkembangan, kebiasaan, sikap,
keyakinan,tujuan, kepribadian,dan bahkan persepsi seseorang (Achmad Rifa’I
RC,2009:82)
Menurut Gage (1983:252), Belajar adalah merupakan suatu proses dimana
organism mengubah prilakunya karena hasil dari pengalaman. Slavin
(1994:152)menyatakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan individu yang
disebabkan oleh pengalaman.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1988:2)
Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau
suatu pengertian. Perubahan tidak disebut belajar jika disebabkan oleh pertumbuhan atau
keadaan sementara seseorang, seperti kelelahan atau disebabkan oleh obat-obatan
(Nasution,1990:85)

2.1.2. Metode Karyawisata


Suryobroto(1986:51) memberi batasan karyawisata sebagai kegiatan belajar
mengajar dengan mengunjungi objek yang sebenarnya yang ada hubungannya
dengan pelajaran tertentu.(Modul Pengembangan Pendidikan IPS SD Unit 7 halaman
34).
Sedangkan menurut Nursid Sumaatmadja (1980:113), menyatakan bahwa
karyawisata adalah suatu kunjungan ke objek tertentu di luar lingkungan sekolah, di
bawah bimbingan guru, yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.(PPIPS SD unit 7 halaman 34).

 
 
 

Sehubungan dengan hal tersebut metode karyawisata dapat dilaksanakan


dengan mengadakan perjalanan dan kunjungan yang hanya beberapa jam saja ke
tempat atau daerah yang tidak begitu jauh dari sekolah, asalkan maksudnya memenuhi
tujuan pembelajaran.
Jadi jangan terlalu membayangkan bahwa metode karyawisata itu harus
dilaksanakan dengan menempuh suatu perjalanan yang jauh, menggunakan waktu
berhari-hari, dan menghabiskan biaya yang besar. Inilah hakekat karyawisata dalam
pengajaran bahasa Indonesia yang berbeda dengan wisata atau tamasya.
Seorang guru dapat menerapkan metode karyawisata dengan terarah dan
sesuai dengan tujuan pembelajarannya, apabila guru memperhatikan hal-hal seperti
tersebut dibawah ini:
1). Mengetahui hakikat metode karyawisata.
2). Mengetahui kelebihan dan kelemahan metode karyawisata.
3). Mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum pelaksanaannya.
4). Mempunyai keterampilan memilih pokok-pokok bahasan yang cocok dikembangkan
dengan metode karyawisata.
Selain itu guru juga harus memperhatikan keadaan siswa yang akan terlibat
dalam
proses belajar mengajar, bahwa:
1) Siswa memiliki dorongan minat dan perhatian terhadap apa yang sedang dipelajari
(sense of interest ).
2). Siswa memiliki dorongan untuk melihat kenyataan (sense of reality ).
3). Siswa memiliki dorongan untuk menemukan sendiri hal-hal yang menarik
perhatiannya
( sense of discovery ).
Ketiga hakikat naluriah yang ada pada diri siswa tersebut di atas harus mandapat
perhatian guru, untuk selanjutnya dibina dan dikembangkan pada pengajaran. Dalam
melaksanakan metode karyawisata harus tetap diusahakan mengembangkan minat
siswa yang dilibatkan. Dari minat siswa yang tinggi tersebut, kita arahkan mereka untuk
mencocokkan hal-hal yang mereka peroleh di dalam kelas dengan kenyataan yang
dijumpai di masyarakat.

 
 
 

Selanjutnya melalui proses berikutnya siswa akan mampu menemukan


sendiri gejala-gejala dan masalah-masalah yang menjadi pokok bahasan di kelas pada
kenyataan praktisnya di masyarakat atau di lapangan. Proses pengembangan dan
pemantapan sense of discovery inilah yang akan membantu siswa menjadi
seorang peneliti.
2.1.3 Fungsi Metode Karyawisata
1) Mendekatkan dunia sekolah dengan kenyataan.
2) Mempelajari suatu konsep atau teori dengan kenyataan dan sebaliknya.
3) Membekali pengalaman riil pada siswa.

2.1.4 Langkah-langkah Metode Karyawisata


Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan metode karyawisata, tahap-tahap
pelaksanaannya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Tahap persiapan
Meliputi persiapan materi atau topik karyawisata, persiapan teoritis, persiapan
perlengkapan, dan aspek-aspek lain yang menunjang pelaksanaan karyawisata.
2) Tahap pelaksanaan karyawisata di lapangan Jika tahap persiapan telah matang
dan terperinci, maka tahap pelaksanaan akan berjalan lancar. Tahap pelaksanaan
ini secara ketat harus tetap berlandaskan pada perencanaan, misalnya rencana dan
tujuannya.
3) Tindak lanjutnya pelaksanaan karyawisata (setelah kembali ke tempat)
Kegiatannya meliputi penyusunan dan membuat laporan hasil karyawisata.
Adapun bentuk laporan sebagai pertanggungan jawab, bobotnya harus
disesuaikan dengan tingkat atau jenjang pendidikan siswa yang melaksanakan
karyawisata. Misalnya untuk siswa Sekolah Dasar cukup dengan mampu
menceriterakan kembali dengan kata-kata yang sederhana, atau membuat karangan
bebas tentang apa yang mereka lihat dan alami pada waktu melaksanakan
karyawisata. Apabila tahap ketiga ini dapat terpenuhi dengan baik berarti seorang
guru telah memenuhi salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan metode
karyawisata.

 
 
 

2.1.5 Kelebihan Metode Karyawisata


1) Siswa dapat mengamati obyek secara nyata dan bervariasi, seperti
peninggalan sejarah, pasar, pantai, pabrik, kalurahan, kecamatan.
2) Siswa dapat menjawab dan memecahkan masalah-masalah dengan cara
melihat, mencoba, dan membuktikan secara langsung suatu obyek yang
dipelajari.
3) Siswa dapat pula mendapatkan informasi langsung dari nara sumber ataupun dapat
penjelasan langsung dari manajer pabrik.
Dengan metode karyawisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat ( objek )
tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. Berbeda
dengan darmawisata, di sini para siswa sekedar pergi ke suatu tempat untuk rekreasi.
Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan
riil dalam lingkungan beserta segala masalahnya. Misalnya, siswa diajak ke museum,
kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai
sejarah / kebudayaan tertentu.(PPIPS SD unit 7 halaman 34-36.

2.1.6. Metode Karyawisata dengan Bantuan Lembar Kerja


Metode adalah suatu prosedur yang dilakukan dalam merancang, menyelesaikan
dan menghasilkan dari sesuatu yang diinginkan ( Atmasaki1993:124 ). Teknik
pembelajaran tidak akan berhasil tanpa metode yang benar-benar sesuai dalam
pembelajaran tersebut. Dalam kesempatan ini peneliti menggunakan metode karyawisata
dengan bantuan lembar kerja. Menurut Roestiyah (2001:85), teknik karya wisata ini
digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata
diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya,
dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab
mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang
dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat,
mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil
kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata
pelajaran.

 
 
 

Metode karyawisata dengan bantuan lembar kerja adalah metode dimana siswa
secara langsung dapat mengamati objek dan menemukan pengalaman berpikir yang nyata
di alam objek wisata yang dijadikan sasaran. Kenyataannya siswa akan lebih merasa
senang dengan realita yang langsung dilihat dan dialami sendiri, Rusiyah,(2001:85). Oleh
karena itu siswa akan lebih peka untuk mengekspresikan sesuatu yang dirasakannya.
Proses pembelajaran tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas tetapi dapat juga
dilaksanakan di luar kelas. Metode karyawisata dengan bantuan lembar kerja sangat
bermanfaat dan efektif dalam pembelajaran menulis puisi.
Menulis puisi merupakan hasil rekaman peristiwa atau gambaran objek menarik
yang dituangkan melalui pikirannya ke dalam bahasa tulis. Metode karyawisata dengan
bantuan lembar kerja dapat mempengaruhi siswa dalam berekspresi yang dituangkan
dalam bentuk puisi, dengan cara siswa mengamati dan menemukan pengalaman berpikir
yang nyata melalui suatu objek, misalnya objek alam yang berupa sungai seperti puisi
karangan Jefta pada buku bahasa Indonesia kelas V karangan Wendi Widya R.D.dkk.
penerbit PT Intan Pariwara Klaten di bawah ini.
SUNGAI
Saat kupandang engkau,
Terlihatlah keagungan Tuhan
Engkau mengalir dengan indah
Engkau mengalir dengan jernih

Sayang kini kau tak seindah dulu


Banyak kotoran dan sampah
Menggunung dan menumpuk
Semua ini ulah siapa

Aku ingin kau kembali


Kembali seperti yang dulu
Bersih, indah, dan jernih
Mengalir dengan deras
Mengalir seperti permata.

 
 
 

2.1.7. Pengertian Lembar Kerja Siswa


Menurut Sumarno (,2004:15) Lembar Kerja Siswa adalah salah satu media
pembelajaran yang menggunakan lembar kerja sebagai pelengkap buku panduan yang
formatnya disusun sesuai dengan urutan tertentu. Tohari (Sudarti,2002:9) Lembar Kerja
Siswa adalah lembaran yang digunakan untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal,
tugas-tugas atas masalah yang harus dipecahkan. Sedangkan Flanagen berpendapat
(Sudarti,2002:25) Lembar Kerja Siswa adalah sebagai media cetak yang didesain untuk
latihan, dapat disertai pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab, daftar isian untuk diisi atau
diagram untuk dilengkapi. Menurut buku pedoman MGMP (Depdikbud,1998:34) Lembar
Kerja Siswa adalah lembaran kerja yang intinya berisi informasi dan instruksi dari guru
kepada siswa dengan tujuan agar siswa dapat melaksanakan sendiri kegiatan
pembelajaran melalui praktik atau penerapan hasil belajar untuk mencapai mencapai
tujuan pembelajaran.
DarI beberapa pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa
adalah berupa lembaran kerja yang berisi informasi dan instruksi dari guru kepasda siswa,
dan didesain untuk latihan yang disertai pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab, daftar isian
untuk diisi atau diagram untuk dilengkapi oleh siswa, dengan tujuan agar siswa dapat
melaksanakan tugas tersebut secara mandiri dalam kegiatan pembelajaran melalui praktik
atau penerapan hasil belajar serta mengembangkan sikap belajar siswa. Bantuan Lembar
Kerja Siswa berfungsi sebagai sarana belajar untuk menunjang keberhasilan kegiatan
pembelajaran. Melalui bantuan lembar kerja siswa diharapkan siswa lebih termotivasi dan
terdorong dalam proses pembelajaran.

2.1.8. Kelebihan Bantuan Lembar Kerja


Penyampaian materi pembelajaran dari guru dengan metode ceramah bervariasi,
disertai pemberian tugas dalam bantuan lembar kerja siswa dapat mengaktifkan siswa,
waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien. Emi Susilowati (Sudarti,2002:10) lembar
kerja siswa sebagai sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran pada dasarnya
mempunyai kekurangan dan kelebihan.

 
 
 

1) Kelebiahan Bantuan Lembar Kerja Siswa:


a. Membentuk sikap belajar yang baik karena adanya persaingan sehat antar siswa
dan melatih kemandirian.
b. Sebagai media penyajian materi yang baik karena dapat digunakan secara
individu atau kelompok.
c. Merupakan alat selingan belajar yang lebih menarik.
d. Dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang inovatif dari model pakem.

2) Kekurangannya adalah: dimungkinkan adanya sebagian siswa dalam mengerjakan


tugas dan latihan hanya mencontek jawaban siswa yang lain, sehingga anak tersebut
tidak mampu menguasai materi pembelajaran yang akan dicapai.
3) Solusi untuk mengatasi kekurangannya adalah: guru atau peneliti harus lebih jeli
dan selalu mendampingi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.

4) Ciri-ciri Bantuan Lembar Kerja Siswa:


a. Menggunakan kertas
b. Dapat mengacu buku teks tertentu
c. Digunakan untuk soal latihan dalam menguasai materi pembelajaran tertentu.
d. Biasanya disertai pertanyaan, tujuan pembelajaran, petunjuk pengerjaan dan
prosedur evaluasi.
e. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa penggunaan bantuan lembar
kerja siswa, dapat melatih siswa untuk belajar lebih mandiri baik dalam
memahami pelajaran maupun memyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Melalui bantuan lembar kerja siswa, maka siswa lebih berani berpendapat,mandiri
dan mampu mengembangkan logika berpikir.

2.1.9. Pengertian Puisi


Apakah yang dimaksud dengan puisi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti
mengajak anda menghayati beberapa kutipan berikut.
Istilah puisi berasal dari bahasa Yunani, yakni poiesis yang berarti penciptaan.
Istilah tersebut lama-kelamaan semakin sempit ruang lingkupnya menjadi “ hasil seni

 
 
 

sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan


irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan” (HG.Tarigan:1984:4). Selanjutnya
HG.Tarigan mengutip pendapat Watts, bahwa “ Puisi adalah ekspresi yang konkret dan
bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama” (
HG.Tarigan,1984:7 ).
Pendapat lain mengemukakan, bahwa “ Puisi atau sajak adalah salah satu bentuk (
perwujudan ) penghayatan pengarang yang memiliki ciri-ciri khas bila dibandingkan
dengan bentuk sastra lainnya. Secara lahiriah, puisi atau sajak tertulis biasanya terdiri atas
beberapa larik, dan larik itu memperlihatkanpertalian makna serta membentuk sebuah bait
atau lebih” ( Proyek PPPG Tertulis,1984/1985:47 ).
Puisi adalah cipta sastra yang terdiri atas beberapa baris, dan baris-baris itu
memperlihatkan pertalian makna serta membentuk sebuah bait atau lebih,
(Ahdiyat,1986/1987:46).
Blair dan Chandler merumuskan, bahwa “Puisi adalah ekspresi dari pengalaman
yang bersifat imajinatif,yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan
yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa, yang memanfaatkan
setiap rencana dengan matang dan tepat guna”(HG.Tarigan,1984:4).
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya
makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang
terkandung dalam karya sastra itu. Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi
dikarenakan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi
berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas,
namun maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata konotatif, yang
mengandung banyak penafsiran dan pengertian.
Puisi pada hakikatnya teori puisi mengomunikasikan pengalaman yang penting –
penting Karena puisi telah terpusat dan terorganisasi, ( Badrun 1989:2 ). Puisi
berhubungan dengan pengalaman 9 Perrinel ( 1988:512 ).Beberapa sastrawan telah
mencoba memberi definisi sebagai berikut : ( 1 ) Puisi adalah seni peniruan, gambar
bicara,yang bertujuan untuk mengejar kesenangan. ( 2 ) Luapan secara sepontan
perasaan terkuat bersumber dari perasaan yang terkumpul dari ketenangan. ( 3 ) Puisi
adalah lahar imajinasi yang menahan terjadinya gempa bumi. ( 4 ) Puisi adalah ekspresi

 
 
 

konkret dan artistic pemikiran manusia dalam bahasa emosional yang berirama. ( 5 ) Puisi
adalah pengalaman imajinatif yang bernilai dan berarti sederhana disampaikan dalam
bahasa yang tepat.( 6 ) Puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat menafsirkan
dalam bahasa berirama.
Kosasih ( 2011:206 ) puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata
indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan
irama yang terkandung dalam karya sastra itu. Adapun kekayaan makna yang terkandung
dalam puisi dikarenakan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Bahasa yang digunakan
dalam puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang
ringkas, namun maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakan adalah konotatif, yang
mengandung banyak penafsiran dan pengertian.
Altenberd ( 1970:2 ) puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran
dalam bahasa berirama ( as the interpretive dramatization of experience in metrical
language). Maksud pengertia di atas adalah bahwa pendramaan disini yaitu orang penyair
mengubah atau menceriterakan pengalaman melalui puisi dengan bahasa yang
tersetruktur .Pengalaman itu dapat berupa pengalaman menyedihkan , menyenangkan
dan mengharukan. Samuel Taylor Coleridge mengemukaan puisi itu adalah kata-kata yang
terindah dalam susunan terindah. Dari pengertian itu bahwa puisi dibuat seindah mungkin
baik dilihat dari bahasa,susunan dan keindahan secara umum.

2.1.10.Ciri-ciri Puisi adalah:


1) Dalam puisi terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa. Dalam
penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus, dan diatur sebaik-
baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.
2) Puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan
pengalaman dan bersifat imajinatif.
3) Bahasa yang dipergunakannya bersifat konotatif.
4) Puisi dibentuk oleh struktur fisik (tifografi, diksi, majas, rima, dan irama) serta struktur
batin (tema, amanat, perasaan, nada, dan suasana puisi)

 
 
 

2.1.11. Unsur-unsur Puisi


Secara garis besar, unsur-unsur puisi terbagi ke dalam dua macam, yakni struktur
fisik dan struktur batin. Berikut adalah uraiannya yang banyak penulis petik dari Teori dan
Apresiasi Puisi, Waluyo,(1995).
1) Unsur Fisik meliputi:
Diksi atau pilihan kata, yaitu kata-kata yang ditulis sangat dipertimbangkan
maknanya, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu dalam kontek atau
dalam hubungan dengan kata yang lain, serta kedudukan kata dalamkeseluruhan puisi itu.
Oleh karena itu, disamping memiliki kata yang tepat, penyair juga mempertimbangkan
urutan katanya dan kekuatan atau daya magis dari kata-kata tersebut. Kata-kata diberi
makna baru dan yang tidak bermakna diberi makna menurut kehendak penyair.
Karena pentingnya kata-kata dalam puisi, maka bunyi kata juga harus
dipertimbangkan secara cermat dalam pemilihannya. Sebab pemilihan kata
mempertimbangkan berbagai aspek estetis, maka kata-kata yang sudah dipilih oleh
penyair untuk puisinya bersifat absolute dan tidak bisa diganti dengan padan kata
sekalipun maknanya tidak berbeda. Untuk disadari bahwa kata-kata dalam puisi bersifat
konotatif. Makna dari kata-kata itu mungkin lebih dari satu. Kata-kata yang dipilih
hendaknya bersifat puitis, yang mempunyai efek keindahan dan berbeda dengan kata-kata
yang biasa kita pakai sehari-hari.(Kosasih,2011:206-207)
Pengimajian, yaitu kata atau susunan kata yang dapat mengemukakan pengalaman
imajinasi. Dengan daya imajinasi yang diciptakan penyair, maka pada kata-kata puisi itu
seolah-olah tercipta sesuatu yang dapat didengar, dilihat, atau dirasakan
pembacanya.(Kosasih,2011:207)
Penggunaan kata-kata konkret, adalah untuk membangkitkan imaji (daya baying)
pembaca, maka kata-kata harus diperkonkret. Jika penyair mahir memperkonkret kata-
kata, pembaca seolah-olah melihat, mendenga, atau merasa apa yang dilukiskan
penyair.Jika imaji pembacamerupakan akibat dari pengimajian yang diciptakan penyair,
maka kata konkret merupakan sebab terjadinya pengimajian itu. Dengan kata yang
diperkonkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang
dilukiskan penyair.(Kosasih,2011:207)

 
 
 

Bahasa Figuratif (Majas), adalah bahasa yang digunakan penyair untuk


mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan, yakni secara tidak langsung
mengungkapkan makna. Majas digunakan penyair untuk menyampaikan pesan,
pengalaman batin, harapan, suasana hati, ataupun semangat hidupnya. Hal ini dilakukan
agar penyair terhindar dari keterbatasan kata-kata denotative yang bermakna lugas. Majas
mengiaskan atau mempersamakan sesuatu dengan suatu halyang lain agar sesuatu itu
dapat digambarkan dengan lebih jelas. Misalnya untuk menggambarkan suasana hati yang
gembira, senang, mempunyai harapan besar untuk berjumpa dengan seseorang. Majas
juga dapat membantu pengarang menghadirkan kesan puitis melalui pilihan bunyi yang
dapat menimbulkan imajinasi dalam diri pembaca.
Rima atau Ritma adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Rima berfungsi untuk
membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan adanya rima itulah, efek bunyi makna
yang dikehendaki penyair semakin indah dan makna yang ditimbulkannya lebih kuat. Di
samping rima, dikenal pula istilah ritma, yang diartikan pengulangan kata,frase, atau
kalimat dalam bait-bait puisi.
Tata wajah atau tipografi adalah pembeda antara puisi dengan prosa dan drama.
Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraph, melainkan berbentuk bait.

2) Unsur Batin meliputi:


Tema dan amanat adalah bagian dari unsur batin puisi. Temma adalah pokok
persoalan yang akan diungkapkan oeh penyair. Pokok persoalan atau pokok pikiran itu
begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama
pengucapannya. Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan penyair dengan Tuhan,
maka puisinya bertema ketuhanan. Jika desakan yang kuat berupa rasa belas kasih atau
kemanusiaan, maka puisi yang akan terlahir adalah puisi yang bertema kemanusiaan. Dan
jika yang kuat adalah dorongan untuk memprotes ketidakadilan, maka tema puisinya
adalah protes atau kritik social. Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat
melahirkan tema cinta atau tema kedukaan hati karena cinta.
Tema tersirat dalam keseluruhan isi puisi. Persoalan –persoalan yang
diungkapkannya merupakan penggambaran Susana batin. Tema bisa pula berupa
response penyair terhadap kenyataan social budaya sekitarnya.dalam hal ini berperan

 
 
 

sebagai sarana protes atau sebagai ungkapan simpati dan keprihatinan penyair terhadap
lingkungandan masyarakat.
Amanat merupakan suatu pesan yang disampaikan penyair dalam puisinya.Penyair
mengungkapkan solusi atau alternative jawaban sebagai pemecahan terhadap tema yang
disajikannya. Pesan-pesan tersebut dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi. Di
sinilah kelebihan seorang penyair, ia menyampaikan pesan-pesan itu melalui ungkapan
yang sangat halus sehingga tidak menimbulkan kesan menggurui, vulgar, atau sok
tau.(Kosasih 2011:210).
Perasaan: Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan
penyair.Bentuk ekspresi itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan
kepada kekasih, kepada alam, atau Sang Kholik. Oleh karena itu, bahasa dalam puisi akan
terasa sangat ekspresif dan lebih padat.
Nada dan Suasana, dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu
terhadap pembaca: apakah dia ingin bersikap menggurui, menasehati, mengejek,
menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap
penyair kepada pembaca ini disebut nada puisi. Sering kali puisi bernada santai karena
penyair bersikap santai kepada pembaca. Jika nada merupakan sikap penyair terhadap
pembaca, maka suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau
akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Jika kita berbicara tentang
sikap penyair, maka kita berbicara tentang nada; jika kita berbicara tentang suasana jiwa
pembaca yang timbul setelah membaca puisi, maka kita berbicara tentang suasana. Nada
dan suasana saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap
pembacanya. Nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba hati
pembaca. Nada kritik yang diberikan penyair dapat menimbulkan suasana penuh
pemberontakan bagi pembaca. Nada religius dapat menimbulkan suasana khusyuk.

2.1.12. Jenis-jenis Puisi


Berdasarkan penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan,
puisi terbagi ke dalam tiga jenis yaitu:
1) Puisi Naratif adalah yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini
terbagi ke dalam beberapa macam, yakni epik, romansa, balada, dan syair (berisi cerita).

 
 
 

Balada adalah puisi yang bercerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan.
Contohnya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra.
Romansa adalah jenis cerita yang menggunakan bahasa romantic yang berisi kisah
percintaan, diselingi perkelahaian dan petualangan.
2) Puisi Lirik adalah puisi yang nadanya berdendang, pada puisi ini biasanya banyak
terkandung bunyi-bunyi dan irama yang merdu. Dalam menulis puisi lirik, penyair harus
mencurahkan perasaannya. Demikian pula pembaca pada waktu menghadapi sajak lirik
lebih memusatkan perasaannya. Sajak ini berupa dendang yang bersifat santai, kadang-
kadang pembaca tidak terlalu memperhatikan isinya, tetapi lebih memperhatikan
keindahan iramanya. Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, misalnya elegy,
ode,dan sarenada. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misalnya
“Elegi Jakarta” karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di kota
Jakarta.
Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, suatu hal, atau suatu
keadaan. Yang banyak ditulis ialah pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang dikagumi. “
Teratai karya Sanusi Pane, Diponegoro karya Chairil Anwar dan Ode Buat Proklamator
karya Leon Agusta. Sarenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata
“serenade” berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak
menciptakan kumpulan sajak, misalnya “Serenada Merah Jambu. Warna-warna di
belakang serenade melambangkan sifat nyanyian cinta, ada yang bahagia, sedih, kecewa,
dan sebagainya.
3) Puisi Deskriptif adalah puisi dimana penyair bertindak sebagai pemberi kesan
terhadap keadaan/ peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya.
Puisi yang termasuk ke dalam jenis puisi deskriptif, misalnya satire, puisi yang bersifat
kritik sosial, dan puisi-puisi impresionistik. Satire adalah puisi yang mengungkapkan
perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau
menyatakan keadaan sebaliknya. Puisi kritik social adalah puisi yang juga menyatakan
ketidakpuasan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang,namun dengan
cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan / orang tersebut. Pesan
penyair juga dapat kita hayati dalam puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan
(impresi) penyair terhadap suatu hal.

 
 
 

2.1.13. Menulis Puisi


Puisi adalah bentuk kesusastraan yang paling tua. Karya-karya besar dunia yang
bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi. Karya-karya pujangga besar seperti:
Oedipus, Antigone,Hamlet, Macbeth, Mahabarata, Ramayana, Bharata Yudha, ditulis
dalam bentuk puisi. Puisi tidak hanya dipergunakan untuk penulisan karya-karya besar,
namun ternyata puisi juga erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Dunia ini
diperindah dengan adanya puisi. Nyanyian-nyanyian yang kita perdengarkan tidaklah
semata-mata hanya lagunya yang indah, tetapi terlebih lagi isi puisinya yang mampu
menghibur manusia. Puisi-puisi cinta didendangkan oleh para penyanyi dari berbagai
kurun waktu dan anehnya tidak pernah membosankan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi adalah (1) Puisi diciptakan
dalam suasana perasaan yang intens, menuntut pengucapan jiwa sepontan dan padat.
Dalam puisi, seseorang berbicara dan mengungkapkan dirinya sendiri secara ekspresif.
Hal ini berbeda dengan prosa, yang pengarangnya tidak selalu mengungkapkan dirinya
sendiri, tetapi bisa juga berbicara tentang orang lain dan dunianya yang lain. (2) Penulis
puisi hendaknya berdasarkan masalah atau berbagai hal yang menyentuh kesadaran
penulis itu sendiri. Tema yang kita tulis untuk puisi hendaknya berangkat dari inspirasi diri
sendiri yang khas, sekecil dan sesederhana apapun inspirasi itu. (3) Dalam menulis puisi
kita memikirkan cara penyampaiannya. Cara penyampaian ide atau perasaan dalam
berpuisi disebut gaya bahasa atau majas. Gaya bahasa adalah susunan perkataan yang
terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis dan mampu
menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca. Gaya bahasa membuat
kalimat-kalimat dalam puisi menjadi hidup, bergerak dan merangsang pembaca untuk
member reaksi tertentu dan berkontemplasi atas apa yang dikemukakan penyair.

2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan


Arintoko (2004) dalam penelitian yang berjudul “ Peningkatan Ketrampilan Menulis
Puisi Diaphan Siswa Kelas V SD Pangudi Luhur Santo Yusuf Semarang melalui metode
karya wisata tahun ajaran 2003//2004” menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian,
diketahui adanya peningkatan menulis puisi diaphan pada siswa kelas V SD Pangudi
Luhur Santo Yusuf Semarang. Peningkatan ini disebabkan oleh ketepatan peneliti dalam

 
 
 

memilih bahan dan menentukan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian.
Besarnya prosentase peningkatan menulis puisi diaphan melalui metode karyawisata pada
siswa kelas V SD Pangudi Luhur Santo Yusuf Semarang. Pada siklus I sebesar 10,0 atau
65 % dengan katagori cukup. Setelah dilakukan penelitian tindakan pada siklus II
mencapai kemampuan rata-rata sebesar 11,2 poin atau sebesar 75 %. Kemampuan rata-
rata ini sudah dapat melampaui batas rentang yaitu 9-11 walaupun masih dalam katagori
cukup. Ketrampilan menulis puisi yang diukur meliputi beberapa aspek, yaitu aspek
kesesuaian judul dengan isi, diksi,kata konkret, majas, versifikasi, dan tipografi. Kedua
penelitian tersebut sama-sama menggunakan metode karyawisata dan membuahkan
hasil pemikiran yang telah dipaparkan. Metode keduanya masih menggunakan metode
karyawisata yang cukup memakan waktu dan tenaga, mungkin beaya besar bila harus
keluar kota. Berdasarkan kekurangan, kelemahan penelitian tersebut, peneliti akan
memudahkan dan meringankan beban siswa yang tanpa beaya, menyenangkan, tempat
yang tidak jauh, dan dapat dilakukan kapan saja. Maka dalam kesempatan ini peneliti
menggunakan metode karyawisata dengan bantuan lembar kerja, karena siswa dapat
secara langsung mengamati obyek wisata yang ada dilingkungan sekitar sekolah dengan
senang, mudah terjangkau dan efisien.

2.3. Kerangka Pikir

  Lebih cocok dengan   Melalui  metode 
metode karyawisata  Karyawisata dengan 
Kondisi Fisik dan  dengan bantuan  bantuan lembar kerja  
Mental siswa SD  lembar kerja karena   diduga dapat 
Kelas V dalam usia  anak pada tingkat  meningkatkan hasil 
10‐11 th. Pada tahap  perkembangan  belajar siswa materi 
operasional konkret  nyata/konkret  menulis puisi kelas V 
semester 2 . 

Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia menulis puisi di SD Negeri 03 Gumawang


terasa kurang menarik perhatian siswa, karena peneliti dalam mengajar kurang
memperhatikan tingkat perkembangan siswa baik secara fisik maupun mental siswa yang
berada pada tingkat perkembangan konkret, sehingga siswa tidak terbantu dan

 
 
 

mengalami kesulitan dalam menulis puisi, hasil belajar bahasa Indonesia materi menulis
puisi menjadi rendah.
Pemecahan masalah pembelajaran menulis puisi cocok menggunakanan metode
karyawisata dengan bantuan lembar kerja, karena sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa usia 10-11 tahun yaitu pada perkembangan nyata atau konkret.
Diduga melalui metode karyawisata dengan bantuan lembar kerja dapat
meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia dalam materi menulis puisi pada siswa kelas
V SD Negeri 03 Gumawang.

2.4. Hipotesis Tindakan


Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, dapat dinyatakan hipotesis
tindakan yaitu: Metode karyawisata dengan bantuan lembar kerja dapat meningkatkan
hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 03 Gumawang, Kecamatan
Pecalungan, Kabupaten Batang Semester 2 tahun ajaran 2011/2012.

Anda mungkin juga menyukai