Anda di halaman 1dari 15

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MATERI BILANGAN PRIMA, FPB DAN KPK

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
“Kapita Selekta Matematika”

Oleh:
Fitrotin Nabilah (D77218052)
Nurul Chikmia (D77218052)

Dosen Pengampu:
Fanny Adibah, M.Pd

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt, yang telah
memperkenankan kami untuk dapat menyelasaikan makalah ini untuk tugas mata
kuliah Kapita Selekta Matematika.
Penulis sangat menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan
makalah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan informasi dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan hingga
terselesainya makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, ini semua dikarenakan keterbatasan yang dimiliki oleh
penulis. Oleh karena itu, penulis sangat memerlukan kritik dan saran dari para
pembaca. Sebagai penutup, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Surabaya, 12 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Konsep Bilangan Prima, FPB dan KPK ..........................................................................3
B. Permasalahan yang Dialami Siswa Pada Materi KPK dan FPB .....................................7
C. Penyelesaian Masalah Tentang KPK dan FPB Menggunakan Metode
PMRI ......................................................................................................................................8
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ...................................................................................................................11
B. Saran ..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam matematika tidak dapat terlepas dari angka maupun bilangan.
Angka dan bilangan merupakan dua kata yang memiliki perbedaan arti.
Angka adalah simbol digit yang digunakan untuk melambangkan suatu
nilai bilangan. Dalam angka terdapat angka arab dan angka romawi.
Contoh angka arab adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0. Contoh angka romawi
adalah I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, dst. Bilangan adalah ekspresi
matematika yang telah didefinisikan untuk dilakukan perhitungan.
Tanpa disadari, setiap kegiatan yang dilakukan manusia tidak terlepas
dari perhitungan matematika. Seperti kegiatan jual beli, pesta, memasak
dan kegaiatan yang lain. Tak terkeculali pada materi bilangan prima, FPB
dan KPK yang sangat sering diimplementasikan dalam kegiatan yang
dilakukan oleh manusia.
Permasalahan yang sering terjadi pada pendalaman materi ini adalah
tentang membedakan FPB dan KPK. Sehingga dalam menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan materi tersebut masih ditemukan banyak
kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, Dengan mempelajari serta
mendalami materi tersebut, diharapkan dapat mempermudah manusia
untuk melaksanakan aktivitasnya yang berkaitan dengan materi bilangan
prima, FPB dan KPK
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Bilangan Prima, FPB dan KPK?
2. Bagaimana Permasalahan Peserta Didik Dalam Mempelajari Bilangan
Prima, FPB dan KPK?
3. Bagaimana Solusi Untuk Mengatasi Bilangan Prima, FPB dan KPK?
C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Bilangan Prima, FPB dan KPK

1
2. Mengetahui Permasalahan Peserta Didik Dalam Mempelajari Bilangan
Prima, FPB dan KPK
3. Mengetahui Solusi Untuk Mengatasi Bilangan Prima, FPB dan KPK

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Bilangan Prima, FPB dan KPK


Dalam matematika tidak dapat terlepas dari angka maupun bilangan.
Angka dan bilangan merupakan dua kata yang memiliki perbedaan arti.
Angka adalah simbol digit yang digunakan untuk melambangkan suatu
nilai bilangan. Dalam angka terdapat angka arab dan angka romawi.
Contoh angka arab adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0. Contoh angka romawi
adalah I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, dst..
Bilangan adalah ekspresi matematika yang telah didefinisikan untuk
dilakukan perhitungan. Kemudian, nilai dari bilangan tersebut disimbolkan
mengunakan angka. Contoh: banyaknya bentuk bulat
tersebut disimbolkan dengan angka 3.
1. Bilangan Prima
Bilangan prima adalah bilangan yang lebih besar dari angka 1,
yang faktor pembaginya adalah angka 1 dan bilangan itu sendiri. contoh
bilangan prima adalah (2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, dst). Angka 4
bukan bilangan prima, karena angka 4 bisa dibagi dua. angka 6 juga
bukan bilangan prima, karena angka 6 bisa dibagi menjadi dua dan bisa
dibagi menjadi tiga. Sedangkan bilangan prima pembaginya hanya
angka 1 dan bilangan itu sendiri. Contoh lain dari bilangan prima tiga
digit pertama yaitu 101, 103, 107, 109, 113, 127, 131, 137, 139, 149,
151, 157, 163, 167, 173, 179, 181, 191, 193, 197, 199, 211, 223, 227,
229, 233, 239, 241, 251, 257, 263, dst.
Dalam bilangan prima terdapat faktor prima. Faktor adalah satu
bilangan atau lebih yang bilangan itu telah habis dibagi dengan
bilangan yang lain. Faktor prima dalam suatu bilangan yaitu adanya
bilangan prima dalam faktor bilangan tersebut. Contoh faktor dari 24
adalah 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24. Faktor prima dari angka 24 adalah angka 2
dan 3. Hal ini dikarenakan faktor bilangan prima yang terdapat pada

3
angka 24 adalah angka 2 dan 3 saja. Angka 4, 6, 8, 12, dan 24 bukan
bilangan prima.1
Contoh soal penyelesaian faktorisasi bilangan prima
1) Carilah faktor prima dari 36
Jawab:

Faktor prima dari 36 adalah 2 x 2 x 3 x 3


2) Carilah faktor prima dari 20
Jawab:

Faktor prima dari 20 adaah 2 x 2 x 5


2. FPB (Faktor Persekutuan Besar)
FPB adalah singkatan dari faktor persekutuan besar. FPB adalah
nilai pembagi bilangan terbesar dari dua bilangan atau lebih. FPB dapat
digunakan sebagai salah satu cara untuk menyederhanakan hitungan.2
Kegunaan FPB dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk
a. Membuat skala denah rumah atau bangunan.
b. Membuat skala peta atau hitungan.
1
Tri Wandawati R, “Buku Saku Super Pintar Matematika” (Jakarta: Grasindo, 2010), Hlm. 15.
2
Siswo Wiratno, Etty Sisdaina Vijaya, dkk.”Bunda Jagoan Matematika”(Jakarta: Grasindo, 2011),
Hlm. 35.

4
c. Membuat jumlah perbandingan antara penduduk laki-laki dan
perempuan.
d. Menyederhanakan pecahan
Untuk melakukan penyelesaian permasalahan dalam FPB, dapat
dilakukan menggunakan pohon faktor. Pohon faktor adalah cara yang
lebih cepat untuk menghitung FPB. Dalam mencari FPB pada pohon
faktor yaitu dicari nilai dengan pangkat yang terkecil. Berikut adalah
contoh soal penyelesaian dari FPB
1) Tentukan FPB dari 24 dan 36
Jawab:

24= 2 x 2 x 2 x 3 atau 23 x 3
36= 2 x 2 x 3 x 3 atau 22 x 32
FPB dari 24 dan 36 = 22 x 3 = 12
= 4 x 3 = 12
Jadi, FPB dari 24 dan 36 adalah 12
3. KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil)
KPK adalah singkatan dari kelipatan persekutuan kecil. KPK
adalah kelipatan suatu bilangan atau operasi penjumlahan berulang pada
dengan bilangan yang sama. KPK sering digunakan pada operasi
penjumlahan atau pengurangan pada suatu pecahan. Dimana ketika
penyebut pecahan memiliki angka yang berbeda dan harus disamakan
melalui cara KPK.3

3
Nikenasih Binatari, “Super Genius Olimpade Matematika”(Yogyakarta: Pustaka Widyatama,
2009). Hlm. 09.

5
Untuk mencari KPK dapat menggunakan pohon faktor. Dalam
mencari KPK pada pohon faktor yaitu dicari nilai dengan pangkat yang
paling besar. Berikut ini adalah contoh soal penyelesaian dari KPK.
1) Tentukan KPK dari 24 dan 36
Jawab:

24= 2 x 2 x 2 x 3 atau 23 x 3
36= 2 x 2 x 3 x 3 atau 22 x 32
KPK dari 24 dan 36 = 23 x 32 = 72
= 8 x 9 = 72
Jadi, KPK dari 24 dan 36 adalah 72

Selain menggunakan pohon faktor. Penyelesaian FPB dan KPK dapat


menggunakan tabel. Contoh soal FPB dan KPK yang menggunakan tabel
adalah berikut.
1) Tentukan KPK dan FPB dari
Jawab :

Pembahasan
a. Kolom pembagi berisi bilangan pembagi yaitu bilangan prima (2,
3, 5, 7, dst.)

6
b. FPB : Perkalian faktor di kolom pembagi sampai tidak bisa
membagi sekaligus.
c. KPK : Perkalian seluruh faktor di kolom pembagi sampai semua
menjadi angka 1.
FPB = Mengkali pembagi sampai pada batas FPB
=2x2=4
KPK = Mengkali semua pembagi dari atas sampai bawah
= 2 x 2 x 2 x 3 x 5 atau 23 x 3 x 5
= 120
B. Permasalahan yang Dialami Siswa Pada Materi KPK dan FPB
Materi FPB dan KPK ini merupakan materi yang diajarkan dari
tingkat SD sampai SMP dan banyak digunakan untuk memahami konsep
matematika SMA. Yakni Konsep faktor dan kelipatan. Banyak macam
model yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran
FPB dan KPK. Beberapa model yang masih banyak ditemui dalam proses
pembelajaran FPB dan KPK di Sekolah Dasar adalah model pohon faktor
dan model tabel. Namun, pemahaman dari para peserta didik bervariasi
tergantung dari model yang digunakan. Dalam pembahasan kali ini,
penulis akan menganalisis pemahaman peserta didik dalam memahami
FPB dan KPK dalam menggunakan model pohon factor dan model tabel.
Seperti yang sudah diketahui bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi siswa dalam proses pembelajaran yaitu faktor internal dan
eksternal.
1. Faktor internal merupakan faktor yang muncul dari dalam diri
(gen) atau pribadi manusia itu sendiri. Seperti misalnya kecerdasan
atau kemampuan siswa dalam menangkap dan mencerna informasi.
Mereka memilih model yang berbeda karena kemampuan mereka
dalam mengolah informasi pun berbeda. Ada yang lebih memilih
model pohon fakor ada juga yang memilih tabel. Hal ini didukung
oleh guru S yang mengatakan bahwa memang sebagian anak

7
memilih cara yang berbeda dalam model pohon faktor atau model
tabel dalam memecahkan masalah FPB dan KPK.
2. Faktor kedua yaitu factor eksternal. Yaitu faktor yang muncul dari
luar pribadi/keturunan. Faktor eksternal yang terjadi adalah
kebiasaan. Banyak siswa yang memilih model pohon faktor karena
mereka terbiasa menggunakan model tersebut dalam belajar baik di
rumah maupun di sekolah. Dalam pemaparannya pohon faktor
memiliki cara yang sederhana dan tdak rumit. Sehingga siswa lebih
mudah untuk menyelesaikan problem KPK dan FPB.4

Sesuai hasil penelitian Suhartini (2018)5, karakteristik kesulitan


belajar materi KPK dan FPB pada rendahnya kemampuan bahasa dan
membaca, dengan 50% siswa sulit mengubah soal cerita ke bentuk
matematis. Sementara hasil penelitian Waskitonintyas (2016) bawa faktor
kesulitan belajar matematika dipengaruhi ole faktor eksternal dan internal.
Faktor internal terdiri dari kurang minat belajar dari diri siswa, tidak
tertarik belajar kelompok, serta banyaknya rumus yang harus dihafal dan
dicatat. Faktor eksternal diantaranya guru belum menggunakan alat
peraga, buku rujukan materi yang kurang lengkap, metode yang kurang
menarik, serta siswa yang bermain sendiri ketika diberi tugas maupun
penjelasan.6

C. Penyelesaian Masalah Tentang KPK dan FPB Menggunakan Metode


PMRI
Dengan menggunakan metode pembelajran PMRI ini siswa dapat
menemukan konsep KPK dan FPB. Karena konsep KPK dan FPB adalah

4
Een unaenah,dkk, “Analisis Pembelajaran FPB dan KPK dengan model pohon factor dan table
kelas IV Sekolah Dasar” PENSA : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Volume 2, Nomor 1, April
2020;.
5
Suhartini. Analisis Kesulitan Belajar Matematika Pada Materi Soal Cerita KPK dan FPB Siswa
Kelas 5 SDN Lirboyo 4 Kediri Tahun Ajaran 2016-2017. Artikel Skripsi Universitas Nusantara
PGRI Mandiri, 2 (2), 1-12. (2018).
6
Waskitonintyas, R.SAnalisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar Kota
Balikpapan Pada Materi Satuan Waktu Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika, 5 (1), 24-32. (2016).

8
konsep yang sulit dipahami siswa jika mereka diharuskan menghafal
pengertian KPK dan FPB. Dengan menggunakan menggunakan metode
PMRI siswa lebih mudah memahami konsep KPK dan FPB karena dalam
metode ini siswa melakukan kegiatan yang berhubungan langsung dengan
kehidupan sehari-hari. Bermula dari masalah situasional yang nyata lalu
menuju kepada formal matematika.
Penggunaan metode PMRI pada pokok bahasan KPK dan FPB dapat
digunakan dengan cara bermain membagi permen sebagai kondisi nyata
dimana konnsep FPB diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah
siswa melakukan kegiatan bermakna tersebut, siswa diarahkan untuk
memahami konsep menggunakan media batu kerikil sebagai model dari
permen.Dalam permainan ini siswa terlebih dahulu di jelaskan materi
tentang KPK dan FPB.
penggunaan metode pembelajaran PMRI ada beberapa tahap untuk sampai
ke tahan formal FPB,yaitu:
1. Real Situation, tahap pertama, dimana siswa diberikan sebuah
masalah yang sangat umum terjadi di sekitar mereka yaitu
membagi dua jenis permen (20 buah permen kopi dan 15 buah
permen buah-buahan) kepada beberapa orang teman agar masing-
masing anak mendapatkan jumlah yang sama.
2. Model of real situation merupakan tahap kedua. Siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang siswa.
Disini setiap kelompok diberikan beberapa buah batu kerikil
sebagai model dari kedua jenis permen. Dengan media yang
diberikan, sehingga siswa dapat menemukan sendiri konsep faktor
dari suatu bilangan, yaitu faktor dari bilangan 20 dan 15. Siswa
membagi bilangan 20 dengan bilangan 1, 2, 3, …, 20 dan membagi
bilangan 15 dengan bilangan 1, 2, 3, …, 15. Pada akhir kegiatan
siswa menuliskan apa yang mereka dapat sesuai dengan format
yang kelompok mereka telah diskusikan sebelumnya.

9
3. Model for formal mathematics untuk kegiatan ini ialah tabel faktor.
Walaupun beberapa orang siswa mungkin sudah dapat menuliskan
faktor dari bilangan 20 dan 15 secara langsung tanpa menggunakan
tabel faktor, tabel ini masih sangat dibutuhkan untuk sebagian
besar siswa yang belum mengetahui bahwa faktor dari suatu
bilangan adalah bilangan-bilangan yang habis untuk membagi
bilangan itu.
Setelah siswa memahami konsep faktor, dengan mudah
siswa menemukan konsep lanjutan yaitu konsep faktor persekutuan
dan faktor persekutuan terbesar (FPB). Sebelum memasuki materi
FPB, siswa sudah memahami konsep KPK. Hal ini secara tidak
langsung membantu siswa memahami KPK dan FPB dengan
cepat.7

7
Lia Fadhiana, “MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KPK DAN FPB
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI”. Program studi tadris matematika. Institut agama
islam negeri (IAIN) Tulungagung.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam pembelajaran Matematika materi FPB dan KPK banyak
siswa yang mengalami permasalahan sehingga mereka sulit memahami
bagaimana cara menyelesaikan soal tersebut. Sebelumnya dijelaskan
bahwa FPB (Faktor Persekutuan Besar) dan KPK (Kelipatan Persekutuan
Kecil) jadi FPB adalah Faktornya dan KPK kelipatannya.
Siswa terkadang tidak bisa membedakan antara FPB dan KPK,
mereka belum tahu konsep untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh
guru. Untuk menyelesaikan soal FPB dan KPK bisa menggunakan model /
media pembelajaran berupa pohon factor atau table agar memudahkan
siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tetapi setiap siswa berbeda
akan pemahamannya itu karena disebabkan oleh dua yaitu factor internal
dan factor eksternal. Faktor internal terdiri dari kurang minat belajar dari
diri siswa, tidak tertarik belajar kelompok, serta banyaknya rumus yang
harus dihafal dan dicatat. Faktor eksternal diantaranya guru belum
menggunakan alat peraga, buku rujukan materi yang kurang lengkap,
metode yang kurang menarik, serta siswa yang bermain sendiri ketika
diberi tugas maupun penjelasan.
B. Saran
Sebagai seorang guru harus aktif, kreatif dan inovatid dalam
membawakan suatu materi agar para siswa paham terkait materi yang kita
sampaikan dengan baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fadhiana Lia, “MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KPK DAN FPB


MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI”. Program studi tadris matematika.
Institut agama islam negeri (IAIN) Tulungagung.

Nikenasih Binatari, 2009 “Super Genius Olimpade Matematika”(Yogyakarta:


Pustaka Widyatama).

Suhartini. (2018). Analisis Kesulitan Belajar Matematika Pada Materi Soal Cerita
KPK dan FPB Siswa Kelas 5 SDN Lirboyo 4 Kediri Tahun Ajaran 2016-2017.
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Mandiri, 2 (2), 1-12.

Unaenah Een,dkk, 2020. “Analisis Pembelajaran FPB dan KPK dengan model
pohon factor dan table kelas IV Sekolah Dasar” (PENSA : Jurnal Pendidikan dan
Ilmu Sosial Volume 2, Nomor 1, April.)

Wandawati R Tri, 2010. “Buku Saku Super Pintar Matematika” (Jakarta:


Grasindo).

Waskitonintyas, R. (2016).SAnalisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas V


Sekolah Dasar Kota Balikpapan Pada Materi Satuan Waktu Tahun Ajaran
2015/2016. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 5 (1), 24-32.

Wiratno Siswo, Etty Sisdaina Vijaya, dkk, 2011.”Bunda Jagoan Matematika”


(Jakarta: Grasindo)

12

Anda mungkin juga menyukai