Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA SD DAN PENERAPANNYA


DALAM PEMBELAJARAN

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan IPA


Dosen Pengampu: Aan Widiyono, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh: Kelompok 2 (4SDA7)

Uyun Mulziyah (211330000749)


Dhany Naufal Rif’at (211330000756)
Arifatun Nikmah (211330000764)
Vika Reszana (211330000820)
Dessy Alifa Fitriani (211330000892)
Eza Sri Maharani (211330000904)
Fitriani Khoirunnisa (211330000916)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullohi wa barokatuh.


Bismillahirrohmaanirrohiim. Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. Yang
telah memberikan rahmat dan hidayah kepada kami semua. Agar makalah ini dapat
kami selesaikan dengan lancar. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dari Aan Widiyono, S.Pd., M.Pd. Sebagai dosen pengampu
mata kuliah Pendidikan IPA. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
pembahasan materi mengenai beberapa jenis penelitian yang berguna untuk
pembaca, dan juga penulis makalah ini.
Makalah yang berjudul “Pendekatan Pembelajaran IPA SD, dan
Penerapannya dalam Pembelajaran” diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman bagi para pembaca dan penulis makalah ini. Penulis makalah ini ingin
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak, terutama kepada bapak
Aan Widiyono, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan IPA
yang telah memberikan kelapangan dalam membimbing kami dalam proses
pembuatan makalah ini.
Kami selaku penulis makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dalam
penulisan kata, bahasa dan kalimat. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
wassalamualaikum warohmatullohi wa barokatuh.

Jepara, 28 Maret 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

C. Tujuan ....................................................................................................... 2

D. Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pendekatan Keterampilan Proses ............................................................. 3

B. Pendekatan Konsep .................................................................................. 4

C. Pendekatan Discovery .............................................................................. 5

D. Pendekatan Inkuiri .................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12

A. Kesimpulan ............................................................................................. 12

B. Saran ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sering disebut IPA. IPA merupakan salah satu
mata pelajaran utama dalam kurikulum di Indonesia, bahkan pada tingkat sekolah
dasar. Pada jenjang pendidikan dasar, mempelajari ilmu pengetahuan alam harus
mampu membekali peserta didik dengan keterampilan dan kemampuan serta
penilaian nilai yang diperlukan peserta didik untuk mengenal dirinya,
lingkungannya dan tantangan masa depan. IPA adalah tentang bagaimana
mempelajari tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya tentang
mengelola kumpulan informasi berupa fakta, konsep atau prinsip, tetapi juga
tentang proses penemuan. Pendidikan sains harus dilakukan melalui penelitian
ilmiah untuk meningkatkan kemampuan berpikir, bekerja dan bertindak secara
ilmiah dan membekalinya sebagai bagian penting dari kecakapan hidup.
Tujuan pendidikan IPA di sekolah dasar adalah agar peserta didik menguasai
informasi, fakta, prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah, yang
berguna untuk peserta didik dalam mempelajari diri dan alam sekitarnya.
Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman praktis untuk belajar dan
berbuat, sehingga peserta didik dapat mempelajari dan memahami alam secara
ilmiah. Salah satu peran pendekatan pembelajaran adalah untuk meningkatkan
keberhasilan pembelajaran yang dilakukan, pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran mata pelajaran alam adalah lingkungan, konseptual, faktual, nilai,
pemecahan masalah, penemuan, penelitian, keterampilan proses, sejarah, dan
deduktif/induktif.
Pendekatan keterampilan proses dalam penerapannya bertujuan agar peserta
didik sejak berada pada jenjang pendidikan dasar terbiasa mencari dan
menyelesaikan masalah. Keterampilan proses dikelompokkan menjadi dua bagian,
keterampilan inti dan keterampilan terintegrasi (D. R. Sari, 2017). Keterampilan
proses terdiri dari keterampilan observasi, keterampilan penjelasan, keterampilan
observasi, sedangkan keterampilan integrasi terdiri dari perencanaan percobaan.
Penerapan pendekatan keterampilan proses lebih efektif jika desain
pembelajarannya sesuai dengan kesiapan intelektual peserta didik. Oleh karena itu,
keterampilan proses pengajaran harus dibangun sesuai dengan pengalaman dan
tingkat keterampilan peserta didik. Pendekatan berbasis konsep adalah pendekatan
yang menyajikan suatu konsep secara langsung tanpa memberikan konsep tersebut,
tanpa memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami bagaimana
konsep itu diturunkan. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui
generalisasi dan pemikiran abstrak.

1
Pendekatan penemuan adalah suatu konsep yang menekankan keikutsertaan
peserta didik dalam pembelajaran dan melatih peserta didik untuk menemukan
suatu konsep baru yang ditemukan sendiri oleh peserta didik. Penemuan terjadi
ketika orang terutama terlibat dalam penemuan konsep dan prinsip melalui proses
mental mereka. Dalam bahasa Inggris, inquiry approach berarti penyelidikan,
penelitian, pertanyaan atau kajian. Yang meliputi memaksimalkan kemampuan
semua peserta didik untuk mencari dan meneliti secara kritis, sistematis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat mengartikulasikan temuannya dengan percaya diri.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep, tahapan, dan penerapan pendekatan keterampilan proses
dalam pembelajaran IPA di SD?
2. Bagaimana konsep, tahapan, dan penerapan pendekatan konsep dalam
pembelajaran IPA di SD?
3. Bagaimana konsep, tahapan, dan penerapan pendekatan discovery dalam
pembelajaran IPA di SD?
4. Bagaimana konsep, tahapan, dan penerapan pendekatan inkuiri dalam
pembelajaran IPA di SD?

C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep, tahapan, dan penerapan pendekatan keterampilan
proses dalam pembelajaran IPA di SD.
2. Untuk mengetahui konsep, tahapan, dan penerapan pendekatan konsep dalam
pembelajaran IPA di SD.
3. Untuk mengetahui konsep, tahapan, dan penerapan pendekatan discovery dalam
pembelajaran IPA di SD.
4. Untuk mengetahui konsep, tahapan, dan penerapan pendekatan inkuiri dalam
pembelajaran IPA di SD.

D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah penulis dan pembaca makalah dapat
memahami konsep, langkah dan penerapan keterampilan, konsep, penemuan dan
metode penelitian serta kelebihan lainnya yaitu penyelesaian tugas mata kuliah IPA.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Keterampilan Proses


1. Pengertian
Devi (dalam Kiay, 2018) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran
adalah proses penyajian isi pembelajaran kepada peserta didik melalui satu atau
lebih metode yang dipilih untuk mencapai kompetensi tertentu. Pendekatan
keterampilan proses adalah pendekatan terapan untuk pembelajaran yang
menekankan membangun keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan
kemudian mengomunikasikan perolehan itu. Keterampilan perolehan pengetahuan
dapat melalui pemikiran (psikologis) atau pemrosesan (fisik). Hal senada
disampaikan oleh Hosnan (dalam Mahmudah, 2017) yang berpendapat bahwa
pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan proses belajar mengajar yang
menekankan pada keterampilan, memperoleh pengetahuan, dan
mengkomunikasikan perolehan itu.
Keterampilan proses juga merujuk pada kepedulian yang diterapkan pada
proses pembelajaran, menggunakan daya pikir dan mencipta secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan (Mahmudah, 2017). Sementara itu, Sanjaya
berpendapat bahwa gaya belajar dapat diartikan sebagai titik tolak atau cara
pandang kita terhadap pembelajaran (Marleni, 2022). Berdasarkan keterangan di
atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses merupakan
pendekatan yang menitikberatkan pada kompetensi peserta didik dalam proses
pengajaran.
2. Tujuan
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan yang
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran sehingga peserta
didik dapat secara aktif mengembangkan dan menerapkan keterampilannya.
Peserta didik tidak hanya belajar untuk mencapai hasil, tetapi juga belajar untuk
belajar (Rahayu et al., 2011). Tujuan lainnya adalah menjadi evaluator dan
mengevaluasi hasil belajar yang dicapai, misalnya pada saat menyusun langkah-
langkah metode pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman umum
(Festiawan, 2020). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan
keterampilan proses bertujuan untuk menilai dan mengevaluasi hasil belajar peserta
didik.
3. Langkah-langkah pendekatan keterampilan proses
Menurut Moedjiono (dalam FITRIANI, 2018), langkah-langkah yang
dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan
proses adalah:

3
a) Pemanasan, adalah untuk membimbing peserta didik pada mata prlajaran
sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik siap secara mental, emosional,
dan fisik. Kegiatan tersebut merupakan evaluasi langsung terhadap
pengalaman dan peninjauan langsung terhadap materi pembelajaran.
b) kegiatan-kegiatan yang menarik, dan mengarahkan perhatian peserta didik
antara lain meminta pendapat/saran peserta didik, memperlihatkan gambar,
slide, film dan lain-lain.
c) Proses belajar mengajar, harus selalu mengikut sertakan peserta didik dalam
proses belajar mengajar secara aktif untuk mengembangkan keterampilan
peserta didik antara lain kemampuan untuk mengamati, menafsirkan,
memprediksi, menerapkan konsep, merencanakan, dan melakukan penelitian,
serta mengkomunikasikan hasil pengamatannya.
Adapun langkah-langkah pendekatan keterampilan proses yang lain. Yaitu,
sebagai berikut:
a) Pemanasan
b) Pengamatan
c) Interpretasi hasil pengamatan
d) Peramalan
e) Pengkajian
f) Generalisasi penemuan
g) Penerapan
h) Komunikasi.

B. Pendekatan Konsep
1. Pengertian Konsep
Pendekatan konsep (dalam Panggabean et al., 2021) merupakan pendekatan
yang membimbing peserta didik untuk menguasai konsep dengan baik sehingga
tidak terjadi kesalahan konsep. Konsep adalah klasifikasi rangsangan yang
memiliki beberapa karakteristik umum. Konsep adalah struktur mental yang berasal
dari pengamatan dan pengalaman. Pendekatan berbasis konsep adalah metode
pengajaran yang menyajikan suatu konsep secara langsung tanpa memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami bagaimana konsep itu
diturunkan (Sagala, 2017).
2. Karakteristik Konsep
Ciri-ciri dari pendekatan komsep yaitu sebagai berikut:
a. Konsep memiliki gejala tertentu
b. Konsep berasal dari pengamatan langsung dan pengalaman
c. Konsep berbeda dalam konten dan ruang lingkup
d. Konsep yang diperoleh dari pengalaman interpretatif
e. Konsep yang tepat membentuk pemahaman

4
f. Setiap konsep berbeda menurut karakteristik tertentu

3. Tahapan Pendekatan Konsep


Ada 3 langkah-langkah dalam tahapan pendekatan konsep yaitu:
a. Tahapan enaktik
1) Penyajian benda-benda konkrit
2) Terhubung dengan pengalaman lama atau berupa pengalaman baru
3) Pengamatan dan interpretasi objek baru
b. Tahapan simbolik
1) Simbolik, simbol atau kode seperti angka atau huruf
2) Membandingkan antar contoh dan bukan contoh untuk mengetahui apakah
peserta didik cukup memahami akan ciri-cirinya
3) Berikan nama, istilah, dan definisi
c. Tahapan ikonik yaitu tahapan penguasaan konsep secara abstrak seperti
menyebut nama istilah maupun definisi apakah peserta didik sudah mampu
mengajarkannya.

C. Pendekatan Discovery
1. Pengertian pendekatan discovery
Menurut Jerome Bruner dalam Munir dan Hijriati (dalam Widiyono, 2022)
yaitu proses mendekati permasalahan bukan hanya pengetahuan tertentu. Proses
discovery dapat dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan. Bruner juga menjelaskan
bahwa discovery yaitu belajar menyajikan masalah baru sedemikian rupa sehingga
peserta didik menemukan solusi melalui masalah yang disajikan, dan peserta didik
harus melakukan berbagai kegiatan untuk mengumpulkan, membandingkan,
mengklasifikasikan, menganalisis, mengintegrasikan, menyusun ulang, dan
menarik kesimpulan dari informasi. Purwanto, dkk. (2012) mengemukakan bahwa
model pembelajaran discovery dapat berkomunikasi antar peserta didik dengan
peserta didik, dan peserta didik dengan pendidik.
Pendapat Hanafiah (dalam Nurmawati, 2021) yang menyatakan bahwa model
pembelajaran discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
melibatkan sebanyak mungkin kemampuan seluruh peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat menemukan
pengetahuan, sikap, dan keterampilannya sebagai wujud. perubahan perilaku
Pembelajaran penemuan, atau pembelajaran penemuan, lebih banyak peserta didik
daripada pendidik. Pengalaman dan pembelajaran langsung adalah ukuran
terpenting dalam penerapannya. Pengalaman langsung, dan proses pembelajaran
menjadi patokan utama dalam pelaksanaannya. Seperti yang diungkapkan oleh
Syah (dalam Murniati, 2022) bahwa model pembelajaran discovery adalah model

5
yang lebih menekankan pada pengalaman langsung peserta didik dan lebih
menekankan pada proses daripada hasil belajar.
2. Karakteristik pendekatan discovery
Karakteristik dari pendekatan discovery yaitu mengutamakan proses belajar
bukan mengajar sehingga dapat meningkatkan kesadaran peserta didik akan
kemandirian dan inisiatif. Suherman mengemukakan beberapa hal (dalam M. Y.
Sari, 2019). Yaitu sebagai berikut:
a. Kemandirian dalam kegiatan aktivitas belajar peserta didik sangat berpengaruh
b. Mengetahui hasil akhir secara individu peserta didik
c. Peserta didik harus memiliki prasyarat
d. Pengarah dan pembimbing dilakukan pendidik tetapi tidak mengumumkan
hasil akhir
3. Tahapan pendekatan discovery
Adapun tahap-tahap dalam pendekatan discovery learning. Yaitu, sebagai
berikut:
a. Stimulation (pemberian rangsangan): Pertama, pada titik ini peserta didik
menemukan sesuatu yang membingungkan dan, dengan asumsi tidak ada
generalisasi, ingin menyelidikinya sendiri. Selain itu, pendidik dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, merekomendasikan
buku untuk dibaca dan melakukan kegiatan pembelajaran lain yang
mempersiapkan mereka untuk memecahkan masalah. Stimulasi pada tahap ini
membantu menciptakan kondisi komunikasi untuk belajar. Mengembangkan
komunikasi dan membantu penelitian peserta didik. Dalam hal stimulasi, anda
dapat menggunakan teknik bertanya. Dengan kata lain, mengajukan pertanyaan
menciptakan kondisi internal bagi peserta didik yang mendorong inkuiri.
b. Problem statement (Identifikasi masalah): Pendidik membuat peserta didik
mengidentifikasi masalah sebanyak mungkin, memilih salah satunya dan
merumuskannya dalam bentuk hipotesis (sebelumnya jawaban atas pertanyaan
bermasalah). Membiarkan peserta didik untuk mengidentifikasi dan
menganalisis masalah yang dihadapinya merupakan teknik yang berguna
dalam meningkatkan pemahaman peserta didik sehingga menjadi terbiasa
dalam menemukan masalah.
c. Data collection (pengumpulan data): Pada tahap ini, pertanyaan dijawab atau
hipotesis dibuktikan kebenarannya, memungkinkan peserta didik
mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,
mengamati objek, mengajukan pertanyaan, melakukan eksperimen sendiri, dan
lain-lain.
d. Data processing (pengolahan data): Pengolahan data adalah kegiatan
mengolah dan kemudian menginterpretasikan data yang diperoleh peserta
didik atau melalui wawancara, observasi, dan lain-lain. Semua informasi

6
tentang bacaan, wawancara, observasi dan banyak lagi. Semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasikan, bahkan jika perlu dihitung dan
diinterpretasikan
e. Verification (pembuktian): Pada langkah ini, peserta didik memeriksa dengan
cermat apakah hipotesis didukung oleh temuan alternatif yang terkait dengan
hasil data yang diolah. Tujuan revisi adalah agar proses pembelajaran berjalan
dengan lancar dan kreatif ketika pendidik memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
berdasarkan contoh-contoh dari kehidupan mereka sendiri.
f. Generalization (menarik kesimpulan): Tahap generalisasi adalah proses
penarikan kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum yang berlaku untuk
semua kasus atau masalah yang sama, berdasarkan hasil review.
4. Penerapan pendekatan discovery
Langkah Kegiatan Aktifitas Pendidik Aktifitas Peserta Didik
Stimulation (pemberian Pendidik memulai Peserta didik
rangsangan) kegiatan menemukan sesuatu
pembelajaran dengan yang membingungkan
mengajukan dan kemudian tidak
pertanyaan, menggeneralisasi,
merekomendasikan membuat mereka ingin
buku untuk dibaca, melakukan penelitian
dan kegiatan sendiri.
pembelajaran lainnya Stimulus pada tahap ini
yang mengarah pada menciptakan kondisi
persiapan pemecahan untuk berkembangnya
masalah. interaksi dengan
pembelajaran dan
membantu peserta didik
mendalami materi.
Problem Statement Pendidik Permasalahan yang
(Pernyataan/Identifikasi menawarkan kepada dipilih itu kemudian
masalah) peserta didik harus dirumuskan
kesempatan untuk dalam bentuk
menemukan pertanyaan atau dalam
sebanyak mungkin bentuk hipotesis yaitu
agenda masalah yang sebagai pernyataan
berkaitan dengan sebagai jawaban
mata pelajaran, sementara atas
setelah itu dipilih dan pertanyaan yang
diajukan.

7
dirumuskan dalam
bentuk hipotesis.
Data Collection Selama penyelidikan, Pada tahap ini,
(Pengumpulan data) pendidik juga pertanyaan dijawab
memberi kesempatan atau hipotesis terbukti
kepada peserta didik benar atau tidak.
untuk mengumpulkan Dengan cara ini, peserta
informasi yang didik mendapat
relevan sebanyak kesempatan untuk
mungkin untuk mengumpulkan
membuktikan (mengumpulkan)
hipotesis itu benar berbagai informasi
atau salah. yang relevan, membaca
literatur, mengamati
objek, mewawancarai
informan, melakukan
eksperimen sendiri, dan
lain-lain.
Data Processing Pendidik Pengolahan data adalah
(Pengolahan data) membimbing dalam kegiatan dimana data
mengolah data. diolah baik melalui
wawancara, observasi,
dan lain-lain. dan
kemudian ditafsirkan.
Semua data dari
bacaan, wawancara,
observasi, dan lain-lain.
Semuanya diproses,
diacak,
diklasifikasikan,
ditabulasi, bahkan jika
perlu dihitung dengan
cara tertentu dan
ditafsirkan dengan
tingkat kepercayaan
tertentu.
Verivication Tujuan verifikasi Peserta didik
(Pembuktian) adalah agar proses melakukan inkuiri
pembelajaran secara cermat untuk
berjalan lancar dan menunjukkan apakah

8
kreatif apabila hipotesis yang telah
pendidik memberikan dirumuskan
kesempatan kepada sebelumnya dengan
peserta didik untuk pengamatan alternatif
menemukan suatu berhubungan dengan
konsep, teori, kaidah hasil pengolahan data.
atau pengertian
melalui contoh-
contoh dalam
kehidupannya
sendiri.
Generalization Membuat kesimpulan Berdasarkan hasil
(Menarik yang dapat dijadikan kontrol, prinsip-prinsip
simpulan/generalisasi) asas umum dan di balik generalisasi
berlaku untuk semua dirumuskan.
kasus atau masalah
yang sama, dengan
memperhatikan hasil
pemeriksaan.

D. Pendekatan Inkuiri
1. Konsep
Inkuiri berasal dari kata bahasa Inggris inquiry, yang berarti pertanyaan,
penyelidikan, dan penyelidikan. Metode penelitian merupakan pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran, dimana peserta didik dibimbing untuk secara
mandiri mencari informasi, ide dan pengetahuan. (Azzahra et al., 2023). Tujuan
inkuiri adalah untuk menanamkan kepada peserta didik dasar-dasar berpikir ilmiah
sebagai suatu mata pelajaran, sehingga peserta didik sendiri dapat belajar lebih
banyak tentang mengembangkan kreativitas dan memecahkan masalah. (Sarmila et
al., 2022). Inkuiri adalah pendekatan dinamis di mana kita mengetahui, memahami,
dan menjelajahi dunia, di mana peserta didik dibimbing untuk merumuskan
pertanyaan, mengeksplorasi secara luas dan kemudian membangun pemahaman,
makna, dan juga pengetahuan baru. (Wahyudi et al., 2018). Menurut (Zuhaida &
Mubtasyiroh, 2022) Pendekatan inkuiri didefinisikan sebagai upaya untuk
mengatasi kebosanan peserta didik dalam proses belajar mengajar di kelas. Peserta
didik diharapkan menjadi peserta aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan inkuiri adalah
pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk berfikir,

9
merumuskan masalah, menyelidiki lalu memecahka masalah melalui usahanya
sendiri.
Tujuan dari pendekatan inkuiri adalah untuk mengembangkan kemampuan
berpikir peserta didik sehingga mereka dapat menemukan konsep dan fakta melalui
pengamatan dan percobaan yang sistematis. Selain itu, pendekatan inkuiri juga
membantu kemampuan berpikir dan disiplin intelektual peserta didik. Rasa ingin
tahunya membantu peserta didik memperoleh pengetahuan secara lebih aktif.
Pendekatan ini cocok digunakan dalam pendidikan sains karena peserta didik
mendapatkan pengalaman pemecahan masalah, membekali mereka dengan solusi
yang tersedia (Arini & Tegeh, 2013).
Karakteristik pendekatan inkuiri menurut Jacobsen (dalam Wahyudi et al.,
2018) adalah sebagai berikut:
a. Pelajaran dimulai dengan penyajian masalah atau pertanyaan, yang kemudian
menjadi fokus penelitian peserta didik.
b. Peserta didik memiliki tanggung jawab utama untuk memecahkan masalah dan
memikirkan pertanyaan
c. Pendidik berperan sebagai fasilitator.
Prinsip-prinsip pendekatan inkuiri yang perlu diperhatikan menurut
(Irmayanti, 2022), yaitu:
a. Berorientasi pada pengalaman intelektual
b. Interaksi
c. Mengajukan pertanyaan
d. Belajar berfikir
e. Transparansi
2. Tahapan
Menurut Eggen, dan Kauchak (dalam Wahyudi et al., 2018) memberikan
tahapan pendekatan inkuiri sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi pertanyaan: Pendidik mengajukan pertanyaan menarik
kepada peserta didik yang dapat memfokuskan pembelajaran. Pendidik
kemudian membimbing peserta didik untuk mengidentifikasi pertanyaan-
pertanyaan tersebut.
b. Membuat hipotesis: Pendidik dan peserta didik mencoba memberikan jawaban
tentatif. Hipotesis ini memberi peserta didik kerangka kerja untuk
mengumpulkan informasi.
c. Mengumpulkan, dan menganalisis data: Peserta didik mengumpulkan data
yang berkaitan dengan hipotesis. Ini memberi peserta didik pengalaman
menguji hipotesis dengan bukti.
d. Menilai hipotesis, dan membuat generalisasi: Pendidik memeriksa hasil dan
seberapa baik hasil mendukung hipotesis. Ini dapat membantu
mengembangkan kemampuan untuk menarik kesimpulan berdasarkan bukti.

10
3. Penerapan
Pendekatan inkuiri diterapkan pada pembelajaran IPA berdasarkan
sintaks pembelajaran sebagai berikut:
Fase Indikator Kegiatan Pendidik
1 Menyajikan - Pendidik membimbing peserta didik
pertanyaan data untuk mengidentifikasi masalah dan
masalah menuliskannya di papan tulis.
- Pendidik membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok.
2 Membuat hipotesis - pendidik menawarkan peserta didik
kesempatan untuk brainstorming dalam
bentuk hipotesis.
- Pendidik membimbing peserta didik
dalam mengidentifikasi hipotesis yang
berkaitan dengan suatu masalah dan
memprioritaskan hipotesis yang akan
digunakan untuk memprioritaskan
penelitian.
3 Merancang - Pendidik memberi kesempatan kepada
percobaan peserta didik untuk menentukan langkah-
langkah sesuai dengan hipotesis yang
akan dilaksanakan.
- Pendidik membimbing peserta didik
dalam tahapan ujian.
4 Melakukan - Pendidik membimbing peserta didik
percobaan untuk untuk memperoleh pengetahuan melalui
memperoleh data tes.
5 Mengumpulkan - Pendidik menawarkan kesempatan kepada
data dan masing-masing kelompok untuk
menganalisis data mengkomunikasikan hasil pengolahan
informasi yang terkumpul.
6 Membuat - Pendidik membuat peserta didik menarik
kesimpulan kesimpulan berdasarkan informasi yang
diberikan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan proses belajar
mengajar yang menekankan pada keterampilan akuisisi pengetahuan dan transfer
akuisisi. Tujuan keterampilan proses ini adalah untuk mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam belajar sehingga peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan dan menerapkan keterampilannya. Peserta didik tidak hanya
belajar untuk berprestasi, mereka belajar untuk belajar. Tahapan keterampilan
pemanasan, observasi, interpretasi hasil observasi, prediksi, evaluasi, generalisasi
observasi, penerapan, komunikasi.
Pendekatan berbasis konsep adalah pendekatan yang membimbing peserta
didik untuk mendapatkan konsep yang benar, dengan tujuan agar tidak membuat
kesalahan konseptual. Suatu metode pengajaran yang menyajikan suatu konsep
secara langsung tanpa memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengalami bagaimana konsep itu diturunkan. Langkah-langkah mendekati suatu
konsep adalah langkah atraktif, langkah simbolik, langkah ikonik.
Pembelajaran penemuan adalah belajar mengungkapkan hal-hal baru
sedemikian rupa sehingga peserta didik menemukan solusi melalui masalah yang
disajikan, dan peserta didik harus melakukan berbagai kegiatan untuk
mengumpulkan, membandingkan, mengklasifikasikan, menganalisis,
mengintegrasikan, menyusun kembali, dan menarik kesimpulan dari informasi. Ciri
khas pembelajaran penemuan adalah lebih mengutamakan belajar daripada
mengajar sehingga meningkatkan kesadaran peserta didik akan kemandirian dan
inisiatif. Langkah-langkah dalam pembelajaran penemuan adalah stimulasi,
identifikasi masalah (pernyataan masalah), pengumpulan informasi, verifikasi,
penarikan kesimpulan/generalisasi.
Pendekatan penelitian adalah metode pengajaran yang menekankan pada
pemikiran peserta didik, merumuskan masalah, meneliti dan kemudian
memecahkan masalah secara mandiri. Tujuan dari pendekatan inkuiri adalah untuk
mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik sehingga mereka dapat
menemukan konsep dan fakta melalui pengamatan dan percobaan yang sistematis.
Langkah-langkah dalam metode penelitian mengidentifikasi pertanyaan,
menghasilkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis data, mengevaluasi
hipotesis, dan membuat generalisasi.

B. Saran
Di antara metode pembelajaran yang dijelaskan di atas, tidak ada satu pun
pendekatan terbaik. Sehingga pelatih dapat menerapkan semua pendekatan tersebut
sesuai dengan kondisi dan waktu pembelajaran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arini, N. W., & Tegeh, I. M. (2013). Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terbimbing


Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V DI SD Gugus IV Kecamatan
Sukasada. MIMBAR PGSD Undiksha, 1(1).
Festiawan, R. (2020). Belajar dan pendekatan pembelajaran. Universitas Jenderal
Soedirman, 1–17.
FITRIANI, S. (2018). Pengaruh Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses
Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPA Di MIN
2 Model Palembang. UPT Perpustakaan UIN Raden Fatah Palembang.
Irmayanti, L. W. (2022). STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
BERMUATAN KARAKTER UNTUK MATEMATIKA KELAS VIII SMP
NEGERI 1 MARGASARI. Jurnal Dialektika Program Studi Pendidikan
Matematika, 9(1).
Kiay, M. I. (2018). MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
SISWA DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA MATA PELAJARAN
IPA DI SMP NEGERI 4 GORONTALO. Jurnal Pascasarjana, 3(2), 138–147.
Mahmudah, L. (2017). Pentingnya pendekatan keterampilan proses pada
pembelajaran IPA di Madrasah. ELEMENTARY: Islamic Teacher Journal,
4(1).
Marleni, L. (2022). PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS
TENTANG KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI
PENERAPAN MODEL JIGSAW PADA SISWA. Jurnal Economic Edu,
3(1), 12–18.
Murniati, S. (2022). Penerapan Discovery Learning Dengan Media GAPER Dalam
Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Persegi Panjang Dan Persegi Di Kelas
VII SMP Negeri 1 Peudawa. Jurnal Serambi Akademica, 10(4), 337–344.
Nurmawati, N. (2021). Model Discovery Learning pada PTMT Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IX-2 SMPN 1 Pasir Penyu. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 5(3), 8424–8432.
Panggabean, S., Widyastuti, A., Damayanti, W. K., Nurtanto, M., Subakti, H.,
Chamidah, D., Sianipar, L. K., Ardiana, D. P. Y., Purba, F. J., & Cecep, H.
(2021). Konsep dan Strategi Pembelajaran. Yayasan Kita Menulis.
Panggabean, S., Widyastuti, A., Damayanti, W. K., Nurtanto, M., Subakti, H.,
Chamidah, D., ... & Cecep, H. (2021). Konsep dan Strategi Pembelajaran.
Yayasan Kita Menulis.
Rahayu, E., Susanto, H., & Yulianti, D. (2011). Pembelajaran sains dengan
pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan berpikir kreatif siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 7(2).
Sagala, S. (2017). Konsep dan makna pembelajaran: Untuk membantu
memecahkan problematika belajar dan mengajar.
Sari, D. R. (2017). EFEKTIVITAS PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH
WATHONIYAH PALEMBANG. UIN RADEN FATAH PALEMBANG.
Sari, M. Y. (2019). Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Motivasi

13
Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Tembilahan Hulu. Universitas Islam
Riau.
Sagala, S. (2017). Konsep dan makna pembelajaran: Untuk membantu
memecahkan problematika belajar dan mengajar.
Wahyudi, W., Verawati, N. N. S. P., & Ayub, S. (2018). Inquiry Creative Process.
DUTA PUSTAKA ILMU.
Widiyono, A. (2022). Konsep Dan Implementasi Pembelajaran IPA Di Sd. Global
Aksara Pers.
Zuhaida, A., & Mubtasyiroh, Z. (2022). Efektivitas Model Project Based Learning
dengan Pendekatan Inkuiri Berbasis Lingkungan terhadap Hasil Belajar IPA.
Jurnal IPA & Pembelajaran IPA, 6(2), 119–129.

14

Anda mungkin juga menyukai