Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

“ KETERAMPILAN MENYIMAK ”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
BAHASA INDONESIA SD 3
Dosen Pengampu : Drs. H. Ramadi, M.Pd

di Susun Oleh :
KELOMPOK 4
(52) Lisa Munica 1710125320095 (29) M. Raihana Irpan 1710125310096
(53) Mahmudah Ariani 1710125320099 (33) Maksum Abdillah 1710125310102
(13) Jefriyanor Aris 1710125210031 (36) Muhamad Ilham 1710125310115
(01) M. Abdul Rasyad 1710125110036 (38) M. Abdillah 1710125310117
(08) Masdiyarti 1710125120031 (45) Jihan Noviria S 1710125320086
(10) Meilia Sandra 1710125120033 (47) Juleha 1710125320089
(20) Liza Hasanatul F 1710125220036 (49) Kamilah 1710125320091
(28) Jono Rahmat M. 1710125310087 (61) Mira Septiana E. 1710125320109

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU PRA-SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita Rahmat, Karunia, Hidayah serta Inayyahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Keterampilan Menyimak “.
Dalam makalah ini kami sudah berusaha memaparkan dalam bentuk yang
sangat sederhana, ringkas, dan jelas serta mudah untuk di pahami, namun kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena pengalaman yang
kami miliki masih kurang, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik lagi.
Harapan kami semoga makalah ini dapat di manfaatkan untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih terhadap semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT dapat meridhoi segala usaha kita.

Banjarmasin, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................6
A. Latar Belakang..........................................................................................6
B. Rumusan Masalah.....................................................................................6
C. Tujuan........................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................8
A. Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli.................................................8
B. Tujuan Menyimak.....................................................................................9
C. Manfaat Menyimak...................................................................................9
D. Kemampuan Menyimak Tingkat Dasar..................................................10
1. Menyimak Bahasa...............................................................................11
2. Strategi Menyimak Bahasa..................................................................14
3. Menyimak Interogatif..........................................................................15
E. Kemampuan Menyimak Tingkat Lanjut.................................................15
1. Menyimak Kritis..................................................................................18
2. Menyimak Kreatif................................................................................18
3. Menyimak Eksploratif.........................................................................18
F. Bahan Pengajaran Menyimak.....................................................................19
1. Bahan pengajaran membaca sebagai bahan pengajaran menyimak....19
2. Bahan pengajaran kosakata sebagai pengajaran menyimak................20
3. Bahan pengajaran struktur bahan pengajaran menyimak....................21
4. Bahan pengajaran menulis sebagai bahan pengajaran menyimak......22
5. Bahan pengajaran pragmatik sebagai bahan pengajaran menyimak. . .23
6. Bahan pengajaran apresiasi sebagai bahan pengajaran menyimak......23
G. Metode Pengajaran Menyimak................................................................25
1. Simak – Ulang Ucap............................................................................25
2. Simak – Kerjakan................................................................................26
3. Simak – Terka......................................................................................26
4. Simak - Tulis........................................................................................26
5. Memperluas Kalimat...........................................................................27
6. Bisik Berantai......................................................................................27
7. Identifikasi Kata Kunci........................................................................27
8. Identifikasi Kalimat Topik...................................................................28
9. Menjawab Pertanyaan..........................................................................28
10. Menyelesaikan cerita...........................................................................29
11. Merangkum..........................................................................................30
12. Parafrase..............................................................................................30
BAB III PENUTUP..............................................................................................31
A. Kesimpulan..............................................................................................31
B. Saran........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Betapa penting peran menyimak dalam kehidupan sehari-hari,
kiranya tidak perlu diragukan lagi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia
selalu dihadapkan pada berbagai kesibukan menyimak. Apalagi dalam era
globalisasi seperti saat ini, sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, masyarakat dituntut untuk mampu menyimak
berbagai informasi dengan cepat dan tepat, baik melalui berbagai media,
seperti radio, televisi, telepon, dan internet, maupun melalui tatap muka
secara langsung. Berbagai lembaga, baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta, sering mendatangkan para pakar yang sesuai dengan
bidang informasi yang dibutuhkannya untuk memecahkan masalah yang
dihadapi melalui kegiatan rapat, ceramah, seminar, diskusi, debat,
simposium, dan sebagainya. Dalam kegiatan semacam itu, peserta dituntut
untuk memiliki keterampilan menyimak yang memadai.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan
berbahasa aktif, kreatif, produktif dan resetif apresiatif yang mana salah
satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk
menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan yang terdapat pada
materi atau bahasa simakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keterampilan menyimak dari para ahli ?
2. Apa saja tujuan dari keterampilan menyimak ?
3. Apa saja manfaat dari keterampilan menyimak ?
4. Apa saja jenis-jenis dari keterampilan menyimak ?
5. Bagaimana bahan pengajaran pada keterampilan menyimak ?
6. Metode apa saja yang digunakan pada keterampilan menyimak ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian keterampilan menyimak dari para ahli.
2. Dapat mengetahui tujuan dari keterampilan menyimak.
3. Dapat mengetahui manfaat dari keterampilan menyimak.
4. Dapat mengetahui jenis-jenis dari keterampilan menyimak.
5. Dapat mengetahui bahan pengajaran pada keterampilan menyimak.
6. Dapat mengetahui metode yang digunakan pada keterampilan
menyimak.
D.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli


1. H. G. Tarigan
Menurut H. G. Tarigan, Pengertian Menyimak atau menengarkan
adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interprestasi
untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2. Djago Tarigan
Menurut Djago Tarigan, menyimak dapat didefinisikan sebagai
suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dari bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menilik dan mereaksi atas makna yang terkandung
dalam bahan yang di simak.
3. Djiwandono yang dikutip oleh Heryadi
Menurut Djiwandono yang dikutip oleh Heryadi mengemukakan
bahwa kemampuan menyimak terutama terkait dengan kemampuan
memahami makna suatu bentuk penggunaan bahasa yang diungkapan
secara lisan.
4. Russel & Russel 1959
Menurut Russel menyimak merupakan kegiatan mendengarkan
dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.

Hakikat dari menyimak yaitu untuk mendengarkan dan memahami


isi dari bahan yang disimak, oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa
tujuan utama dari menyimak adalah untuk menangkap, memahami
ataupun menghayati pesan, ide, gagasan, yang tersirat dalam bahan
simakan.
B. Tujuan Menyimak
Tujuan umum menyimak menurut H.G. Tarigan adalah sebagai berikut :
a) Menyimak untuk mendapatkan informasi
b) Menyimak untuk dapat menangkap isi
c) Menyimak untuk memahami makna komunikasi yang ingin
disampaikan oleh seorang pembicara melalui ujaran.
d) Menyimak untuk mengevaluasi
e) Menyimak untuk memecahkan masalah

C. Manfaat Menyimak
Menurut Setiawan (dalam Darmawan 2001:11–12) manfaat menyimak
antara lain sebagai berikut.
a) Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga
bagi kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu
memberikan masukan–masukan tertentu yang menjadikan kita lebih
berpengalaman.
b) Meningkatkan intelektualita serta memperdalam penghayatan
keilmuan dan khazanah ilmu kita.
c) Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan
yang tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak
komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata-kata yang digunakan
lebih variatif.
d) Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta
membina sifat terbuka, dan obyektif.
e) Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.
f) Meningkatkan citra artistik jika yang kita simak itu merupakan bahan
simakan yang isinya halus dan bahasanya. Banyak menyimak dapat
menumbuh suburkan sikap apresiatif, sikap menghargai karya atau
pendapat orang lain dan kehidupan ini serta meningkatkan selera
estetis kita.
g) Menggugah kreativitas dan semangat mencipta kita untuk
menghasilkan ujaran–ujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri. Jika
banyak menyimak, kita akan mendapatkan ide-ide yang cemerlang
dan segar, pengalaman hidup yang berharga. Semua itu akan
mendorong kita untuk giat berkarya dan kreatif.

D. Kemampuan Menyimak Tingkat Dasar


Menyimak atau dalam kurikulum sekolah digunakan istilah
mendengarkan. dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu kegiatan
berbahasa yang sangat penting karena melalui menyimak kita dapat
memperoleh informasi untuk menambah wawasan pengetahuan dan
pengalaman tentang kehidupan. Begitu juga di sekolah, menyimak
mempunyai peranan penting karena dengan mcnyimak siswa dapat
menambah ilmu, menerima dan menghargai pendapat orang lain. Oleh
sebab itu, untuk memperoleh kemampuan menyimak diperlukan latihan-
latihan yang intensif. Pada dasarnya pengembangan keterampilan
menyimak itu dapat dibedakan menjadi empat tataran pokok sebagai
berikut (Soedjiatno, I983: l8):
1. Tataran identiflkasi.
2. Tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi.
3. Tataran identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi jangka pendek.
4. Tataran identifikasi dengan seleksi retensi jangka panjang.
Tataaran identifkasi tidak lain adalah tahap pengenalan. Tahap ini
akan melibatkan kita untuk mulai terampil mengenal berbagai jenis bunyi
suatu bahasa, kata-kata, frase-frase, kalimat dalam hubungan timbal balik
antarstuktur, baik atas pertimbangan waktu, modifikasi, bahkan juga
logika. Tahap ini banyak melibatkan penyimak untuk segera mengenal
elemen-elemen kebahasaan dan maknanya yang mungkin dipengaruhi oleh
adanya elemen-elemen bunyi suprasegmental, yaitu intonasi, jeda, nada,
dan tekanan. Menyimak pada tataran ini disebut juga dengan istilah
menyimak bahasa.
Tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi adalah tataran
menyimak di mana penyimak diharapkan memperoleh kemampuan
mengenal dan memahami sesuatu unit kontinum bunyi/ujaran, tetapi
belum dituntut adanya kemampuan retensi (kemampuan mencemkan,
menyimpan, dan mempoduksikan) hasil pmahaman tersebut. Pada tataran
ini penyimak hanya dituntut mampu mengenal, memahami maksud
tuturan, belum dituntut adanya kemampuan mengingat-ingat.
Tataran idenifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi jangka
pendek adalah menyimak yang menuntut penyimak mengenal bunyi-bunyi
dan kemampuan memahami, tetapi masih dalam taraf terpimpin. Misalnya,
dengan memberikan daftar pertanyaan terlebih dahulu kepada penyimak
supaya dapat dipelajari sebelum bahan simakan diberikan. Kemampuan
mengingat-ingat pun masih dalam jangka waktu yang begitu pendek,
misalnya bahan simakan masih dapat diulang sampai maksimal 3 kali agar
penyimak selain mampu mengidentifikasi bunyi, memahami pesan, juga
mendapat kesempatan mengingat-ingat/mencocokkan dalam waktu yang
cepat mana-mana jawaban yang tepat dan mana yang tidak.
Tataran Identifikasi, seleksi, dan retensi jangka panjang adalah
taraf menyimak yang menuntut penyimak untuk mampu mengenal bunyi-
bunyi dalam kontinum bunyi yang panjang, mampu memahami makna
pesan secara Iepat, dengan kemampuan mengingat dalam jangka waktu
yang relatif lama. Tuntutan pada penyimak pada fase ini ialah penyimak
mampu menyimak kontinum wacana yang panjang; baik ragam bacaan.
cerita-cerita menarik, berita surat kabar, percakapan-percakapan panjang,
ujaran-ujaran ekspresif, percakapan lewat telepon, puisi, drama rekaman,
dan sebagainya.
1. Menyimak Bahasa
Menyimak merupakan proses berbahasa yang paling misterius
(Lundsteen dalam Tompkins dan Hosskinson, I991). Proses menyimak
merupakan proses interaktif yang mengubah bahasa lisan menjadi makna
dalam pikiran. Dengan demikian, menyimak tidak sekadar mendengarkan.
Mendengar merupakan komponen integral dalam menyimak. Kegiatan
berpikir atau menangkap makna dari apa yang didengar merupakan bagian
dari proses menyimak.
Faris (1993 : 154) menguraikan proses menyimak atas 3 tahapan.
Pertama, menerima masukan auditori (auditory input). Penyimak
menerima pesan lisan. Mendengar pesan saja tidak menjamin
berlangsungnya pemahaman. Kedua, memperhatikan masukan auditori.
Penyimak berkosentrasi (secara fisik dan mental) pada apa yang disajikan
penutur. Ketiga, menafsirkan dan berinteraksi dengan masukan auditori.
Penyimak tidak sekadar mengumpulkan dan menyimpan pesan, tetapi juga
mengklasifikasi, membandingkan, dan menghubungkan pesan dengan
pengetahuan awal (previous knowledge). Penyimak juga menggunakan
strategi prediksi-konfirmasi secara cepat.
Urutan dalam proses menyimak secara sederhana dapat
diikhtisarkan sebagai berikut. Kita mulai dengan menyerap rentetan bunyi
bahasa melalui telinga. Rentetan bunyi bahasa tersebut (melalui syaraf
sentrifugal) diteruskan menuju otak pada bagian yang dlsebut “perangkat
ingatan pendek“ untuk diproses dan dianalisis. Alat itu ialah pengetahuan
bahasa dan pengetahuan budayanya. Apabila pemprosesan atas rentetan
bunyi bahasa (bunyi, kosakata, struktur).
Berhasil, berarti menyimak “mengerti” atau “paham” akan makna
pesan yang terkandung dalam rentetan bunyi bahasa tersebut. Selanjutnya,
“isi informasi” atau “pesan” tadi “disimpan” dalam bagian otak yang lain
yang disebut perangkat ingatan jangka panjang. Oleh karena itu, yang
disimpan itu bukan lagi rentetan ingatan bunyi bahasa atau lambang
bahasa mentah, melainkan lambang bahasa yang telah terproses menjadi
konsep (Clark dan Clark, 1977 : 133-179).
Seseorang yang sedang belajar bahasa akan memperlihatkan
berbagai taraf perkembangan pemahaman berbahasa. Pada kontak pertama
dengan ujaran bahasa, yang masuk ke telinga mereka adalah suatu aliran
atau bunyi gemuruh yang tidak berbeda. Lama-kelamaan, secara
berangsur-angsur dia akan merasakan adanya berbagai urutan bunyi, ada
keteraturan naik turunnya bunyi, dan ada pula kelompok-kelompok bunyi
atas dasar hembusan napas. Kemudian, seseorang itu dapat
menyadariadanya beberapa gabungan fakta bahasa yang dikenal secara
arbitrer, misalnya kosakata, kelompok kata kerja, dan pernyataan-
pernayataan yang sederhana.
Seseorang, kemudian dapat membedakan adanya fonem-fonem,
dan pola-pola kalimat. Kalimat-kalimat tersebut berulang-ulang dan
akhirnya memberikan bentuk-bentuk penggalan bicara. Sampai di sini
belum tergolong sebagai pemahaman yang memerlukan seleksi.
Selanjutnya, dia akan memperlihatkan terus adanya taraf pengenalan
elemen-elemen penting dari sejumlah tuturan, tetapi ia belum sanggup
menegenal adanya hubungan keseluruhan aliran bunyi tersebut. Ini juga
bukan taraf pemahaman sepenuhnya. Hanya dengan banyak latihan sajalah
seseorang akhirnya dapat menundukkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
Apabila seseorang mendengarkan banyak tuturan, akhirnya akan diperoleh
kemudahan-kemudahan dalam mengenal elemen-elemen penting dalam
menentukan pemahaman suatu pesan.
Keterampilan mengidentifikasi dan menyeleksi rentetan bunyi
bahasa dalam proses menyimak bahasa itu dapat diperinci atas beberapa
kemampuan sebagai berikut.
1. Kemampuan mengidentifikasi dn menyeleksi gejala-gejala fonetik, baik
yang berupa nada, tekanan, persendian, maupun intonasi pada umumnya.
Demikian juga mengidentifikasi dan menyeleksi bunyi-bunyi segmental
suatu bahasa yang dipelajari.
2. Kemampuan mengenal, membedakan, dan menerapkan struktur tata
bahasa sesuai dengan makna dan konteksnya yang tepat.
3. Kemampuan mengenal, membedakan, dan menerapkan struktur tata
bahasa sesuai dengan maknanya yang tepat termasuk juga struktur drase
dn idiom-idiom yang ada. (Soedjiatno,.1983:6).
Strategi Menyimak Bahasa
Untuk menyimak bahasa, kita dapat menggunakan dua strategi,
yaitu memusatkan perhatian dan membuat catatan.
1. Memusatkan perhatian
Agar kita dapat menyimak bahasa dengan baik, kita harus
memusatkan perhatian kita pada tuturan pembicara. Penutur atau
pembbicra biasanya mengguakan isyarat visual dan verbal untuk
menyampaikan pesan dan mengarahkan perhatian penyimak. Isyarat visual
meliputi gerak tubuh tubuh (gesture), tulisan atau kerangka informasi
penting, dan perubahan ekspresi wajah (mimik). Isyarat verbal meliputi
perhatian, naik-turunnya suara, lambatnya pengucapan butir-butir penting,
dan pengulangan informasi penting. Banyak diantara kita yang tidak
menyadari isyarat-isyarat tersebut sebagai perilaku pengatur perhatian.
Oleh karena itu, kita harus memperlihatkan isyarat penutur itu untuk
mempertajam perhatian kita.
2. Membuat catatan
Membuat catatan dapat membantu aktivitas menyimak karena
mendorong berkonsentrasi, menyediakan bahan-bahan untuk mereviu, dan
dapat membantu mengingat-ingat. Akan tetapi, membuat catatan sudah
memerlukan konsentrasi. Hal ini berarti mengganggu proses menyimak
sendiri. Agar membuat catatan sewaktu menyimak tidak mengganggu
konsentrasi, sebaiknya saran-saran berikut ini dipertimbangkan.
a. Catatan bersifat sederhana
Catan yang kecil-kecil dan panjang tidaklah praktis karena yang
dapat kita tangkap dari informasi lisan bukanlah kalimat utuh, tetapi ide-
ide pokok yang berupa frase-frase atau kalimat pendek. Oleh karena itu,
dalam membuat catatan sebaiknya kita gunakan bentuk kerangka (outline).
Yang kita catat adalah ide-ide pokok atau informasi yang kita anggap
penting, ide-ide yang menonjol, materi-materi yang faktual.
b. Catatan mengguanakan singkatan-singkatan dan simbol-simbol
Steno dan tulisan cepat sangat membantu penyimak dalam
membuat catatan. Jika kita tidak memahami system ini pilihlah singkatan-
singkatan atau simbol-simbol yang anda pahami dengan baik.
c. Catatan harus jelas
Meskipun catatan kita tulis secara cepat, namun factor kejelasan
harus donomorsatukan agar tidak kesulitan jika membaca ulang tulisan
tersebut. Kejelasan itu minimal untuk diri kita sendiri.

2. Menyimak Interogatif
Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah kegiatan
menyimak intensif yang menuntut konsentrasi dan seleksi. Dalam kegiatan
menyimak interogatif, penyimak mengarahkan perhatiannya pada
pemerolehan informasi dengan menginterogasi atau menanyai pembicara,
dalam hal ini dapat disebut sebagai narasumber. Melalui pertanyaan-
pertanyaannya, penyimak mengharapkan dapat memperoleh informasi atau
pengetahuan sebanyak mungkin dari segala aspek pembicaraan. Informasi
yang diharapkan penyimak dapat mencakup apa, siapa, mengapa, di
mana, ke mana, untuk apa, benarkah, dan sebagainya.

E. Kemampuan Menyimak Tingkat Lanjut


Kemampuan menyimak lanjut ini kita golongkan ke dalam 3 jenis
menyimak sebagai berikut:
1. Menyimak kritis
2. Menyimak kreatif
3. Menyimak eksploratif
Agar anda tidak menghadapi kendala atau kesulitan dalam Latihan
menyimak tersebut terlebih dahulu uraian pendapat berikut ini.
Broadbent (1986) berpendapat bahwa organisme manusia itu
mempunyai kapasitas yang terbatas dalam menyerap informasi. Butir-butir
yang tidak relevan akan menjadi beban ekstra pada sistem Pemahaman.
Informasi yang pertama kali masuk akan disaring oleh proses kecerdasan
yang bersangkutan yang bersifat umum. Informasi yang tersaring ini lalu
diserap ke dalam ingatan terdekat yang merupakan bentuk mekanisme
penyimpanan jangka pendek. Informasi ini mudah hilang dari simpanan
jangka pendek, jika tidak beredar terus menerus dalam pemakaian.
Tomkins dan hosskison (1991) menyatakan bahwa terdapat enam
kiat yang dapat kita gunakan untuk belajar menangkap gagasan inti
simakan, yaitu membentuk citraan, mengelompokkan mengajukan
pertanyaan, Mengorganisasi, mencatat dan memusatkan perhatian.
1. Membentuk gambar dalam pikiran. Saat kita menyimak kita harus
membentuk gambar mental, sementara kita menyimak. Teknik citraan ini
berguna jika pesan penutur mengandung banyak citraan visual, perincian
atau kata kata Descriptive dan ketika kita menyimak untuk mendapatkan
kesenangan. Cerita dan gambar membantu kita membentuk citraan dan
kita juga dapat menggambarkan atau menuliskan gambar mental yang kita
ciptakan.
2. Mengelompokkan informasi. Kita harus mengelompokkan informasi jika
pesan tutur berisi potongan-potongan informasi, perbandingan dan
kontras. Kita dapat menggunakan teknik tersebut, misalnya menyimak
perbandingan reptil dan amfibi. Kita dapat membuat dua kolom yaitu,
kolom reptil dan amfibi, kemudian kita mengisi kolom tersebut jika
informasi yang kita simak berisi lebih dari dua atau tiga kategori misalnya
lima kelompok makanan maka yang dapat kita buat Bagan kelompok.
3. Mengajukan pertanyaan. Kita harus mengajukan pertanyaan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap pesan yang kita simak. Dua jenis
pertanyaan yang sangat membantu yaitu, pertanyaan untuk mendapatkan
kejelasan dan apa yang kita simak dan pertanyaan kita (sebagai seorang
guru) untuk memonitor tingkat Pemahaman siswa.
4. Menemukan pola organisasi informasi. Kita harus mengenali pola pola
organisasi informasi, seperti deskripsi, urutan, perbandingan, sebab akibat,
dan pemecahan masalah yang digunakan penutur. Pengenalan terhadap
pola pola tersebut digunakan agar lebih mudah memahami dan mengingat
pesan yang kita simak.
5. Mencatat informasi penting. Selama proses menyimak kita harus
mengidentifikasi informasi penting dari materi yang kita simak catatan
yang kita buat bisa dalam bentuk daftar atau kerangka
6. Memusatkan perhatian. Penutur atau pembicara biasanya menggunakan
isyarat visual dan verbal untuk menyampaikan pesan dan mengarahkan
perhatian penyimak. Isyarat visual meliputi gerak tubuh (gesture), tulisan
atau kerangka informasi penting, dan perubahan ekspresi wajah (mimik).
isyarat verbal meliputi, dan naik turunnya suara, lambatnya pengucapan
butir butir penting, dan pengulang ngan informasi penting. Banyak di
antara kita yang tidak menyadari isyarat isyarat tersebut sebagai perilaku
pengatur perhatian. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan isyarat
penutup untuk mempertajam perhatian kita.
Pendapat lain tentang keberhasilan menyimak dikemukakan oleh
Liatmi berikut ini keberhasilan dalam menyimak ditentukan oleh
keterampilan keterampilan yang itu mampu :
1. Antisipasi Topik dari gagasan gagasan umum yang terdapat dalam
tuturan yang didengarnya;
2. Menentukan topik yang dibahas dalam wacana yang diisi mknya
berdasarkan gagasan gagasan umum yang telah ditemukan nya;
3. Menentukan ide pokok (subject matter) dan ide ide penjelas dari
tuturan yang didengarnya;
4. Menjawab atau merumuskan hal hal penting berkaitan dengan teks;
5. Memberikan komentar,respon terhadap isi tuturan yang didengarnya;
6. Mebedakan fakta, pendapat, dan kesimpulan dari tuturanyang
disimaknya;
7. Menunjukkan nilai estetis dari tuturan yang didengarnya, dan lain-lain.
1. Menyimak Kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
sungguh- sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif,
menentukan keaslian, kebenaran, dan kelebihan serta kekurangan
kekurangan bahan simakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis adalah
mengamati tepat tidaknya ujaran pembicara, mencari jawaban atas
pertanyaan “mengapa menyimak”, dapatkah penyimak membedakan
antara fakta dan opini dalam menyimak ? Dapatkah penyimak mengambil
simpulan dari hasil menyimak ? Dapatkah penyimak menafsirkan makna
Idiom, ungkapan, dan Majas dalam kegiatan menyimak” (Kamijan,
2001:22).
Untuk melatih kegiatan menyimak kritis, simaklah rekaman
berikut ini kemudian berikanlah penilaian terhadap gagasan yang ada
dalam bahan simakan tersebut.

2. Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk
mengembangkan daya Imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas
penyimak dapat dilakukan dengan cara menirukan lafal atau bunyi bahasa
asing atau bahasa daerah, mengemukakan gagasan yang sama dengan
pembicara, namun struktur dan pilihan katanya berbeda, dan
merekonstruksi pesan yang disampaikan, menyusun petunjuk - petunjuk
atau nasihat berdasarkan materi yang disimak.
Untuk berlatih menyimak kreatif Putarlah kasih terkaman yang
berisi pembacaan puisi yang berjudul “doa” karya Chairil Anwar.

3. Menyimak Eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan
dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir
kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan menemukan gagasan baru,
informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu, menemukan
Topik-topik baru yang dapat dikembangkan dari bidang tertentu,
menemukan unsur unsur bahasa yang bersifat baru
Simak dengan baik penyampaian informasi yang direkam dalam
kaset. Kemudian temukanlah gagasan-gagasan yang disampaikan dan
kembangkanlah menjadi topik-topik baru. Selamat berlatih.

F. Bahan Pengajaran Menyimak


Pengajaran bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua
harus berdasarkan menyimak. Perhatikan bagaimana anak kecil belajar
bahasa ibunya, anak SLTP belajar bahasa di sekolah, atau orang dewasa
belajar bahasa kedua. Menyimak juga memperlancar keterampilan
berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak juga sangat
penting dalam memperlancar komunikasi lisan. Menyimak adalah sarana
ampuh dalam mengumpulkan informasi.
Pengajaran menyimak, berdasarkan kurikulum 1984, bersifat
implisit. Artinya, pengajaran menyimak tidak dilaksanakan secara mandiri.
Perencanaan dan pelaksaan pengajaran menyimak harus dikaitkan dan
inklusif dalam komponen pembelajaran yang ada. Di sini dituntut kejelian
dan kreatifitas guru agar pengajaran menyimak harus dikaitkan dengan
komponen pembelajaran penggunaan.
1. Bahan pengajaran membaca sebagai bahan pengajaran menyimak
Bahan pengajaran membaca yang sudah dapat dijadikan sebagai
bahan pengajaran menyimak. Caranya dengan mengubah bentuk tertulis
menjadi bentuk lisan. Bahan itu disampaikan kepada siswa bagian demi
bagian atau keseluruhan. Pada akhir setiap kegiatan siswa diminta
mengerjakan tugas tertentu.
Perhatikan contoh kegiatan belajar-mengajar berikut:
a) Guru : “dengarkan baik-baik cerita berikut.”
Bertamasya ke Tangkuban perahu
Rombongan SLTP Sukamaju tiba beraugsur-angsur di Tangkubanperahu.
Bus pertama tiba pukul 10.20. Lima menit kemudian menyusul bus kedua.
Bus ketiga menyusul bus kedua sepuluh menit kemudian.
“Syukur kita tiba dengan selamat,” kata Pak Guru.
“Ya, sesuai benar dengan renoana,” Jawab Bu Guru.
“Semua berjalan lancar,” sahut anak-anak sambil menge'rumuni kedua
guru tersebut.
Siswa : Menyimak cerita yang dibacakan oleh guru.
Guru : “Berana bus yang dipergunakan ro'mbongan SLTP
Sukamaju? Coba kamu, Ani!”
Ani : “Tiga bus,Pak!”
Guru : “Benar! Bagus Ani. Sekarang giliran Toni. Di mana
terjadinya percakapan antara siswa dan guru?”
Toni : “Di Tangkubanprahu, Pak!”
Guru : “Tepat sekali. Bagus Toni, bagus. Kini giliran Susi. Kira
kira pukul berapa percakapan itu terjadi?”
Susi : “Pukul berapa, ya? tidak disebutkan, Pak!”
Guru : "Memang tidak disebutkan, tetapi bila kamu menyimak
dengan teliti kamu pasti dapat menjawab. Siapa yang
dapat menjawab?”
Gani : “Kira-kira pukul 10.35 atau setengah sebelas, Pak!”
Guru : “Itulah jawaban yang tepat. Rupanya Gani teliti dalam
menyimak. Bagus, Gani, bagus sekali. Sekarang Bapak
membacakan lanjutan cerita itu. Silakan simak dengan
teliti.”
2. Bahan pengajaran kosakata sebagai pengajaran menyimak
Pengajaran kosakata pada hakikatnya bertujuan mengembangkan
pembendaharaan kosakata siswa. Melalui kegiatan belajar mengajar siswa
diarahkan untuk mengenai, mengetahui makna dan dapat menggunakan
kosakata baru. Pengajaran menyimak dapat membantu pengajaran
kosakata dalam hai ini. Contoh kegiatan belajar-mengajarmenyimak
berikut ini menggambarkan pengguhaan bahan kosakata sebagai bahan
pengajaran menyimak.
a) Guru : “Apakah makna kata naik dalam kalimat berikut ini?
Simak baik-baik!”
Hadi naik sepeda ke sekolah.
Permukaan air bendungan naik 25 cm.
Lagu itu lagi naik daun saat ini.
Siswa : Menyimak dengan seksama.
Guru : ”Siapa yang dapat menjawab?”
Siswa : “Saya, Pak!, saya, Pak!.”
Guru : ”Marilah kita dengarkan jawaban Lia.”
Lia : “Naik sepada artinya menunggang sepeda.
Naik 25 cm artinya bertambah 25 cm.
Naik daun artinya populer, digemari atau laris.”
Guru : “Bagus, bagus sekali Lia!”
3. Bahan pengajaran struktur bahan pengajaran menyimak
Pengajaran struktur mengacu kepada mengembangkan
pengetahuan siswa mengenai fonetik/fonologi, sintaksis dan ejaan. Bahan
pengajaran struktur dapat digunakan sebagai bahan pengajaran menyimak.
Berikut ini disajikan satu contoh mengenai hal itu dalam bidang ejaan dan
tanda-tanda baca.
Ibu dan Anak
Lusi sudah belajar tekun. Setiap mata pelajaran di pelajari dengan baik-
baik. Lusi ingin sekali menjadi peringkat pertama di kelasnya. Kalau
dapat, peringkat pertama di SLTP Sukamaju.
Lusi : “Mungkinkah saya menjadi juara pertama?”
Ibu : “Kamu sudah berusaha keras. Engkau mungkin menjadi peringkat
pertama.”
Lusi : “Tetapi saya masih ragu. Mungkinkah saya mengatasi teman-teman
lainnya?”
Ibu : “Jangan ragu! Belajar lebih tekun. Jangan lupa berdoa”
Lusi : “Terimakasih atas dorongan Ibu. Saya akan berusaha Mudah
mudahan cita-cita saya terkabul” Ibu meninggalkan Lusi belajar di
kamar belajar sendiri.
Siswa : Menyimak dan menyalin kembali percakapan itu.

4. Bahan pengajaran menulis sebagai bahan pengajaran menyimak


Menulis atau mengarang pada dasarnya adalah ekspresi pikiran
perasaan melalui bahan tulis. Latihan keterampilan menulis dapat
berwujud aneka ragam. Salah satu di antaranya melalui pengrmbangan
paragraf dari kalimat topi menjadi beberapa kalimat penjelas atau
sebalaiknga. Sekarang mari kita perhatikan contoh bagaimana
memanfaatkan bahan pengajaran menulis menjadi bahan pengajaran
menyimak.
a) Guru : “Simaklah baik-baik oe jeladan berikut ini. Kemudian simpulkan
kalimat topiknya”

Beras seminggu yang laku berharga Rp400,00 per liter, kini berubah
menjadi Rp425,00 per liter. Gula pasir melonjakdari Rp900,00 per kg
menjadi Rp950,00 per kg. Minyak kelapa naik dari Rp750,00 per kg
menjadi Rp825,00. Terigu naik dari Rp600,00 per kg minggu lalu menjadi
Rp610,00 per kg minggu ini. Sedang famatex dari 4000,00 per meter
berubah menjadi 4200,00 per meter dalam minggu ini. Harga barang
pokok lainnya tidak berubah.

Siswa : Menyimak dengan tekun


Guru : “Bagaimana kira-kira bunyi kalimat topiknya? Siapa yang dapat
menjawab?”
Amin : “Saya, Pak!”
Guru : Marilah kita dengarkan jawaban Amin.”
Siswa : Harga barang-barang baik.”
Guru : “ Yah,belum begitu tepat. Siapa yang dapat menyempurnakan
jawaban Amin?”
Tati : “Saya, Pak!”
Guru : “Silahkan, Tati!”
Tati : “Harga sebagian barang pokok bergerak naik.”
Guri : “Bagus, bagus sekali! Jawab Tati sangat tepat “Guru dan siswa
bertepuk tangan memberikan penghargaan buat Tati.

5. Bahan pengajaran pragmatik sebagai bahan pengajaran menyimak


Dalam kurikulim pragmatik disebut juga sebagai keterampilan
berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni,
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Karena itu dapat
disimpulkan pragmatik sangat dekat dengan menyimak. Berikut ini
disajikan suatu kegiatan belajar-mengajar yang melukiskan pemanfaatan
bahan ajar pragmatik sebagai bahan pengajaran menyimak.

a) Guru : “Simak baik-baik. Kemudian ucapkan kembaali cara menyapa


orang lain pada waktu bertemu malam.

Siswa : Bersiap
Guru : “Selamat malam, Ayah.”
Siswa : “Selamat malam, Ayah.”
Guru : “Selamat malam, Bu.”
Siswa : “Selamat malam, Bu.”
Guru : “Selamat malam, Paman.”
Lani : “Selamat malam, Paman.”
Guru : “Selamat malam, Bibi.”
Aman : “Selamat malam, Bibi.”
6. Bahan pengajaran apresiasi sebagai bahan pengajaran menyimak
Guru : “simak baik-baik pembacaan puisi berikut.”

Pangeran Diponorogo
Sang pangeran berjuang gigih
membela tanah air terkasih
siapa dia
pahlawan kita?

Pangeran Diponorogo
di Gua Selarong
dikejar Belanda
tertangkap di Magelang
wafat di Ujung Pandang

Indonesia telah merdeka


Pangeran telah tiada
tanpa merasa
buah merdeka

terima kasih Pangeran


kami kenang dikau
sepanjang masa

Siswa : Menyimak dengan tekun.


Guru : “Siapa pejuang yang gigih itu?”
Tata : “Pangeran Diponorogo.”
Guru : “Benar! Bagus, Tata! Siapa yang mengejar beliau?”
Ani : “Ternyata Belanda.”
Guru : “Bagus! Jawaban Ani tepat. Dimana beliau meninggal?”
Endah: “Di Ujung Pndang.”
Guru : “Bagus! Bagus! Murid Bapak pintar-pintar.”
G. Metode Pengajaran Menyimak
Disamping menguasai materi pelajaran guru dituntut terampil
menyampaikan materi itu kepada siswa. Cara penyampaian materi ini
disebut dengan istilah metode pengajaran. Keterampilan menyampaikan
bahan itu akan tercapai apabila guru sudah mengenal, mengetahui, dan
dapat menerapkan berbagai metode pengajaran. Guru yang sudah
mengenal, mengetahui, menghayati, dan dapat menerapkan aneka ragam
metode pengajaran menyimak akan menguntungkan bagi guru tersebut.
Keuntungan tersebut seperti tertera berikut ini.
a) Pengajaran Menyimak Bervariasi
b) Memecahkan Berbagai Masalah
c) Meningkatkan Rasa Percaya Diri
d) Menggalakkan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dan Membina
Keterampilan Proses
e) Membangun Suasana Belajar yang Baik
f) Memusatkan perhatian siswa
g) Penyampaian Materi Pelajaran Terarah
h) Pengajaran yang Lebih Berhasil

Berikut metode-metode pengajaran menyimak


1. Simak – Ulang Ucap
Metode simak – ulang ucap biasanya digunakan dalam
memperkenalkan bunyi bahasa dan cara mengucapkaknnya. Guru sebagai
model membacakan atau mengucapkan atau memutar rekaman bunyi
bahasa tertentu seperti fonem, kata, kalimat, ungkapan, kata-kata mutiara,
semboyan, atau puisi-puisi pendek dengan pelan-pelan, jelas, dan intonasi
yang tepat. Siswa meniru ucapan guru. Pengucapan kembali itu dapat
dilakukan secara klasifikasi, berkelompok, dan individual.
a) Guru : “perhatikan ucapan Bapak, lalu ikuti!” mandi
Siswa : mandi
Guru : tidur
Siswa : tidur
2. Simak – Kerjakan
Model ucapan guru berisi kalimat perintah. Siswa mereaksi atas
permintaan guru. Reaksi siswa dalam bentuk perbuatan.
a) Guru : "Amin, tunjukkan buku barumu".
Amin : Memperhatikan buku barunya.
Guru : Sidi, tutup pintu.
Sidi : Menutup pintu.
Guru : Angkat tangan kirimu, Ani.
Ani : Mengangkat tangan kirinya.
3. Simak – Terka
Guru mempersiapkan deskripsi sesuatu benda tanpa menyebutkan nama
bendanya. Deskripsi itu disampaikan secara lisan kepada siswa. Kemudian
siswa diminta menerka nama benda itu.
a) Guru : "Bentuknya kecil panjang. Ada yang lurus. Ada yang keriting.
Warnanya hitam, perang, atau putih. Benda itu disebut juga
mahkota wanita.
4. Simak - Tulis
Simak-tulis biasa disebut dikte. Guru mempersiapkan bahan yang
disampaikan pada siswa. Bahan itu dapat berupa fonem, kata, kalimat, atau
paragraf. Bahan itu disampaikan secara lisan, dan disalin kembali oleh
siswa dalam buku kerjanya.
a) Guru : Mengucapkan /a, i, u, e, o/
Siswa : Menyalin /a, i, u, e, o/
Guru : pe, ki, em, en
Siswa : pe, ki, em, en
Guru : ekstra
Siswa : ekstra
5. Memperluas Kalimat
Guru melisankan sebuah kalimat. Siswa mengucapkan kembali kalimat
tadi dan mengucapkan pula kata atau kelompok kata lainnya. Siswa
melengkapi kalimat pertama dengan kata yang dilisankan guru
a) Guru : Adik menimba air.
Siswa : Adik menimba air.
Guru : Adik menimba air di belakang rumah
Siswa : Adik menimba air di belakang rumah
Guru : Adik menimba air di belakang rumah, dan seterusnya.
6. Bisik Berantai
Guru membisikkan suatu pesan kepada siswa. Siswa tersebut
membisikkan pesan itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan
pesan kepada siswa ketiga. Begitu seterusnya. Siswa terakhir menyebutkan
pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksakan apakah
pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak.
a) Guru : Bantuan sudah dating
Siswa A: Bantuan sudah dating
B: Bantuan sudah dating
C: ...................................................
D: ...................................................
Z: Bantuan sudah dating
Guru : Memeriksa ucapan siswa terakhir. (ternyata tepat)

7. Identifikasi Kata Kunci


Kalimat yang panjang dapat dipendekkan dengan jalan
menghilangkan kata-kata yang bukan merupakan inti. Kata-kata yang tidak
mungkin di hilangkan inilah yang di sebut kata kunci".
a) Guru : "Dengarkan baik-baik! Cari kata kunci kalimat berikut!"
Adi siswa kelas lima SD Sukamaju mendapat beasiswa dari.
Yayasan Supersemar.
Siswa : Menyimak dan mencari. kata kunci.
Adi-mendapat , beasiswa.
Adi mendapat beasiswa.
Guru : "Bagus! Sekarang dengarkan lagi dengan seksama.
Carilah kata kunci!"
Paman yang tinggal di. Bogor datang tadi pagi.
Siswa : Menyimak dan menentukan kata kunci.
Paman-datang.
Paman datang.
Bila teks lisannya berupa paragraf atau wacana hal tersebut di atas
tetap berlaku Siswa memilih sejumlah kunci yang dapat mewakili isi
paragraf atau wacana.
8. Identifikasi Kalimat Topik
Inti sebuah paragraf adalah kalimat topik. Paragraf dibangun oleh
kalimat topik beserta sejumlah kalimat penjelas: Kalimat topik mungkin
terletak pada awal paragraf atau pada akhir paragraf. Sekali-sekali ditemui
juga kalimat topik berada pada bagian tengah paragraf.
9. Menjawab Pertanyaan
Latihan menjawab pertanyaan berdasarkan bahan maka akan
sangat menunjang pengembangan keterampilan menyimak. Ada lima
pertanyaan yang perlu diketengahkan yakni siapa yang berbicara, apa yang
dibicarakan mengapa hal itu dibicarakan, diaman hal itu dibicarakan, dan
bila hal itu dibicarakan. Dalam taraf permulaan cukup menjawab satu
persatu saja yang dilatihkan. Bila siswa sudah terlatih baru semua
pertanyaan diajukan dan dijawab.
a) Guru : :siapa yang berbicara dalam paragraph berikut? Simak naik-baik!”
Ingin Kenal
Ada ingin berkenalan dengan saya? Boleh-boleh saja. Namun,
Anda harus teliti dan cermat menyimak petunjuk berikut ini. Anda boleh
menemui saya pada tengah malam. Saya berada didepan lampu belakang
bangsal. Bila Anda jeli kita akan bertemu. Sebaliknya bila Anda kurang
jeli kita ridak akan berjumpa. Siapa saya?
Siswa : menyimak dengan tekun, namun gagal menemukan siapa yang
berbicara.
Guru : “siapa yang berbicara?”
Siswa : semua diam. Tidak ada yang menjawab.
Guru : “baik! Baik bacakan sekali lagi. Simaklah dengan jeli”.
Siswa : menyinak lebih tekun dan jeli
Guru : “siapa yang berbicara?”
Gani : “huruf L, pak!”
Guru : “Bagus! Bagus! L yang berbicara”
Guru : bagus, bagus. Iman. Semua anak-anak sudah pintar”.
10. Menyelesaikan cerita
Guru mulai bercerita siswa mengikuti dan menyimak cerita yang
dilisankan itu. Pencerita pertama berhenti, ceritanya baru sebagian; cerita
itu dilanjutkan oleh pencerita kedua, dan ketiga atau keempat sehingga
cerita itu selesai.
Cara mengajarkannnya seperti memaksa siswa harus mengikuti,
meghayati, dan menyimak jalan cerita yang ditampilkan. Sebab pada
giliran berikutnya setiap siswa mungkin ditunjuk oleh guru untuk
melanjutkan cerita itu.
Guru : simak baik-baik isi cerita temanmu.
Pada saatnya nanti, bapak akan menunjuk seorang dari kamu untuk
melanjutkan cerita temanmu tersebut. Jelas apa yang harus kamu
lakukan?”
Siswa : “jelas, Pak!”
Guru : “Bagus! Indra silahkan mulai bercerita”.
Indra : mulai bercerita tentang.
11. Merangkum
Merangkum atau menyingkat isi bahan simakan, berarti
menyimpulkan isi bahan simakan secara singkat. Siswa mencari inti sari
dari bahan yang dilisankan. Bahan yang dilisankan dapat berupa wacana,
paragraph, atau cerita-cerita yang pendek.
Guru : “Dengarkan baik-baik! Bapak akan membacakan cerita kancil dan
kera. Rangkumlah isinya dalam beberapa kalimat”.
12. Parafrase
Parafrase berarti alih bentuk. Dalam pengajaran bahasa, parafrase
biasanya diwujudkan dalam bentuk memprosakan puisi. Kadang-kadang
ditemui juga mempuisikan prosa.
Guru mempersiapkan sebuah puisi yang kira-kira cocok buat siswa. Puisi
itu dibacakan dengan suara jelas dan intonasi yang tepat. Siswa menyimak
dan kemudian menceritakan kembali isi puisi dengan kata-kata sendiri.
a) Guru : "Simak baik-baik! Bapak akan membacakan sebuah puisi.
Kemudian kamu menceritakan isinya dengan kata-katamu sendiri. Jelas?
Siswa : "Jelas, Pak!"
Siswa : Membacakan puisi itu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai