Anda di halaman 1dari 19

Pembelajaran PKn di SD

Modul 7 : Konsep dan Praktik Demokrasi


Serta
Pendidikan Demokrasi
Modul 8 :
Hubungan Konsep, Nilai, Moral dan Norma
dengan Tuntutan Perilaku Warga
Negara
Disusun Oleh : Kelompok 4
Indriawaty Puspitasari 857102326
Nina Yunita 857102319
Nurul Hasanah 857102182
Rizqiyah Safithri 857101893
Siti Arisah 857102437
Zubaidah 85710 2247

UNIVERSITAS
TERBUKA UPBJJ
JAKARTA
KB 1:
Konsep Demokrasi

Demokrasi berasal dari :


bahasa Inggris “democracy” yang diderap dari dua kata
bahasa Yunani “demos” (rakyat) dan
“kratos” atau “kratein” (kekuasaan)

Demokrasi berarti rakyat berkuasa atau “government


of rule by the people” (Budiarjo, 1992:50)
KONSEP DEMOKRASI :
The Advanced Learner’s Dictionary of Current
English
Negara yang sudah dewasa ikut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih; Negara dan
pemerintahannya menjamin kemerdekaan berbicara, beragama,
berpendapat, berserikat dan menegakkam “rule of law”, masyarakat yang
kelompok mayoritas menghargai kelompok minoritas; dan saling
memberikan perlakuan yang sama.

Presiden Abraham Lincoln


“Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh
rakyat dan untuk rakyat”.
Dari pernyataan ini maka demokrasi merupakan
pelembagaan (constitution), kebebasan
(freedom), dan nilai persamaan (equal).
KONSEP DEMOKRASI :
Winataputra (2001 :
“Demokrasi dilihat sebagai ide, norma, prinsip, secara sosiologis sebagai
system social, dan secara psikologis sebagai wawasan, sikap, dan perilaku
individu dalam hidup bermasyarakat”.

Ahmad Sanusi (1998) :


10 pilar demokrasi konstitusional menurut UUD 45 yaitu;
1. Demokrasi yang berKetuhanan Yang Maha Esa
2. Demokrasi dengan kecerdasan
3. Demokfrasi yang berkedaulatan rakyat
4. Demokrasi dengan “Rule of Law”
5. Demokrasi dengan pembagian kekuasaan Negara
6. Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia
7. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka
8. Demokrasi dengan otonomi daerah
9. Demokrasi dengan kemakmuran
10. Demokrasi yang berkeadilan sosial
KONSEP DEMOKRASI :
Torres :
1. Demokrasi sebagai salah satu bentuk pemerintahan
2.Demokrasi sebagai suatu landasan pelaksanaan kekuasaan tertinggi di
tangan rakyat.
3.Demokrasi adalah konsep republic sebagai bentuk pemerintahan yang murni

Tiga tradisi pemikiran politik yaitu :


4. Classical Aristotelian Theory
5. Medieval theory
6. Contemporary theory

Dua Aspek demokrasi


7. Aspek formal democracy
8.Aspek substantive democracy (protective, democracy, defelopment
democracy, equilibrium democracy, dan participatory democracy.
Kegiatan Belajar 2 :

Pendidikan Demokrasi
sebagai Esensi Pkn
Pendidikan Demokrasi sebagai Esensi Pkn

Gandal dan Finn (1992)


Demokrasi tidak bisa mengajarkannya sendiri. Jika kekuatan, kemanfaatan dan
tangung jawab demokrasi tidak dipahami dan dihayati dengan baik oleh warga
Negara, sukar diharapkan mereka mau berjuang untuk mempertahankannya.

Thomas Jefferson :pengetahuan, skill, perilaku warga Negara yang demokratis


tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi harus diajarkan kepada generasi
penerus.

Winataputra (2001)
pendidikan demokratis adalah upaya sistematis yang dilakukan Negara dan
masyarakat untuk memfasilitasi individu warga Negara agar memahami,
menghayati, mengamalkan dan mengembangkan konsep, prinsip dan nilai
demokrasi sesuai dengan status perannya dalam masyarakat.
Pendidikan Demokrasi sebagai Esensi Pkn

Gandal and Finn (1992) pendidikan bukan


hanya sekedar memberikan pengetahuan demokrasi, tapi
juga menghasilkan warga negaranya yang berpendirian
teguh, mandiri, memiliki sikap selalu ingin tahu dan
berpandangan jauh ke depan.

Namun perlu diingatkan pendidikan demokrasi jangan


hanya diajarkan dalam waktu terjadwal dan terisolasi
tetapi harus dikaitkan dengan banyak hal yang dipelajari
oleh siswa, seperti pelajaran Sejarah, Kewarganegaraan,
Etika, Ekonomi atau banyak kejadian di luar sekolah.
Pendidikan Demokrasi sebagai Esensi Pkn
Gandal and Finn (1992) 4
model alternatif

1. Landasan dan bentuk-bentuk


demokrasi
2. Bagaimana ide demokrasi
3.Adanya kurikulum yang dapat menjawab persoalan
apakah kekuatan dan kelemahan demokrasi
4.Tersedianya kesempatan untuk memahami kondisi demokrasi
dalam berbagai konteks seta kegiatan ekstra kulikuler yang
bernuansa demokrasi dan manjadikan lingkungan sekolah
sebagai lingkungan demokratis.
Kegiatan Belajar 3:
Sekolah sebagai
laboratorium Demokrasi
Sekolah sebagai laboratorium demokrasi

Sekolah merupakan sebuah komunitas sebagai bagian


integral dari masyarakat. Sekolah dalam
Undang – undang RI No. 20 Tahun 2003 disebut “ Satuan
Pendidikan” Sekolah Dasar ( SD ) sebagai satuan
pendidikan merupakan suatu entity ( satuan utuh ). Untuk
itu maka proses pendidikan di sekolah perlu diwujudkan
dalam dan oleh satuan pendidikan dalam bentuk proses
pembelajaran yang mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak peserta didik dalam lingkungan belajar
yang demokratis.
Sekolah sebagai laboratorium demokrasi

Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu dikembangkan dalam lingkungan


sekolah adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau berisi
jamak.
Dalam konteks itulah maka perlu dilakukan upaya sistematis dan sistematik
untuk menjadikan sekolah sebagai laboratorium demokrasi melalui Pendidikan
Kewarganegaraan. Pelaksanaan kegiatan untuk memfasilitasi “ Sekolah sebagai
laboratorium atau wahana pengembangan warga negara yang demoratis melalui
Pendidikan Kewarganegaraan” .
Secara yuridis formal didasarkan pada ketentuan perundang- undangan,
yakni UUD 1945 dan perubahannya, UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP RI No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Situasi sekolah dalam kelas
dikembangkan demikian rupa sebagai “ democratic
laboratory atau lab demokrasi dengan lingkungan sekolah
yang diperlukan sebagai “ micro cosmos of
democrary atau lingkungan Kehidupan yang
demokratis dan memperlakukan masyarakat luas sebagai “ open global
calssrom”
atau sebagai kelas global yang terbuka.
MODUL 8
H U B U N G A N KONSEP, N I L A I , M O R A L ,
D A N N O R M A D E N G A N T U N T U TA N
PERILAKU WARGA NEG ARA
KB 1: Konsep, Nilai, Moral, dan Norma (KNMN)
dalam Hubungan Warga Negara dengan Negara

 Pengenalan nilai dengan pengalaman nilai tidak sama


pengertiannya. Kaitan konsep nilai, moral dan norma (KNMN) dalam
hubungan antara warga negara dengan negaranya
sangat erat dan mempunyai pengaruh timbal balik.

 Tiap warga negara memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap


negara, terutama peran serta dalam pembangunan.
Pembentukan perilaku seseorang memerlukan proses, kebiasaan dan
keteladanan. Kelompok perilaku warga negara dengan negara, meliputi hal-
hal yang mencakup kehidupan berbangsan dan bernegara, antara lain bidang
politik, ekonomi, sosial budaya dan Hankam.
KB 2: Konsep,
Nilai, Moral, dan Norma (KNMN)
dalam Hubungannya dengan Sesama Warga
Negara

Menurut Rustandi (1988:60)


“Warga negara ialah mereka yang berdasarkan hukum
merupakan anggota dari suatu negara.
Mereka yang tidak termasuk Warga Negara
disebut orang asing (bukan warga negara).
Seseorang dikatakan sebagai warga negara bila telah
dinyatakan secara legal (sah) menjadi warga negara.
 Berdasarkan Pasal 26 ayat (1) UUD 1945, yang
menjadi WNI adalah sebagai berikut:
1. Orang-orang bangsa Indonesia asli.
2. Orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara Indonesia.
 Warga negara Republik
Indonesia terdiri dari beragam suku,
bangsa, agama, budaya dan adat
istiadat memerlukan adanya
kesadaran yang tinggi dalam
hubungannya dengan
sesama warga negara.
Ciri-ciri warga negara yang baik
adalah warga negara yang patriotik,
loyal terhadap bangsan dan negara,
toleran, beragama dan demokratis.
Pedoman tuntunan perilaku warga negara tersebut
diharapkan dapat diterapkan dan dilaksanakan dalm
kehidupan sehari-hari.
KEGIATAN BELAJAR 3
KONSEP NILAI, MORAL, dan NORMA (KNMN) dalam
PENGEMBANGAN KOMITMEN BELA NEGARA

1. Cita-cita perjuangan bangsa (alinea 2 Pembukaan UUD 1945)


mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD
1945
2. Untuk mewujudkan cita-cita bangsa tersebut perlu dipelihara adanya
Kepentingan Nasional demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta terwujudnya tujuan Nasional melalui Pembangun
Nasional
3. Bela Negara merupakan tekad, sikap, dan tindakan Warga Negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut, yang dilandasi:
a. Kecintaan pada tanah air
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia
c. Keyakinan akan Kesaktian Pancasila sebagai ideologi Negara
d. Kerelaan berkorban

4.Hak, kewajiban dan kehormatan untuk ikut serta dalam


usaha Pembelaan Negara bagi setiap Warga Negara harus dapat
dilaksanakan
5. Partisipasi aktif bagi setiap Warga Negara untuk menjaga ketertiban dan
keamanan lingkungannya masing-masing sangat diharapkan

Anda mungkin juga menyukai