Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SD KELAS AWAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPS di SD
Kelas Awal

Dosen Pengampu : Rana Gustian Nugraha, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Viena Aunillah Carl Vinson (2004473/10)


2. Evyta Darma Judika Sianturi (2004541/12)
3. Aulia Rahmawati (2004631/15)
4. Farah Nur Fadhilah (2004695/18)
5. Irsa Ayuni Fauziah (2006769/26)
6. Adhista Ayu Wirdiyana (2006792/29)
7. Aliffia Annissa Firdaus (2008172/32)
8. Syifa Nurfitria (2010132/41)

Kelmpok 4

Kelas 2E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa
iman, kesehatan, dan segala kemudahan. Sholawat serta salam kami curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang seperti saat ini.
Alhamdulillahirabbil’alamin, makalah dengan judul “Pendekatan Pembelajaran IPS di
SD Kelas Awal” dapat diselesaikan oleh kami dengan tepat waktu. Makalah ini diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pembelajaran IPS di SD Kelas Awal.
Makalah ini membahas mengenai pengertian pendekatan pembelajaran IPS, strategi
pembelajaran, jenis pendekatan, pendekatan praktis, pengertian pendekatan saintifik, ciri-ciri
pendekatan, aspek, tujuan, langkah-langkah pendekatan saintifik, serta kelebihan dan
kelemahan dari pendekatan saintifik.
Penyusunan makalah ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama yang kami
lakukan. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Rana Gustian Nugraha, M.Pd.
selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pembelajaran IPS di SD Kelas Awal yang telah
membimbing dan memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah ilmu pengetahuan
terkait materi yang dibahas.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada kesalahan dan
kekurangan yang perlu disempurnakan, oleh karena itu kami senantiasa terbuka untuk
menerima kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun guna menyempurnakan
makalah kami agar lebih baik lagi. Kami memohon maaf apabila masih terdapat banyak
kekurangan maupun kesalahan pada makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami khususnya.

Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran IPS di SD ............................................... 3

2.2 Strategi Pembelajaran di SD Kelas Awal .......................................................... 4

2.3 Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran IPS ........................................................ 7

2.4 Pendekatan Praktis Dalam Pembelajaran IPS di SD ........................................ 12

2.5 Pendekatan Saintifik ....................................................................................... 14

2.5.1 Pengertian Pendekatan Saintifik ............................................................ 14

2.5.2 Ciri-ciri Pendekatan Saintifik ............................................................... 14

2.5.3 Aspek-Aspek Pendekatan Saintifik ....................................................... 15

2.5.4 Tujuan dari Pendekatan Saintifik .......................................................... 16

2.5.5 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ................................................. 17

2.5.6 Kelebihan dan Kelemahan Dalam Pendekatan Saintifik ........................ 18

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 20

3.1 Simpulan ........................................................................................................ 20

3.2 Saran .............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 21

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


IPS merupakan suatu perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu-
ilmu sosial lainnya. Dalam pembelajaran perlu menggunakan suatu pendekatan agar
siswa mempunyai daya tarik untuk mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung di
dalam kelas. Pendekatan adalah seperangkat asumsi yang saling berkaitan dengan hakikat
bahasa, hakikat pengajaran bahasa seta hakikat apa yang diajarkan. Pendekatan bersifat
aksiomatis artinya bahwa kebenaran itu tidak dipersoalkan atau tidak perlu dibuktikan
lagi. Pendekatan mengandung arti cara menyikapi sesuatu dengan bertolak belakang dari
asumsi tertentu.
Pendekatan saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang agar
peserta didik mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan dalam pembelajaran IPS
dimaksudkan sebagai cara pandang kita terhadap proses belajar murid dalam mata
pelajaran IPS dan upaya penciptaan kondisi dan iklim kelas yang memungkinkan
terjadinya proses belajar. Pendekatan sangat penting bagi guru karena guru berfungsi
sebagai manajer kelas dan fasilisator belajar.
Oleh karena itu, dengan mempelajari berbagai jenis pendekatan dapat menambah
percaya diri seorang guru untuk melaksanakan tugas sebagai guru. Pendekatan
bergantung pada berbagai hal, seperti tingkat pendidikan, tujuan dan lingkup pendidikan
anak. Artinya seorang gguru harus memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan
materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran IPS di SD?
2. Bagaimana strategi pembelajaran di SD kelas awal?
3. Apa saja jenis-jenis pendekatan pembelajaran IPS?
4. Bagaimana pendekatan praktis dalam pembelajaran IPS di SD?
5. Apa yang dimaksud dengan pendekatan Saintifik?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Unuk mengetahui arti dari pendekatan pembelajaran IPS di SD.
2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran di SD kelas awal.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pendekatan pembelajaran IPS.
4. Untuk mengetahui pendekatan praktis dalam pembelajaran IPS di SD.
5. Untuk memahami pengertian dari pendekatan saintifik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran IPS di SD

Pendidikan berhubungan dengan bagaimana membelajarkan peserta didik ataupun


bagaimana sih membuat peserta didik bisa belajar dengan mudah serta terdorong oleh
kamauannya sendiri untuk menekuni apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum
sebagai kebutuhan peserta didik itu sendiri. Sebab, pendidikan berupaya menjabarkan
atau memaparkan nilai-nilai yang tercantum di dalam kurikulum dengan menganalisis
tujuan pendidikan serta ciri isi bidang riset IPS yang tercantum di dalam kurikulum, yang
disebut Sujana (1987) sebagai kurikulum sempurna/potensial.

Pembelajaran merupakan suatu usaha untuk membelajarkan peserta didik. Sebutan


pembelajaran lebih pas digunakan sebab ia menggambarkan upaya untuk
membangkitkan prakarsa belajar seseorang. Di samping itu, ungkapan pembelajaran
mempunyai arti yang lebih dalam untuk mengatakan tujuan pendekatan pembelajaran
dalam upaya membelajarkan peserta didik.

Pembelajaran pada dasarnya ialah suatu rekayasa yang diupayakan untuk menolong
peserta didik supaya bisa berkembang tumbuh cocok dengan maksud serta tujuan
penciptaannya. Dalam konteks proses belajar di sekolah/madrasah, pembelajaran tidak
bisa cuma terjalin dengan sendirinya, yakni peserta didik belajar berhubungan dengan
lingkungannya seperti yang terjalin dalam proses belajar di warga (social learning).
Proses penbelajaran wajib diupayakan serta senantiasa terikat dengan tujuan (goal
based). Oleh karenanya, seluruh aktivitas interaksi, tata cara, serta keadaan pembelajaran
wajib direncanakan dengan senantiasa mengacu pada tujuan pembekajaran yang
dikehendaki.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, dengan cakupan teoretis tertentu.

Pendekatan pembelajaran ialah kegiatan guru dalam memilah aktivitas pendidikan.


Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku wajib memakai pendekatan tertentu, tapi
sifatnya lugas serta terencana. Maksudnya memilah pendekatan disesuaikan dengan
kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran.

3
Dimana dalam tujuan pembelajaran ini agar tercapai maka perlu atau butuh untuk
membuat program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran ialah
semacam aktivitas yang menjabarkan keahlian dasar serta teori pokok secara rinci yang
muat tata cara pembelajaran, alokasi waktu, penanda pencapaian hasil belajar serta
langkah-langkah aktivitas pembekaharan dari tiap pokok mata pelajaran. Sistem serta
pendekatan pembelajaran diciptakan karena adanya kebutuhan untuk belajar dan siswa
belum mengenali apa yang hendak diajarkan. Oleh sebab itu, guru menetapkan hasil-
hasil belajar ataupun tujuan apa yang diharapkan hendak dicapai.

IPS sendiri ialah nama mata pelajaran di tingkatan Sekolah Dasar. Sebutan IPS di
Sekolah Dasar ialah nama mata pelajaran yang berdiri sendiri selaku integrasi dari
beberapa konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan sampai dengan bermacam
isu serta permasalahan social dalam kehidupan. Modul atau materi IPS untuk jenjang
Sekolah Dasar ini tidak nampak aspek disiplin ilmu sebab yang lebih dipentingkan
merupakan ukuran pedagogic serta psikologis dan ciri keahlian berpikir peserta didik
yang bertabiat holistic.

Jadi pembelajaran IPS ialah upaya untuk membelajarkan peserta didik dalam ilmu
social, humaniora, serta permasalahan social kehidupan.

2.2 Strategi Pembelajaran di SD Kelas Awal

Strategi pembelajaran merupakan suatu cara atau pola yang digunakan oleh guru di
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Dalam pola tersebut tentu terkandung
bentuk- bentuk rangkaian perbuatan atau kegiatan guru dan siswa yang mengarah pada
tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran. (Raka Joni, 1980).

1. Macam-Macam Strategi Pembelajaran IPS Sd Kelas awal


a. Pembelajaran Kemampuan Berpikir
Penanaman konsep merupakan penunjang kemampuan berpikir siswa,Konsep
merupakan keadaan lingkungan ( abstraksi ) dari kesamaan dari jumlah benda atau
fenomena. Contoh konsep yakni tanah, sungai, gunung, uang, cuaca dan lain-lain.
Pengajaran konsep mengembangkan kemampuan kognitif dari yang terendah sampai
tingkat tinggi.
Pengajaran konsep dapat dilakukan melalui dua pendekatan:
 Pendekatan induktif dilakukan dengan mengkaji fenomena- fenomena sosial
untuk mendapatkan informasi yang selanjutnya dikembangkan menjadi fakta.

4
Fakta-fakta tersebut dirangkai sehingga menunjukkan adanya suatu kategori atau
kesamaan tertentu.
 Pendekatan deduktif pengajaran dimulai dengan pemberian konsep dan
diteruskan untuk menemukan fakta-fakta yang menjadi bagian konsep.

Pembelajaran kemampuan berpikir termasuk juga didalamnya yaitu suatu kajian


terhadap peristiwa, kejadian, fenomena atau situasi tertentu yang terjadi di tempat
tertentu dan berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan manusia di masa lalu, masa
kini atau masa yang akan datang. (S. Hamid Hasan, 1996:192). Sebuah peristiwa
dapat dikatakan sebuah kasus atau kejadian karena peristiwa itu unik serta terbatas
pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa tersebut dan tidak terulang di tempat yang
lain. Contohnya, peristiwa kelahiran.

b. Strategi Pembelajaran Kemampuan Proses


 Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Dalam pengajaran IPS SD kelas di persekolahan guru dapat mendorong siswa
untuk belajar memecahkan masalah dengan menggunakan metode pendekatan
pemecahan masala (problem solving). Dengan cara pendekatan akan terjalin
sebuah komunikasi yang baik antara guru dengan siswa sehingga antara guru dan
siswa tidak ada pembatas. Yang mana jika tidak ada pembatas antara guru dan
siswa akan dengan mudah untuk mencari atau mengetahui jalan keluar dari suatu
permasalahan.
 Inkuiri
Inkuiri ialah siswa mampu menemukan jawaban sendiri dari pertanyaan-
pertanyaan yang timbul. Pengajaran inkuiri merupakan bentuk pengajaran yang
mengenalkan konsep-konsep secara induktif. Perbedaaan yang mendasar antara
pengajaran inkuiri dengan pemecahan masalah yakni pengajaran inkuiri lebih
menekankan pada pengembangan kemampuan pemecahan masalah yang terbatas
pada disiplin ilmu bukan pada masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
 Portofolio
Kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang
diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Portofolio biasanya
merupakan karya terpilih dari seorang siswa. Tetapi dapat juga berupa karya
terpilih dari satu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif.
c. Pembelajaran Kooperatif

5
Pembelajaran kooperatif pembelajaran yang menghendaki siswa belajar secara
bersama-sama, saling membatu satu sama lain dalam belajar dan memastikan bahwa
setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan
sebelumnya.
d. Pembelajaran Nilai
 Bermain Peran
Suatu proses belajar di mana siswa melakukan sesuatu yang dilakukan orang lain.
Dalam proses belajar bermain peran siswa diajak untuk berpikir, berperan, dan
bertindak bukan sebagai dirinya tetapi sebagai orang lain.
 Sosio Drama
Ada perbedaan antara sosio drama dengan bermain peran yakni bermain peran
lebih luas ruang lingkupnya sedangkan drama sosial membatasi pada
permasalahan yang menyangkut aspek sosial dalam masyarakat. Perbedaan yang
kedua yakni dalam penentuan peran. Dalam sosio drama sebuah peran dapat
ditentukan secara langsung setelah sebuah permasalahan sosial dibahas oleh guru
di dalam kelas. Peran yang dimainkan oleh siswa tidak memerlukan persiapan
khusus seperti dalam bermain peran. Dalam sosio drama reaksi spontan siswa
dalam memainkan peran lebih diutamakan sehingga apa yang dikemukakan siswa
sebagai pemegang peran akan berbeda dengan yang aslinya.
 Klarifikasi Nilai (Value Clarification Technique)
- VCT Analisis Nilai
- VCT Daftar Nilai
e. Pembelajaran Peta dan Globe
Pembelajaran ketrampilan peta dan globe merupakan salah satu metode dalam
pembelajaran geografi. Namun, pembelajaran ini tidak hanya menunjang
pembelajaran geografi saja, pembelajaran sejarah, pendidikan kewarganegaraan,
sosiologi bahkan Bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran ini siswa diharapkan
mampu membaca dan menunjukkan tempat serta analisa dalam peta dan grafik. Kita
ketahui peta tidak hanya menunjukkan lokasi satu daerah namun, dalam peta
memiliki segudang informasi mengenai penduduk, tempat wisata, pertambangan dan
lain-lain.

6
f. Pembelajaran Aksi Sosial
Model pembelajaran aksi sosial sebagai suatu teknik mengajar guna membantu
anak didik mengembangkan kompetensi social atau kewarganegaraan, sehingga
dapat melibatkan diri secara aktif dalam perbaikan masyarakat.

2. Prinsip-Prinsip Pemilihan Strategi Pembelajaran IPS SD Kelas Awal


Prinsip-prinsip ini merupakan suatu landasan dalam memilih strategi seperti
apa yang akan kita gunakan dalam proses belajar mengajar. Karena dalam
menentukan sebuah strategi pembelajaran IPS SD kelas awal ini harus
memperhatikan apa-apa saja yang berhubungan dengan siswa.
a. Bermakna (meaningful)
b. Integratif (integrative)
c. Berbasis nilai (value based)
d. Menantang (challenging)
e. Aktif (Active)
f. Pengembangan berbagai potensi dasar siswa SD
g. Keberagaman latar belakang lingkungan social siswa
h. Kesinambungan dan tahapan perkembangan sosial siswa

2.3 Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran IPS


1. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001).
Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status
apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa
apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat
mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang
bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapinya.
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
7
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen - komponen
pembelajaran yang efektif yaitu melibatkan konstruktivisme, bertanya, menemukan,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya.
2. Pendekatan Kontruktivisme
Pendekatan Kontruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang
lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru
yang dapat diperlukan bagi pengembangkan diri siswa yang didasarkan pada
pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan kontruktivise sangat penting dalam peningkatkan dan
pengembangkan pengetahuan yang similiki oleh siswa baik dalam lingkungan
sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang
pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu
dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang konstrutivis seperti Vigotsky
menekankan berbagi dan konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan
(konstruktivime sosial); sedangkan yang lain seperti Piaget melihat konstruksi
individulah yang utama (konstruktivisme individu).
3. Pendekatan Deduktif
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering disebut pembelajaran
tradisional yaitu guru memulai dengan teori - teori dan meningkat ke penerapan teori.
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer
informai atau pengatahuan.
Menurut Setyosari (2010:7) menyatakan bahwa “Berpikir deduktif merupakan
proses berfikir yang didasarkan pada pertanyaan - pertanyataan yang bersifat umum
ke hal - hal yang bersifat kusus dengan menggunakan logika tertentu.” Sedangkan
menurut Yamin (2008:89) menyatakan bahwa “Pendekatan deduktif merupakan
pemberian penjelasan tentang prinsip - prinsip isi pelajaran, kemuadian dijelaskan
dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam situasi tertentu.”
Dalam pendekatan deduktif menjelaska hal yang berbentuk teoritis kebentuk
realitas atau menjelaskan hal - hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus.
Disini guru menjelaskan teori - teori yang telah ditemukan para ahli, kemusian
menjabarkan kenyataan yang terjadi tau mengambil contoh-contoh. Dari penjelaskan

8
teori - teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan deduktif adalah cara
berfikir dari hal yng bersifat umum ke hal - hal yang bersifat khusus.
4. Pendekatan Induktif
Berbeda dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan permasalahan dari hal
- hal yang bersifat umum, maka pendekatan induktif (inductif approach)
menyimpulkan permasalahan dari hal hal yang bersifat khusus. Pendekatn induktif
sering digambarkan sebgai pengambil kesimpulan dari sesuatu yang umum ke
sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik
kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai
sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Pendekatan
induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju
keadaan umum.
Mengajarkan dengan pendekatan induktif adalah cara mengajar dengan cara
penyajian kepada siswa dari suatu contoh yang spesifik untuk kemudian dapat
disimpulkan menjadi suatu aturan prinsip atau aturan.
5. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik mengusai
konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep
(miskonsepsi). Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan
dan pengalaman.
Pendekatan konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang seacara
langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa unruk
menghayati bagaiaman konsep itu diperoleh.
Ciri - ciri suatu konsep adalah
- Konsep memiliki gejala - gejala tertentu
- Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung.
- Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
- Konsep yang diperoleh berguna untuk menfsirkan pengalaman – pengalaman
- Konsep yang benar membentuk pengertian
- Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri - ciri tertentu

9
6. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusun suatu
konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil.
Pada pendekatan ini peserta sisik diharapkan benar - benar mengusai proses.
Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan
berpikir dan melatih psikomotor peserta mengilustrasikan atau memodelkan dan
bahkan melakukan percobabaan. Evaluasi pembelajaran yan dinilai adalah proses
yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja
dan sebagainya.
7. Pendekatan Open – Ended
Menurut Suherman dkk (2003; 123) problem yang diformulasikan memiliki
multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga Open-Ended
problem atau soal terbuka. Siswa yang dihadapkan dengan Open-Ended problem,
tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada
cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu
pendekatann atau metode dalam mendapatkan jawaban, namun beberapa atau
banyak.
Sifat “keterbukaan” dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya ada satu
cara dalm menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu jawaban yang
mungkin untuk masalah tersebut. Contoh penerapan masalah Open-Ended dalam
kegiatn pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara atau
pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan bukan
berorientasi pada jawaban (hasil) akhir.
8. Pendekatan Realistik
Pengertian pendekatan realistik menurut Sofyan , (2007; 28) “sebuah pendekatan
pendidikan yang berusaha menempatkan pendidikan pada hakiki dasar pendidikan itu
sendiri”. Menurut Sudarman Benu, (2000: 405) “pendekatan realistik adalah
pendekatan yang menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep
sebagai titik tolak dalam belajar matematika”. Matematika realistik yang telah
diterapkan dan dikembangkan di Belanda teorinya mengacu pada matematika harus
dikaitkan dengn realitas dan matematika merupakan aktifitas manusia.

10
Dalam pembelajaran melalui pendekatan realistik, strategi - strategi informasi
siswa berkembang ketika mereka menyelesaikan masalah pada situasi - situasi biasa
yang telah biasa ditemui, dan keadaan itu yang dijadikannya titik awal pembelajaran
pendekatan realistik atau Realistic Mathematic Education (RME) juga diberi
pengertian “ cara menajar dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyelediki dan memahami konsep matematika melalui suatu masalah dalam situasi
yang nyata”. (Megawati, 2003: 4). Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran bermakna
bagi siswa.
9. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan sains,
Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan konsep,
keterampilan proses serta pendekatan lingkungan. Istilah Sains Teknologi
Masyarakat (STM) dalam bahasa Inggris disebut Sains Technology Society (STS),
Sciense Technology Society and Environtment (STSE) atau Sains Teknologi
Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun istilahnya banyak nmun sebenarnya intinya
sama yaitu Environtment, yang dalam berbagai kegiatan perlu di tonjolkan. Sains
Teknologi Masyarakat (STM) merupakan pendekatan terpadu antara sains, teknologi,
dan isu yang ada di masyarakat. Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah
menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga
mampu mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya.
Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan konstruktivisme,
yaitu peserta didik menyusun sendiri konsep - konsep didalam struktur kognitifnya
berdasarkan apa yang telah mereka ketahui.
10. Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran harus menyentuh
tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran
berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau
materi agar peserta didik tahu tentang “mengapa”.
Ranah keterampilan menarik transformasi substansi atau materi agar peserta didik
tahu tentang “bagaimana”. Ranah pengetahuan menarik transformasi substansi atau
materi agar peserta didik tahu tentang “apa”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk mnjadi manusia yang baik (soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layar (hard
11
skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (saintifik
approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi
melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi,
menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan, dan mencipta.

2.4 Pendekatan Praktis Dalam Pembelajaran IPS di SD


Pendekatan Praktis dalam Pembelajaran IPS di SD, yang merupakan perpaduan dari
beberapa pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Ekspositori berorientasi Nilai dan Sikap yang memiliki tujuan untuk
menyampaikan nilai atau sikap secara dialogis melalui ceramah, peragaan, dan tanya
jawab. Dengan melakukan langkah-langkah berikut:
a. Guru memilih nilai-nilai budi pekerti yang sesuai dengan materi pokok yang akan
dibahas.
b. Guru menyiapkan sumber dan media yang dapat mendukung/ memperjelas materi
yang akan dibahas
c. Guru menyajikan konsep nilai dengan memanfaatkan beberapa sumber dan media
belajar yang telah disiapkan disertai dengan penjelasan serta dialog guru dan
peserta didik mengenai pentingnya nilai
d. Guru memberi tugas pada peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai yang telah
dikaji dalam kehidupan sehari-hari
e. Pada kesempatan selanjutnya guru meminta laporan tentang penerapan nilai yang
telah dilakukan peserta didik serta membahasnya kembali dalam diskusi kelas.
2. Pendekatan Analitik Keteladan yang memiliki tujuan untuk menangkap nilai/sikap
melalui analisis sampel keteladanan dalam masyarakat di berbagai bidang, diberbagai
tempat, berbagai kurun waktu dan memotivasi peserta didik untuk mengadaptasi
keteladanan itu. Dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru memilih sampel keteladanan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari,
b. Guru menyediakan beberapa sumber informasi baik yang berupa buku, foto,
gambar, kliping, rekaman flem, dan lain-lain terkait seorang tokoh,
c. Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai tokoh tersebut,
12
d. Secara berkelompok peserta didik mencari jawaban dengan memanfaatkan
sumber belajar yang telah tersedia.
e. Guru memimpin diskusi kelas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
diajukan.
f. Guru besama-sama peserta didik mengidentifikasi nilai-nilai keteladanan dan
sampel terpilih tersebut. Dari niai-nilai tersebut dipilih nilai mana yang dapat
diterapkan oleh peserta didik sesuai dengan tingkat usia dan lingkungannya.
g. Guru memberi tugas peserta didik untuk menerapkan nilai keteladanan dalam
kehidupannya.
h. Pada kesempatan berikutnya guru dapat meminta kesan-kesan peserta didik
dalam penerapan nilai-nilai keteladanan tersebut.
3. Pendekatan Kajian Nilai memiliki tujuan untuk menangkap nilai melalui kajian nilai
secara sistematis dan mendasar. Dapat dilakukan langkah-langkah seperti berikut:
a. Membahas hakekat dari suatu peristiwa atau suatu kebijakan yang akan dinilai
dengan cara menetapkan/menyepakati kriteria dari objek yang sedang dibahas
tersebut.
b. Membahas konsekuensi penerapan kriteria tersebut
c. Menguji kriteria dengan cara melihat kekurangan dan kelebihannya
d. Memberikan justifikasi kriteria untuk melihat apakah kriteria itu dapat diterapkan
secara ajeg/konsisten
4. Pendekatan Integratif Konsep dan Nilai memiliki tujuan untuk menangkap nilai yang
melekat pada suatu konsep melalui kajian akademis. Dapat dilakukan langkah-
langkah seperti berikut:
a. Menetapkan konsep/tema/masalah sosial yang memiliki implikasi (mengandung)
nilai.
b. Membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah tersebut secara akademis
melalui analisis pemecahan masalah, contohnya mencari untung dan rugi, atau
atau sebab akibatnya.
c. Mengangkat isu nilai/ sikap dari masalah yang diangkat tersebut melalui dialog
atau diskusi
d. Membahas secara analitis cara menanggulangi masalah tersebut dari berbagai
sudut.
e. Memusatkan perhatian pada faktor

13
f. Mengambil kesimpulan mengenai hikmah/pelajaran dan nilai-nilai yang bisa
diambil dari tema yang sedang dibahas tersebut, sekaligus menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

2.5 Pendekatan Saintifik


2.5.1 Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang
diterapkan pada Kurikulum 2013. Pendekatan saintifik dapat di sebut juga sebagai
bentuk pengembangan sikap baik religi maupun sosial, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan materi pelajaran. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan
penalaran deduktif (deductiv reasoning).
Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan
ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen
Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta. Komponen-komponen tersebut seyogyanya dapat
dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran, tetapi bukanlah sebuah siklus
pembelajaran.
2.5.2 Ciri-ciri Pendekatan Saintifik
Salah satu ciri dari kurikulum 2013 adalah bahwa pembelajarannya
menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik
menekankan pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda,
atau dongeng semata.
Pendekatan ilmiah juga sering dideskripsikan sebagai bentuk pengembangan
dari sikap keagamaan dan juga sosial, pengetahuan serta keterampilan siswa dalam
menerapkan materi pembelajaran. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik
mempunyai ciri-ciri khusu diantaranya:
1. Proses pembelajaran berpusat pada siswa.
2. Menggunakan keterampilan proses sains dalam membangun pengetahuan.
3. Melibatkan proses kognitif yang merangsang perkembangan intelektual, khususnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
4. Mengembangkan karakter siswa.
14
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya. Oleh sebab itu ketika melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik, guru harus berangkat dari fenomena, konsep, teori, atau fakta empiris yang
dapat dipertanggungjawabkan.

2.5.3 Aspek-Aspek Pendekatan Saintifik


Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific
appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Kurikulum 2013
menekankan penerapan pendekatan scientific (meliputi: mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata
pelajaran) (Sudarwan, 2013). Komponen-komponen penting dalam mengajar
menggunakan pendekatan scientific (Mc Collum : 2009) antara lain:
1. Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a
sense of wonder),
2. Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation),
3. Melakukan analisis ( Push for analysis) dan
4. Berkomunikasi (Require communication)

Aspek-aspek pada pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan


keterampilan proses dan metode ilmiah Keterampilan proses sains merupakan
seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan
penyelidikan ilmiah Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-
pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran (Rustaman :2005).

15
1. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu mengapa.”
2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu bagaimana”.

3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu apa.”
4. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi
aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

2.5.4 Tujuan dari Pendekatan Saintifik

Tujuan utama pendekatan yaitu untuk membangun sebuah pengetahuan. Tujuan


pendekatan untuk murid sekolah dasar harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan kognitif anak usia kelas 4, 5, dan 6 karena mata pelajaran IPS diajarkan
di kelas-kelas tersebut. Menurut teori Piaget pada usia kelas 4, 5, dan 6, yakni kira-kira
usia 8-12 tahun tersebut berada dalam tahap operasi konkret, dimana anak sudah
mampu berpikir rasional, seperti penalaran untuk menyelesaikan suatu masalah dan
tahap operasi formal, dimana anak sudah memperoleh kemampuan untuk berpikir
secara abstrakk, menalar secara logis dan dapat menarik kesimpulan dari informasi
yang didapat. Oleh karena itu, tujuan pendekatan di SD yaitu untuk memperkenalkan
dan melatih anak cara berpikir ilmu sosial yang dapat dibangun tentu saja belum sampai
pada teori pengetahuan sosial, tetapi berupa pengetahuan sosial dengan kerangka
kerangka keilmuan sederhana.

Tujuan pendekatan saintifik dalam pembelajaran diantaranya yaitu untuk


meningkatkan kemampuan berfikir siswa, membentuk kemampuan dalam
menyelesaikan masalah secara sistematk, menciptakan kondisis pembelajaran agar
siswa merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan, melatih siswa dalam
mengumpulkan ide-ide.

Menurut Hosnan (2014), tujuan pembelajaran pendekatan saintifik yaitu:

16
1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa.
2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara
sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan
suatu kebutuhan.
4. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide, khususnya dalam menulis
artikel ilmiah.
5. Untuk mengembangkan karakter siswa

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dapat membentuk sikap rasional dan


bertanggungjawab terhadap masalah yang timbul akibat interaksi antara manusia dan
lingkungannya. Materi yang di ajarkan bukan tentang teori-teori ilmu sosial, melainkan
hal-hal yang praktis yang berguna bagi dirinya maupun kehidupannya kini maupun
kelak dikemudian hari dalam berbagai lingkungan serta berbagai aspek kehidupannya.
Untuk kepentingan tersebut, maka pembelajaran IPS di SD harus mulai dari lingkungan
keluarga siswa itu sendiri, lingkungan sekolah dan lingkungan para tetangganya.

2.5.5 Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik

Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses


pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:

1. Mengamati (Observasi), merupakan metode yang mengutamakan kebermaknaan


proses pembelajaran (meaningfull learning). Aktivitas belajar yang dilakukan
dalam kegiatan mengamati adalah membaca, mendengar, dan menyimak (tanpa
dan dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan yaitu melatih kesungguhan,
ketelitian, dan mencari informasi.

2. Menanya merupakan kegiatan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang


tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan
adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat

17
3. Mengumpulkan informasi/eksperimen merupakan kegiatan pembelajaran yang
berupa eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, dan mengamati
obyek/kejadian/dan aktivitas wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang
dikembangkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain,kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

4. Mengasosiasikan/mengolah informasi merupakan kegiatan pembelajaran yang


berupa pengolahan informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi. Kompetensi yang dikembangkan adalah
pengembangan sikap teliti, jujur, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan

5. Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran berupa menyampaikan


hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan adalah pengembangan sikap teliti,
jujur, toleransi, emampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan
benar..

2.5.6 Kelebihan dan Kelemahan Dalam Pendekatan Saintifik


Kelebihan pendekatan saintifik menggunakan pembelajaran discovery learning,
diantaranya yaitu:
1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan dan proses

kognitif.
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena

menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.


3. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan

berhasil.
4. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan

akalnya dan motivasi sendiri.

18
5. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan

bekerjasama dengan yang lainnya.


6. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan.

7. Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

8. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.

9. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.

10. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.

11. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia

seutuhnya.
12. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.

13. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.

14. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

Kekurangan atau kelemahan dari pendekatan saintifik, diantaranya yaitu:


1. Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang

kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan
hubungan antara konsep yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustasi.
2. Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan

waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan
masalah lainnya.
3. Harapan yang terkandung dalam model pendekatan ini bisa buyar berhadapan

dengan siswa dan guru yang sudah terbiasa dengan cara belajar yang lama.
4. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan

aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat


perhatian.
5. Tidak menyediakan kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pendekatan dalam pembelajaran IPS di maksudkan sebagai cara pandang kita


terhadap proses belajar murid dalam mata pelajaran IPS, dan upaya menciptakan kondisi
dan iklim kelas yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Pendekatan sangat
penting bagi guru karena guru menjadi teladan aktor sosial. Terdapat beberapa
pendekatan pembelajaran diantaranya, pendekatan kontekstual, pendekatan
kontruktivisme, pendekatan deduktif, pendekatan induktif, pendekatan konsep,
pendekatan proses, pendekatan Open – Ended, pendekatan saintifik, pendekatan realistik,
pendekatan sains, teknologi, dan masyarakat, dll. Strategi pembelajaran merupakan suatu
cara atau pola yang digunakan oleh guru di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.
Dalam pola tersebut tentu terkandung bentuk- bentuk rangkaian perbuatan atau kegiatan
guru dan siswa yang mengarah pada tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran.

3.2 Saran

Bagi seorang guru atau calon guru sangatlah penting mengerti dan memahami
tentang pendekatan dan strategi pembelajaran. Dimana sebelum memberikan sebuah
materi atau pembelajaran diharapkan seorang guru mampu dan mengerti tentang
pemilihan pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai dan mendukung terhadap
tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan adanya makalah ini kelompok kami berharap
semoga dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pada umumnya untuk
masyarakat. Semoga makalah ini dapat memberikan penambahan ilmu dan pengetahuan
bagi kita semua yang memanfaatkan makalah ini. Kami selaku pihak penyusun juga
mengharapkan sebuah kritik dan saran yang membanggun untuk makalah ini demi
kesempurnaan tugas kami pada waktu yang akan datang.

20
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S. (2014, 06 25). Blog Orang Lombok. Retrieved from advertica.com:


https://atibilombok.blogspot.com/2014/06/makalah-pendekatan-pembelajaran-ips-
di.html

Manis, S. (2019, 06 1). Pengertian Pendekatan Saintifik, Karakteristik, Tujuan, Prinsip dan
Langkah Pendekatan Saintifik Lengkap. Retrieved from pelajaran.co.id:
https://www.pelajaran.co.id/2019/01/pengertian-pendekatan-saintifik-karakteristik-
tujuan-prinsip-dan-langkah-pendekatan-
saintifik.html#:~:text=Tujuan%20pendekatan%20saintifik%20dalam%20pembelajara
n,siswa%20dalam%20mengemukakan%20ide-ide%2C

Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum


Pedoman Umum Pembelajaran. [Online] Tersedia pada:
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud81A-
2013ImplementasiK13Lengkap.pdf

Shaleh, M. (2016). Makalah Pendidikan IPS SD 1: Pendekatan Saintifik. [Online] Tersedia


pada: http://serbaserbikuliah17.blogspot.com/2016/04/makalah-pendidikan-ips-sd-1-
pendekatan.html?m=0

Sudjarwadi, S. (2017). Pendekatan Dalam Pengajaran IPS di SD. [Online] Tersedia pada:
http://docplayer.info/30606987-Pendekatan-dalam-pengajaran-ips-di-sekolah-
dasar.html

Maruto. A (16 Maret 2015). Pendekatan Pembelajaran IPS di SD/MI. dari blogspot :
https://ahmadwahyumaruto.blogspot.com/2015/03/pendekatan-pembelajaran-ips-di-
sdmi.html?m=1

Syahyerman (10 Desember 2012). Strategi Pembelajaran IPS SD Kelas Awal. dari
wordpress:https://www.google.co.id/amp/s/syahyerman.wordpress.com/2012/12/10/stra
tegi-pembelajaran-ips-sd-kelas-awal/amp/

Rumahedukasiku. (26 Desember 2012). dari wordpress :


https://kependidikan.com/pendekatan-saintifik/

Kumalasari. U (25 januari 2020). dari : https://rumus.co.id/pendekatan-saintifik/


https://www.gurusukses.com/

Al-Fatih. (2016). Pendekatan Induktif dan Deduktif. Retrieved from Hardy Math:
https://hardymath.blogspot.com/2012/07/pendekatan-induktif-dan-deduktif.html

M, Z. (2016, April 17). Pendekatan Konsep Dalam Pembelajaran. Retrieved from


AJOEFAHMI: https://ajoefahmi.blogspot.com/2016/04/pendekatan-konsep-dalam-
pembelajaran.html

21

Anda mungkin juga menyukai