NIM: 858850066
MODUL 3
KEGIATAN BELAJAR 1
Gambaran Umum dan Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan serta Mata Pelajaran IPS
dan Mata Pelajaran Lainnya di SD
A. PENGANTAR
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi dalam isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-
bangsa lainnya. Serta
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Salah satu pembaharuan maleri kurikulum Tahun 2006 adalah digantikannya mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menjadi Pendidikan Kewarganegaraan. Landasan konsep
yang mendasari Pendidikan Kewarganegaraan tersebut di atas, yaitu manusia adalah makhluk
ciptaan Tuhan dan sebagai insan sosial dan politik yang terorganisasi melahirkan fungsi dan peran,
serta tujuan Pendidikan Kewarganegaraan sebagaimana sebagian telah diutarakan di atas.
Berdasarkan landasan konsep atau konsep utama Pendidikan Kewarganegaraan tersebut maka fungsi
dan peran serta tujuan Pendidikan Kewarganegaraan secara umum adalah sebagai berikut.
b. Pendidikan Politik.
c. Pendidikan Kewarganegaraan
KEGIATAN BELAJAR 2
Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan adalah pengajaran yang erat kaitannya dengan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dan hal-hal yang menyangkut warga negara serta
pemerintahan menurut versi Kurikulum Tahun 1975 dan Kurikulum Tahun 1984, bagian-bagian yang
erat kaitannya dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut antara lain adalah
Undang-Undang Dasar dan Pancasila itu sendiri, juga tentang Pemerintahan negara RI yang meliputi
Pemerintah Pusat dan Daerah, Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat serta
lembaga-lembaga negara, Demokrasi Pancasila, hak-hak dan kewajiban kewajiban warga negara,
Musyawarah dan Mulakat.
Konsep pembelajaran terpadu bukanlah hal yang baru khususnya dalam kurikulum sekolah di
Indonesia. Konsep tersebut telah dikenal paling tida dalam bentuk sederhana seperti yang dianjurkan
dalam kurikulum tahun 1963. Tujuan dari pendekatan ini tidak lain adalah agar pengajaran yang
disampaikan dapat lebih menarik bagi siswa menumbuhkan kreativitas mengajar guru, bahkan dapat
menumbuhkan kerja sama antara siswa, juga antara guru dengan siswa sehingga dengan demikian
sirwa dapat mempelajari fakta-fakta dalam konteks yang bermakna serta dapat belajar lebih utuh
dan bermakna melalui kegiatan-kegiatan yang lebih nyata dan konkret.
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
5. Bersifat luwes.
Pendekatan terpadu bukan merupakan hal baru, khususnya dalam Bidang Studi Pendidikan
Kewarganegaraan terutama jika hal itu dihubungkan dengan hubungan historis dan akademik dengan
Studi Sosial atau sekarang di Indonesia dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Hal itu misalnya akan lebih jelas bila dihubungkan dengan hakikat pembelajaran terpadu,
khususnya tentang dasar-dasar pertimbangan pengembangan program pembelajaran terpadu,
antara lain berikut ini.
5. Bahan/sumber-sumber penunjang.
KEGIATAN BELAJAR 3
Keterkaitan antara Pendidikan Kewarganegaraan dengan Bidang Studi lain dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagaimana sudah dikemukakan di atas. Dari berbagai model kunkulum terpadu itu
ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran terpadu sebagaimana telah
disebutkan di atas, yaitu model conectril, model webbed, dan model integrated.
Untuk melaksanakan keterkaitan tersebut ada berbagai pendirian yang dapat digunakan,
namun pada kesempatan ini contac pendekatan-pendekatan yang dikemukakan hanyalah beberap
antaranya pendekutan yang bersifat intra (connected) dan pendekat yang bersifat antar, inter atau
lintas (webbed dan integratedy Dala melaksanakannya harus dilakukan perancangan dan penyusunan
at pengembangan Satuan Pelajaran sebagaimana lazimnys s pembelajaran atau menyusun scenario
pembelajaran, Satan pelajar tersebut mencakup nama mata pelajaran, Kelas dan Cawu. Tema a Topik
serta pokok-pokok bahasan atau konsep, waktu atau pertemu Kemudian, dilakukan tahap
Perencanaan, Pelaksanaan dan Penila baik menyangkut proses maupun produk sebagaimana juga
dilaks dalam pembelajaran lainnya.
MODUL 4
KEGIATAN BELAJAR 3
Siap sadar dan bertanggung jawab atas ellai-nilai Pancasila adalah pencermi kepribadian
warga negara yang setia kepada dasar Pancasila dan UUD 1945 serta memiliki kecintaan terhadap
tanah air dan hangsa. Sebagai generasi muda akan lebih mudah memahami dan menghayat Pancasila
dengan melihat kembali latar belakang sejarah dan usan kejiwaan pada saat dirumuskannya
Pancasila dalam suasana yang serba kekurangan, kita dihadapkan pada keharusan melengkapi negara
baru kita dengan dasar negara dan Undang-undang Dasar
Cinta tanah air dan bangsa merupakan suatu sikap batin yang dilandasi oleh ketulusan dan
keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan demi kejayaan tanah air dan kebahagiaan bangsa.
Cinta pada tanah air adalah cinta pada negeri tempat seseorang memperoleh penghidupan dan
mengalami kehidupan dari semenjak lahir sampai akhir hidupnya, serta senantiasa berusaha agar
negerinya tersebut tetap aman sentosa dan sejahtera.
Warga negara dalam upaya bela negara diwujudkan dala keikutsertaannya pada segala usaha
untuk mempertahankan kedalatan negara, keutuhan wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
negara.
Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada negara Kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Partisipasi warga masyarakat dalam menjaga lingkungannya
antara lain melalui kegiatan sistem keamanan lingkungan (siskamling), ikus serta menanggulangi
akibat bencana alam, ikut serta mengatasi kerusuhan masal, dan konflik komunal.