Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN ANAK TUNA NETRA

Kegiatan Belajar 1
Defenisi, Klasifikasi, Penyebab dan Cara Pencegahan Terjadinya
__________________________________________________________________________

1. Buatlah rumusan tentang defenisi tunanetra dengan menggunakan kata – kata Anda sendiri!
Jawab :
Secara etimologi kata tunanetra berasal dari tuna yang berarti rusak,netra berarti mata
atau penglihatan. Jadi secara umum tunanetra berarti rusak penglihatan. Tunanetra berarti
buta,tetapi buta belum tentu sama sekali gelap atau sama sekali tidak dapat melihat. Ada anak
buta yang sama sekali tidak ada penglihatan,anak semacam ini biasanya disebut buta total.
Disamping buta total,masih ada juga anak yang mempunyai sisa penglihatan tetapi tidak
dapat dipergunakan untuk membaca dan menulis huruf biasa. Istilah buta ini mencakup
pengertian yang sama dengan istilah tunanetra atau istilah asingnya blind. Untuk memberikan
pengertian yang tepat tentang buta itu, perlu dirumuskan pengertian sebagai berikut: Menurut
Slamet Riadi adalah “Seseorang dikatakan buta jika ia tidak dapat mempergunakan
penglihatannya untuk pendidikan “(Slamet Riadi , 1984, hal. 23). Menurut Pertuni tunanetra
adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total) hingga mereka yang
masih memiliki sisah penglihatan, tetapi tidak mampu menggunakan penglihatanya untuk
membaca tulisan biasa berukuran 12 point dalam keadaan cahaya normal meski pun dibantu
dengan kacamata (kurang awas).
Pertuni (persatuan tunanetra indonesia) yang berkedudukan di jakarta. Sala satu wadah
institusi ormas, yang mengakfokasi hak- hak tunanetra dalam kehidupan dan penghidupan
dalam masyarakat. Baik dari segi hukum, HAM (hak asasi manusia) dan pendidikan.
Pengertian secara khusus, bahwa orang yang kehilangan penglihatan sedemikian rupa,
sehingga seseorang itu sukar atau tidak mungkin dapat mengikuti pendidikan dengan metode
yang biasanya dipergunakan disekolah biasa. Sebenarnya anak buta dalam pendidikan tidak
saja mempergunakan metode khusus, melainkan juga alat-alat bantu khusus, yang digunakan
untuk membaca dan menulis diantaranya adalah : huruf braille, riglet dan pen.

Tunanetra menurut Soedjadi S. (tth:23): Berdasarkan pandangan paedagogis, mereka ini


kurang atau sama sekali tidak dapat menggunakan penglihatannya dalam melaksanakan tugas
yang diberikan dalam pendidikan.
Anak  yang mengalami gangguan penglihatan dapat didefinisikan sebagai anak yang
rusak penglihatannya yang walaupun dibantu dengan perbaikan masih mempunyai pengaruh
yang merugikan bagi anak yang bersangkutan (Scholl, 1986:p.29). Pengertian ini mencakup
anak yang memiliki sisa penglihatan dan yang buta.
Tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan/tidak
berfungsinya indera penglihatan.
2. Semua orang yang mengalami gangguan penglihatan disebut tunanetra. Menurut Anda

apakah pernyataan tersebut benar atau salah ? Berikan alasannya !

Jawab :

Tidak

Tunanetra

1. Fisik: keadan fisik anak tunanetra tidak berbeda dengan anak sebaya lainnya.
Perbedaan nyata, diantaranya mereka hanya terdapat pada organ penglihatannya.
Gejala ketunanetraan yang dapat diamati dari segi fisik antara lain: mata juling, sering
berkedip, menyipitkan mata, kelopak mata merah, gerakan mata tak beraturan dan
cepat, mata selalu berair, dan sebagainya.
2. Perilaku: beberapa gejala tingkah laku pada anak yang mengalami gangguan
penglihatan dini antara lain; berkedip lebih banyak dari biasanya, menyipitkan mata,
tidak dapat melihat benda-benda yang agak jauh. Adanya keluhan-keluhan antara lain:
mata gatal, panas, pusing, kabur, atau penglihatan ganda.
3. Psikis: tidak berbeda jauh dengan anak normal. Kecenderungan IQ anak tunanetra ada
pada batas atas sampai batas bawah. Kadang kala ada keluarga yang belum siap
menerima anggota keluarga yang mengalami tunanetra sehingga menimbulkan
ketegangangelisah di antara keluarga. Seorang tunanetra biasanya mengalami
hambatan kepribadian seperti curiga terhadap orang lain, perasaan mudah tersinggung,
dan ketergantungan yang berlebihan.

 Penurunan penglihatan (Low vision)

1. Menulis dan membaca dengan jarak yang sangat dekat.


2. Hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar.
3. Memicingkan mata atau mengerutkan kening terutama di cahaya terang atau saat
mencoba melihat sesuatu.

3. Jelaskan perbedaan penggunaan istilah “ Gangguan Penglihatan “, “ Tunanetra “, “ Buta

(Blind) “, dan “ Kurang Lihat “ (Low Vision/Partially Sighted) !

Jawab :

Jika seseorang mengalami kerusakan atau gangguan pada salah satu atau lebih dari empat
fungsi tersebut keadaan ini secara umum disebut tunanetra. Terminlogi yang digunakan untuk
menggambarkan  seseorang yang mengalami gangguan penglihatan telah berubah dari waktu
ke waktu. Dahulu semua orang yang mengalami gangguan penglihatan disebut buta (blind),
tetapi kemudia, dalam bahasa Indonesia  ada istilah tunanetra, dan kurang lihat. Dalam bahasa
Inggris istilah yang terkait dengan kerusakan penglihatan yang laian adalah, visually
handicapped, visual impairment, partially sigted, dan  low vision.
Di Indonesia, sebelum istilah tunanetra digunakan secara meluas, untuk menggambarkan
keadaan seseorang yang mengalamai kerusakan penglihatan digunakan istilah ”buta”. Istilah
buta ini kemudian dianggap terlalu kasar dan menimbulkan efek psikologis yang negatif bagi
penyandangnya. Oleh karena itu, kemudian diperkenalkan istilah baru yang dianggap lebih
halus, yaitu ”tunanetra”. Istilah tunanetra berasal dari dua kata bahasa Jawa, yaitu tuna  berarti
rugi dan netra berarti mata. Berdasarkan konteks tersebut, maka istilah buta dapat digantikan
dengan tunanetra. Di luar konteks tersebut ada  istilah lain yang juga sering digunakan, yaitu
”cacat netra”. Di samping itu, istilah buta masih dipergunakan  secara terbatas untuk kepentingan
klasifikasi berdasarkan tingkat kerusakan penglihatan. Hal ini digunakan untuk menunjukkan
keadaan seseorang yang mengalami ketunanetraan tanpa memiliki sisa penglhatan sama sekali
yang didebut dengan ”tunanetra total” atau ”buta”. Penggunaan istilah yang satu secara umum
sering dianggap sama dengan penggunaan istilah yang lain. Meskipun demikian, untuk
keperluan yang berbeda penggunaan istilah tertentu memiliki pengertian atau magna yang
berbeda pula.
Untuk memberikan pengertian atau batasan tunanetra dapat menggunakan sudut pandang yang
berbeda. Pada tulisan ini hanya akan dibahas batasan tunenetra dilihat dari sudut pandang
medis dan pendidikan. Batasan tunetra dalam bidang medis didasarkan pada tingkat ketajaman
penglihatan (visus) dan lantang pandangan (visual field). Secara sederhana ketajaman
penglihatan atau visus adalah kemampuan sesorang untuk melihat detail suatu obyek. Secara
teknis visus merupakan kemampuan sesorang  untuk melihat dua titik yang terdekat sehingga
dua titik tersebut masih tetap dilihat sebagai dua titik. Pada seseorang yang visusnya tidak
normal, dua titik yang dapat dilihat oleh orang normal pada jarak tertentu dianggapnya sebagai
satu titik. Untuk mengukur ketajaman penglihatan atau visus biasanya digunakan Snellen
Chart (kartu Snellen).
Snellen Chart terdiri huruf-huruf atau gambar yang disusun menjadi beberapa baris yang
masing-masing meiliki ukuran berbeda. Setiap baris huruf atau gambar dengan ukuran tertentu
dapat dilihat dengan jelas oleh orang normal pada jarak tertentu, misalnya 60, 30, 21, 15, 12, 9
atau 6 meter. Ukuran huruf atau gambar yamg paling besar pada Snellen Chart terdapat di baris
paling atas dengan nomor 60, artinya huruf atau gambar tersebut dapat dilihat oleh orang normal
pada jarak 60 meter. Jika seseorang tidak dapat melihat huruf atau gambar tersebut pada jarak
60 meter maka orang tersebut dikatakan memiliki visus 6/60.
Lantang pandangan (visual field) merupakan area yang dapat dilihat oleh seseorang ke arah
atas – bawah dan samping kanan-kiri tanpa harus melirik kekanan atau kekiri dengan tetap
pandangannya ke arah depan secara lurus. Pada orang normal, lantang  pandangan ke arah
atas kira-kira 50 derajad, ke arah  bawah 70 derajad, ke arah samping dalam 60 derajad, dan ke
arah samping luar 90 derajad. Berdasarkan ketajaman penglihatan dan lantang pandangan inilah
batasan ketunanetraan pada segi medis diberikan.
Seseorang yang memiliki ketajaman penglihatan (visus) 6/60  atau kurang tergolong buta. 
Sedangkan yang memiliki visus antara 6/12 tergolong low vision. Meskipun seseorang memiliki
ketajaman penglihatan normal tetapi lantang pandangannya kurang dari 20 derajat juga
tergolong buta.
Karena difinisi medis ini semata-mata didasarkan pada ketajaman penglihatan, sering ditemukan
seseorang yang memiliki ketajaman penglihatan sama tetapi kemampuan penggunaan
penglihatannya berbeda. Di samping itu, berdasarkan data statistik bahwa seseorang yang
digolongkan buta  keadaan penglihatannya sangat beragam .

Dalam dunia  pendidikan batasan tunanetra diberikan atas dasar seberapa banyak penglihatan
masih dapat digunakan secara riil, karena seseorang yang memilki ketajaman penglihatan  yang
sama fungsi penglihatan dapat berbeda-beda. Misalnya, sama-sama memiliki ketajaman
penglihatan 6/12 tetapi yang satu dapat membaca huruf  cetak dengan ukuran lebih kecil dan
yang lain perlu dicetak lebih besar atau memerlukan kekontrasan yang berbeda.

Mendefinisikan ketunanetraan dari sudat pandang pendidikan, yang paling populer adalah
definisi yang diberikan oleh Barraga. Tunanetra (visually handicapped) adalah sekelompok anak
yang memerlukan layanan pendidikan khusus karena ada masalah pada penglihatannya. Dalam
kelompok anak  tunanetra ini dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu buta (blind), kurang
lihat (low vision), dan penglihatan terbatas (visually limited) (Haring, 1982).
Buta (blind), istilah ini digunakan untuk menunjuk seseorang yang tanpa penglihatan sama sekali
atau tidak memiliki penglihatan sama sekali tetapi mungkin saja masih masih memiliki persepsi
cahaya, yaitu masih dapat membedakan ada dan tidaknya cahaya. Dari sudut pandang
pendidikan, seseorang yang buta belajar dengan menggunakan huruf Braille atau media yang
tidak menggunakan penglihatan, meskipun ia masih merasakan adanta sinar dan
menggunakannya untuk kepentingan orientasi dan mobilitas.
Kurang lihat (low vision), mereka yang memiliki keterbatasan dalam melihat pada jarak yang jauh
tetapi mampu melihat obyek pada jarak tertentu. Seseorang yang low vision harus
menggantungkan pada indera selain mata untuk memperoleh informasi karena penglihatannya
berfungsi hanya untuk melihat benda dengan jarak yang dekat dengan tangannya.
Penglihatan terbatas (visually limited), seseorang yang memiliki maslah penglihatan ketika
melihat benda dalam kondisi pada umumnya. Mereka mengalami kesulitan untuk melihat materi
pelajaran tanpa pencahayaan yang khusus atau tidak dapat melihat benda kecuali benda
tersebut bergerak atau mereka memerlukan lensa atau alat bantu optik dan alat khusus untuk
memfungsikan penglihatannya.
Penjelasan di atas dapat dirangkum secara singkat sebagai berikut. Seseorang yang belajar
dengan menggunakan indera perabaan dan pendengaran digolongkan sebagai buta. Sedangkan
seseorang yang masih mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca meskipun dengan
tulisan yang diperbesar (diadaptasi) mereka digolongkan sebagai low vision. Seseorang yang
masih mampu menggunakan penglihatannya tetapi mengalami gangguan pada situasi tertentu
tergolong sebagai limited vision.
 

4. Coba Anda perhatikan perilaku siswa Anda dalam membaca atau melakukan tes sederhana

untuk mengetahui apakah di kelas Anda ada yang mengalami gangguan penglihatan ?

Jawab :

Ada

Myopia, adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan jatuh di belakang retina.
b.      Hyperopia, adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan jatuh di depan retina.
c.       Astigmatisme, adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan karena ketidak
beresan pada kornea mata.
1.      Albinisme
Penyebabnya kekurangan pigmen
a.       Penglihatan buruk
b.      Retinanya tdk sempurna
c.       Terlalu peka terhadap cahaya
d.      Matanya terus menerus berkedip
2.      Ambiyopia
Penyebabnya bawaan dari lahir atau bisa berkembang kemudian
3.      Buta Warna
Penyebabnya bisa dari keturunan, keracunan atau penyakit retina
4.      Cedera dan radiasi
Perlu pelindung mata pada saat bekerja :
Tukang las, Karyawan pabrik , Petugas foto sinar X pada laboratorium
5.      Devisiensi Vitamin A
kekurangan vit A yg akut menyebabkan (Xerophtalmia )

6.      Glaukoma
Cairan pada bagian depan mata tidak mengalir ke luar.
Gejala : Sering salah lihat, Perut mual
7.      Katarak
Penderita katarak akan mengalami pengelihatan yang buram, ketajaman pengelihatan
berkurang, sensitivitas kontras juga hilang, sehingga kontur, warna bayangan dan visi kurang
jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke mata.
8.      Kelainan Mata Bawaan
Yaitu kelainan mata yang berasal dari bawaan lahir:
a.       Anirida : tidak ada iris
b.      Microphthalmos : mata yg sangat kecil
c.       Megalophthalmos : mata yg sangat besar dari lahir
d.      Anophthalmos : tidak ada bola mata
e.       Coloboma : retakan/celah pada iris
9.      Myopia
Mata Myopia adalah cacat mata tidak bisa melihat jauh, hal ini karena bayangan jatuh pada
depan retaina. Dapat ditolong dng kaca mata minus

5. Coba renungkan, apakah Anda sudah melakukan upaya pencegahan terjadinya gangguan

penglihatan pada siswa Anda ? Apabila sudah, bagaimana cara untuk meningkatkan

upaya tersebut !

Jawab :

upaya pencegahan terjadinya gangguan penglihatan pada siswa dengan selalu

mengingatkan siswa untuk rajin mengkonsumsi sayur dan buah khususnya wortel untuk

menjaga Kesehatan mata.

6. Apabila belum, apa yang akan Anda lakukan terhadap siswa Anda sebagai upaya

pencegahan terjadinya gangguan penglihatan ?

Jawab :

Selalu mengingatkan untuk rajin mengkonsumsi sayur dan buah khususnya wortel untuk

menjaga Kesehatan mata dan menghindari prilaku yang dapat mengakibatkan

terganggunya penglihatan. Seperti tidak menonton televisi terlau dekat, tidak membaca

buku sambal tiduran atau mengurangi bermain handphone.


JAWABAN PERTANYAAN
_________________________

1. Defenisi tunanetra menurut saya adalah orang yang mengalami gangguan penglihatan

baik ringan maupun berat.

2. Semua orang yang mengalami gangguan penglihatan disebut tunanetra menurut saya,

pernyataan tersebut dapat dibenarkan karena semua orang yang mengalami gangguan

penglihatan baik berat maupun ringan maka dapat dikatakan sebagai tunanetra.

3. Gangguan penglihatan adalah hilangnya ketajaman penglihatan dan ketidakmampuan

untuk melihat suatu benda secara detail.

Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang mengalami

gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya.

Buta atau blind adalah kondisi seorang tuna netra yang mengalami gangguan penglihatan

secara total atau tidak dapat melihat karena faktor tertentu, misalnya kecelakaan.

Kurang lihat adalah salah satu kondisi tunanetra yang berhubungan dengan

kemampuannya dalam melakukan kegiatan sehari – hari.

4. Perilaku siswa yang selalu maju ke depan untuk melihat tulisan di papan merupakan salah

satu indikasi seorang siswa mengalami gangguan penglihatan.

5. Kami sudah mencoba melakukan upaya pencegahan terjadinya gangguan penglihatan

pada siswa dengan selalu mengingatkan siswa untuk rajin mengkonsumsi sayur dan buah

khususnya wortel untuk menjaga Kesehatan mata.

6. Selalu mengingatkan untuk rajin mengkonsumsi sayur dan buah khususnya wortel untuk

menjaga Kesehatan mata dan menghindari prilaku yang dapat mengakibatkan

terganggunya penglihatan. Seperti tidak menonton televisi terlau dekat, tidak membaca

buku sambal tiduran atau mengurangi bermain handphone.

PENDIDIKAN ANAK TUNA NETRA


Kegiatan Belajar 2
Dampak Ketunanetraan terhadap Kehidupan Seorang Individu
__________________________________________________________________________

1. Jelaskan perbedaan kemampuan antara anak tunanetra yang tergolong kurang lihat (Low

vision) dan buta (Blind) ?

Jawab :

2. Jelaskan mengapa mitos tentang adanya indra keenam atau kepekaan tunanetra yang

diperoleh secara otomatis itu tidak benar ?

Jawab :

Anggapan ketiga adalah bahwa “Orang buta memiliki indera tambahan yang memungkinkan mereka
untuk mendeteksi segala rintangan”.

Namun sebenarnya Orang  buta  tidak   memiliki indera tambahan. Mereka dapat


mengembangkan indera pendeteksi rintangan, apabila  mereka memiliki kemampuan
mendengar.

Jadi orang orang yang Blind mereka memanfaatkan pendengarannya untuk mendeteksi bahaya atau
rintangan.

Selanjutnya ada anggapan bahwa “Orang buta dengan sendirinya akan memiliki ketajaman indera-
indera yang lainnya secara lebih baik”.

Namun sebenarnya Hanya karena melalui  konsentrasi  dan perhatian,  orang-


orang  buta  dapat  melakukan diskriminasi penginderaan dengan  baik. Hal inipun 
tidak terjadi secara otomatis,  tetapi  lebih merupakan  akibat penggunaan indera-
indera  penerima secara baik.

Karena orang orang Blind sudah tidak dapat melihat maka mereka menggunakan indera-indera
lainnya seperti pendengaran dan perabaan untuk mengenali lingkungan sekitarnya.

3. Mengapa banyak orang tunanetra memilih karir dalam bidang musik ?


Jawab :
musik dikalangan tuna netra memiliki pengaruh unik terutama untuk daya pendengaran mereka,
sehingga musik sangat berpengaruh positif terhadap kualitas hidup orang-orang tuna netra. Musik-
musik bertema semangat adalah yang paling banyak disukai oleh para tuna netra. Musik bertema
semangat dinilai mampu membuat para tuna netra lebih percaya diri.
Musik semangat juga berfungsi untuk mendorong para tuna netra untuk lebih bersemangat menjalani
hidup yang sulit. Dibeberapa daerah di Indonesia sudah banyak muncul grup-grup musik yang
anggotanya adalah tuna netra. Dengan musik mereka tidak malu lagi tampil didepan umum kendati
memiliki banyak kekurangan fisik.

Seruling dan drum merupakan instrumen yang paling disukai oleh para tuna netra, sebab dua
instrumen inilah yang paling mudah dipelajari oleh mereka, yakni dengan menghapal bunyi serta
bagian instrumen yang harus dimainkan

Anggapan selanjutnya adalah bahwa “Orang buta memiliki kemampuan musik yang luar biasa”.

Faktanya Kemampuan musik pada orang-orang buta tidak harus  lebih baik


daripada orang awas. Rupa-rupanya, banyak orang buta yang  menekuni  karir 
musik, karena  itu  merupakan  salah satu bidang atau cara, dimana mereka dapat
mencapai  sukses secara maksimal.

Yaaaa karena pada musik tidak dibutuhkan penglihatan yang baik, yang sangat dibutuhkan pada
seorang pemusik adalah  pendengaran juga perabaan , dan inilah alasan mengapa orang-orang buta
banyak yang mendalami dunia musik.

4. Bagaimana cara individu tunanetra memanfaatkan indra pendengaran untuk memahami

lingkungannya ?

Anggapan salah selanjutnya adalah bahwa “Orang  buta dengan sendirinya dapat mengembangkan 
kemampuan konsentrasi yang luar biasa, yang menyebabkan mereka menjadi pendengar yang baik.

Padahal Menjadi pendengar  yang  baik adalah  suatu  keterampilan yang dipelajari.


Walaupun benar banyak tunanetra yang memiliki  kemampuan   mendengar secara
baik, akan tetapi  hal tersebut  merupakan  sebagian dari hasil kerja keras mereka.
Hal ini mereka lakukan karena itulah  alat/cara yang  mereka andalkan untuk
mendapatkan informasi  sebanyak-banyaknya dari lingkungan.

Karena mereka tidak dapat melihat maka mereka melatih pendengarannya yang masih berfungsi
untuk mengenali dan mencari informasi di lingkungan sekitarnya.

5. Bagaimana cara individu tunanetra menggunakan visualisasi untuk mendapatkan

kenyamanannya di dalam lingkungannya dan membantunya bergerak secara mandiri ?

JAWABAN PERTANYAAN
_________________________
1. Berdasarkan tingkat gangguannya, tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind) dan
yang masih mempunyai sisa penglihatan (low vision)
2. Adanya mitos tentang adanya indra keenam atau kepekaan tunanetra yang diperoleh
secara otomatis itu tidak benar karena sesungguhnya tidak ada indra keenam
sebagaimana dipersepsikam masyarakat awam melainkan indra penglihatan yang kurang
dapat menyebabkan indra lain berfungsi lebih baik.
3. Banyak orang tunanetra memilih karir dalam bidang musik karena seorang tunaetra
memiliki kepekaan yang lebih baik pada indra pendengarannya melalui sumber
informasi bunyi yang ada.
4. Cara individu tunanetra memanfaatkan indra pendengaran untuk memahami
lingkungannya adalah dengan melatih indra pendengaran terhadap bunyi – bunyi kecil
atau sumber bunyi yang dieroleh dari lingkungan sekitarnya.
5. Cara individu tunanetra menggunakan visualisasi untuk mendapatkan kenyamanannya di
dalam lingkungannya dan membantunya bergerak secara mandiri adalah dengan
menggunakan alat bantu berupa tongkat yang merupakan perpanjangan fungsi indra
perabaan sehingga dapat membantunya bergerak atau melangkah secara mandiri tanpa
bantuan orang lain.
PENDIDIKAN ANAK TUNA NETRA
Kegiatan Belajar 3
Pendidikan Bagi SIswa Tunanetra di Sekolah Umum Dalam Setting Pendidikan
Inklusif
__________________________________________________________________________

1. Bagaimana mengembangkan konsep tubuh pada siswa tunanetra ?

2. Sebagai Latihan memahami tulisan Braille, coba tuliskan identitas Anda melalui tulisan

Braille !

3. Seandainya di kelas Anda terdapat siswa tunanetra, Bagaimana upaya Anda untuk

mengembangkan ketrampilan sosial siswa tunanetra tersebut ?

4. Kelebihan apa yang dapat diperoleh anak tunanetra apabila menggunakan objek atau

situasi sebenarnya sebagai alat peraga ?

JAWABAN PERTANYAAN
_________________________

1. Konsep dasar penting yang berhubungan dengan mobilitas adalah kesadaran tubuh, termasuk

di dalamnya gambaran tubuh, konsep tubuh dan citra tubuh. Beberapa konsep lainnya, seperti

konsep posisi dan hubungan merupakan konsep – konsep yang tidak kalah pentingnya dari

konsep bentuk, ukuran, dan gerak dalam mobilitas. Maka seorang tunanetra harus memiliki

konsep yang tepat tentang lingkungan, topografi, tekstur, dan temperature.

2. Huruf braille merupakan huruf dengan sistem tulisan sentuh yang digunakan oleh

penyandang tunanetra untuk membaca dan menulis. Sistem ini pertama kali digunakan

di L’Institution Nationale des Jeunes Aveugles, Paris, dalam rangka mengajar siswa-

siswa tunanetra. Munculnya sistem ini bagaikan angin segar yang memberikan akses

bagi penyandang tunanetra untuk mendapatkan informasi dalam bentuk tulisan

sekaligus memudahkan proses pembelajaran. Uniknya, sistem sentuh huruf braille ini

diciptakan oleh seorang tunanetra asal Perancis, Louis Braille.

Contoh :
3. Jika terdapat siswa tunanetra dalam kelas maka upaya yang dapat dilakukan untuk

mengembangkan ketrampilan sosial siswa tunanetra tersebut adalah meningkatkan

interaksi sosial dan komunikasi dua arah agar kemampuan ketrampilan sosial siswa

tunanetra tersebut dapat terus terasah

4. Kelebihan yang dapat diperoleh anak tunanetra apabila menggunakan objek atau situasi

sebenarnya sebagai alat peraga adalah

- Memudahkan anak tunanetra dalam mengenali lingkungannya

- Memudahkan anak tunanetra dalam berkomunikasi dengan orang lain

Anda mungkin juga menyukai