Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENDEKATAN PENGAJARAN IPS DI SD


MODUL-5

PENDIDIKAN IPS DI SD (PDGK4106)


DOSEN : TIN RUSTINI, S. Pd., M. Pd.

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada matakuliah Pendidikan IPS di


SD

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1
NO NIM NAMA
1 857415035 GUN GUN AHMAD GUNARI
2 857415028 ARIE INSANY
3 857418238 FARIDA WAHDIYAH
4 857418206 SANNY AZAHRIYA

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Perumusan
Tujuan Pembelajaran untuk memenuhi tugas dari Dosen Tin Rustini, S. Pd., M.
Pd.

Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas dari dosen
Mata Kuliah Pendidikan IPS di SD (PDGK4106). Adapun penjabaran makalah ini
mengacu pada prinsip pembelajaran IPS dan Pendekatan Pembelajaran yang
cocok untuk Pembelajaran IPS.

Secara keseluruh makalah ini terdiri atas 3 (tiga) bab dengan rincian
sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN
2. BAB II PEMBAHASAN
3. BAB III PENUTUP
Kami berharap makalah ini dapat memberikan kepuasan yang berarti
dalam proses pembuatan makalah Pendekatan Pembelajaran IPS di SD ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini.

Garut, Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................3
A. Latar Belakang .......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................5
A. Definisi Pembelajaran IPS ......................................................................................5
B. Prinsip-prinsip Pembelajaran IPS ...........................................................................6
C. Pendekatan Pembelajaran IPS ................................................................................7
D. Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran IPS...............................................................9
1. Pendekatan Lingkungan .....................................................................................9
2. Pendekatan Konsep ............................................................................................9
3. Pendekatan Inquiry ........................................................................................... 10
4. Pendekatan Keterampilan Proses ...................................................................... 10
5. Pemecahan Masalah ......................................................................................... 11
6. Pendekatan Deduktif-Induktif .......................................................................... 12
7. Pendekatan Nilai .............................................................................................. 13
8. Pendekatan Komunikatif .................................................................................. 13
9. Pendekatan Kesejarahan ................................................................................... 14
10. Pendekatan Tematik ..................................................................................... 14
11. Pendekatan CTL (Contekstual Teacher and Learning) ................................. 14
12. Pendekatan Berbasis Proyek ......................................................................... 15
13. Pendekatan Quantum Teaching .................................................................... 15
14. Pendekatan Ilmu Teknologi Masyarakat (ITM) ............................................ 16
15. Pendekatan Kooperatif. ................................................................................ 16
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 19
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 21

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi seorang guru, menguasai materi pembelajaran saja belum cukup.


Baginya diperlukan keterampilan khusus untuk dapat menyampaikan materi
tersebut dengan lebih berhasil. Penguasaan metodologi pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran yang diampunya dan sesuai dengan
karakteistik anak didiknya menjadi syarat yang tidak bisa ditawar lagi.

Salah satu rujukan dalam memilih pendekatan yang sesuai untuk


pembelajaran IPS adalah dengan mempertimbangkan tujuan dan ruang lingkup
kajian pengajaran IPS di Sekolah Dasar. Sebagaimana diketahui, dalam banyak
hal tujuan pembelajaran IPS di Indonesia memiliki kesamaan dengan tujuan
Social Studies di Amerika Serikat dan tujuan SOSE (Studies of Society and
Environment) di Australia.

Untuk mencapai tujuan Social Studies, terdapat beberapa prinsip yang bisa
diikuti dalam pembelajaran IPS, yakni :

1. Pembelajaran IPS yang bermakna;

2. Pembelajaran IPS yang integrative;

3. Pembelajaran IPS yang berbasis nilai;

4. Pembelajaran IPS yang menantang;

5. Pembelajaran IPS yang aktif;

Untuk itu diperlukannya sebuah pendekatan yang cocok bagi peserta didik
agar pada pembelajarannya sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran IPS untuk
mencapai pemahaman peserta didik terhadap sebuah pembelajaran terutama
pembelajaran IPS.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi rumusan

masalah penelitian secara umum adalah : Bagaimana Pendekatan Pembelajaran

IPS di Sekolah Dasar?

Rumusan Masalah penelitian secara khusus adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran IPS?


2. Apa prinsip-prinsip pembelajaran IPS?
3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan ?
4. Pendekatan apa saja yang cocok untuk pembelajaran IPS ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum penulisan

makalah ini adalah untuk mengetahui Pendekatan Pembelajaran yang cocok dalam

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Pembelajaran IPS

Pembelajaran terkait dengan bagaimanan (how to) membelajarkan peserta

didik atau bagaimana membuat peserta didik dapat belajar dengan mudah dan

terdorong oleh kamauannya sendiri untuk mempelajari apa (what to) yang

teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan (needs) peserta didik.

Karena itu, pembelajaran berupaya menjabarkan nilai-nilai yang terkandung di

dalam kurikulum dengan menganalisis tujuan pembelajaran dan karakteristik isi

bidang studi IPS yang terkandung di dalam kurikulum, yang menurut Sujana

(1987) disebut kurikulum ideal/potensial.

Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik. Istilah

pembelajaran lebih tepat digunakan karena ia menggambarkan upaya untuk

membangkitkan prakarsa belajar seseorang. Di samping itu, ungkapan

pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam untuk mengungkapkan tujuan

pendekatan pembelajaran dalam upaya membelajarkan peserta didik.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu rekayasa yang diupayakan

untuk membantu peserta didik agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan

maksusd dan tujuan penciptaannya. Dalam konteks proses belajar di

sekolah/madrasah, pembelajaran tidak dapat hanya terjadi dengan sendirinya,

yakni peserta didik belajar berinteraksi dengan lingkungannya seperti yang terjadi

dalam proses belajar di masyarakat (social learning). Proses pembelajaran harus

diupayakan dan selalu terikat dengan tujuan (goal based). Oleh karenanya, segala

5
kegiatan interaksi, metode, dan kondisi pembelajaran harus direncanakan dengan

selalu mengacu pada tujuan pembelajaran yang dikehendaki.

IPS sendiri merupakana nama mata pelajaran di tingkat Sekolah Dasar.

Istilah IPS di Sekolah Dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri

sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosila, humaniora, sains

bahkan berbagai isu dan masalah social kehidupan. Materi IPS untuk jenjang

Sekolah Dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan

adalah dimensi pedagogic dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir

peserta didik yang bersifat holistic. Jadi pembelajaran IPS merupakan upaya untuk

membelajarkan peserta didik dalam ilmu social, humaniora, dan masalah social

kehidupan.

B. Prinsip-prinsip Pembelajaran IPS

Untuk mencapai proses pembelajaran efektif dan efisien, terdapat beberapa


prinsip yang dapat diikuti dalam proses pembelajaran IPS yakni :

1. Social studies teaching and learning are powerful when they are
meaningful atau biasa disebut pembelajaran IPS yang bermakna.
2. Social studies teaching and learning are powerful when they are
integrative.
3. Social studies teaching and learning are powerful when they are
value-based atau biasa disebut pembelajaran IPS yang berbasis
nilai
5. Social studies teaching and learning are powerful when they are
challenging yang bias disebut pembelajaran IPS yang menantang
6. Social studies teaching and learning are powerful when they are
active atau biasa disebut pembelajaran IPS yang aktif.

6
C. Pendekatan Pembelajaran IPS

Pendekatan Pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang kita


terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu atau landasan sikap dan persepsi guru tentang bagaimana kegiatan
pembelajaran akan dilaksanakan. Sudut pandang sikap dan persepsi guru ini akan
menjadi dasar bagi tindakan guru dalam melaksanakan aktifitas proses
pembelajaran.

Sebuah pendekatan kurikulum dengan basis yang luas, yang memberikan


waktu lebih banyak bagi peserta didik untuk diskusi, drama, berbagai macam
kegiatan seni, dan musik serta gerakan. Kegiatan semacam itu memberikan sarana
untuk untuk memenuhi kebutuhan sosial, emosional, intelektual, fisik, dan
perkembangan kreatif, yang akan meningkatkan rasa percaya diri dan pendekatan-
pendekatan yang lebih termotivasi pada pembelajaran lainnya.

Merujuk pada prinsip pembelajaran IPS, bahwa pendekatan pembelajaran


IPS baiknya menggunakan pendekatan yang bersifat CBSA dan PAIKEM.
Pendekatan CBSA dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah
kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional peserta didik dalam
proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik peserta didik apabila diperlukan.
Pelibatan intelektual-emosional/fisik peserta didik serta optimalisasi dalam
pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan peserta didik bagaimana belajar
memperoleh dam memproses perolehan belajarnya tentang pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai. Sedangkan pendekatan PAIKEM secara garis
besar memiliki gambaran sebagai berikut:

1. Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan


pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada learning
by doing.

7
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
untuk menjadikan pembelajaran menarik , menyenangkan, dan cocok
bagi peserta didik.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar
yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong peserta didik untuk menemukan caranya sendiri
dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya,
dan melibatkan peserta didik dalam menciptakan lingkungan
sekolahnya.

Dalam PAIKEM perlu diperhatikan:

1. Memahami sifat yang dimiliki anak didik.


2. Mengenala anak seacara perorangan.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah.
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.

Jadi kesimpulannya PAIKEM merupakan pembelajaran yang dirancang


hendaknya dapat mengaktifkan peserta didik, mengembangkan keratifitas yang
pada akhirnya efektif, akan tetapi tetap menyenangkan bagi peserta didik.

8
D. Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran IPS

Pendekatan-pendekatan pembelajaran IPS yang lainnya, diantaranya sebagai


berikut :

1. Pendekatan Lingkungan

Dalam pendekatan lingkungan, IPS sebagai mata pelajaran yang


membelajarkan peserta didik untuk bermasyarakat, perlu memperhatikan
lingkungan sebagai topik kajian, baik lingkungan sosial budaya maupun
lingkungan fisik. Pendekatan ini bisa diawali dari lingkungan peserta didik yang
paling dekat yaitu keluarga, untuk menanamkan nilai moral dan aktifitas
bermasyarakat. Guru perlu mencermati lingkungan sebagai aspek yang berperan
dalam membentuk perilaku peserta didik, seperti: lingkungan kauman, lingkungan
perdagangan, lingkungan pertanian dsb.

Anak-anak usia sekolah dasar biasanya memiliki kepedulian yang


mendalam terhadap sekelilingnya, yang jika doberi dukungan, akan mampu
memikirkan tentang cara-cara yang imajinatif untuk mencitrakan lingkungan yang
‘hijau’. Selain itu mengunjungi tempat terbuka di sekitar sekolah akan
meningkatkan kesadaran anak-anak dan memberikan ide bagi mereka untuk
mengembangkannya lebih jauh di sekolah.

2. Pendekatan Konsep

Konsep merupakan generalisasi yang membantu mengklasifikasikan dan


mengorganisasikan pengetahuan dan pengalaman serta untuk memprediksi.
Menurut Florence Beetlestone konsep adalah unsur yang merepresentasikan
masalah yang paling utamakarena ia sering diasumsikan sebagai sesuatu yang
statis. Apabila orang menyadari bahwa konsep itu terus berubah dan terus
diadaptasi karena adanya pengalaman, pikiran, dan perasaan, maka pentingnya
mengembangkan dan mengekspresikan kreatifitas akan terlihat.

Pendekatan konsep menekankan bahwa pemahaman konsep sangat


mempengaruhi perilaku peserta didik. Konsep tentang keadilan, kesejahteraan,

9
demokrasi, kerjasama, tanggung jawab, dsb. merupakan konsep-konsep yang
harus dipahami peserta didik, bukan sekedar diketahui atau dihafalkan.
Pemahaman ini akan membimbing peserta didik untuk bisa menghayati yang pada
akhirnya mampu mengamalkan dalam perilaku sehari-hari.

3. Pendekatan Inquiry

Pendekatan inquiry merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang


menuntut peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang baru
sebagai hasil belajar. Pendekatan Inquiry adalah suatu perluasan proses-proses
discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa.

Pendekatan inkuiri, diawali dengan suatu pertanyaan atau permasalahan


yang mengajak peserta didik untuk ikut berfikir dalam memecahkan
permasalahan. Dalam proses inkuiri, akan tumbuh dan berkembang secara spontan
rasa ingin tahu dan berpartisipasi dalam pemecahan masalah melalui tanya jawab
yang didesain oleh guru. Dalam kegiatan berinkuiri bisa menghasilkan suatu
gagasan, ide, solusi, atau menemukan sesuatu yang dicarinya. Pendekatan ini
bertujuan membimbing peserta didik agar menemukan fakta, konsep dan
pemahaman sendiri dengan campur tangan guru secara tepat pada simpul-simpul
masalah tertentu dengan timing yang tepat.

Melalui pendekatan inquiry diharapkan guru dapat membuat pembelajaran


yang menantang sehingga melahirkan interaksi antara gagasan yang diyakini
peserta didik sebelumnya dengan suatu bukti baru untuk mencapai pemahaman
baru yang lebih saintifik melalui proses eksplorasi atau pengujian gagasan baru.

4. Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses, bertujuan menumbuhkan keterampilan


yang berkaitan dengan sutu proses tertentu yang perlu dilatihkan. Menanamkan
perilaku tertentu biasanya perlu dilatih dan dibiasakan sehingga nanti akan
muncul perilaku yang diharapkan dalam bermasyarakat. Keterampilan proses bisa
dimulai dari mencari informasi sampai nanti bisa menginformasikannya. Sumber-

10
sumber menumbuhkan keterampilan proses dalam pembelajaran IPS antara lain
peta, globe, gambar atau foto, grafik, diagram dan sebagainya.

Kesadaran terhadap manfaat yang akan diberikan anak-anak melalui


proses dan hasil akhir kegiatan mereka akan memberikan kita kemampuan untuk
mengartikulasikan manfaat-manfaat ini dan untuk menggunakan display sekolah
dan rapat staf sekolah untuk mempromosikan contoh-contoh kualitas
pembelajaran anak-anak.

Beberapa kemampuan atau keterampilan mendasar yang telah


diidentifikasi sebagai keterampilan proses diantaranya:

a. Kemampuan Mengobservasi
b. Membuat Hipotesis
c. Merencanakan Percobaan
d. Mengendalikan Variabel
e. Menginterpretasi Data
f. Menyusun Kesimpulan Sementara
g. Memprediksi
h. Menerapkan
i. Mengkomunikasikan

5. Pemecahan Masalah

Pendekatan pemecahan masalah, akan mengenalkan peserta didik pada


masalah-masalah dalam kehidupan di masyarakat. Misalnya masalah lingkungan
hidup yang tidak bersih, tata tertib di sekolah yang belum dipatuhi, masalah
narkoba, kenakalan remaja, kemiskinan dan sebagainya, bisa kenalkan pada
peserta didik dan untuk mengungkap bagaimana respon peserta didik terhadap
permasalahan yang ada dalam masyarakat.

Moffit mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran pemecahan


masalah menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta

11
didik untuk belajar berpikir kritis, dan keterampilan pemecahan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran.

6. Pendekatan Deduktif-Induktif

Pendekatan Deduktif dan Induktif termasuk kedalam jenis pendekatan


tradisional. Pendekatan tradisional merupakan pendekatan di mana guru
cenderung lebih aktif dibanding peserta didik dan metodenya cenderung monoton.

Pendekatan atau model pembelajaran tradisional cenderung berasumsi


bahwa peserta didik memiliki kebutuhan yang sama, dan belajar dengan cara yang
sama pada waktu yang sama, dalam ruang kelas yang tenang, dengan kegiatan
materi pembelajaran yang terstruktur secara ketat dan didominasi oleh guru.

Adapun pendekatan induktif, diawali dari mengemukakan kenyataan-


kenyataan yang ada di dalam masyarakat berikut fakta dan datanya. Guru dapat
mengangkat contoh-contoh kongkrit, dan kenyataan yang ada di dalam
masyarakat, kemudian ditarik generalisasinya dari fakta dan data tersebut menjadi
sebuah konsep. Misalnya tentang kemiskinan, korupsi, lapangan pekerjaan,
kesejahtaraan dsb. Adapun pengolahan pesan secara Induktif bermula dari fakta
atau peristiwa khusus, penyusunan konsep berdasarkan fakta-fakta, penyusunan
generalisasi berdasarkan konsep-konsep, terapan generalisasi pada data baru, dan
penarikan kesimpulan.

Pendekatan deduktif, diawali dari konsep-konsep yang telah dipahami oleh


peserta didik kemudian dicarikan contoh-contoh fakta dan data pendukungnya di
masyarakat. Pendekatan induktif dan deduktif menjadi saling menunjang untuk
menanamkan konsep pada peserta didik. Untuk peserta didik Sekolah Dasar,
pembelajaran bisa dimulai dari yang kongkrit menuju abstrak, dari yang sederhana
menuju kompleks, dari yang mudah menuju sulit dan dari yang dekat menuju ke
yang jauh.

Adapun pengolahan pesan secara deduktif yang pertama dimulai dengan


guru mengemukakan generalisasi, kedua penjelasan berkenaan dengan konsep-

12
konsep, dan ketiga pencarian data yang dilakukan oleh peserta didik.
Pengumpulan data tersebut berguna untuk menguji kebenaran generalisasi.

7. Pendekatan Nilai

Pendekatan nilai, dikembangkan untuk menumbuhkan sikap dan toleransi


peserta didik dalam berperilaku dimasyarakat, menumbuhkan kepekaan dan rasa
tanggung jawab sosial dengan didasari oleh pengetahuan dan keterampilan sosial.
Sikap demokratis dan semangat bekerjasama maupun berkompetisi perlu
ditumbuhkan sejak dini.

Pembelajaran IPS bermuatan nilai relevan dengan salah satu prinsip


pengembangan kurikulum 2006 yang menyatakan bahwa muatan kurikulum
semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa, dan akhlak
mulia.

Pengembangan etika dilaksanakan dalam rangka penanaman sikap dan


nilai-nilai ilmiah, sosial, dan moral, termasuk menghargai dan mengangkat nilai-
nilai pluralitas dan nilai-nilai universal. Contoh materi pada pelajaran IPS yaitu
mengenai Individu dan Masyarakat, Manusia dan Lingkungannya, Pengaruh
Kebudayaan Luar Terhadap Kebudayaan Indonesia, Perjuangan Bangsa Indonesia
Menuju Kemerdekaan, dan HAM, Demokrasi, dan Penegakan Hukum.

8. Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif, mengutamakan efektifitas komunikasi guru dan


peserta didik. Pendekatan ini memperhatikan tingkat kematangan kognitif peserta
didik dan sekuensial materi atau istilah bahasa yang digunakan guru adalah bahasa
yang dapat dimengerti dan dipahami oleh peserta didik. Bahasa dan istilah-istilah
yang digunakan guru haruslah dimengerti dan dipahami sehingga tidak terjadi
miskonsepsi atau salah pengertian.

Dalam pendekatan komunikatif ini diharapkan muncul komunikasi


karakter, yaitu komunikasi antardua atau lebih individu yang berjalan secara terus
menerus dalam waktu yang panjang, sehingga perilaku muncul sebagai karakter

13
dan terkomunikasikan secara domain. Karakter disini meliputi perilaku fisik,
seperti sopan, lembut, tegas, keras, kasar, dan sebagainya.

9. Pendekatan Kesejarahan

Pendekatan kesejarahan, mengungkap peristiwa masa lalu yang bisa


dijadikan contoh (baik maupun tidak baik) bagi peserta didik, sehingga peserta
didik bisa mengambil makna dan hikmahnya dari peristiwa masa lalu tersebut.
Belajar dari nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan maupun peristiwa-peristiwa lain dimasa lalu perlu dikembangkan
untuk menjadi contoh pengalaman dan pedoman bagi masa mendatang.

10. Pendekatan Tematik

Anak sekolah dasar terutama pada tingkat rendah memerlukan fasilitas


belajar tidak dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah melainkan dalam
tema yang merupakan integrasi materi dari semua mata pelajaran.

Pendekatan tematik, dikembangkan untuk memberikan wawasan peserta


didik yang komprehensif terhadap tema yang ditampilkan. Misalnya tema
lingkungan hidup, hasil pembangunan, demokratisasi dan sebagai bisa
dikembangkan pada pemahaman peserta didik yang lebih komprehensif.

11. Pendekatan CTL (Contekstual Teacher and Learning)

Pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang intinya


membantu guru untuk mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan
memotivasi peserta didik mengaitkan antara pengetahuan yang dipelajari dan
penerapannya dalam kehidupan mereka.

Pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan peserta


didik-siswi TK sampai dengan SMA untuk menguatkan, memperluas, dan
menerapkan penegetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai
macam tatanan dalam-sekolah dan luar-sekolah agar dapat memecahkan masalah-
masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang simulasikan.

14
Adapun komponen pembelajaran yang harus ada pada pendekatan
kontekstual, diantaranya: (a) Contructivisme (Kontruktivisme), (b) Questioning
(bertanya), (c) Inquiry (menemukan), (d) Learning Community (Masyarakat
Belajar), (e) Modeling (Pemodelan), (f) Reflection (Refleksi), (g) Authentic
Assessment (Penilaian Sebenarnya), yang mana saat proses pembelajaran
berlangsung diselenggarakan dalam suasana pemecahan masalah. yang
menggunakan contoh dan permasalahan konkrit kekinian dan relevan dengan
situasional lingkungan peserta didik.

12. Pendekatan Berbasis Proyek

Pendekatan ini merupakan dimana peserta didik dalam proses belajar


memecahkan suatu permasalahan menggunakan prosedur yang membutuhkan
kemandirian dan suasana kerjasama tim yang solid.

13. Pendekatan Quantum Teaching

Pendekatan Quantum Teaching merupakan ramuan atau rakitan dari


berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman
neurologi/neurolinguistik yang jauh sebelumnya sudah ada.

Pendekatan ini dilakukan ketika dimana peserta didik ditempatkan pada


subyek pembelajaran dalam suasana pengelolaan kelas yang atraktif, dan
komunikatif sehingga proses belajar menjadi lebih menantang, menyenangkan dan
memotivasi.

Adapun karakteristik umum Pendekatan Quantum Teaching, dinatarnya:

a. Pembelajaran quantum berpangkal pada psikologi kognitif


b. Lebih bersifat humanistis
c. Bersifat Konstruktivis
d. Berupaya memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor
potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan sebagai
konteks pembelajaran.
e. Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna

15
f. Menekankan pada pemercepat pembelajaran dengan taraf keberhasilan
tinggi
g. Menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran
h. Menekankan kebermaknnaan dan kebermutuan proses pembelajaran
i. Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran
j. Memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis
k. Menekankan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses
pembelajaran
l. Mengutamakan keberagaman dan kebebasan

14. Pendekatan Ilmu Teknologi Masyarakat (ITM)

Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran


Pendekatan Ilmu Teknologi Masyarakat (ITM) yang dikemukakan oleh Remy
(1990) yang mengemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS tidak terlepas
kaitannya dengan perkembangan isu-isu sosial yang berkembang yang dominan
menyangkut membahas pengaruh perkembangan teknologi pada berbagai aspek
perikehidupan sosial kemaysarakatan.

15. Pendekatan Kooperatif.

Di dalam kelas kooperetaif, peserta didik belajar bersama dalam


kelompok-kelompok kecil terdiri dari 4-6 peserta didik, peserta didik
dikelompokan secara heterogen.selama belajar secara kooperatif mereka diajarkan
keterampilan-keterampilan kooperatif agar dapat bekerja sama dengan baik di
dalam kelompoknya.

Pendekatan kooperatif ini memiliki 2 tipe, diantaranya:

a. Kooperatif tipe Student Team-Achievement Divisions (Tim Peserta


didik Kelompok Prestasi)

Langkah-langkah:

1) Membentuk kelolmpok yang anggotanya kurang lebih 4 orang;

16
2) Guru menyajikan materi pelajaran;
3) Guru memberi tugas untuk dikerjakan, anggota kelompok yang
mengetahui jawabannya memberikan penjelasan kepa anggota
kelompok lain;
4) Guru memberikan pertanyaan/kuis dan peserta didik menjawab
pertanyaan kuis dengan tidak saling membnatu;
5) Pembahasan kuis;
6) Kesimpulan.
b. Jigsaw (Model Tim Ahli)

Langkah-langkah:

1) Peserta didik dikelompokan dengan anggota kurang lebih 4


orang;
2) Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda;
3) Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama
membentuk kelompok baru (kelompok ahli);
4) Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok
tentang sub-bab yang mereka kuasai;
5) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi;
6) Pembahasan;
7) Penutup.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan


yang mengisaratkan bahwa pembelajaran harus dilaksanakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberi ruaang yang cukup bagi prakasa, kreatifitas dan
kemandirian, sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.

Pada pembelajaran IPS tidak menggunakan pendekatan konvemsional,


karena umumnya pendekatan ini lebih banyak menggunakan belahan otak kiri

17
saja,, sementara otak kanan kurang diperhatikan. Untuk mencapai pembelajaran
IPS yang efektif perlu mengoptimalkan semua potensi peserta didik sehingga
semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan
karateristik pribadi yang mereka miliki.

Pendekatan yang bersifat CBASA dan PAIKEM dimaksudkan untuk


menjaga perhatian peserta didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Paradigma pembelajaran konvensioanl yang selama ini dilaksanakan perlu
dirubah dengan model pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran inovatif ini perlu
diterapkan, karena:

1. Jumlah informasi dan salurannya semakin banyak.


2. Tidak semua potensi peserta didik bisa dikembangkan dengan satu cara
saja.
3. Orientasi target materi pembalajaran hanya untuk jangka pendek.
4. Proses pembelajaran seharusnya berangkat dari masalah nyata dalam
kehidupan sehari-hari.

18
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran IPS merupakan upaya untuk membelajarkan peserta didik


dalam ilmu social, humaniora, dan masalah social kehidupan.

Prnsip-prinsip pembelajaran IPS:

1. Social studies teaching and learning are powerful when they are
meaningful atau biasa disebut pembelajaran IPS yang bermakna.
2. Social studies teaching and learning are powerful when they are
integrative.
3. Social studies teaching and learning are powerful when they are value-
based atau biasa disebut pembelajaran IPS yang berbasis nilai
4. Social studies teaching and learning are powerful when they are
challenging yang bias disebut pembelajaran IPS yang menantang
5. Social studies teaching and learning are powerful when they are active
atau biasa disebut pembelajaran IPS yang aktif.

Pendekatan merupakan titil tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

Pendekatan yang cocok untuk mata pelajaran IPS ada yang menggunakan
pendekatan tradisional seperti Deduktif dan Induktif dan yang bersifat CBSA dan
PAIKEM, dintaranya:

19
1. Pendekatan Ligkungan;
2. Pendekatan Konsep;
3. Pendekatan Inquiry;
4. Pendekatan Keterampilan Proses;
5. Pendekatan Pemecahan Masalah;
6. Pendekatan Nilai;
7. Pendekatan Komunikatif;
8. Pendekatan Kesejarahan;
9. Pendekatan Tematik;
 Pendekatan CTL;
 Pendekatan Berbasis Proyek;
 Pendekatan Quantum Teaching;
 Pendekatan ITM;
 Pendekatan Koopereatif.
DAFTAR PUSTAKA

Beetlestone, Florence. 2012. Creative Learning. Bandung: Nusa


Media.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:


Rineka Cipta.

Hari Suderadjat. 2011. Manajemen Pembelajaran Tematik.


Bandung: Sekar Gambir Asri.

Hartono, dkk. 2012. PAIKEM. Riau : Zanafa Publishing.

Sardjiyo, dkk. 2014. Pendidikan IPS di SD.Tangerang.


Universitas Terbuka.

Sudirman, dkk. 1990. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Suhada, Idad. 2010. Pendidikan IPS di SD/MI. Bandung: Solo


Press.

21

Anda mungkin juga menyukai