Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPS di SD
Kelas Awal
Disusun Oleh :
Kelmpok 4
Kelas 2E
KAMPUS SUMEDANG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa
iman, kesehatan, dan segala kemudahan. Sholawat serta salam kami curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang seperti saat ini.
Alhamdulillahirabbil’alamin, makalah dengan judul “Pendekatan Pembelajaran IPS di
SD Kelas Awal” dapat diselesaikan oleh kami dengan tepat waktu. Makalah ini diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pembelajaran IPS di SD Kelas Awal.
Makalah ini membahas mengenai pengertian pendekatan pembelajaran IPS, strategi
pembelajaran, jenis pendekatan, pendekatan praktis, pengertian pendekatan saintifik, ciri-ciri
pendekatan, aspek, tujuan, langkah-langkah pendekatan saintifik, serta kelebihan dan
kelemahan dari pendekatan saintifik.
Penyusunan makalah ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama yang kami
lakukan. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Rana Gustian Nugraha, M.Pd.
selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pembelajaran IPS di SD Kelas Awal yang telah
membimbing dan memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah ilmu pengetahuan
terkait materi yang dibahas.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada kesalahan dan
kekurangan yang perlu disempurnakan, oleh karena itu kami senantiasa terbuka untuk
menerima kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun guna menyempurnakan
makalah kami agar lebih baik lagi. Kami memohon maaf apabila masih terdapat banyak
kekurangan maupun kesalahan pada makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami khususnya.
Maret 2021
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Unuk mengetahui arti dari pendekatan pembelajaran IPS di SD.
2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran di SD kelas awal.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pendekatan pembelajaran IPS.
4. Untuk mengetahui pendekatan praktis dalam pembelajaran IPS di SD.
5. Untuk memahami pengertian dari pendekatan saintifik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran pada dasarnya ialah suatu rekayasa yang diupayakan untuk menolong
peserta didik supaya bisa berkembang tumbuh cocok dengan maksud serta tujuan
penciptaannya. Dalam konteks proses belajar di sekolah/madrasah, pembelajaran tidak
bisa cuma terjalin dengan sendirinya, yakni peserta didik belajar berhubungan dengan
lingkungannya seperti yang terjalin dalam proses belajar di warga (social learning).
Proses penbelajaran wajib diupayakan serta senantiasa terikat dengan tujuan (goal
based). Oleh karenanya, seluruh aktivitas interaksi, tata cara, serta keadaan pembelajaran
wajib direncanakan dengan senantiasa mengacu pada tujuan pembekajaran yang
dikehendaki.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, dengan cakupan teoretis tertentu.
3
Dimana dalam tujuan pembelajaran ini agar tercapai maka perlu atau butuh untuk
membuat program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran ialah
semacam aktivitas yang menjabarkan keahlian dasar serta teori pokok secara rinci yang
muat tata cara pembelajaran, alokasi waktu, penanda pencapaian hasil belajar serta
langkah-langkah aktivitas pembekaharan dari tiap pokok mata pelajaran. Sistem serta
pendekatan pembelajaran diciptakan karena adanya kebutuhan untuk belajar dan siswa
belum mengenali apa yang hendak diajarkan. Oleh sebab itu, guru menetapkan hasil-
hasil belajar ataupun tujuan apa yang diharapkan hendak dicapai.
IPS sendiri ialah nama mata pelajaran di tingkatan Sekolah Dasar. Sebutan IPS di
Sekolah Dasar ialah nama mata pelajaran yang berdiri sendiri selaku integrasi dari
beberapa konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan sampai dengan bermacam
isu serta permasalahan social dalam kehidupan. Modul atau materi IPS untuk jenjang
Sekolah Dasar ini tidak nampak aspek disiplin ilmu sebab yang lebih dipentingkan
merupakan ukuran pedagogic serta psikologis dan ciri keahlian berpikir peserta didik
yang bertabiat holistic.
Jadi pembelajaran IPS ialah upaya untuk membelajarkan peserta didik dalam ilmu
social, humaniora, serta permasalahan social kehidupan.
Strategi pembelajaran merupakan suatu cara atau pola yang digunakan oleh guru di
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Dalam pola tersebut tentu terkandung
bentuk- bentuk rangkaian perbuatan atau kegiatan guru dan siswa yang mengarah pada
tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran. (Raka Joni, 1980).
4
Fakta-fakta tersebut dirangkai sehingga menunjukkan adanya suatu kategori atau
kesamaan tertentu.
Pendekatan deduktif pengajaran dimulai dengan pemberian konsep dan
diteruskan untuk menemukan fakta-fakta yang menjadi bagian konsep.
5
Pembelajaran kooperatif pembelajaran yang menghendaki siswa belajar secara
bersama-sama, saling membatu satu sama lain dalam belajar dan memastikan bahwa
setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan
sebelumnya.
d. Pembelajaran Nilai
Bermain Peran
Suatu proses belajar di mana siswa melakukan sesuatu yang dilakukan orang lain.
Dalam proses belajar bermain peran siswa diajak untuk berpikir, berperan, dan
bertindak bukan sebagai dirinya tetapi sebagai orang lain.
Sosio Drama
Ada perbedaan antara sosio drama dengan bermain peran yakni bermain peran
lebih luas ruang lingkupnya sedangkan drama sosial membatasi pada
permasalahan yang menyangkut aspek sosial dalam masyarakat. Perbedaan yang
kedua yakni dalam penentuan peran. Dalam sosio drama sebuah peran dapat
ditentukan secara langsung setelah sebuah permasalahan sosial dibahas oleh guru
di dalam kelas. Peran yang dimainkan oleh siswa tidak memerlukan persiapan
khusus seperti dalam bermain peran. Dalam sosio drama reaksi spontan siswa
dalam memainkan peran lebih diutamakan sehingga apa yang dikemukakan siswa
sebagai pemegang peran akan berbeda dengan yang aslinya.
Klarifikasi Nilai (Value Clarification Technique)
- VCT Analisis Nilai
- VCT Daftar Nilai
e. Pembelajaran Peta dan Globe
Pembelajaran ketrampilan peta dan globe merupakan salah satu metode dalam
pembelajaran geografi. Namun, pembelajaran ini tidak hanya menunjang
pembelajaran geografi saja, pembelajaran sejarah, pendidikan kewarganegaraan,
sosiologi bahkan Bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran ini siswa diharapkan
mampu membaca dan menunjukkan tempat serta analisa dalam peta dan grafik. Kita
ketahui peta tidak hanya menunjukkan lokasi satu daerah namun, dalam peta
memiliki segudang informasi mengenai penduduk, tempat wisata, pertambangan dan
lain-lain.
6
f. Pembelajaran Aksi Sosial
Model pembelajaran aksi sosial sebagai suatu teknik mengajar guna membantu
anak didik mengembangkan kompetensi social atau kewarganegaraan, sehingga
dapat melibatkan diri secara aktif dalam perbaikan masyarakat.
8
teori - teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan deduktif adalah cara
berfikir dari hal yng bersifat umum ke hal - hal yang bersifat khusus.
4. Pendekatan Induktif
Berbeda dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan permasalahan dari hal
- hal yang bersifat umum, maka pendekatan induktif (inductif approach)
menyimpulkan permasalahan dari hal hal yang bersifat khusus. Pendekatn induktif
sering digambarkan sebgai pengambil kesimpulan dari sesuatu yang umum ke
sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik
kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai
sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Pendekatan
induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju
keadaan umum.
Mengajarkan dengan pendekatan induktif adalah cara mengajar dengan cara
penyajian kepada siswa dari suatu contoh yang spesifik untuk kemudian dapat
disimpulkan menjadi suatu aturan prinsip atau aturan.
5. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik mengusai
konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep
(miskonsepsi). Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan
dan pengalaman.
Pendekatan konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang seacara
langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa unruk
menghayati bagaiaman konsep itu diperoleh.
Ciri - ciri suatu konsep adalah
- Konsep memiliki gejala - gejala tertentu
- Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung.
- Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
- Konsep yang diperoleh berguna untuk menfsirkan pengalaman – pengalaman
- Konsep yang benar membentuk pengertian
- Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri - ciri tertentu
9
6. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusun suatu
konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil.
Pada pendekatan ini peserta sisik diharapkan benar - benar mengusai proses.
Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan
berpikir dan melatih psikomotor peserta mengilustrasikan atau memodelkan dan
bahkan melakukan percobabaan. Evaluasi pembelajaran yan dinilai adalah proses
yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja
dan sebagainya.
7. Pendekatan Open – Ended
Menurut Suherman dkk (2003; 123) problem yang diformulasikan memiliki
multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga Open-Ended
problem atau soal terbuka. Siswa yang dihadapkan dengan Open-Ended problem,
tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada
cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu
pendekatann atau metode dalam mendapatkan jawaban, namun beberapa atau
banyak.
Sifat “keterbukaan” dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya ada satu
cara dalm menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu jawaban yang
mungkin untuk masalah tersebut. Contoh penerapan masalah Open-Ended dalam
kegiatn pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara atau
pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan bukan
berorientasi pada jawaban (hasil) akhir.
8. Pendekatan Realistik
Pengertian pendekatan realistik menurut Sofyan , (2007; 28) “sebuah pendekatan
pendidikan yang berusaha menempatkan pendidikan pada hakiki dasar pendidikan itu
sendiri”. Menurut Sudarman Benu, (2000: 405) “pendekatan realistik adalah
pendekatan yang menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep
sebagai titik tolak dalam belajar matematika”. Matematika realistik yang telah
diterapkan dan dikembangkan di Belanda teorinya mengacu pada matematika harus
dikaitkan dengn realitas dan matematika merupakan aktifitas manusia.
10
Dalam pembelajaran melalui pendekatan realistik, strategi - strategi informasi
siswa berkembang ketika mereka menyelesaikan masalah pada situasi - situasi biasa
yang telah biasa ditemui, dan keadaan itu yang dijadikannya titik awal pembelajaran
pendekatan realistik atau Realistic Mathematic Education (RME) juga diberi
pengertian “ cara menajar dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyelediki dan memahami konsep matematika melalui suatu masalah dalam situasi
yang nyata”. (Megawati, 2003: 4). Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran bermakna
bagi siswa.
9. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan sains,
Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan konsep,
keterampilan proses serta pendekatan lingkungan. Istilah Sains Teknologi
Masyarakat (STM) dalam bahasa Inggris disebut Sains Technology Society (STS),
Sciense Technology Society and Environtment (STSE) atau Sains Teknologi
Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun istilahnya banyak nmun sebenarnya intinya
sama yaitu Environtment, yang dalam berbagai kegiatan perlu di tonjolkan. Sains
Teknologi Masyarakat (STM) merupakan pendekatan terpadu antara sains, teknologi,
dan isu yang ada di masyarakat. Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah
menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga
mampu mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya.
Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan konstruktivisme,
yaitu peserta didik menyusun sendiri konsep - konsep didalam struktur kognitifnya
berdasarkan apa yang telah mereka ketahui.
10. Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran harus menyentuh
tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran
berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau
materi agar peserta didik tahu tentang “mengapa”.
Ranah keterampilan menarik transformasi substansi atau materi agar peserta didik
tahu tentang “bagaimana”. Ranah pengetahuan menarik transformasi substansi atau
materi agar peserta didik tahu tentang “apa”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk mnjadi manusia yang baik (soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layar (hard
11
skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (saintifik
approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi
melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi,
menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
13
f. Mengambil kesimpulan mengenai hikmah/pelajaran dan nilai-nilai yang bisa
diambil dari tema yang sedang dibahas tersebut, sekaligus menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
15
1. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu mengapa.”
2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu bagaimana”.
3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu apa.”
4. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi
aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
16
1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa.
2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara
sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan
suatu kebutuhan.
4. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide, khususnya dalam menulis
artikel ilmiah.
5. Untuk mengembangkan karakter siswa
17
3. Mengumpulkan informasi/eksperimen merupakan kegiatan pembelajaran yang
berupa eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, dan mengamati
obyek/kejadian/dan aktivitas wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang
dikembangkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain,kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
kognitif.
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena
berhasil.
4. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan
18
5. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan
11. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia
seutuhnya.
12. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
13. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan
hubungan antara konsep yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustasi.
2. Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan
waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan
masalah lainnya.
3. Harapan yang terkandung dalam model pendekatan ini bisa buyar berhadapan
dengan siswa dan guru yang sudah terbiasa dengan cara belajar yang lama.
4. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Bagi seorang guru atau calon guru sangatlah penting mengerti dan memahami
tentang pendekatan dan strategi pembelajaran. Dimana sebelum memberikan sebuah
materi atau pembelajaran diharapkan seorang guru mampu dan mengerti tentang
pemilihan pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai dan mendukung terhadap
tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan adanya makalah ini kelompok kami berharap
semoga dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pada umumnya untuk
masyarakat. Semoga makalah ini dapat memberikan penambahan ilmu dan pengetahuan
bagi kita semua yang memanfaatkan makalah ini. Kami selaku pihak penyusun juga
mengharapkan sebuah kritik dan saran yang membanggun untuk makalah ini demi
kesempurnaan tugas kami pada waktu yang akan datang.
20
DAFTAR PUSTAKA
Manis, S. (2019, 06 1). Pengertian Pendekatan Saintifik, Karakteristik, Tujuan, Prinsip dan
Langkah Pendekatan Saintifik Lengkap. Retrieved from pelajaran.co.id:
https://www.pelajaran.co.id/2019/01/pengertian-pendekatan-saintifik-karakteristik-
tujuan-prinsip-dan-langkah-pendekatan-
saintifik.html#:~:text=Tujuan%20pendekatan%20saintifik%20dalam%20pembelajara
n,siswa%20dalam%20mengemukakan%20ide-ide%2C
Sudjarwadi, S. (2017). Pendekatan Dalam Pengajaran IPS di SD. [Online] Tersedia pada:
http://docplayer.info/30606987-Pendekatan-dalam-pengajaran-ips-di-sekolah-
dasar.html
Maruto. A (16 Maret 2015). Pendekatan Pembelajaran IPS di SD/MI. dari blogspot :
https://ahmadwahyumaruto.blogspot.com/2015/03/pendekatan-pembelajaran-ips-di-
sdmi.html?m=1
Syahyerman (10 Desember 2012). Strategi Pembelajaran IPS SD Kelas Awal. dari
wordpress:https://www.google.co.id/amp/s/syahyerman.wordpress.com/2012/12/10/stra
tegi-pembelajaran-ips-sd-kelas-awal/amp/
Al-Fatih. (2016). Pendekatan Induktif dan Deduktif. Retrieved from Hardy Math:
https://hardymath.blogspot.com/2012/07/pendekatan-induktif-dan-deduktif.html
21