Anda di halaman 1dari 24

Paparan tugas mata kuliah

PEMBELAJARAN PKn di SD (PDGK4201)


Tutor : Nurmalia Dewi, S.Pd., M. Pd.

MODUL 7 “KONSEP DAN PRAKTEK DEMOKRASI SERTA


PENDIDIKAN DEMOKRASI”

 Disusun Oleh :
1. Mayesti 855763083
2. Merista Desiliani 855762408
3. Sindrawati 855763771
4. Sri Lestari 855763123
5. Tetty Elferina Simatupang 855761595
KB. 1 “KONSEP DEMOKRASI”
Demokrasi (Democracy) diserap dari Bahasa
Yunani “demos” (= rakyat) dan “kratos” /
“kratein” (= kekuasaan).

Jadi, demokrasi adalah :


1) Negara dengan prinsip pemerintahan yang ditandai
adanya partisipasi warga Negara yang sudah dewasa
ikut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakil
yang dipilih.
2) Negara dengan pemerintahannya menjamin
kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat,
berserikat, dan menegakkan “rule of law”.
3) Masyarakat yang kelompok mayoritas menghargai
kelompok minoritas, dan saling memberi perlakuan
yang sama.
DEMOKRASI MENURUT BEBERAPA TOKOH :

Pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan


untuk rakyat

Demokrasi dilihat dari dua aspek, yaitu formal


democracy (sistem pemerintahan) dan substantive
democracy (proses demokrasi dilakukan)
10 Pilar Demokrasi
menurut UUD 1945

1. Demokrasi yang berkeTuhanan 6. Demokrasi dengan Hak Asasi


Yang Maha Esa Manusia

7. Demokrasi dengan Pengadilan


2. Demokrasi dengan Kecerdasan
yang Merdeka

3. Demokrasi yang berkedaulatan 8. Demokrasi dengan Otonomi


rakyat Daerah

9. Demokrasi dengan
4. Demokrasi dengan Rule of Law
Kemakmuran

5. Demokrasi dengan Pembagian 10. Demokrasi yang Berkeadilan


Kekuasaan Negara Sosial
Dinamika demokrasi di indonesia

Sejak 17 Agustus 1945, konstitusi yang berlaku adalah


UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950

Kabinet Parlementer dan Presidensial

Demokrasi Terpimpin (Orde Lama)

Demokrasi Pancasila (Orde Baru)

Era Reformasi
KB. 2 “pendidikan DEMOKRASI sebagai
esensi pkN”
Beberapa pendapat tokoh tentang pendidikan demokrasi, antara lain :

1. Gandal dan Finn (1992) menegaskan bahwa “Demokrasi tidak bisa


mengajarkannya sendiri. Kalau kekuatan, kemanfaatan dan tanggung
jawab demokrasi tidak dipahami dan dihayati dengan baik oleh semua
warga Negara, sukar diharapkan mereka mau berjuang untuk
mempertahankannya”.

2. Thomas Jefferson menyatakan, “Pengetahuan, skil, perilaku warga


Negara yang demokratis tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi
harus diajarkan kepada generasi penerus”.

3. Shirley H. Engle dan Anna S. Ochoa, mengemukakan,


“Pengembangan kurikulum dalam pembelajaran mengunggulkan
ketrampilan pengambilan keputusan sebagai arah pengembangan
pembelajaran. Isi pembelajaran merupakan problem demokrasi
yang aktual”.
KB. 3 “SEKOLAH SEBAGAI LABORATORIUM
DEMOKRASI”
Sekolah sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat,
yang mampu memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran demokratis

Peserta didik belajar demokrasi dengan tujuan melatih


diri sebagai warga Negara yang demokratis dan
membangun kehidupan yang lebih demokratis

Contoh kegiatan demokrasi di sekolah yaitu :


1. Pemilihan ketua kelas dengan musyawarah atau voting
2. Saling menghargai pendapat orang lain
3. Penerapan jadwal piket bergilir
4. Tidak adanya diskriminasi.
FUNGSI DAN PERAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN
WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS

Sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat


perlu dikembangkan sebagai pusat pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat,
yang mampu memberikan keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreatifitas peserta
didik dalam proses pembelajaran demokratis.
MEKANISME KERJA DALAM KONTEKS KESISTEMAN SEKOLAH

Contoh komponen
dalam struktur
organisasi sekolah
MODUL 8

“Hubungan Konsep, Nilai,


Moral, dan Norma
dengan Tuntutan
Perilaku warga
NEGARA”
KB. 1 “KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN)
DALAM HUBUNGAN WARGA NEGARA DENGAN
NEGARA”
Konsep sebagai kata yang menunjuk kepada sesuatu.
Konsep Berdasarkan definisi itu dapatlah disimpulkan bahwa konsep nilai adalah
pengertian yang menunjuk pada nilai tertentu.

Sesuatu pengertian yang merujuk kepada tuntunan perilaku yang


Nilai membedakan perbuatan yang baik dan buruk atau dapat diartikan sebagai
kualitas kebaikan yang melekat pada sesuatu

Moral Keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai

Sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan


Norma moral serta perilaku yang dilakukan
Untuk mengubah sikap seseorang memerlukan proses dan
kebiasaan-kebiasaan. Beberapa pendekatan yang digunakan,
yaitu :

Pendekatan emosional; untuk menggugah perasaan dan emosi


siswa dalam memahami, menghayati dan meyakini nilai yang
akan ditanamkan.

Pendekatan rasional; bertujuan memberikan peranan kepada


akal dalam memahami dan menerima kebenaran nilai tersebut.
Dalam GBHN 1993 tentang Pendidikan dijelaskan bahwa Pendidikan
dasar sebagai jenjang awal dari Pendidikan di sekolah lebih
ditingkatkan pemerataan, kualitas, dan pengembangannya agar dapat
memberikan dasar pembentukan pribadi manusia warga masyarakat
dan warga negara berbudi pekerti luhur, beriman, dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (GBHN 1993).
Tujuan Pendidikan nasional Pasal 3 Undang-undang RI Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu “Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta
peradapan bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan :
1. Peningkatan iman dan takwa
2. Peningkatan akhlak mulia
3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik
4. Keragaman potensi daerah dan nasional
5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
6. Tuntutan dunia kerja
7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
8. Agama
9. Dinamika perkembangan global
10.Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pasal 37 UU sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Esensi dari rumusan tujuan Pendidikan Nasional meliputi :


1. Beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengembangkan potensi peserta didik
3. Berakhlak mulia
4. Sehat
5. Berilmu
6. Cakap
7. Kreatif
8. Mandiri
9. Menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Pendidikan Politik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 perlu lebih
ditingkatkan agar rakyat makin sadar akan hak dan kewajiban sebagai
warga negara sehingga makin mampu ikut berperan secara aktif dan
bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta untuk lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan.
Hakikat Pembangunan Nasional adalah Pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang mengandung
berikut ini :
1. Adanya keselarasan, keserasian, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh
kegiatan pembangunan
2. Pembangunan merata untuk seluruh masyarakat dan seluruh wilayah
tanah air.
3. Hal yang ingin dibangun manusia dan masyarakat Indonesia sehingga
Pembangunan harus berkepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia
dan masyarakat maju yang tetap berkepribadian Indonesia pula.
KB. 1 “KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN)
DALAM HUBUNGAN DENGAN sesama warga NEGARA”

 Menurut Rustandi (1988:60) “Warga Negara ialah mereka yang berdasarkan


hukum merupakan anggota dari suatu negara. Mereka yang tidak termasuk Warga
negara disebut orang asing (bukan warga negara)”.
 Pasal 26 ayat (1) menyatakan bahwa “yang menjadi Warga Negara Indonesia ialah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan Undang-Undang sebagai Warga Negara”.
 Pasal 26 ayat (2) menyatakan syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan
Negara ditetapkan dengan Undang-undang”.
 Syarat menjadi WNI adalah :
1. Orang-orang bangsa Indonesia asli
2. Orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga Negara Indonesia
• Orang-orang bangsa Indonesia asli adalah orang-orang yang dilahirkan oleh orang
tua yang berasal dari seluruh wilayah Indoensia yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke.
• Orang-orang bangsa lain adalah orang-orang peranakan (Belanda, Tionghoa, Arab)
yang bertempat kedudukan di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya
dan bersikap setia kepada negara RI.
• Tuntutan perilaku warga negara diharapkan memiliki sikap berbudi luhur, sehat
jasmani, dan rohani, berkepribadian dan sifat mandiri disamping memiliki rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan bernegara.
• Ciri-ciri warga negara yang baik dapat dilukiskan, yaitu warga negara yang
patriotik, loyal terhadap bangsa dan negara, toleran, beragama, demokratis atau
yang lebih popular disebut Warga Negara yang Pancasila sejati.
• Penanaman dan membiasakan sikap yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan seharai-hari sangat perlu dari usia dini dalam rangka Pembinaan dan
Pembentukan Pribadi Warga Negara.
• Penanaman nilai dalam rangka pembentukan sikap warga bernegara perlu
diterapkam dalam kehidupan sehari-hari karena kecerdasan yang tinggi tanpa
dibarengi moralitas, mungkin akan berbahaya bagi diri dan umat manusia (Djahri,
1985 :11).

Landasan utama :
1. Landasan Idiil
Pancasila mengajarkan dalam bekerja sama dengan bangsa lain untuk menciptakan
perdamaian dilandasi pertanggungjawaban kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada
Pembukaan UUD 1945 pada alenia IV menyebutkan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2. Landasan Struktural
Bidang luar Negeri UUD 1945 menyebutkan Pasal 11 sebagai berikut : Presiden dengan
persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan
Negara lain.
3. Landasan Operasional
Pembukaan UUD 1945 untuk politik luar negeri RI bebas aktif intinya agar bangsa
Indonesia berkawan dengan semua bangsa di dunia dan tidak pilih kasih.
KB. 1 “KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN) DALAM
PENGEMBANGAN KOMITMEN BELA NEGARA”

Bela negara dapat terwujud bila dilandasi oleh adanya tekad, sikap dan tindakan warga
negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut didasarkan oleh :
1. Kecintaan pada tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia
3. Keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara, dan kerelaan
berkorban

Wawasan nusantara ialah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan ide nasionalisnya, yaitu Pancasila dan UUD 1945
sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat di tengah-
tengah lingkungannya, dan yang menyimpang dalam tindak kebijaksanaannya,
dalam mencapai tujuan nasional (GBHN 1978).
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dikenal juga aspek Trigatra

1. Letak geografis pada posisi silang

TRIGATRA 2. Keadaan dan kekayaan alam

3. Keadaan dan kemampuan penduduk

Upaya yang dilakukan untuk menciptakan ketahanan nasional, antara lain :

1. Pembangunan nasional diselenggarakan melalui pendekatan ketahanan nasional


yang mencerminkan keterpaduan antara aspek kehidupan bangsa secara utuh
dan menyeluruh.
2. Ketahanan nasional yang tangguh akan mendorong pembangunan nasional.
3. HANKAMNAS bertujuan untuk mencapai keamanan bangsa dan Negara serta
keamanan perjuangan nasional.

Anda mungkin juga menyukai