Anda di halaman 1dari 17

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


PENDIDIKAN IPA SD 2

Dosen Pengampu :
Drs. Radiansyah, M.Pd
Tika Puspita Widya Rini, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 2


Maya Nurhaliza 1910125120051
Abdul Halim 1910125210067
Nilli Lestiana 1910125220096
Tutut Aryani 1910125320011
Nailul Hidayah 1910125320046
4A PGSD

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2020/2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang selalu memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini .Makalah
ini dengan judul “Pendekatan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar” dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPA SD 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Radiansyah, M.Pd dan Ibu
Tika Puspita Widya Rini, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan IPA SD
2 yang sudah memberikan materi ini untuk kami pelajari. Adapun makalah ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin. Untuk itu kami juga tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari
segi penyusunan, penyajian maupun isi. Oleh karena itu kami selaku penyaji
mengharapkan adanya kritik ataupun saran yang membangun dari semua pihak.
Semoga makalah ini dapat menjadi sarana pembelajaran yang baik dalam mata
kuliah Pendidikan IPA SD 2, dan memperluas pengetahuan kita dalam mata kuliah
Pendidikan IPA SD 2 ini.

Banjarmasin, Februari 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................iv

A. Latar Belakang .................................................................................................................iv

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................iv

C. Tujuan Penulisan............................................................................................................... v

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 1

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran ............................................................................... 1

B. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ........................................... 2

C. Kelemahan dan Tantangan Pada Implementasi Pembelajaran IPA di SD........................ 6

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 10

B. Saran ............................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pada tingkat pendidikan formal Sekolah Dasar, salah satunya adalah mata
pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Mata pelajaran IPA merupakan sebuah proses
pembelajaran yang menekankan pada pengalaman seorang peserta didik yang akan
berpengaruh terhadap pengembangan kompetensi agar menjelajah dan memahami alam
sekitar secara ilmiah.
Pembelajaran yang kurang menarik membuat peserta didik merasa cepat bosan
sehingga mereka kurang memahami pembelajaran yang dilakukan akibatnya tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu akan sulit untuk dicapai. Maka
untuk memperoleh tujuan pendidikan yang telah ditetapkan tersebut, perlu adanya
sebuah strategi yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar. Salah satu strategi
pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru yaitu melalui pendekatan-pendekatan
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran sangat diperlukan dalam proses pembelajaran
guna menyesuaikan antara tujuan pembelajaran, latar belakang, sosial dan budaya setiap
peserta didik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa pengertian pendekatan pembelajaran?
2. Apa saja jenis-jenis pendekatan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar?
3. Apa kelemahan dan tantangan pada implementasi pembelajaran IPA di SD?

iv
C. Tujuan Penulisan
Penulisan Makalah ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui apa pengertian pendekatan pembelajaran?
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis pendekatan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar?
3. Untuk mengetahui apa saja kelemahan dan tantangan pada implementasi pembelajaran
IPA di SD?

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran


Pendekatan pembelajaran dapat dimaknai sebagai paradigma kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
umum, di dalamnya terdapat menampung, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Pendekatan pembelajaran juga merupakan
cara agar dapat memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran. Sedangkan pendekatan
pembelajaran IPA sendiri merupakan landasan filosofi yang melatarbelakangi proses
pembelajaran IPA, yang dimaksud IPA disini adalah natural science bukan sosial science.
Pendekatan dalam pembelajaran IPA mempunyai ciri khas yang membedakan dengan
pendekatan pembelajaran yang lain. Karakteristik materi IPA yang khas juga memerlukan
pendekatan-pendekatan pembelajaran yang lebih spesifik. Pendekatan merupakan bagian
pokok dari rencana pembelajaran. Peran pendekatan pembelajaran ialah menyesuaikan
antara tujuan pembelajaran, siswa, latar belakang, sosial dan budaya, sumber dan daya
dukung yang tercakup dalam unsur input, output, produk outcomes. Pendidikan dengan
bahan kajian yang akan disajikan. Sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik,
menyenangkan, menumbuhkan rasa ingi tahu.
Tujuan pendekatan sendiri adalah menggiring cara pandang atau presepsi dan proses
pengkajian terhadap materi pembelajaran dengan suatu terminologi sehingga akan di peroleh
suatu pemahaman dan pembentukan perilaku sisa yang diharapkan. Penentuan pendekatan
IPA berdasarkan pada hal berikut:
1. Tujuan yang akan dicapai
Hendaknya tujuan pendekatan pembelajaran harus menjadi hal pokok yang
diperhatikan. Karena tujuan ini yang akan menjadi tolak ukur terhadap berhasilnya proses
pembelajaran. Sementara tujuan pembelajaran IPA dirumuskan berdasarkan bentuk
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Indikator Pencapaian Kompotensi (IPK) yang

1
berdasarkan pada kompotensi inti dan kompotensi dasar yang telah ditetapkan dalam
kurikulum.
2. Karakteristik materi IPA
Materi IPA memiliki dimensi pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, dan
metakognitif.
3. Karakteristik peserta didik
Setiap peserta didik memiliki keberagaman karakter dalam belajar, ada yang
modalitasnya auditori, visual, dan juga kinestetik. Dari berbagai karakter peserta didik
tersebut harus menjadi acuan dalam memilih pendekatan pembelajaran.
4. Pengalaman belajar
Pengelaman belajar juga berpengaruh terhadap penentuan pendekatan. Pengalaman
belajar dapat mempengaruhi psikologi masing-masing peseta didik. Dengan demikian
untuk bisa menciptakan pendekatan yang lebih maksimal pengalaman belajar peserta
didik juga perlu diperhatikan. Pengalaman belajar tersebut dapat berupa aktivitas yang
dilakukannya. Sedangkan pendekatan yang sesuai dengan pengalaman belajar peserta
didik adalah dengan pendekatan inkuiri.
5. Kecakapan hidup (life skill)
Pendekatan pembelajaran yang akan di aplikasikan oleh seorang guru atau atau pengajar
harus memperhatikan dan mengoptimalkan kecakapan hidup (life skill) peserta didik.
Proses pembelajaran di dalamnya terintegrasi dan terkoneksi kecakapan hidup
harapannya akan mampu membekali peserta didik untuk mampu survivedalam kehidupan
dan juga bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

B. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar


Pembelajaran IPA di SD menekankan pemberian pengalaman belajar langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Cara untuk
meningkatkan kepekaan mengenai pemilihan pendekatan yang dianggap paling tepat antara
lain dengan memperhatikan ketentuan dari kurikulum yang digunakan, belajar dari buku,
diskusi dengan teman sesama guru, melihat dan mendengarkan pengalaman sesama guru
dalam mengajar, dan sebagainya. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat digunakan
dalam pembelajaran IPA.

2
1. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan adalah mengajarkan IPA dengan cara pandang bahwa
mengembangkan kebiasaan siswa menggunakan dan memperlakukan lingkungan secara
bijaksana dengan memahami faktor politis, ekonomis, sosial budaya, ekologis yang
mempengaruhi manusia dalam dan memperlakukan lingkungan tersebut. Kebiasaan
siswa tersebut dibangun melalui pemahaman siswa terhadap lingkungan itu sendiri.
Pada pendekatan ini, pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar, untuk mengembangkan sikap dan perilaku peduli dan mencintai
lingkungan, dan untuk mengembangkan keterampilan meneliti lingkungan.
2. Pendekatan Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat
Pendekatan sains-lingkungan-teknologi-masyarakat merupakan cara pandang
bahwa siswa belajar, menyusun pengetahuan, melalui interaksi pribadi antara
pengalaman dengan skema pengetahuannya. Pemerolehan pengetahuan dilakukan oleh
skemata siswa yang tepat dan bermanfaat baginya. Dalam pendidikan IPA ini, siswa
perlu memperoleh pengalaman secara fisik dan memperoleh pengalaman mengenai
konsep dan model dalam IPA. Pada pendekatan ini, pembelajaran dipusatkan pada
siswa dengan memperhatikan keragaman siswa. secara umum tujuan penggunaan
pendekatan ini adalah agar siswa memiliki pemahaman tentang aspeksains, teknologi,
lingkungan-lingkungan, dan masyarakat yang pergunakan bagi perkembangan kognitif,
menggunakan pemahaman sains dan teknologi untuk diterapkan dalam lingkungan alam
dan lingkungan social (masyarakat) siswa. Langah dasar yang dapat diterapkan adalah:
a. Curah pendapat tentang suatu isu/topik
b. Mendefinisikan pertanyaan/fenomena tertentu
c. Curah pendapat tentang sumber informasi
d. Menggunakan sumber untuk mendapatkan informasi
e. Melakukan analisis, sintesis, evaluasi, dan menciptakan sesuatu.
3. Pendekatan Faktual
Menurut Funk dkk. (1979), pendekatan faktual adalah merupakan suatu cara
mengajarkan IPA dengan menyampaikan hasil-hasil penemuan IPA kepada siswa di
mana pada akhir suatu intruksional siswa akan memperoleh informasi tentang hal-hal
penting IPA. Metode yang palong efisien untuk menindaklanjuti pendekatan ini adalah

3
dengan membaca, menyampaikan pendapat ahli dari buku, demonstrasi latihan, dan
memberikan tes. Terkadang pendekatan ini menarik bagi siswa, namun kurang
merefleksikan gambaran tentang sifat IPA sendiri. Fakta yang disampaikan mewakili
hasil atau produk IPA dan meminimalkan gambaran tentang pentingnya proses IPA
dalam menghasilkan produk IPA tersebut. Biasanya siswa tidak mengingat tentang fakta
dalam waktu yang lama. Apabila hanya memberikan pelajaran tentang fakta maka siswa
akan mendapatkan kesan bahwa IPA hanya berupa katalog dari sekumpulan informasi.
Siswa tidak mendapatkan sajian tentang gambaran menyeluruh tentang sifat IPA yang
sebenarnya lebih menarik dan menyenangkan.
4. Pendekatan Konseptual
Menurut Funk dkk. (1979), apabila menyodorkan fakta memberikan pandangan
terhadap IPA agak sempit dan hasil pembelajarannya tidak dapat diingat terlalu lama,
mungkin mengajarkan konsep diharapkan akan memberikan hasil yang lebih baik.
Konsep adalah suatu pendapat yang merupakan rangkaian dari fakta-fakta. Agar dapat
memahami suatu konsep, suatu pembelajaran memerlukan objek yang konkret,
eksplorasi, mendapatkan fakta, dan melakukan manipuasi atau pemrosesan pendapat
secara mental. Pendekatan konseptual memungkinkan siswa untuk mengorganisasikan
fakta ke dalam suatu model atau penjelasan tentang sifat alam semesta. Pendekatan ini
menekankan pada penyampaian produk atau hasil IPA tidak mengajarkan tentang proses
bagaimana produk tersebut dihasilkan.
5. Pendekatan Pemecahan Masalah
Herawati Susilo (1998) mengutip pendapat Meyer (1987) bahwa pendekatan
pemecahan masalah (force field approach) merupakan suatu pendekatan yang penting.
Setiap masalah memiliki suatu daya positif atau daya pendorong yang cenderung
menuju kearah perubahan positif untuk memperbaiki suatu kondisi atau keadaan.
Namun di lain pihak terdapat pula daya pikir negatif atau penghambat yang beryupaya
untuk mempertahankan permasalah tersebut. Oleh sebab itu dalam pemecahan masalah
perlu dilakukan identifikasi daya pendorong positif yang dapat digunakan dan
identifikasi daya penghambat untuk diminimalkan pengaruhnya. Keterampilan
memecahkan masalah merupakan keterampilan dasar yang dikembangkan melalui
serangkaian latihan. Latihan memecahkan permasalahan tersebut juga melatih siswa

4
untuk bertanggung jawab, memiliki kemampuan tinggi, tanggap terhadap berbagai
kondisi dan situasi yang dihadapinya, dan memiliki kreatifitas.
6. Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan
suatu nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat universal, nilai yang terkait
dengan kepercayaan /agama, atau nilai yang terkait dengan politik, social, budaya suatu
negara atau daerah. Pada akhir instruksional, siswa diharapkan dapat memahami dan
menerapkan perilaku tentang nilai yang menyangkut keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan lingkungan dan alam semesta. Pendekatan ini menekankan pada
penyampaian produk atau hasil IPA dan penjelasan tentang proses IPA serta perilaku
yang diharapkan yang terkait produk dan proses tersebut, namun tidak mengajarkan
secara langsung tentang proses bagaimana produk tersebut dihasilkan.
7. Pendekatan inkuiri
Inkuiri ditandai dengan adanya pencarian jawaban melalui serangkaian kegiatan
intelektual. Secara umum urutan kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan,
mendiskusikan, membuat hipotesis, menganalisis, menafsirkan hasil untuk mendapatkan
konsep umum yang dipelajari (Herawati Susilo, 1998). Dengan demikian, disusun teori
atau pengertian untuk diuji melalui analisis rasional, penggalian sehingga mendapatkan
suatu penemuan, atau dengan eksperimen. Pendekatan ini dimaksudkan untuk
mengembangkan sifat ingin tahu, imajinasi, kemampuan berfikir, sikap, dan
keterampilan proses, siswa perlu dimotivasi untuk menemukan kemungkinan atau cara
baru dalam menghadapi permasalahan yang harus dipecahkan. Sedangkan menurut
Mudjiono & Dimyati (1992/1993: 119) mengemukakan bahwa pendekatan inkuiri
adalah pola belajar-mengajar yang dirancang untuk melatih siswa melakukan proses
meneliti. Penelitian itu dapat terjadi bila siswa dihadapkan pada masalah yang
mengandung tantangan intelektual secara bebas, terarah ke dalam kegeitan meneliti
untuk memperoleh pengetahuan.
8. Pendekatan Keterampilan Proses
Menurut Funk dkk. (1979), pendekatan keterampilan proses adalah cara
mengajarkan IPA dengan mengajarkan berbagai keterampilan proses yang yang biasa
digunakan para ilmuwan dalam mendapatkan atau memformulasikan hasil IPA.

5
Pendekatan ini lebih melibatkan siswa dengan materi konkret dan bekerja ilmiah.
Keterampilan proses yang umum diajarkan adalah mengorservasi, mengukur,
menentukan variabel, memformulasikan hipotesis, mengamati, menyampaikan hasil
pengamatan, dan menyimpulkan serta melakukan percobaan/penelitian. Pendekatan
keterampilan proses dibahas pada model tersendiri.
9. Pendekatan Sejarah
Pendekatan sejarah adalah cara mengajarkan IPA dengan menyajikan berbagai
penemuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan/ahli IPA dan tentang perkembangan
temuan-temuan tersebut dikaitkan dengan ilmu IPA sendiri. Metode yang umum
digunakan untuk pendekatan ini adalah dengan membaca buku teks atau menjelaskan.
Siswa diajak untuk membaca atau mendengarkan informasi temuan-temuan IPA bukan
untuk melakukan suatu kegiatan. Seperti halnya pendekatan faktual dan pendekatan
konseptual, pendekatan ini lebih menekankan penyampaian produk atau hasil IPA,
sedikit menjelaskan proses mendapatkan temuan tersebut, namun tidak banyak-banyak
melibatkan siswa dengan bagaimana proses konkret yang dilaluinya.

C. Kelemahan dan Tantangan Pendekatan Pada Implementasi Pembelajaran IPA di SD


Penguasaan konsep IPA yang kurang disebabkan oleh kesulitan peserta didik dalam
merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru mereka.itu yang melatarbelakangi
lemahnya dan tantangan pembelajaran IPA di SD Beberapa temuan mengindikasikan
penyebab kesulitan belajar IPA peserta didik Sekolah Dasar menurut Khoir (2008: 20)
adalah terlalu banyak istilah asing, materi yang terlalu padat, siswa terkesan mau tidak mau
harus menghafal materi, terbatasnya media pembelajaran, peserta didik terkesan susah
memahami materi tanpa tersedianya media, guru yang cenderung mendominasi
pembelajaran, penguasaan guru akan materi lemah, dan terlalu monoton
Oleh karena itu perlu diadakan penelitian lebih jauh tentang kesulitan belajar mata
pelajaran IPA peserta didik Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Sintang. Temuan penelitian
dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik wawancara dengan sumber data yakni siswa
yang diidentifikasi sebelumnya bahwa mereka mendapatkan hasil belajar yang buruk pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Jumlah responden yang diwawancarai
sebanyak sembilan orang siswa Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai

6
kesulitan belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) yang
dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Penyebab Kesulitan Belajar IPA di SD Faktor internal penyebab siswa mengalami
kesulitan belajar dapat ditinjau dari berbagai aspek. Aspek tersebut meliputi minat,
motivasi, rasa percaya diri, kebiasaan belajar, dan cita-cita.
Pada aspek minat untuk belajar, terlihat bahwa semua siswa tidak menyukai mata
pelajaran IPA. Tidak disukainya IPA oleh siswa yang mengalami hasil belajar kurang
memuaskan ini dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama karena bahasa asing yang
terdapat pada mata pelarana IPA. Hal lain yang juga membuat siswa tidak menyukai
pelajaran IPA adalah cara mengajar sebagain guru yang hanya menggunakan metode
ceramah, tanpa disertai dengan alat bantu. Minat siswa dalam mengikuti pelajaran mata
pelajaran IPA juga sangat rendah. Siswa yang diwawancarai menyebutkan bahwa
mengerjakan tugas IPA yang diberikan guru hanya sebatas formalitas agar tidak dimarahi
atau agar ada nilai yang diperoleh. Padahal belajar IPA tujuannya adalah agar siswa dapat
memahami secara sederhana perilaku benda benda yang ada di sekitar mereka. Dari hasil
temuan, dapat diambil kesimpulan bahwa ditinjau dari aspek minat siswa terhadap mata
pelajaran IPA, siswa yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran IPA tidak
menunjukkkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran IPA. Tidak berbeda dengan
minat,
motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPA di SD sangat memprihatinkan. Dari
hasil temuan diungkap bahwa, siswa yang mengalami kesulitan belajar IPA mengaku
hanya sekedar ikut-ikutan belajar mata pelajaran IPA. Alasan lain disampaiakna bahwa
mengikuti mata pelajaran IPA di kelas agar supaya mendapat nilai sehingga
dipertimbangkan gurunya untuk naik tingkat atau naik kelas.
Rasa percaya diri siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru juga rendah.
Sangat jarang siswa yang diwawancarai mengerjakan tugas dengan mengandalkan
kemampuan sendiri. Kenbanyakan mereka meminta bantuan orang tua, saudara (kakak),
bahkan tidak jarang hanya tinggal melihat pekerjaan temannya. Sebaliknya ketika diminta
untuk berdiskusi memecahkan masalah atau tugas yang diberikan guru, mereka juga
enggan untuk turut menyelesaikan bersama teman kelompoknya. Rendahnya tingkat

7
percaya diri siswa membuat siswa kurang mengapresiasi mata pelajaran IPA, sehingga
berakibat pada kurangnya hasil belajara yang diperoleh siswa tersebut. Ditinjau dari
kebiasaan belajar di rumah, siswa yang mengalami kesulitan belajar juga kurang
membiasakan diri untuk belajar sendiri di rumah. Terdapat seorang siswa saja yang
secara jelas mengungkapkan meluangan waktu selama 60 menit untuk belajar di rumah.
Alasan meluangkan waktu untuk belajar juga karena takut dimarahi orang tua, bukan atas
kesadaran sendiri untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan gurunya.
Ketika ditanya tentang cita-cita atau keinginan untuk menjadi apa di masa
mendatang, semua siswa juga seakan tidak tertarik untuk menjadi seseorang yang
berprofesi berlatar belakang pendidikan IPA. alasan yang disampaikan adalah pelajaran
IPA sulit untuk dipahami. Oleh karena itu, mereka tidak berniat untuk menjadi seorang
yang berlatar belakang menguasai IPA. Bedasarkan ulasan tersebut, terlihat bahwa semua
aspek yang menjadi fokus penelitian yang berkaitan dengan faktor internal penyebab
siswa sulit belajar dialami sebagian besar siswa. Kurangnya minat, motivasi, rasa percaya
diri, kebiasaan belajar, dan adanya cita-cita menyebabkan siswa sulit memperoleh nilai
maksimala dalam pembelajaran IPA. sehingga dapat dikatakan bahwa, faktor penyebab
kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh aspek minat, motivasi,
rasa percaya diri, kebiasaan belajar, dan adanya cita-cita.
2. Faktor Eksternal
Penyebab Kesulitan Belajar IPA di SD Aspek yang ditinjau pada factor eksternal
penyebab siswa sulit belajar IPA di SD adalah peran guru, ketersediana saran dan
prasarana, kebijakan penilaian, lingkungan sosial di sekolah, lingkungan sosial di rumah,
dan muatan materi pada kurikulum IPA di SD. Temuan pada saat wawancara diungkap
bahwa keenam aspek yang ingin diketahui perannya terhadap kesulitan siswa belajar IPA
di SD hanya terdapat satu aspek yang memberikan pengaruh besar terhadap hasil belajar
siswa yang kurang maksimal yakni muatan materi pada kurikulum. Aspek peran guru,
ketersediana saran dan prasarana, kebijakan penilaian, lingkungan sosial di sekolah, dan
lingkungan sosial di rumah tidak memberikan pengaruh besar terhadap kesulitan belajar
siswa. Sebagian besar siswa menyatakan bahwa peran guru, ketersediana saran dan
prasarana, kebiajakan penilaian, lingkungan sosial di sekolah, lingkungan sosial di rumah
sudah mendukung kegiatan pembelajaran IPA di SD. Muatan materi yang terkandung

8
pada mata pelajaran IPA dirasa oleh siswa sulit untuk diikuti dan dipahami. Terlebih
sebagian guru menyampaikan materi hanya dengan metode ceramah tanpa alat peraga.
Berbagai permasalahan lain juga terungkap yakni banyaknya istilah asing yang tredapat
pada materi IPA. Tidak hanya susah dipahami, istilah asing tersebut oleh guru mata
pelajaran harus dihafal oleh siswa. Selain itu, terdapat pula rumus untuk menghitung nilai
dari besaran IPA yang dipelajari. Kemampuan hitungan yang juga lemah serta harus
menghafal bentuk rumus yang tertera di buku pendukung juga menjadi faktor prestasi
siswa yang rendah. Oleh karena itu, muatan materi dalam kurikulum IPA beerpengaruh
besar terhadap kesulitan siswa dalam belajar IPA di SD.
Itu tadi Apa saja kelemahan dan tantangan pada implementasi pembelajaran IPA di
SD yang harus di perhatikan agar siswa dan guru dapat memahami berbagai factor yang
dapat mempengaruhi terganggunya minat siswa di sd dalam pelajaran IPA,materi yang
cukup sulit sangat mempengaruhi minat siswa dalam belajar ipa belum lagi menghafal
rumus rumus itu menjadi tantangan tersendiri

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan dalam pembelajaran IPA mempunyai ciri khas yang membedakan dengan
pendekatan pembelajaran yang lain. Karakteristik materi IPA yang khas juga memerlukan
pendekatan-pendekatan pembelajaran yang lebih spesifik. Peran pendekatan pembelajaran
ialah menyesuaikan antara tujuan pembelajaran, siswa, latar belakang, sosial dan budaya,
sumber dan daya dukung yang tercakup dalam unsur input, output, produk outcomes
Ada beberapa jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar diantaranya
adalah Pendekatan Lingkungan, Pendekatan Sains-Lingkungan-Tekonologi-Masyarakat,
Pendekatan Faktual, Pendekatan Konseptual, Pendekatan Pemecahan Masalah, Pendekatan
Nilai, Pendekatan Inkuiri, Pendekatan Keterampilan Proses, dan Pendekatan Sejarah. Tujuan
adanya pendekatan tersebut adalah menggiring cara pandang dan proses pengkajian terhadap
materi pembelajaran dengan suatu terminologi sehingga akan di peroleh suatu pemahaman
dan pembentukan perilaku siswa yang diharapkan serta untuk memudahkan tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Adapun kelemahan dan tantangan pendekatan pada implementasi pembelajaran IPA di
Sekolah dasar yaitu ada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi
kurangnya minat peserta didik/siswa pada pembelajaran IPA, kurangnya motivasi belajar
peserta didik dan rendahnya percaya diri. Faktor eksternal meliputi peran guru, ketersediana
saran dan prasarana, kebijakan penilaian, lingkungan sosial di sekolah, lingkungan sosial di
rumah, dan muatan materi pada kurikulum IPA di SD.

B. Saran
Sebagai calon seorang guru yang nantinya akan mengajar di dalam kelas, hendaknya kita
memiliki wawasan luas mengenai bagaimana cara mengajar yang menarik dan tidak
membosankan. Salah satunya guru dituntut untuk dapat menggunakan berbagai macam
pendekatan pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPA. Seperti yang terdapat pada
makalah ini, ada 9 macam pendekatan pembelajaran IPA diantaranya Pendekatan

10
Lingkungan, Pendekatan Sains-Lingkungan-Tekonologi-Masyarakat, Pendekatan Faktual,
Pendekatan Konseptual, Pendekatan Pemecahan Masalah, Pendekatan Nilai, Pendekatan
Inkuiri, Pendekatan Keterampilan Proses, dan Pendekatan Sejarah. Seorang guru diharapkan
dapat menggunakan berbagai pendekatan tersebut sesuai dengan situasi dan keadaan kelas,
agar proses pembelajaran berjalan dengan optimal guna mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan sebelumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Har, E. (2015). Penggunaan Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. Jurnal IPTEKS
Terapan, 3-4

Awang, I. S. (2015). Kesulitan Belajar Ipa Peserta Didik Sekolah Dasar. Vox Edukasi, Vol 6,
118-121.

Selvi, Nurhayati & Hisbullah. 2018. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar.
Makassar: Aksara Timur

Muakhirin, Binti. 2014. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran
Inkuiri Pada Siswa SD. Jurnal Ilmiah Guru No.01

12

Anda mungkin juga menyukai