IPS SD
October 30, 2012 by phierquinn
Kata metode berasal dari bahasa latin yaitu “methodo” yang berarti “jalan”. Winarno
Surachmad (1976:76) menyatakan bahwa metode adalah cara yang di dalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan mengajar
diartikan sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya
proses belajar. Lebih jelas lagi ia menyatakan bahwa metode mengajar adalah cara –
cara pelaksanaan proses belajar mengajar, atau bagaimana teknisnya sesuatu bahan
pelajaran diberikan kepada murid- murid di sekolah.
Metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru dalam
menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, agar tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan
efektif.
Sehubungan dengan hal tersebut seorang guru dituntut untuk menguasai macam
macam metode mengajar sehingga dapat menentukan metode apa yang paling tepat
digunakan dalam proses pembelajarannya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang
diberikan oleh guru betul-betul menjadi milik siswa.
Menurut Ida Badariyah Almatsir ada beberapa faktor yang ikut berperan dalam
menentukan efektif tidaknya suatu metode mengajar. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan pengajaran
2. Bahan pengajaran
3. Siswa yang belajar
4. Kemampuan guru yang mengajar
5. Besarnya jumlah siswa
6. Alokasi waktu yang tersedia
7. Fasilitas yang tersedia
8. Media dan sumber
9. Situasi pada suatu saat
10. Sistem evaluasi
Menurut Husein Akhmad dkk(1981;58) seorang guru IPS dalam memilih metode
hendaknya memperhatikan faktor –faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut
adalah :
1. Pengajar (guru)
2. Siswa
3. Tujuan yang akan dicapai
4. Materi/bahan
5. Waktu
6. Fasilitas yang tersedia
Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Karakteristik pendekatan pembelajarn
CTL adalah :
1. Kerja sama
2. Menyenangkan.
3. Pembelajaran terintegrasi
4. Menggunakan berbagai sumber
5. Siswa (aktif,kreatif,dan kritis) ,guru (harus kreatif).
6. Dinding kelas dan lorong –lorong penuh dengan hasil karya siswa,misalnya
peta,gambar.
7. Laporan kepada orang tua tidak hanya berupa rapor,tetapi dapat berupa hasil
karya siswa, misalnya laporan / tugas,karangan.
1. Konstruktivisme ( constructivism )
2. Menemukan ( inquiry )
3. Bertanya ( Questioning )
4. Masyarakat belajar ( learning community )
5. Pemodelan ( modeling )
6. Refleksi (reflection )
7. Penilaian yang sebenarnya ( authentic assessment )
1. 2. Cooperative learning
Cooperative learning atau sering disebut dengan kooperasi adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas yang diorganisasikan. Pembelajaran
tersebut difokuskanpada pertukaran informasi terstrukturantar sisswa dalam
kelompok yang bersifat social dan pembelajar bertanggung jawab atas tugasnya
masing – masing.
Teknik ini digunakan untuk memahami suatu konsep atau infor masi tertentu yang
harus ditemukan siswa. Keunggulannya siswa dapat mencari pasangna sambil belajar
menggali satu konsep atau tema dalam suasana yang menyenangkan. Tenik ini dapat
digunakan dalam semua mata pelajaran da untuk semua tingkat usia anak.
1. Bertukar pasangan
Tenik dapat member kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain.
Teknik ini jga dapat diterapkan kepada semua mata pelajaran dan semua tingkat usia
anak didik.
Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri atau bekerjasama
dengan siswa lain. Keunggulannya adalah optimalisasi partisipasi siswa. Teknik ini
juga dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia anak didik
1. Keliling kelompok
Teknik ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia
anak didik. Dalam kegiatan keliling kelompok,masing – masing anggota kelompok
mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusinya dan mendengarkan
pandangan dan pemikiran anggota lainnya.
1. Jigsaw
1. 3. Metode karyawisata
1. Tahap persiapan
Metode role playing tidak bisa lepas dari metode sosiodrama , sebab keduanya sama
– sama dapat diterapkan dalam pengajaran IPS yang sukar dipisahkan satu sama
lainnya. Role playing adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang dipakai
untuk menjelaskan peranan, sikap, tingkah laku, nilai dengan tujuan menghayati
perasaan, sudut pandang, dan cara berpikir orang lain.
Dengan demikian role playing merupakan sutau teknik atau cara agar para guru dan
siswa memperoleh penghayatan nilai-nilai dan perasaan. Sedangkan sosiodrama
berarti mendramatisasikan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial.
1. Agar menghayati sesuatu kejadian atau hal yang sebenarnya dalam realita
hidup.
2. Agar memahami apa yang menjadi sebab dari sesuatu serta bagaimana
akibatnya.
3. Untuk mempertajam indera dan rasa siswa terhadap sesuatu.
4. Sebagai penyaluran / pelepasan ketegangan dan perasaan – perasaan.
5. Sebagai alat diagnosa keadaan kemampuan siswa.
6. Pembentukn konsep secra mandiri.
7. Menggali peranan-peranan daripada seseorang dalam suatu kehidupan
kejadian/ keadaan.
8. Membina siswa dalam kemampuan memecahkan masalah, berfikir kritis,
analisis, berkomunikasi, hidup dalam kelompok dan lain – lain.
9. Melatih anak ke arah mengendalikan dan membaharui perasaannya, cara
berfikirnya, dan perbuatannya.
Masalah-masalah sosial yang dapat dijajaki dengan metode role playing adalah
sebagai berikut :
1. A. Pengertian
Pendekatan Sosial
Dalam menggunakan pendekatan sosial fungsi guru tidak sebagai pemberi perintah
atau instruksi, tetapi sebagai pembimbing. Jadi, tugas guru adalah sebagai berikut :
Landasan filosofis model ini adalah bahwa peran pendidikan dalam mengembangkan
kemampuan individual adalah dengan cara merefleksi melalui berbagai cara dengan
menhandel informasi dalam konsep, keyakinan, dan nilai-nilai yang ada pada
individu itu. Langkah-langkah pada model pembelajaran investigasi kelompok ini
adalah sebagai berikut:
Tujuan mengajar dengan model inkuiri sosial adalah agar siswa mampu memecahkan
masalah-masalah sosial, terutama melalui inkuiri (penemuan) ilmiah akademik dan
berpikir logis.
Model inkuiri untuk ilmu sosial ini sebagaimana dikemukakan dalam (Bruce Joice,
1986) secara sederhana orientasinya pada kepekaan guru dan siswa pada domain
masalah-masalah sosial. Langkah-langkah pembelajaran model ini adalah:
1. 2. Model Laboratori
Laboratorium dapat bersifat dalam ruangan (indoor) dapat pula di luar ruangan (out
door). Pembelajaran sangat memerlukan laboratorium di luar ruangan.
1. 3. Model Yurisprudensial
Pada model bermain peran, (Joice dan Weill, 1996) siswa mengeksplorasi problem-
problem relasi manusia dalam situasi masalah yang sedang berlangsung kemudian
mendiskuikannya. Secara bersama-sama siswa dapat menggali perasaan, sikap, nilai-
nilai, dan strategi pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam pembelajaran
bermain peran (Bruce Joice, 2006) adalah sebagai berikut:
Istilah simulasi berasal dari kata simulate yang berarti pura – pura dan simulation
yang berarti tiruan atau perbuatan yang hanya pura – pura. Sebagai metode mengajar,
simulasi diartikan sebagai suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat
dari suatu konsep, prinsip atau sesuatu keterampilan tertentu melalui proses kegiatan
atau latihan dalam situasi tiruan.
Tujuan simulasi:
1. Untuk melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat professional maupun bagi
kehidupan sehari – hari.
2. Belajar kerjasama
3. Belajar emphaty
5. Belajar konsep
1. Simulasi itu dilakukan oleh sekelompok siswa. Tiap kelompok dapat melaksanakan
simulasi yang sama ataupun berbeda.
3. Penentuan topik dapat dibicarakan bersama antara guru dengan siswa disesuaikan
dengan tingkat kemampuan kelas, tingkat sekolah, dan situasi setempat.
4. Petunjuk simulasi dapat disiapkan lebih dulusecara terperinci atau secara garis
besarnya saja tergantung dari bentuk dan tujuan simulasi.
5. Hendaknya dapat dicapai tujuan yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
6. Harus diingat bahwa simulasi itu dimaksudkan untuk latihan keterampialn agar
dapat menghadapi kenyataan yang baik.
7. Harus digambarka situasi yang lengkap dan proses yang berturut-turut yang
diperkirakan terjadi dalam situasi yang sesungguhnya.
1. Tahap I : orientasi
• Menetapkan skenario
• Latihan singkat
• Kelanjutan simulasi
• Analisis proses.
1. Kelebihan
• Mengurangi hal – hal yang terlalu abstrak , sebab walaupun mengenai abstraksi
tetapi dikerjakan dalam bentuk aktivitas.
• Strategi ini menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban kurang cakap
dan kurang motivasinya.
• Simulasi menimbulkan berfikir kritis siswa, sebab mereka terlibat dalam analisis
atau proses kemajuan simulasi.
2. Kelemahan
• Simulasi menghendaki banyak imajinasi dari guru dan siswa
• Menghendaki pengelompokkan siswa yang fleksibel begitu juga ruang kelas atau
gedung yang memadai
• Sering mendapatkan kritikan dari orang tua siswa karena aktivitasnya melibatkan
permainan.
Dalam pembahasan ini yang akan dipilih untuk mengajarkan materi IPS di SD adalah
model Inkuiri Sosial.
Dalam menggunakan model Inkuiri Sosial, ada tahap-tahap yang harus dilalui, yaitu
berikut ini:
1. 1. Tahap Orientasi
Dalam tahp ini, siswa diminta memilih masalah sosial (tentu saja yang relevan
dengan GBPP) yang akan dijadikan pokok bahsan. Masalah dapat bersumber dari
peristiwa-peristiwa sosial dikelas atau disekolah atau masyarakat sekitar sekolah.
1. 2. Tahap Hipotesis
1. 3. Tahap definisi
Pada tahap ini siswa mengadakan pembahasan tentang pengertian latihan-latihan
yang terdapat dalam hipotesis. Hal ini penting agar terdapat pengertian yang sama
pada setiap siswa.
1. 4. Tahap Eksplorasi
Tahap eksplorasi adalah tahap pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasi serta asumsi-asumsi. Apabila telah teruji
antara hipotesis dengan dasar logika maka tahap berikutnya adalah pembuktian
dengan fakta-fakta.
1. 5. Tahap Pembuktian
Dalam tahap ini, para siswa mengumpulkan data dengan metode yang sesuai.
Misalnya, melaui wawancara, angket dan observasi. Jika data telah terkumpul,
kemudian diadakan analisis data untuk disimpulkan, apakah hipotesis diterima atau
ditolak.
1. 6. Tahap Generalisasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari model inkuiri sosial. Pada tahap ini telah dapat
disusun pernyataan terbaik dalam pemecahan masalah. Generalisasi yang dihasilkan
hendaknya disusun secara sederhana sehingga mudah dipahami oleh siswa.
Menurut Glasser ada 2 asumsi yang mendasari model pertemuan kelas, Yitu berikut
ini.
1. Manusia itu mempunyai kebutuhan dasar, yaitu cinta dan harga diri.
2. Kebutuhan itu berakar di dalam hubungan antarmanusia.
Masalah yang muncul pada setiap individu sebenarnya disebabkan individu tersebut
mengalami kegagalan di dalam memenuhi dua kebutuhan tersebut. Tanggung jawab
siswa di dalam Kelas merupakan perwujudan dari perasaan cinta, berfungsi untuk
membantu dan memelihara perkembangan kejiwaan siswa. Glasser berpendapat
bahwa kegagalan sekolah bukanlah dalam arti bidang akademik, tetapi di dalam
menciptakan hubungan yang hangat dan konstruktif untuk keberhasilan belajar.
Kegagalan biasanya akan menyebabkan siswa merasa terasing atau tersingkir yang
biasanya diikuti oleh reaksi marah, frustasi atau menarikdari kehidupan
lingkungannya.
Pada pertemuan terbuka siswa diberi kebebasan untuk berpikir dan bertanya tentang
masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan mereka. Dalam pertemuan
terbuka, sering kali siswa mempunyai inisiatif untuk membicarakan topik yang
berkaitan dengan pengalaman merekaa sendiri.
Pada pertemuan terarah terbuka, pada dasarnya sama dengan pertemuan terbuka.
Bedanya, pada pertemuan terarah permasalahan yang akan dibicarakan sudah
diarahkan kepada materi atau bahan yang sedang dipelajari oleh siswa didalam kelas.
Dalam hal ini diperlukan iklim yang hangat, bersifat pribadi, menciptakan hubungan
yang baik antara guru-siswa dan siswa dengan siswa, dalam hal ini guru harus
menolong setiap siswa untuk berperan dan menyeleksi pendapat tanpa celaan dan
penilaian.\
Dalam hal ini siswa dapat membuat pertimbangan pribadi terhadap perilaku siswa,
untuk itu siswa harus:
1. 5. Merumuskan Kesepakatan
Salah satu ciri pendekatan adalah adanya kecenderungan memecah ugas belajar
menjadi sejumlah perilaku yang kecil (langkah-langkah kecil) dan berurutan. Belajar
dipandang bukan sebagai sesuatu yang menyeluruh, tetapi diuraikan ke dalam
langkah-langkah yang konkret dan dapat diamati. Jadi mengajar pada dasarnya adalah
mengusahakan terjadinya perubahan daalam perilaku siswa dan perubahan perilaku
tersebut haruslah dapat diamati secara jelas.
Pada tahap ini guru memperkenalkan program dan prinsip pengendalian diri. Tahap
ini bertujuan agar siswa memahami kesulitan yang dihadapi dalam pengendalian diri,
terutama yang terletak pada fungsi lingkungan yang tidak permanen.
Pada tahap ini guru membentuk siswa agar dapat menunjukkan keinginan yang murni
untuk berprestasi. Keinginan dan motivasi harus dinilai dan ditonjolkan pada tahap
ini. Untuk mencapai kondisi itu, guru harus memberi petunjuk tingkah laku, seperti
apa yang bermasalah.
data dasr dimaksudkan untuk mengetahui dengan pasti perangsang yang terkendali,
perilaku yang terbentuk dan respons yang sesuai atau tidak sesuai.
Dalam tahapini guru harus membantu siswa dalam menyusun program secara realistis
dan seimbang. Program yang disusun harus mempunyai tujuan jangka pendek dan
jangka panjang secara jelas. Guru harus mendorong siswa untuk melaksanakan
program yang telah disusunnya.
Pada tahap ini siswa melaksanakan program yang telah direncanakan. Selama
dalam jangka waktu pelaksanaan program, siswa mengadakan pertemuan secara
berkala dengan guru untuk menelaah kemajuan dan mengubah program apabila
diperlukan.
Pada tahap ini guru mengadakan penilaian terhadap tingkah laku siswa, apa sudah
sesuai yang diprogramkan dan menentukan tingkah laku sebagai tindak lanjut.
2.1.4 Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan
4 Yang Berlandaskan Pendekatan Ekspositori
1. Perhatian siswa
2. Menjelaskan materi pelajaran
3. Kegiatan pembelajaran sedapat mungkin bervariasi
4. Umpan balik dari siswa untuk guru
5. Motivasi perlu selalu ditimbulkan
1. Menyajikan masalah
Siswa bersama guru mengadakan eksperimen dan pengumpulan data (unsur baru).
Maksud kegiatan eksperimen ini adalah memisahkan variabel yang mendukung,
mengajukan hipotesis dan mengetes sebab akibat.
1. Merumuskan penjelasan
Siswa bersama guru merumuskan penjelasan atau uraian secara mendetail, rapi, dan
sistematis.
Tahapan ini sangat penting untuk mengetahui sejauh mana proses inkuiri telah
dilaksanakan dan apabila menemui beberapa kekurangan dicoba untuk diperbaikki
secara sistematis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan metode latihan inkuiri
adalah berikut ini:
Media adalah sarana untuk mendekatkan siswa dengan sumber belajar melalui
penggunaan metode yang relevan.
Media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat bantu dalam proses penyampaian
pesan dalam dalam komunikasi pendidikan dan pembelajaran dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran. Alat bantu ini dapat berupa alat bantu yang sudah
tersedia di lingkungan belajar, dapat juga alat bantu yang diciptakan oleh pendidik
(instruktur, guru, dll). Media pembelajaran IPS berbasis riset yang dimaksud ini
dibatasi pada media yang diciptakan (dikembangkan) pendidik/guru yang berwujud
produk/peralatan.
Terdapat beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam membelajarkan IPS yaitu
:
1. Media gambar, berupa foto obyek, sketsa gambar, peta dan denah yang
berhubungan dengan materi pembelajaran IPS.
2. Media multimedia yang menampilkan suara dan gambar bergerak yang
berhubungan dengan pembelajaran IPS.
3. Media konkrit yaitu suasana lingkungan sosial yang nyata yang berhubungan
dengan pembelajaran IPS. Misalnya mengadakan karyawisata yang edukatif.
Banyak sekali sumber dan media di lingkungan sekitar kita yang dapat dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran, untuk itu perlu kita pilih. Pemilihan sumber dan media
pembelajaran ini penting karena digunakan sebagai alat bantu penyampai pesan yang
benar-benar menjadi alat bantu yang efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat bantu dalam proses penyampaian
pesan dalam dalam komunikasi pendidikan dan pembelajaran dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran. Alat bantu ini dapat berupa alat bantu yang sudah
tersedia di lingkungan belajar, dapat juga alat bantu yang diciptakan oleh pendidik
(instruktur, guru, dll). Media pembelajaran IPS berbasis riset yang dimaksud ini
dibatasi pada media yang diciptakan (dikembangkan) pendidik/guru yang berwujud
produk/peralatan.
Perbedaan karakteristik peserta didik tingkat pada pendidikan dasar dan menengah
menuntut jenis media yang digunakan. Beberapa contoh media pembelajaran yang
mudah dikembangkan dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial:
1. Gambar diam
Grafik, chart (kartu), peta, diagram, poster, komik, foto, lukisan, adalah contoh-
contoh yang termasuk gambar diam. Media ini merupakan media yang sangat mudah
dikembangkan oleh guru.
2. Rekaman suara
Misalnya rekaman percakapan Bahasa Inggris, rekaman pidato Bung Tomo ketika
menggelorakan rakyat Surabaya dalam melawan Sekutu, dan sebagainya.
3. Televisi
Televisi termasuk dalam kategori media audio visual. Guru dapat menggunakan
televisi pada siaran terbuka (broadcast), televisi siaran tertutup/ CCTV (Closed
Circuit Television), maupun VTR (Video Tape Recorder) yang saat ini telah
dikembangkan melalui VCD (Video Compact Disk).
Guru dapat mengumpulkan berbagai benda seperti tanaman, zat kimia, bebatuan,
senjata, alat kesehatan, sebagai media pembelajaran. Guru juga dapat mengundang
pelaku sejarah, hakim, jaksa, psikolog, polisi, untuk belajar dalam ruangan kelas.
Benda-benda asli atau orang inilah yang disebut real things. Dalam real things guru
juga dapat menggunakan simulasi sebagai media pembelajaran. Simulasi dapat
berupa bentuk bermain peran (role playing) atau melihat kejadian secara langsung
seperti persidangan, debat calon bupati, dan sebagainya.
5. Model
Model merupakan benda tiruan yang disajikan mirip atau menyerupai benda asli yang
dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Globe, miniatur candi, miniatur
persidangan, lapisan tanah, atau benda-benda kecil yang diperbesar seperti kuman.
2.3 Sumber Belajar yang digunakan dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru,
baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar
mengajar dengan tujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.
(Association for Educational Communications and Technology/ AECT, 1977)
1. B. Janis-jenis sumber belajar IPS
2. Sumber belajar yang sengaja direncanakan : semua sumber yang secara
khusus telah dikembangkan sebagai komponen system instruksional untuk
memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal, serta dirancang
untuk keperluan pembelajaran yang akan diselenggarakan, seperti buku teks,
multi media dan lain-lain.
3. Sumber belajar yang karena dimanfaatkan: Sumber belajar yang tidak
secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran umum. Namun dapat
ditemukan, diaplikasikan dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar serta
mempunyai keterkaitan dengan bahan belajar yang akan dipelajari siswa.
Teknis pemanfaatannya disesuaikan dengan faktor-faktor : tujuan pengajaran,
bahan belajar, karakteristik peserta belajar, dan kemudahan dalam
menggunakan bahan belajar (AECT, 1977)
1. Komponen sumber belajar ips
1. Pesan, yaitu informasi yang ada dalam bahan ajar yang sudah
mengandung makna, misalnya materi pelajaran yang akan
disampaikan oleh guru kepada siswa.
2. Orang, yaitu unsure-unsur yang secara langsung atau tidak
langsung terlibat dalam proses pembelajaran, misalnya: guru,
siswa, kepala sekolah, pustakawan, pedagang di sekitar sekolah
dan lain-lain.
3. Bahan, yaitu sesuatu yang mengandung pesan yang
memerlukan alat penampil, seperti transparansi, peta, globe
dan lain-lain.
4. Peralatan, yaitu semua peralatan yang digunakan untuk
menunjang proses pembelajaran, seperti OHP, computer, VCD
player dsb.
5. Teknik, yaitu semua cara, metode dan strategi yang digunakan
untuk menyampaikan pesan agar dapat diterima oleh khalayak
dengan efektif dan efisien.
6. Lingkungan, yaitu tempat di mana siswa belajar, misalnya
kelas, perpustakaan, laboratorium dan alam sekitarny
Sumber belajar juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, baik secara mikro maupun
secara makro dalam hal upaya pengadaan, jenis atau macam, dan upaya
penyebarannya kepada pemakai.
1. Keadaan pemakai
Pemakai sumber belajar jelas memegang peranan penting karena pemakailah yang
memanfaatkanya sehingga sifat pemakai perlu diketahui, misalnya berapa banyak
pemakai sumber belajar itu, bagaimana latar belakang dan pengalaman pemakai,
bagaimana motivasi pemakai, apa tujuan pemakai memanfaatkan sumber belajar itu.
Memilih sumber belajar harus didasarkan atas kriteria tertentu yang secara umum
terdiri dari dua macam ukuran, yaitu kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan
yag hendak dicapai.
1. Kriteria Umum
1. Ekonomis.
Dalam pengertian murah. Ekonomis tidak berarti harganya selalu harus rendah, bisa
saja pengadaan sumber belajar itu cukup tinggi, tetapi pemanfaatannya dalam jangka
panjang terhitung murah.
Sebelum mulai perlu diketahui: Apakah masalah yang dihadapi sudah cukup
jelas sehingga bisa diperoleh sumber belajar yang tepat? Apakah sumber
belajar bisa disediakan? Di mana bisa diperolehnya?
Mempertimbangkan bukti-bukti: Apakah sumber belajar masih aktual?
Bagaimana jenisnya? Adakah sumber lain yang dapat dipakai?
Membuat kesimpulan: Benarkah kesimpulan yang diambil atas dasar sumber
belajar itu? Sumber belajar untuk presentasi. Ini hampir sama dengan yang
dipergunakan dalam kegiatan instruksional. Di sini lebih ditekankan sumber
sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian pesan. Fungsi sumber belajar
ini bukan sebagai penyampai pesan atau informasi ataupun data, melainkan
sebagai strategi, teknik, atau metode.
7. Contoh sumber belajar IPS
Tujuan pembelajaran
Pertanyaan
Penugasan
Amatilah lingkungan yang ada di sekitar sekolah kalian, bekerjalah secara kelompok
dengan anggota 4-5 orang. Daftarlah berdasarkan pengamatan kalian:
1. Lingkungan alam apa saja yang kalian lihat di sekitar sekolah kalian?
2. Lingkungan buatan apasaja yang kalian liahta di sekitar lingkungan sekolah?
3. Buatlah denah bagian-bagian lingkungan yang ada di sekitar sekolah yang di
dalamnya mencakup lingkungan alam dan lingkungan buatan. Berilah
keterangan pada denah yang kalian buat!
4. Bagian lingkungan yang ada di sekolah manakah yang rasakan bermasalah?
Bagaimanakah cara mengatasi masalah tersebut? Lakukan bersama teman
sekelasmu mengatasi masalah yang ada dilingkungan sekolah yang kalian
temukan, laporkan secra tertulis!
Tugas individu di rumah
Amatilah lingkungan yang ada di sekitar rumah kalian masing-masing dan jawablah
pertanyaan di bawah ini:
1. Buatlah daftar lingkungan alam dan lingkungan buatan apa saja yang adaq
disekitar rumahmu?
2. Buatlah denah yang ada di dalam lingkungan sekitar rumahmu (terbatas
lingkungan yang ada di dalam pagar rumahmu) bukan lingkungan tetangga.
3. Bagian lingkungan manakah yang perlu dipecahkan? Bagaimana cara
memecahkannya? Dan pecahkan bersama anggota keluargamu, laporkanlah!
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemilihan sumber dan media pembelajaran penting karena digunakan sebagai alat
bantu penyampai pesan yang benar-benar menjadi alat bantu yang efektif dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
Sumber belajar dapat berbentuk buku, yaitu yang berfungsi sebagai referensi,
pembahasannya lengkap, penggunaannya dengan bantuan guru yang dapat
memperjelas dengan illustrasi dan contoh-contoh.
3.2 Saran
Guru dituntut untuk menguasai macam macam metode, media dan sumber belajar
yang paling tepat digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga kecakapan dan
pengetahuan yang diberikan oleh guru betul-betul menjadi milik siswa dan tujuan
pembelajaran tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
(http://tiyapoenya.blogspot.com/2010/12/metode-dan-media-pembelajaran-ips-di-
sd.html, diakses 11 Oktober 2012).