Anda di halaman 1dari 4

NAMA: DEWI MAYANGSARI W

NIM: 858850066

MODUL 3

Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan IPS dan Mata Pelajaran Lain

Pendidikan Kewarganegaraan dikembangkan dari kelompok ilmu-ilmu sosial maka yang


menjadi tekanan utama keterkaitan adalah IPS yang dikenal sekarang ini dengan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (PIPS) Bagaimana keterkaitannya dengan IPS dan juga dengan mata-mata
pelajaran lainnya

KEGIATAN BELAJAR 1

Gambaran Umum dan Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan serta Mata Pelajaran IPS
dan Mata Pelajaran Lainnya di SD

A. PENGANTAR

Pembahasan tentang hubungan atau keterkaitan antarmata pelajaran di SD, khususnya


antara mata pelajaran lainnya, seperti Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan, dengan IPA dan dengan Kurikulum Muatan Lokal, ada baiknya jika hal itu diawali dengan
membahas terlebih dahulu gambaran atau karakteristik mata-mata pelajaran tersebut. Maksudnya
tiada lain adalah agar upaya mengaitkan antarmata-mata pelajaran dapat berlangsung dengan baik
sesuai dengan dasar-dasar pertimbangan psikologis untuk tujuan-tujuan pendidikan.

B. GAMBARAN UMUM, HAKIKAT, DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Latar Belakang Masalah

Pembaharuan dan inovasi dalam Pendidikan Kewarganegaraan (pendidikan


kewarganegaraan) serta keterkaitan dan aplikasinya menjadi sebuah pembelajaran yang kreatif, yang
bersifat kooperatif dan kolaboratif, menuntut konsep pembelajaran terpadu melalui pengkajian dan
pelatihan yang berwawasan demokrasi dan Hak Asasi (HAM).

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan adalah


untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut.

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi dalam isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-
bangsa lainnya. Serta
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

C. HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK BIDANG STUDI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Hakikat Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan adalah


program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan
dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari para
mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
D. BIDANG STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DALAM KURIKULUM SI PGSD

1. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Pelajaran SD

Salah satu pembaharuan maleri kurikulum Tahun 2006 adalah digantikannya mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menjadi Pendidikan Kewarganegaraan. Landasan konsep
yang mendasari Pendidikan Kewarganegaraan tersebut di atas, yaitu manusia adalah makhluk
ciptaan Tuhan dan sebagai insan sosial dan politik yang terorganisasi melahirkan fungsi dan peran,
serta tujuan Pendidikan Kewarganegaraan sebagaimana sebagian telah diutarakan di atas.
Berdasarkan landasan konsep atau konsep utama Pendidikan Kewarganegaraan tersebut maka fungsi
dan peran serta tujuan Pendidikan Kewarganegaraan secara umum adalah sebagai berikut.

a. Pendidikan nilai dan moral Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945

b. Pendidikan Politik.

c. Pendidikan Kewarganegaraan

d. Pendidikan Hukum dan Kemasyarakatan

KEGIATAN BELAJAR 2

Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan IPS

A. KETERKAITAN ANTARA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN IPS SERTA BAGAIMANA


KETERKAITAN ITU TERJADI

Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan sesuai dengan hakikat dan karakteristiknya


memiliki keterkaitan dengan Bidang Studi lainnya khususnya dengan IPS. Pendidikan
Kewarganegaraan menurut sejarah perkembangannya sampai terbentuk bidang Studi Pendidikan
Kewarganegaraan seperti sekarang ini secara historis memiliki keterkaitan yang kuat dengan IPS
Dikatakan demikian karena sebelum menjadi Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan yang
menurut Kurikulum tahun 1994 diberi nama Bidang Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(sebagai upaya mewujudkan pesan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 khususnya
Pasal 39 Ayat (2) dan (3)), Bidang Studi Pendidikant Kewarganegaraan adalah bagian dari Bidang
Studi IPS.

Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan adalah pengajaran yang erat kaitannya dengan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dan hal-hal yang menyangkut warga negara serta
pemerintahan menurut versi Kurikulum Tahun 1975 dan Kurikulum Tahun 1984, bagian-bagian yang
erat kaitannya dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut antara lain adalah
Undang-Undang Dasar dan Pancasila itu sendiri, juga tentang Pemerintahan negara RI yang meliputi
Pemerintah Pusat dan Daerah, Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat serta
lembaga-lembaga negara, Demokrasi Pancasila, hak-hak dan kewajiban kewajiban warga negara,
Musyawarah dan Mulakat.

B. KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU

Konsep pembelajaran terpadu bukanlah hal yang baru khususnya dalam kurikulum sekolah di
Indonesia. Konsep tersebut telah dikenal paling tida dalam bentuk sederhana seperti yang dianjurkan
dalam kurikulum tahun 1963. Tujuan dari pendekatan ini tidak lain adalah agar pengajaran yang
disampaikan dapat lebih menarik bagi siswa menumbuhkan kreativitas mengajar guru, bahkan dapat
menumbuhkan kerja sama antara siswa, juga antara guru dengan siswa sehingga dengan demikian
sirwa dapat mempelajari fakta-fakta dalam konteks yang bermakna serta dapat belajar lebih utuh
dan bermakna melalui kegiatan-kegiatan yang lebih nyata dan konkret.

Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Berpusat pada anak (child centered)

2. Memberi pengalaman langsung kepada anak.

3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.

4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.

5. Bersifat luwes.

6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan anak.

C. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBELAJARAN TERPADU

Pendekatan terpadu bukan merupakan hal baru, khususnya dalam Bidang Studi Pendidikan
Kewarganegaraan terutama jika hal itu dihubungkan dengan hubungan historis dan akademik dengan
Studi Sosial atau sekarang di Indonesia dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Hal itu misalnya akan lebih jelas bila dihubungkan dengan hakikat pembelajaran terpadu,
khususnya tentang dasar-dasar pertimbangan pengembangan program pembelajaran terpadu,
antara lain berikut ini.

1. Karakteristik anak SD.

2. Konsep disiplin ilmu. 3. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator.

4. Lingkungan belajar anak.

5. Bahan/sumber-sumber penunjang.

KEGIATAN BELAJAR 3

Hubungan Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan dengan Mata Pelajaran Lainnya

Keterkaitan antara Pendidikan Kewarganegaraan dengan Bidang Studi lain dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagaimana sudah dikemukakan di atas. Dari berbagai model kunkulum terpadu itu
ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran terpadu sebagaimana telah
disebutkan di atas, yaitu model conectril, model webbed, dan model integrated.

Dengan memperhatikan karakterak anak SD maka pembelaja yang menggunakan keterkaitan


amatlah tepat karena hal a akan membantu siswa memperoleh pengitafruan secars which de
melakukan tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan da kebutuhannya. Hal itu sesuai pula pesan
kunkulum Pendidi Kewarganegaraan 1994 yang memungkinkan dikaitkannya mu pelajaran atau
bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan dengan pelajaran dan bidang studi lainnya. Keterkaitan
antara Pendidika Kewarganegaraan tidak hanya dengan mata pelajaran IPS, tetapi ja dengan mata
pelajaran atau Bidang Studi-studi lainnya seper Pendidikan Agama, Matematika, IPA, Pendidikan
Jasmani da Kesehatan, dan Kerajinan Tangan dan Kesenian.

Untuk melaksanakan keterkaitan tersebut ada berbagai pendirian yang dapat digunakan,
namun pada kesempatan ini contac pendekatan-pendekatan yang dikemukakan hanyalah beberap
antaranya pendekutan yang bersifat intra (connected) dan pendekat yang bersifat antar, inter atau
lintas (webbed dan integratedy Dala melaksanakannya harus dilakukan perancangan dan penyusunan
at pengembangan Satuan Pelajaran sebagaimana lazimnys s pembelajaran atau menyusun scenario
pembelajaran, Satan pelajar tersebut mencakup nama mata pelajaran, Kelas dan Cawu. Tema a Topik
serta pokok-pokok bahasan atau konsep, waktu atau pertemu Kemudian, dilakukan tahap
Perencanaan, Pelaksanaan dan Penila baik menyangkut proses maupun produk sebagaimana juga
dilaks dalam pembelajaran lainnya.

MODUL 4

KEGIATAN BELAJAR 3

Konsep serta Prinsip Cinta Tanah Air dan Bela Negara

A. KONSEP DAN PRINSIP CINTA TANAH AIR

Siap sadar dan bertanggung jawab atas ellai-nilai Pancasila adalah pencermi kepribadian
warga negara yang setia kepada dasar Pancasila dan UUD 1945 serta memiliki kecintaan terhadap
tanah air dan hangsa. Sebagai generasi muda akan lebih mudah memahami dan menghayat Pancasila
dengan melihat kembali latar belakang sejarah dan usan kejiwaan pada saat dirumuskannya
Pancasila dalam suasana yang serba kekurangan, kita dihadapkan pada keharusan melengkapi negara
baru kita dengan dasar negara dan Undang-undang Dasar

Pada saat dirumuskannya Pancasila dan Undang-Undang Dasar keadaannya benar-benar


menuntur semangat persatuan dan reis berkorban dari para pemimpin bangsa Sebab, pada waktu itu
mereka berkumpul dar berbagai daerah yang tentunya memiliki latar belakang dan pemikiran yang
berbeda untuk merumuskan UUD yang baru. Di sinilah letak keluhuran budi para pendiri bangsa kita,
mereka mau dan secara ikhlas bersedia menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi. Hal itu menunjukkan betapa kecintaan mereka terhadap tanah air dan bangsa
telah mengalahkan keinginan dan tujuan pribadi,

Cinta tanah air dan bangsa merupakan suatu sikap batin yang dilandasi oleh ketulusan dan
keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan demi kejayaan tanah air dan kebahagiaan bangsa.
Cinta pada tanah air adalah cinta pada negeri tempat seseorang memperoleh penghidupan dan
mengalami kehidupan dari semenjak lahir sampai akhir hidupnya, serta senantiasa berusaha agar
negerinya tersebut tetap aman sentosa dan sejahtera.

Warga negara dalam upaya bela negara diwujudkan dala keikutsertaannya pada segala usaha
untuk mempertahankan kedalatan negara, keutuhan wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
negara.

Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada negara Kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Partisipasi warga masyarakat dalam menjaga lingkungannya
antara lain melalui kegiatan sistem keamanan lingkungan (siskamling), ikus serta menanggulangi
akibat bencana alam, ikut serta mengatasi kerusuhan masal, dan konflik komunal.

Anda mungkin juga menyukai