Anda di halaman 1dari 16

20 April 2018 RESUME MODUL 3

KETERKAITAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
DENGAN IPS DAN MATA PELAJARAN LAIN

DISUSUN OLEH
ANITI PAYUDAN : 836893699
Gambaran Umum, Hakikat, dan
Karkteristik Pendidikan
OUTLINE Kewarganegaraan

KB.1. Gambaran Umum dan Karakteristik Hakikat dan Karakteristik Bidang


Pendidikan Kewarganegaraan serta Mata Pelajaran Studi Pendidikan
IPS dan Mata Pelajaran Lainnya di SD Kewarganegaraan

Bidang Studi Pendidikan


Kewarganegaraan dalam
Kurikulum S1 PGSD

KB.2. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan Keterkaitan antara


dengan IPS Pendidikan
Kewarganegaraan dan IPS
Serta Bagaimana
Keterkaitan Itu Terjadi

KB.3. Hubungan Bidang Studi Pendidikan


Konsep Pembelajaran Terpadu
Kewarganegaraan dengan Mata Pelajaran Lainnya
Gambaran Umum, Hakikat, dan Karkteristik
Pendidikan Kewarganegaraan

 Pembahasan dan inofasi dalam Pendidikan Kewarganegaraan serta


keterkaitan dan aplikasinya menjadi sebuah pembelajaran yang kreatif,
produktif yang bersifat kooperatif dan kolaboratif, menuntut konsep
pembelajaran terpadu melalui pengkajian dan pelatihan yang berwawasan
demokrasi dan Hak Asasi Manusia.
 Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu bidang kajian (Undang-
undang sistem pendidikan No. 20 Tahun 2003) dan program studi, yang
fungsi dan perannya antara lain sebagai pendidikan hukum, pendidikan
politik, dan pendidikan kewarganegaraan sendiri. Kemudian dalam
perkembangannya menjadi bidang studi Pendidikan Moral Pancasila yang
lebih menekankan pada penanaman nilai-nilai moral Pancasila yang selama
ini telah dikenal lewat pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (P4)
untuk masyarakat. Perubahan orientasi tidak hanya sampai di situ sebab
nama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tersebut berubah lagi
menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
 Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
mengalami perubahan nama dengan sangat cepat karena mata pelajaran
tersebut sangat rentang terhadap perubahan politik, namun berubah
berkali-kali, tapi isi secara umum serta pendekatan dan sistem
penyampaiannya kebanyakan tidak berubah.
Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan
adalah untuk mengembangkan kemampuan-
kemampuan sebagai berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawa,
serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter
masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam
percaturan dunia serta langsung atau tidak langsung
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Hakikat Bidang Studi Pendidikan
Kewarganegaraan
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
adalah merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang
beragam dari segi agama, sosio-kultural,
bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi
warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang dilandasi
oleh Pancasila dan UUD 1945.
Karakteristik Bidang Studi Pendidikan
Kewarganegaraan
Landasan konsep yang mendasari Pendidikan
Kewarganegaraan, yaitu manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan dan insan sosial politik yang
teroganisasi dengan tujuan agar manusia Indonesia
tersebut memiliki kemauan dan kemampuan untuk :
 Sadar dan patuh terhadap hukum (melek hukum);
 Sadar dan bertanggung jawab dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara (melek politik);
 Memahami dan berpartisipasi dalam pembangunan
nasional; (insane pembangunan);
 Cinta bangsa dan tanah air (memiliki sikap
heroisme dan patriotisme).
Karakteristik Bidang Studi
Pendidikan Kewarganegaraan
Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan (Pendidikan
Kewarganegaraan) dengan paradigma baru, yaitu bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu bidang kajian
ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai
wahana utama serta esensi Pendidikan demokrasi di Indonesia
yang dilaksanakan melalui berikut ini.
 Civic Intelligence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara
baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun
sosial.
 Civic Responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban
sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
 Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga
negara atas dasar tanggung jawabnya, baik secara individual,
sosial, maupun sebagai pemimpin hari depan.
Sejalan dengan itu kompetensi-kompetensi
yang hendak diwujudkan melalui mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu sebagai
berikut.
 Kompetensi untuk menguasai
pengetahuan kewarganegaraan
 Kompetensi untuk menguasai
keterampilan kewarganegaraan
 Kompetensi untuk menguasai karakter
kewarganegaraan
Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan
dalam Kurikulum S1 PGSD
Salah satu pembaharuan materi kurikulu Tahun
2006 adalah digantikannya mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.
Landasan konsep yang mendasari Pendidikan
Kewarganegaraan tersebut di atas, yaitu
manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan dan
sebagai insan sosial dan politik yang
terorganisasi melahirkan fungsi dan peran,
serta tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
sebagaimana sebagian telah diutarakan di atas.
Fungsi dan peran serta tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan secara umum adalah sebagai
berikut:
 Pendidikan nilai dan moral Pancasila serta
Undang-Undang Dasar 1945.
 Pendidikan Politik
 Pendidikan Kewarganegaraan.
 Pendidikan Hukum dan Kemasyarakatan.
Keterkaitan antara Pendidikan
Kewarganegaraan dan IPS Serta
Bagaimana Keterkaitan Itu Terjadi
 Sebelum menjadi Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan yang menurut
kurikulum tahun 1994 diberi nama Bidang Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan adalah bagian dari
Bidang Studi IPS. Bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan adalah pengajaran
yang erat kaitannya dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dan hal-hal
yang menyangkut warga negara serta pemerintahan menurut versi Kurikulum
Tahun 1975 dan Kurikulum Tahun 1984.
 Alasan utama mengapa kata moral dalam Pendidikan Kewarganegaraan tidak lagi
dimunculkan karena nama bahan kajiannya itu sendiri tidak lagi mengandung kata
moral walaupun kandungan substansinya padat moral, yaitu nilai dan moral
Pancasila. Alasan kedua karena adanya kata moral dalam nama mata pelajaran
Bidang Studi Pendidikan Moral Pancasila merupakan beban psikologis yang berat
bagi para guru Pendidikan Kewarganegaraan di mana seolah-olah guru Pendidikan
Kewarganegaraan adalah guru yang “sempurna” terutama dalam sikap dan
perilakunya atau bahkan jika ada siswa yang berbuat kurang baik yang dituding
adalah guru Pendidikan Kewarganegaraan, padahal membantu siswa untuk
menumbuhkan sikap dan perilaku baik merupakan tanggung jawab semua guru.
Konsep Pembelajaran Terpadu

 Konsep pembelajaran terpadu bukanlah hal yang


baru dalam kurikulum sekolah di Indonesia.
Konsep tersebut telah dikenal paling tidak dalam
bentuk sederhana seperti yang dianjurkan dalam
kurikulum tahun 1968 dengan pendekatan
korelasi, contoh korelasi dalam kurikulum tahun
1968 adalah menghubungkan dua atau lebih mata
pelajaran saat menjelaskan suatu mata pelajaran.
 Korelasi memang bukanlah konsep seperti yang
dimaksud oleh konsep pendekatan pembelajaran
terpadu, namun kemampuan menggunakan konsep
korelasi dalam pembelajaran dapat merupakan
permulaan yang baik untuk mampu melaksanakan
program pembelajaran terpadu.
Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Bagian Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
1996/1997 dikemukakan bahwa :

Pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut.


 Pembelajaran yang beranjak dari satu tema tertentu sebagai pusat
perhatian (center of interest) yang digunakan untuk memahami gejala-
gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari bidang studi yang
bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
 Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai
bidang studi yang menverminkan dunia nyata disekeliling dan dalam
rentang dan kemampuan perkembangan anak.
 Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
anak secara simultan
 Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dam beberapa bidang
studi yang berbeda, dengan harapan anak belajar dengan lebih baik
dan bermakna.
Ciri-ciri, kelebihan dan hakikat
pembelajaran terpadu
Ciri-ciri pembelajaran terpadu adalah :
 Berpusat pada anak
 Memberikan pengalaman langsung kepada anak
 Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas
 Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai kebutuhan anak
Kelebihan pendidikan terpadu :
 Kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak
 Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak
 Menumbuhkembangkan ketrampilan berpikir dan sosial anak
Hakikat pembelajaran terpadu :
 Karakteristik anak SD
 Konsep disiplin ilmu
 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
Hubungan Bidang Studi Pendidikan
Kewarganegaraan dengan Mata Pelajaran Lainnya
Keterkaitan antara Pendidikan Kewarganegaraan dengan bidang
studi lain dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Hal penting
dalam menghubungkan itu, guru memahami benar konsep-
konsep dan subpokok bahasan mana yang akan dijadikan topik
atau tema dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
yang dihubungkan dengan bidang studi lainnya. Untuk dapat
melaksanakan pembelajaran terpadu bisa menggunakan model
jaring laba-laba. Terlebih dahulu menyusun tema yang akan
diangkat dengan pertimbangan kemampuan dan perkembangan
belajar siswa. Tema yang akan dikembangkan oleh guru dapat
disusun dengan dengan mengkaji berbagai mata pelajaran yang
dianggap dapat dilibatkan dalam membahas tema yang akan
disusun oleh guru atau guru bekerja sama dengan guru mata
pelajaran lain atau mungkin melibatkan siswa.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai